Anda di halaman 1dari 7

EVIDENCE BASED PRACTICE

PERAWATAN LUKA

Disusun Oleh :

Fahmi M Fatoni Dahjana

220112170536

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXV

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2018
BAB I

PENDAHULUAN

Drainase dada atau biasa dikenal dengan under water sealed drains
(UWSD) merupakan tindakan yang dilakukan dengan memasukkan alat drainase
pada dada yang bertujuan untuk mengeluarkan udara, darah atau cairan pada
ruang pleura. UWSD juga mencegah aliran balik udara atau cairan ke dalam ruang
pleura. Drainase dada diindikasikan pada pasien post operasi seperti operasi
jantung atau thoracotomy. Selain, itu pemasangan drainase dada diindikasikan
bagi pasien dengan pneumothorax, haemothorax, chylothorax dan efusi pleura.

Manajemen drainase dada yang tepat diperlukan untuk menjaga fungsi


respirasi dan stabilitas hemodinamik. Manajemen drainase dada tersebut meliputi
selang yang tidak boleh terhambat (clamped) atau tertekuk, monitoring tanda –
tanda vital pasien (HR, SpO2, BP, RR), monitoring nyeri dan area insersi drainase.
Perawatan area insersi drainase merupakan hal penting yang harus diperhatikan
karena perawatan luka diperlukan untuk meningkatkan penyembuhan, mencegah
kerusakan kulit lebih lanjut, mengurangi resiko infeksi, dan meningkatkan
kenyamanan pasien.

Pemilihan balutan merupakan suatu hal yang penting untuk diperhatikan


dengan tujuan untuk menentukan efektivitas terhadap proses perbaikan kerusakan
jaringan kulit. Kriteria balutan yang termasuk ke dalam kategori baik yaitu dapat
mempertahankan kelembaban, menghilangkan eksudat yang berlebihan,
memberikan kelancaran pertukaran gas, tidak menimbulkan perlengketan, nyaman,
mampu melindungi luka dari trauma lebih lanjut, hemat biaya dan tersedia dimana
saja baik di rumah sakit maupun komunitas. Berdasarkan beberapa penelitian,
terdapat beberapa pilihan bahan yang digunakan dalam melakukan perawatan luka
seperti air kran (tap water), normal saline (NaCl), povidone iodine, hingga madu.
BAB II

ANALISIS JURNAL

Keterangan Jurnal I
Judul Wound Cleansing : Water or Saline
Peneliti Joel W. Beam
Tahun 2006
Untuk mengetahui tingkat infeksi dan penyembuhan
Tujuan menggunakan air (tap water) atau normal sterile saline sebagai
cairan untuk membersihkan luka akut dan kronik
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang
signifikan antara penggunaan tap water ataupun normal
sterile saline baik dari segi tingkat infeksi maupun
penyembuhan.
Hasil
Selain itu, pembersihan luka akut atau kronis menggunakan
tap water dinilai lebih efektif jika dilihat dari segi ekonomis.
Tap water yang digunakan merupakan air dengan jumlah
bakteri yang rendah.
Tap water ataupun normal sterile saline bisa menjadi opsi
untuk cairan yang digunakan dala perawatan luka. Namun,
Simpulan untuk tap water perlu diperhatikan jumlah kandungan bakteri
dalam air tersebut walaupun tap water dinilai lebih efektif
secara ekonomis.
Kata Kunci Saline, Water, Wound Cleansing

Keterangan Jurnal II
The Effect of a Wound Care Solution Containing
Judul Polyhexanide and Betaine on Bacterial Counts : Results of an
In vitro Study
1. Kevin E. Minnich, MBA;
2. Rebecca Stolarick, BS;
3. Robert G. Wilkins, MBChB, FRCA;
Peneliti
4. Gary Chilson;
5. Stacy L. Pritt, DVM, MS, MBA;
6. Martin Unverdorben, MD, PhD
Tahun 2012
Untuk mengetahui efektivitas cairan yang mengandung
Tujuan polyhexanide dan betaine terhadap pertumbuhan bakteri yang
dapat menyebabkan infeksi pada luka
Didapatkan hasil bahwa cairan yang mengandung
polyhexanide dan betaine dapat mengurangi pertumbuhan
Hasil bakteri pada luka seperti :
1. Staphylococcus epidermidis
2. Pseudomonas aeruginosa
3. Serratia marcescens
4. Candida albicans
5. S. aureus
6. Vancomycin-resistant Enterococcus faecalis
7. Proteus mirabilis
8. Escherichia coli
9. Methicilin-resistant S. aureus
10. Acinetobacter baumannii
11. Enterobacter cloacae
12. E. faecalis
Cairan dengan kandungan polyhexanide dan betaine dapat
dijadikan sebagai alternatif cairan untuk perawatan luka,
Simpulan
terutama untuk menurunkan resiko infeksi oleh beberapa jenis
bakteri.
In vitro study, antimicrobial agent, wounds, betaine,
Kata Kunci
polyhexanide

Keterangan Jurnal III


Perbandingan Penyembuhan Luka Terbuka Menggunakan
Judul
Balutan Madu atau Balutan Normal Salin-Povidone Iodine
1. Zulfa
Peneliti 2. Elly Nurrachmah
3. Dewi Gayatri
Tahun 2008
Untuk membandingkan efektifitas penggunaan balutan madu
Tujuan dengan balutan normal saline-povidone iodine sebagai bahan
dalam perawatan luka
Jika dilihat dari skor perkembangan proses penyembuhan
luka, pada kelompok balutan dengan madu memiliki skor
lebih besar dibandingkan dengan kelompok balutan normal
salin-povidone iodine. Namun secara uji statistik, antara
keduanya tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
Hasil Selain itu, didapatkan hasil dari responden bahwa pada
balutan dengan madu ditemukan adanya rasa sejuk, penurunan
nyeri, tidak terjadi perlengketan dan tidak terjadi perdarahan.
Berbeda dengan balutan normal salin-povidone iodine dimana
responden merasakan nyeri dan perdarahan saat balutan
dilepas.
Perawatan luka menggunakan balutan madu dan balutan
normal salin-povidone iodine sama efektifnya (tidak ada
Simpulan perbedaan yang signikan. Namun balutan madu dirasakan
lebih memiliki beberapa kelebihan, sehingga balutan madu
dapat direkomendaskan dalam perawatan luka.
Kata Kunci Luka terbuka, madu, proses penyembuhan
BAB III

PEMBAHASAN

Dalam perawatan luka terdapat beberapa alternatif pilihan cairan atau


balutan yang dapat digunakan. Dalam literature review ini, didapatkan beberapa
pilihan yang dapat digunakan untuk perawatan luka, seperti tap water, normal
saline-povidone iodine, cairan dengan kandungan polyhexanide dan betaine serta
balutan madu. Dalam pemilihan jenis cairan atau balutan terdapat beberapa hal
yang menjadi pertimbangan, meliputi efektivitas proses penyembuhan,
kenyamanan, efektivitas reduksi resiko infeksi, hingga dari segi ekonomis.

Penggunaan tap water untuk perawatan luka perlu ditinjau lebih lanjut,
terutama kandungan bakteri dalam air tersebut. Untuk di aplikasikan di ranah
klinis Indonesia diperlukan uji lebih lanjut terkait dengan kandungan bakteri pada
tap water di lingkup klinik atau komunitas di Indonesia. Selain itu, untuk balutan
madu perlu diperhatikan jenis madu yang dapat digunakan.
BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Terdapat beberapa pilihan cairan atau balutan yang dapat dijadikan


alternatif dalam melakukan perawatan luka, diantaranya menggunakan tap water,
normal saline-povidone iodine, cairan dengan kandungan polyhexanide dan
betaine serta balutan madu.

4.2 Saran

Untuk penggunaan tap water, perlu diperhatikan jumlah bakteri yang


terkandung dalam air tersebut. Karena jika kandungan bakteri dalam air tersebut
tergolong tinggi, maka akan meningkatkan resiko infeksi pada luka. Sama halnya
dengan balutan madu yang perlu diperhatikan jenis madu beserta kandungan
madu yang akan digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Beam, J. W. (2006). Wound Cleansing: Water or Saline. Journal of Athletic


Training, 196 - 197.

Chan, M., Cheung, K., & Leung, P. (2016). Tap Water Versus Sterile Normal
Saline in Wound Swabbing: A Double-Blind Randomized Controlled Trial.
Journal of WOCN, 140 - 147.

Minnich, K. E., Stolarick, R., Wilkins, R. G., Chilson, G., Pritt, S. L., &
Unverdorben, M. (2012). The Effect of a Wound Care Solution Containing
Polyhexanide and Betaine on Bacterial Counts: Results of an In vitro
Study . Ostomy Wound Management, 32 - 36.

Stotts, N. A., Barbour, S., Griggs, K., Bouvier, B., Buhlman, L., Tevis, D. W., et
al. (1997). Sterile versus clean technique in post operative wound care of
patient with open surgical wounds: A pilot study. Journal of WCON, 10 -
18.

Wall, D., & Larson, G. (2016, 2). The Royal Children's Hospital Melbourne.
Retrieved 2 27, 2018, from The Royal Children's Hospital Melbourne:
https://www.rch.org.au/rchcpg/hospital_clinical_guideline_index/Chest_D
rain_Management/

Zulfa, Nurachmah, E., & Gayatri, D. (2008). PERBANDINGAN


PENYEMBUHAN LUKA TERBUKA MENGGUNAKAN BALUTAN
MADU ATAU BALUTAN NORMAL SALIN-POVIDONE IODINE.
Jurnal Keperawatan Indonesia, 34 - 39.

Anda mungkin juga menyukai