Anda di halaman 1dari 5

Tidak peka terhadap perubahan dalam tingkat bunga.

Dengan perkataan tim, permintaan akan


uang sepenuhnya ditentukan atau tergantung pada tingkat pendapatan (entirely depends on
income). Kasus ini juga sering disebut sebagai kasus Klasik (Clasical cases) atau kasus
moneteris (Monetarist cases).
Dalam kasus Klasik ini, kebijakan makroekonomi efektif dijalankan adalah kebijakan
moneter (monetary policy is powerful), sedankan kebijakan fiscal sama sekali menjadi tidak
efektif (fiscal policy is powerless) karena kebijakan fiscal dalam kasus dapat menyebabkan
timbulnya apa yang dinamakan sebagai full atau perfect atau complete crowding out, yaitu suatu
kondisi dimana ekspansi fiscal hanya akan menyebabkan tingkat bunga (i) naik, tetapi tingkat
pendapatan (Y) tetap pada posisi semula atau sama sekali tidak mengalami perubahan (lihat
gambar 9.9a).

b) Kasus Kurva AS yang Tegak Lurus


Selain pada kurva LM yang tegak lurus, kasus Klasik juga bisa terjadi pada kasus kurva
AS yang tegak lurus atau vertikal (vertical AS curve). Dalam kasus dimana kurva AS adalah
vertikal, maka kebijakan fiscal ekspansif hanya akan menyebabkan tingkat harga (P) naik, tetapi
tingkat pendapatan (Y) tidak mengalami perubahan. Hal ini disebabkan karena supply output
adalah inelastis sempurna terhadap perubahan tingkat harga pada tingkat output full employment.
Dalam kondisi yang demikian, kenaikan pengeluaran pemerintah misalnya, akan menyebabkan
kurva AD bergeser ke kanan dan menyebabkan tingkat harga naik, tetapi tingkat output tidak
berubah. Singkatnya, di dalam kasus Klasik, kenaikan pengeluaran pemerintah atau kebijakan
fiskal ekspansif hanya akan menyebabkan terjadinya full atau complete crowding out. (lihat
gambar 9.9b)

mendorong tingkat pendapatan (Y) naik dari Y 0 ke Y1, sementara tingkat bunga (i) tetap berada
pada tingkat minimum (im). Jadi, dalam hal ini kebijakan fiskal adalah sangat efektif (powerful).
Sebaliknya, kebijakan moneter eskpansif sama sekali tidak efektif (powerless) karena tidak dapat
mempengaruhi tingkat bunga (i) dan output (Y).

9.3.3. Kasus Kurva IS Tegak Lurus (Vertikal)

Kasus kurva IS yang vertikal secara sempurna (perectly vertical IS curve) terjadi ketika
konsumsi (C) dan investasi adalah inelastic sempurna (perfectly interest inelastic) terhadap
perubahan dalam tingkat bunga. Dalam kasus ini kurva IS yang vertikal ini, kebijakan fiskal
adalah sangat efektif (fully effective) dan tidak terjadi crowding-out seperti dalam kasus LM yang
vertikal sempurna. Dalam kasus LM yang horizontal, tingkat bunga sama sekali tidak mengalami
perubahan, dan dalam hal ini hanya ada satu tingkat bunga yang konsisten dengan keseimbangan
dalam pasar uang, sehingga suatu ekspansi fiskal tidak akan menyebabkan tingkat bunga naik
(atau crowding-out). Sebaliknya, dalam kasus IS yang vertikal, dimana bentuk kurva LM adalah
normal, maka apabila terjadi ekspansi fiskal, tingkat bunga akan naik, namun kenaikan tingkat
bunga tersebut tidak akan menyebabkan konsumsi (C) dan investasi (I) turun (atau tidak akan
terjadi crowding-out).

