Anda di halaman 1dari 5

ROLE-PLAY DYING

1. Alif Riski Saputra sebagai pasien


2. Arina Khoirum M. sebagai dokter
3. Novi Kurniawati sebagai perawat
4. Bela Utami sebagai Ibu
5. Nauval Fahlan sebagai Anak
6. Dodi Setiadi sebagai cameraman

Pada suatu hari, di sebuah ruangan anggrek terlihat seseorang yang sedang
berbaring lemah tak berdaya. Dia adalah seorang pasien penderita jantung koroner
yang sudah mendapat vonis dari dokter bahwa umurnya sudah tinggal tujuh hari.
Suster : “Selamat pagi pak, bagaimana tidurnya semalam ? Bisa tidur tidak ?”
Pasien : “Pagi sus, semalam saya kurang tidur sus, saya merasa cemas”
Suster : “Oh begitu pak, kalau begitu sekarang saya akan memeriksa tekanan
darah bapak ya”
Pasien : “iya sus”
(Susterpun memeriksa tekanan darah pasien. Setelah selesai, tiba-tiba pasien
bertanya kepada suster tentang hasil diagnose penyakitnya)
Pasien : “Maaf sus, sebenernya saya ada kemungkinan untuk sembuh atau tidak,
soalnya satu pekan kemarin, saya merasa selalu dibuntuti oleh orang berjubah
hitam sus, itulah yang membuat saya susah tidur”.
Suster : “Maaf pak, masalah diagnosa penyakit bapak, akan langsung
disampaikan oleh dokter ya pak, sekarang bapak rajin berdo’a dan beribadah saja,
serahkan semua pada Allah SWT, baik dan buruk hasil nanti sudah ada yang
mengatur”.
Pasien : “Iya sus, terimakasih”.
Suster : “Nanti saya akan kembali lagi pak, untuk mengganti infuse bapak”.
(Di saat suster sedang mengganti infuse pasien tersebut, datanglah dokter)
Dokter : “Selamat pagi pak, bagaimana perkembangan kesehatan bapak, apakah
merasa sudah membaik ?”
Pasien : “Alhamdulilah sudah tidak terlalu lemas seperti kemarin dok, cuma
akhir-akhir ini saya selalu merasakan kecemasan dok, apakah itu efek obat ?”
Dokter : ”Yasudah bapak tidak usah khawatir, kami akan melakukan semaksimal
mungkin untuk kesembuhan bapak”.
(dokter memanggil perawat)
Dokter : “Sus, saya ingin berbicara dengan keluarga pasien”.
Suster : “Baik dok, saya akan panggilkan”
(Susterpun segera memanggil salah satu keluarga pasien)
Suster : “Keluarga dari bapak ………. “
Ibu : “Iya sus, saya istrinya”
Suster : “Ibu disuruh ke ruangan dokter, karena ada hal yang ingin dokter
sampaikan mengenai perkembangan kesehatan bapak”
Ibu : “iya sus, makasih”
(Dengan muka harap-harap cemas, ibu ……pun segera menuju ruangan dokter.)
Ibu : “assalamualaikum”
Dokter : “waalaikumsalam, silahkan duduk bu”
Ibu : ”dokter memanggil saya.?”
Dokter : “iya bu, saya akan membacakan hasil diagnosa penyakit suami ibu.
Penyakit suami ibu sekarang sudah terlalu kronis, kami sudah melakukan semua
dengan semaksimal mungkin, tetapi harapan hidupnya sudah sangat kecil, namun
umur dan kehidupan semua itu sudah menjadi kehendak Yang Maha Kuasa. dan
kami akan selalu memantau perkembangan suami ibu, agar suami ibu tidak cemas
menghadapi ini semua”
Ibu : “astaghfirullah…tolong dok, lakukan yang terbaik untuk suami saya,
berapapun biayanya”. (sambil menarik-narik baju dokter)
Dokter : “ saya tahu, ini memang berat untuk ibu dan keluarga, tapi ini di luar
kuasa kami. Saya harap ibu dan keluarga bisa menerima kenyataan ini. Saya harap
ibu bisa mendampingi suami ibu, agar suami ibu tidak merasa kesepian”.
(Ibu pun keluar sambil menangis sejadi-jadinya. Anak-anaknya pun segera
menghampiri ibunya dan berteriak setelah mendengar kabar tersebut)
Anak : Bu, gimana kata dokter ?”
Ibu : (hanya bisa menangis tersedu-sedu)
Anak : (seolah bisa mengartikan tangisan ibunya anak pun ikut menangis).
Ibu : yang sabar yah nak, kita harus siap dengan kenyataan ini”.
Anak : “maksud ibu apa?..aku makin gak ngerti”.
Ibu : “penyakit bapak kamu sudah tidak bisa disembuhkan lagi, dan harapan
hidupnya kecil”.
Anak : (semakin histeris).
Suster pun tiba menghampiri keluraga pasien
Suster : “ibu yang sabar yah, tenangkan diri ibu. Serahkan semua ini pada Allah,
karena kita semua pasti akan kembali pada-Nya”.
Ibu : “kenapa ini terjadi pada keluarga saya?”
Suster : “Allah memberikan cobaan pada setiap makhluknya, dan setiap manusia
