Anda di halaman 1dari 3

Informasi Korupsi

Qadzif Kamil Zahari – 1806205565

Judul :

 Rekapitulasi Tindak Pidana Korupsi


 Kamus Besar Bahasa Indonesia
 Informasi Ahli
 Kompasiana

Penulis :

 Komisi Pemberantasan Korupsi


 Kemendikbud
 Ali Samiun
 Dzikri Ramadhan

Data Publikasi :

 Rekapitulasi Tindak Pidana Korupsi. 30 September 2018. 26 November 2018.


https://acch.kpk.go.id/id/statistik/tindak-pidana-korupsi
 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Oktober 2018. 26 November 2018.
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/korupsi
 Pengertian Penuntutan Dalam Hukum Pidana. 6 Agustus 2015. 26 November 2018.
http://www.informasiahli.com/2015/08/pengertian-penuntutan-dalam-hukum-pidana.html
 Pengertian Korupsi dan Faktor Penyebab Korupsi. 7 Oktober 2016. 26 November 2018.
https://www.kompasiana.com/dzikriramadhan/57f693238823bd2d1a4c749e/pengertian-
korupsi-dan-faktor-penyebab-korupsi?page=all

Dalam KBBI, korupsi merupakan kata benda yang artinya penyelewengan atau penyalahgunaan
uang negara (perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang

120

80

40
lain. Adapun dalam UU No. 31 Tahun 1999 Korupsi adalah Setiap orang yang dikategorikan melawan
hukum, melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri, menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan maupun kesempatan atau sarana yang ada padanya
karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

Adapun tabel diatas merupakan rekapitulasi tindak pidana korupsi yang di unggah oleh pihak KPK.

Dalam tabel tersebut ditampilkan data tindak pidana korupsi yang terbagi dalam 5 jenis, yaitu
penyelidikan yang ditampilkan dalam batang berwarna biru, penyidikan yang ditampilkan dalam batang
berwarna merah, penuntutan yang ditampilkan dalam batang berwarna kuning, inkrah yang ditampilkan
dalam batang berwarna hijau, dan eksekusi dalam batang berwarna ungu.

Adapun pengertian-pengertiannya sebagai berikut:

 Dalam pasal 1 angka 5 KUHAP penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk
mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan
dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini.
 Dalam pasal 1 angka 2 KUHAP penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan
menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti
yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna
menemukan tersangkanya.
 Dalam pasal 1 angka 7 KUHAP penuntutan adalah tindakan penuntut umum untuk
melimpahkan perkara pidana ke pengadilan negeri yang berwenang dalam hal dan menurut
cara yang diatur dalam undang-undang ini dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus
oleh hakim di sidang pengadilan.
 Dalam KBBI inkrah merupakan kata kerja dalam istilah hukum yang berarti berkekuatan
hukum tetap. Contoh penggunaannya: kasusnya sudah inkrah dan akhirnya terpidana itu
menjalani hukumannya di lembaga pemasyarakatan
 Dalam KBBI eksekusi merupakan kata benda dalam istilah hukum yang berarti pelaksanaan
putusan hakim.

Tentu saja tindak pidana korupsi tidak berlangsung serta merta tanpa alasan. Ada beberapa faktor
yang dapat memengaruhi seseorang atau lebih seringnya sekelompok orang melakukan tindak pidana
tersebut. Faktor-faktor ini dikategorikan ke dalam dua kategori. Pertama faktor internal dan kedua faktor
eksternal.

1. Faktor Internal
a. Sifat Tamak
Sifat ini merupakan sifat yang membuat seorang manusia menginginkan sesuatu
lebih daripada yang apa dia miliki sekarang. Akhirnya dengan sifat seperti itu
muncullah keinginan lebih dengan cara korupsi.
b. Gaya Hidup Konsumtif
Gaya hidup seperti ini memerlukan uang yang cukup banyak karena mereka akan
sangat sering melakukan transaksi. Dan karena mereka membutuhkan uang yang
banyak maka muncullah untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan melakukan
korupsi.
2. Faktor Eksternal
a. Faktor Politik
Dalam kegiatan politik, antar pejabat bisanya bersaing dalam mencapai prestasi
atau jabatan yang lebih tinggi, dengan hal ini tidak menutup kemungkinan untuk
seorang pejabat menyuap suatu pihak untuk membantunya mencapai suatu
jabatan tertentu yang di mana jatuhnya akan menjadi sebuah tindak pidana
korupsi.
b. Faktor Hukum
Di hukum ini banyak praktik suap untuk mengatasi suatu masalah dan
mendapatkan hukuman yang lebih ringan.
c. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi merupakan alasan yang tidak aneh lagi jika ini didasarkan sebagai
alasan untuk melakukan tindak pidana korupsi. Karena tindak pidana korupsi
menghasilkan uang yang cukup banyak dalam praktiknya, maka hal ini sangat
“membantu” pelaku untuk memenuhi kebutuhan ekonominya.
d. Faktor Organisasi
Biasanya untuk faktor yang satu ini ialah karena terdapatnya kelemahan dalam
suatu struktur organisasi, biasanya dalam bentuk aturan yang dinyatakan kurang
baik, dan juga bisa terjadi karena kurang ketegasan dalam diri pemimpin organisasi
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai