5. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung
telur (ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke
dalam sel telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina
dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu
masuk ke saluran telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang
mengembang oleh tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma
yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum.
Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah salah satu
sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut
pembuahan (konsepsi = fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak
(oleh rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi
(implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari.
Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan baik mudligah dan janin,
dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap
kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan
(konsepsi (konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta, (Handerson 2006)
6. Pathway
7. Komplikasi Kehamilan
Macam-macam komplikasi kehamilan Menurut Depkes RI (2007) yaitu, jika
tidak melaksanakan ANC sesuai aturan dikhawatirkan akan terjadi
komplikasi-komplikasi yang terbagi menjadi 3 kelompok sebagai berikut :
a) Komplikasi Obstetrik Langsung, meliputi :
1) Perdarahan
2) Pre-eklampsia/eclampsia
3) Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)
4) Hidramnion
5) Ketuban Pecah Dini
b) Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung :
1) Penyakit Jantung
2) Tuberculosis
3) Anemia
4) Malaria
c) Komplikasi yang Tidak Berhubungan Dengan Obstetrik komplikasi
akibat kecelakaan (kendaraan, keracunan, kebakaran) (Dewi, 2009).
8. Penatalaksanaan Medis
a) Diet dan Pengawasan Berat Badan
Bahan makanan tidak perlu mahal, akan tetapi cukup mengandung
protein baik hewani maupun nabati. Seperti diketahui, kebutuhan akan
gizi selama kehamilan meningkat. Adapun kebutuhan ini dipergunakan
untuk pertumbuhan plasenta, pertambahan volume darah, mammae yang
membesar, dan metabolisme basal yang meningkat. Sebagai pengawasan
akan kecukupan gizi ini dapat dipakai kenaikan berat badan wanita hamil
tersebut. Kenaikan berat badan wanita hamil rata-rata 6,5 kg sampai 16
kg (Wiknjosastro, 2002).
b) Obat-obatan
Jangan memberikan obat yang tidak perlu benar, terutama pada triwulan I
dan II kehamilan. Ada obat yang teratogenik sehingga dapat
menimbulkan kelainan teratogenik pada janin, misalnya thalidomide,
yang sekarang telah ditarik dari peredaran (Wiknjosastro, 2002).
c) Imunisasi
Untuk melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap tetanus
neonatonum dewasa ini dianjurkan untuk diberikan toxoid tetanus pada
ibu hamil (Wiknjosastro, 2002).
d) Perawatan Payudara
Dua bulan sekali dilakukan massage, kolostrum dikeluarkan untuk
mencegah penyumbatan. Untuk mencegah putting susu kering dan
mudah pecah, maka putting susu dan areola payudara dirawat baik-baik
dengan dibersihkan menggunakan air sabun dan biocream atau alcohol.
Bila puting susu masuk ke dalam, hal ini diperbaiki dengan jalan
menarik-narik keluar (Mochtar, 2008).
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Trimester I Setelah dilakukan intervensi 1. Anjurkan masukan kalori sesuai
Perubahan nutrisi keperawatan selama 2x24 jam kebutuhan
2. Ajari klien tentang diet yang
kurang dari kekurangan nutrisi klien tercukupi, benar
kebutuhan Kriteria hasil : sesuai kebutuhan tubuh
3. Monitor catatan makanan yang
1. Nafsu makan klien meningkat
masuk atas kandungan gizi dan
2. Klien tidak mual dan muntah
jumlah kalori
3. Nilai laboratorium (transferin,
4. Timbang berat badan secara
albumin, dan elektrolit) dalam teratur
batas normal 5. Anjurkan penambahan intake
protein, zat besi dan vit C yang
sesuai
6. Pastikan bahwa diet
mengandung
makanan yang berserat tinggi
untuk
mencegah sembelit
7. Beri makanan protein tinggi ,
kalori
tinggi dan makanan bergizi yang
sesuai
8. Pastikan kemampuan klien
untuk
memenuhi kebutuhan gizinya.
ansietas NOC: kontrol kecemasan dan coping, 1. Bina hunungan saling percaya
setelah dilakukan perawatan selama 2. Libatkan keluarga
2x24 jam cemas pasien hilang atau 3. Jelaskan semua Prosedur
berkurang dengan kriteria hasil, 4. Hargai pengetahuan ps tentang
pasien mampu: penyakitnya
1. Mengungkapkan cara mengatasi 5. Bantu pasien untuk
cemas mengefektifkan sumber support
2. Mampu menggunakan coping
3. Dapat tidur
4. Mengungkapkan tidak ada
penyebab fisik yang dapat
menyebabkan cemas
Kekurangan Setelah dilakukan tindakan 1. Tentukan frekuensi/beratnya
volume cairan keperawatan selama 2 x 24 jam mual/muntah.