diberikan cobaan yang berbeda. Pasti di balik ini semua akan ada hikmah untuk
keluarga ibu, ibu harus bisa mengikhlaskan semua ini”.
Ibu : “baik sus, saya akan berusaha untuk menerima semua ini, dan
mengikhlaskan semuanya, bantu saya untuk menyampaikan berita ini kepada
suami saya yah sus”.
Suster : “yah bu, berita ini akan disampaikan oleh dokter, dan tolong hubungi
keluarga jauh ibu, agar di hari terakhir semua keluarga bisa hadir”.
Ibu : “baik sus, terima kasih atas sarannya”.
Suster : “yah sama-sama ibu, itu sudah menjadi tugas saya.”
Keadaan pasien mulai memburuk
Ibu : (melamun)
Pasien : “bu? (dengan nada yang halus) bu? (nada agak tinggi)
Ibu : (tetap melamun)
Pasien pun mulai bingung
Pasien : (sekali lagi) “bu?”.
Ibu : “iya pak (terkaget)
Pasien : “ibu kenapa, kok dari tadi melamun saja?
Ibu : “tidak apa apa, ibu hanya sedikit lelah, gimana pak keadaannya?”
Pasien : “bapak mulai merasa tidak enak bu, tolong jaga anak-anak yah bu,
bapak harap kalian anak-anak menjadi anak-anak yang baik dan berguna, dan
jangan selalu berharap sama bapak lagi yah..!!
Ibu : “iya pak, ibu akan jaga anak-anak, dan bapak juga harus tenang dan
ikhlas menghadapi semua ini yaa”.
(Dokter tiba di kamar pasien)
Dokter : “sore pak?
Pasien : “iyah sore dok”.
Dokter : “saya akan menyampaikan hasil pemeriksaan bapak, saya harap bapak
bisa menerima dan mengikhlaskan semuanya”.
Pasien : “memang apa yang terjadi dengan penyakit saya dok?”
Dokter : “Begini pak, kondisi jantung bapak saat ini sudah sangat buruk dan kami
sudah melakukan pengobatan semaksimal mungkin, namun umur dan kehidupan
semua itu sudah menjadi kehendak Yang Maha Kuasa ”.
Pasien : (pasien terkaget dan kemudian teriak) ”Saya masih ingin hidup, dan saya
masih punya keluarga yang membutuhkan saya.”
Suster : “bapak sabar yah, bapak pasti kuat dan bapak harus bisa melewati
semuanya, percayakan semuanya pada Yang Maha Kuasa”.
Pasien : “ dok, apakah ada alternatif lain agar penyakit yang saya derita
sembuh ? saya mohon dok”
Dokter : ( menghela nafas panjang, sambil menunduk ) “ tim kami akan
melakukan yang terbaik untuk kesembuhan bapak, baiklah pak, saya tinggal dulu
karena ada keperluan lain, apabila bapak butuh bantuan, bapak bisa langsung
panggil saya, atau suster,
Suster : “ bapak istirahat ya “ ( sambil merapikan pasien )
(Setelah itu pasien pun beristirahat dengan didampingi istri dan anak-anaknya.
Pada malam hari perawat kembali memeriksa kondisi pasien)
Suster : “ selamat malam pak, bagaimana keadaan bapak ?
Pasien : “ malam sus, ya beginilah sus,
Suster : “baiklah pak, sekarang saya akan memeriksa tekanan darah bapak ya.”
Pasien : “iya silahkan sus”.
Suster : “tekanan darah bapak 90/60 ya pak, ini menurun dari pemeriksaan
tekanan darah tadi siang, bapak banyak istirahat saja ya.”
(pasien pun istirahat. Tidak lama kemudian tiba-tiba pasien mengalami sesak
nafas)
Ibu : “ pak, bapak kenapa, ko tiba-tiba sesak nafas? ( ibu terlihat cemas )
Pasien : “bapak enggak tau bu, aduh bu.. tolong” ( kesakitan )
(ibu pun langsung pergi keluar untuk memanggil suster dan tim kesehatan lainnya
sambil tergesa-gesa dan cemas)
Ibu : “ sus, tiba-tiba suami saya mengalami sesak nafas, tolong dia sus”
Suster : “ baik bu, kami akan segera kesana,”
(Suster dan tim kesehatan lainnya pun tiba)
Ibu : “cepat sus, tolong suami saya.”
Suster : “iya bu, ibu berdoa saja, semoga tidak terjadi apa-apa”
Tim kesehatan pun berusaha untuk membantu pasien dengan pemeriksaan EKG
dan TTV.
Ibu : “sus, tolong selamatkan suami saya sus, “ ( ibu menangis tersedu )
Suster : “ibu yang tenang ya, jangan mengganggu kami, sekarang ibu hanya bisa
berharap kepada yang maha kuasa dan terus berdoa.”
Ibu : “ baik sus”
Tidak lama kemudian, kondisi pasien semakin kritis dan tim kesehatan pun tidak
bisa memberikan pertolongan kepada pasien, kemudian keluarga membimbing
dengan dua kalimat syahadat.
Suster : “sabar ya bu, semoga arwah diterima disisiNya. Ibu berserta keluarga
silahkan urus administrasi dan lain-lain, kemudian jenazah akan diurus oleh tim
kesehatan.”

Anda mungkin juga menyukai