Dalam kasus kurva IS yang vertikal ini, kebijakan moneter adalah tidak efektif (monetary
policy is ineffective), dan sebaliknya kebijakan fiskal adalah efektif (lihat gambar 9.11).
Pada gambar 9.9a. terlihat bahwa apabila pemerintah melakukan kebijakan fiskal, maka
kurva IS akan bergeser dari IS0 ke IS1, dan mengakibatkan tingkat bunga naik dari i 0 ke i1, tetapi
tingkat pendapatan tidak mengalami kenaikan (Y0=Y1). Dalam hal ini dikatakan bahwa kebijakan
fiskal menyebabkan perfect crowding out. Sebaliknya, apabila pemerintah menjalankan
kebijakan moneter ekspansif, maka kurva LM akan bergeser ke kanan dari LM 0 ke LM1, dalam
hal ini mengakibatkan tingkat bunga turun dari i 0 ke i2 dan pendapatan naik dari Y0 ke Y2. Pada
gambar 9.9b. terlihat bahwa apabila melakukan kebijakan fiskal ekspansif akan menyebabkan
kurva AD bergeser dari AD0 ke AD1 dan mengakibatkan tingkat harga (P) naik dari P 0 ke P1,
tetapi pendapatan atau output tetap pada tingkat output potensial atau output full-employment
(Yn).
9.3.2. Kasus Keynes/Liquidity Trap
Kasus Keynes (Keynesian case) atau disebut juga kasus perangkap likuiditas (liquidity
trap case) ini dapat pula ditunjukkan dengan model IS-LM dimana kurva LM-nya adalah
horizontal secara sempurna (perfectly horizontal LM curve).

Kasus kurva LM yang horizontal sempurna (perfectly horizontal LM curves) ini sering
disebut atau dikenal sebagai kasus Keynes (Keynesian case) atau kasus jerat likuiditas (liquidity
trap cases). Dalam kasus ini, permintaan akan uang menjadi elastis sempurna terhadap
perubahan dalam tingkat bunga (interest perfectly elastic of money demand). Dalam kasus ini
tingkat bunga berada pada tingkat yang terendah (minimum), dan orang bersedia memgang
jumlah uang tunai berapapun jumlah yang ditawarkan sebab ia berharap bahwa di masa yang
akan datang tingkat bunga tersebut pasti akan naik.

Dalam kondisi kurva LM yang horizontal sempurna atau kasus Keynes ini, kebijakan
makroekonomi yang efektif untuk dijalankan adalah kebijakan fiskal (fiscal policy is powerful),
sebaliknya kebijakan moneter menjadi sangat tidak efektif atau tak berdaya untuk mempengaruhi
tingkat bunga dan tingkat pendapatan (monetary policy is poerless) (lihat gambar 9.10).

Pada gambar 9.10 di atas terlihat bahwa kebijakan fiskal ekspansif telah menyebabkan
kurva IS bergeser ke kanan dari IS0(G0) ke IS1(G1), dan
Pada gambar 9.9c, terlihat bahwa ekspansi fiskal telah menyebabkan terjadinya full-crowding
out. Ekspansi fiskal dari G0 ke G1 telah menyebabkan kurva IS bergeser dari IS0(G0) ke IS1(G1).
Pada tingkat harga mula-mula (P0), perekonomian akan bergeser dari titik E0 ke titik E1, namun
pada titik ini perekonomian akan mengalami kelebihan permintaan (excess demand), sebab
perusahaan (firms) pada tingkat harga P0 tersebut hanya menawarkan output sebesar Y n. Oleh
karena itu, tingkat harga akan naik dari P 0 ke P1, dan hal ini akan menyebabkan kurva LM
bergeser ke kiri atas yaitu dari LM 0(P0) ke LM1(P1). Tiitk keseimbangan perekonomian kini
berpindah dari titik E0 ke titik E2, dimana tingkat bunga telah naik dan investasi swasta (I) akan
turun sebesar kenaikan pengeluaran pemrintah (G) tersebut. Akibatnya, output tidak mengalami
perubahan, dan tetap berada pada tingkat full-employment (Y=Yn). Dengan perkataan lain,
kebijakan fiskal ekspansif hanya menyebabkan terjadinya full-crowding out di dalam
perekomian.

Anda mungkin juga menyukai