Anda di halaman 1dari 2

Nama : Atikah Ariani

NIM : P07131116088

“Kisah Sukses Wirausahawan Brownies Amanda (Hj. Sumiwiludjeng)”

Kelezatan brownies kukus ternyata tidak hanya berhasil memikat lidah masyarakat
luas, makanan ini ternyata juga memberikan sejarah penting bagi Hj. Sumiwiludjeng dan
suaminya H. Sjukur Bc.AP dalam mengawali kisah suksesnya menjalankan usaha brownies
kukus yang mereka rintis dari resep kue rumahan.
Tentu kamu sudah tidak asing lagi bila mendengar produk brownies kukus dengan
merek “Amanda”. Produk yang dulu dikenal sebagai oleh-oleh khas Bandung ini, sekarang
gerai dan tokonya sudah bisa diperoleh di kota-kota besar lainnya seperti Yogyakarta,
Surabaya dan Medan, dll.
Namun siapa sangka bila kesuksesan Amanda yang kini telah berhasil membuka
ratusan gerai di berbagai kota sampai memiliki pabrik kue, berasal dari bisnis rumahan yang
dulunya hanya dikerjakan Sumi dan dibantu anggota keluarganya.
Mengawali bisnis sesuai dengan minat dan bakat, memang merupakan alternatif tepat
untuk bisa sukses menjalankan sebuah bisnis. Bermodalkan kemampuan memasak yang
didapatkan Sumi ketika mengenyam Pendidikan Kesejahteraan dan Keluarga di IKIP Jakarta,
Ia menjalankan bisnis katering rumahan dengan menerima pesanan kue dan makanan untuk
acara-acara tertentu.
Di akhir tahun 1999 Sumi mencoba resep kue bolu kukus yang didapatkan dari salah
seorang saudaranya. Ia mencoba resep tersebut hingga berulang-ulang, sampai akhirnya
menemukan takaran yang pas untuk bolu kukus tersebut. Dibantu oleh putra sulungnya Joko
Ervianto beserta istrinya (Atin), Sumi menawarkan bolu kukus cokelat tersebut sebagai salah
satu menu di katering mereka. Berkat kelezatan dan cita rasa bolu kukus cokelat yang unik,
produk tersebut dengan mudahnya diminati para konsumen. Melihat permintaan pasar akan
produk tersebut sangatlah bagus, pada tahun 2000 keluarga Sumi memutuskan untuk
membuka usaha brownies kukus dengan menggunakan merek Amanda. Nama tersebut
merupakan singkatan dari Anak Mantu Damai, yang artinya mengharapkan anak dan
menantu bisa selalu hidup rukun dan damai.
Langkah Awal memasarkan brownies kukus Amanda ternyata tidak semulus yang
dibayangkan Sumi beserta anak dan mantunya, kios usaha yang dibuka di komplek pertokoan
Metro Bandung harus tergusur setelah pertokoan tersebut terbakar. Hingga akhirnya mereka
memindah usaha kue tersebut dengan menyewa tempat di kawasan Jl. Tata Surya Bandung.
Cobaan tersebut tidak menyurutkan tekad mereka untuk tetap menjalankan bisnis brownies
kukus, dengan lokasi usaha yang baru mereka juga merasa tertantang untuk bisa
mendapatkan pelanggan baru.
Merintis usaha kembali di tempat baru, ternyata memberikan keuntungan tersendiri
bagi brownies kukus amanda. Tak sulit bagi mereka untuk mendapatkan konsumen baru,
bahkan minat konsumen semakin meningkat setelah mereka pindah di lokasi baru. Brownies
yang diproduksi setiap harinya selalu habis dibeli konsumen, dan tak jarang banyak
konsumen yang harus kecewa karena brownies kukus yang ingin dibelinya sudah habis
terjual. Seiring dengan permintaan pasar yang semakin tinggi, membuat tempat usaha yang
mereka tempati sudah tidak memenuhi kapasitas produksi. Tahun 2002 Sumi dan
keluarganya berpindah lagi ke lokasi usaha baru di Jl. Rancabolang Bandung. Mengulangi
kesuksesan di tahun sebelumnya, dari lokasi yang baru kesuksesan brownies kukus Amanda
menunjukan kemajuan yang luar biasa.
Lokasi yang strategis dan didukung dengan cita rasa brownies kukus yang lezat,
mengantarkan bisnis yang dulunya hanya dikerjakan di rumah kini menjadi industri kue yang
sangat sukses. Dan pada tahun 2004, merek brownies kukus Amanda resmi dipatenkan
menjadi brand produk kue buatan Sumi dan keluarganya. Dibantu para menantu dan ketiga
putranya Joko Ervianto, Andi Darmansyah, dan Sugeng Cahyono, kini brownies kukus
Amanda sudah memiliki puluhan cabang yang tersebar di berbagai kota. Dengan
menawarkan lebih dari dua puluh varian produk, saat ini penjualan produk Amanda bisa
mencapai ribuan kotak untuk setiap harinya di masing-masing cabang.

Kesimpulan :
1. Faktor kunci kesuksesan : Mengawali bisnis sesuai minat & bakat, sabar dan terus
berinovasi dalam bisnis, dan terus mengembangkan usaha yang telah ditekuni.

2. Solusi bangkit dari kegagalan : Akibat dari kegagalan memacu kita lebih giat lagi
dalam menjalankan usaha & dengan tempat usaha yang baru serta konsumen yang
baru memacu kita untuk lebih giat lagi dalam memasarkan produk.

( Sumber : https://bisnisukm.com/berawal-dari-kue-rumahan-sumiwiludjeng-buka-ratusan-
gerai-amanda.html ( diakes pada 9 November 2017 ) .

Anda mungkin juga menyukai