2. Tinjau ulang riwayat
kebutuhan volume cairan terpenuhi, kemungkinan masalah medis lain
dengan kriteria hasil : (ex ; ulkus peptikum, gastritis,
kolesistitis)
1. Tidak ada mual muntah
3. Kaji suhu dan turgor kulit,
2. Turgor kulit DBN
membrane mukosa, TD, suhu,
3. Tidak ada tanda dehidrasi
4. Pasien mau makan dan minum masukan/haluran.
5. TTV dalam batas normal 4. Anjurkan klien
mempertahankan
masukan/haluaran, tes urin dan
penurunan BB setiap hari.
5. Anjurkan peningkatan masukan
minuman berkarbonat, makan
enam kali sehari dengan jumlah
yang sedikit dan makanan tinggi
karbohidrat.
Trimester II Setelah dilakukan tindakan 1. Posisikan klien u/
memaksimalkan ventilasi
Gangguan pola keperawatan selama 1x24 jam 2. Identifikasi klien perlunya
nafas diharapkan pernafasan klien tidak pemasangan alat jalan nafas
buatan
mengalami gangguan, dengan 3. Lakukan fisioterpi dada jika
kriteria hasil : perlu
4. Keluarkan sekret
1. Tidak ada retraksi dinding dada
5. Dengan batuk atau suction
2. Tidak menggunkan otot bantu
6. Auskultasi suara nafas, catat
pernafasan adanya suara tambahan
3. Bunyi paru vasikuler
4. Menunjukkan jalan nafas yang
paten
5. RR 18-24 x/m
Trimester III Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi kemampuan klien
Intoleransi keperawatan 1 x 24 jam diharapkan 2. Bantu klien dalam pemenuhan
ADL
aktivitas klien dapat beraktivitas, dengan 3. Observasi TTV sebelum dan
kriteria hasil : sesudah aktivitas
4. Kolaborasi pada keluarga
1. Klien mampu memenuhi aktivitas
pemberian pengawasan ekstra
sehari-hari
2. Pasien mengerti akifitas apa saja
yang boleh dilakukan selama
kehamilan
3. Ttv dalam batas normal
4. Tidak menunjukan kelelahan
yang berarti setelah melakukan
aktivitas
Perubahan Setelah dilakukan tindakan 1. Berikan informasi tentang
eliminasi urin keperawatan selama 2 x 24 jam perubahan perkemihan
sehubungan dengan
diharapkan klien mengerti akan trimesterketiga.
terjadi perubahan eliminasi urin 2. Berikan informasi mengenai
perlunya masukan cairan 6 – 8
selama
gelas sehari.
kehamilan 3. Berikan informasi mengenai
Dengan kriteria hasil : bahaya menggunakan diuretic
dan penghilangan natrium dan
1. Klien mengerti tentang perubahan diet.
perkemihan selama kehamilan 4. Anjurkan klien untuk
melakukan posisi miring kiri
dengan trimester ketiga
saat tidur, perhatikan
2. Pasien mengerti perlunya
keluhankeluhan
masukan cairan sesuai kebutuhan nokturia.
5. Anjurkan klien untuk
menghindari posisi tegak atau
supine dalam waktu yang
lama.
DAFTAR PUSTAKA
Asrinah, dkk .2010. Asuhan kebidanan : masa kehamilan, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad Bandung. (2000). Obstetri Fisiology.
Bandung: Elemen.
Hadi, RA .2009. Kupas tuntas kehamilan dan melahirkan, Vivo Publisher,
Ungaran.
Haen Forer. 2009. Perawatan Maternitas Edisi 2: Jakarta: EGC.
Handerson, C. 2006. Buku ajar konsep kebidanan, EGC, Jakarta.
Israr, Yayan, dkk. 2009. Makalah Antenatal Care dan Preeklampsia.
Muchtar Rustam. 2008. Sinopsis Obstetri fisiologi Obstetri Patologi Edisi: 2.
Jakarta: EGC.
Manuaba, IBG. 2008. Buku ajar patologi obstetri untuk mahasiswa kebidanan,
EGC, Jakarta
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi
NIC dan Kriteria Hasil NOC. Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk.
Jakarta. EGC.