Oleh:
Adika Putra Pangestu G99172022
Amazia Aurora Kusuma G99162030
Nadira Rachmianti Hartanto G99181046
Windy Yuniarti G99172160
Periode:
Pembimbing :
dr. Agus Soedomo, Sp.S (K)
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. TS
Umur : 54 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status : Sudah menikah
Alamat : Solo
No. RM : 01429xxx
Masuk rumah sakit : 14 Agustus 2018
Tanggal periksa : 16 Agustus 2018
B. ANAMNESA
1. Keluhan Utama
Kelemahan anggota gerak kiri
c. Pemeriksaan Neurologis
1) Kesadaran
GCS : E3V5M6
2) Fungsi Luhur
Dalam batas normal.
3) Meningeal Sign
Kaku kuduk :-
Brudzinsky I-IV :-
4) Nn. Craniales
N II, III : pupil isokor 3mm/3mm, refleks cahaya +/+
N III, IV, VI : deviasi konjugate dextra
N. VII, XII : parese sinistra UMN
5) Fungsi Motorik
Kekuatan : 555 | 111
555 | 111
Tonus :n|n
n|n
R. Fisiologis : +2/+2 | +2/+2
+2/+2 | +2/+2
R. Patologis : - | -
-|+
6) Fungsi Koordinasi
Sulit dievaluasi
7) Fungsi Sensorik
Dalam batas normal.
8) Fungsi Otonomik
Dalam batas normal.
9) Fungsi Kollumna Vertebralis
Dalam batas normal.
D. ASSESMENT
a. Klinis : somnolen, hemiplegi sinistra, cephalgia akut, parese N. VII/XII
UMN, deviasi konjugate dextra
b. Topis : Korteks cerebri dekstra
c. Etiologi : Suspek stroke hemoragik dd non hemoragik
E. PLANNING
Head up 30o
Oksigen 3 lpm
Infus RL 20 tpm
Injeksi citicholin 250mg/24jam
Injeksi Ranitidin 50 mg/12 jam
Cek lab darah rutin, ureum, creatinin, PT/APTT, HbsAg, GDS, elektrolit
EKG, Ro thorax, CT scan kepala polos
Diet RG 1800 kkal/hari
Mondok unit stroke
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium Darah
a. Tanggal 14 Agustus 2018
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Hematologi Rutin
Hemoglobin 13,4 gram/dL 13,5 – 17,5
Hematokrit 39 % 35 – 45
Leukosit 11.4 ribu/L 4,4 – 11,3
Trombosit 262 ribu/L 150 – 450
Eritrosit 4.50 juta/L 4,50 – 5,90
Kimia Klinik
HbA1c 9.5 % 4.8 – 5.9
GDP 230 mg/dl 70 – 110
GD2PP 226 mg/dl 80 – 140
Asam Urat 4.1 mg/dl 2,4 – 7,0
Kolestrol 179 mg/dl 50 – 200
Kolestol LDL 111 mg/dl 66 – 147
Kolestrol HDL 45 mg/dl 30 – 63
Trigliserida 353 mg/dl <150
Hemostasis
PT 13.2 detik 10,0 – 15,0
APTT 26.1 detik 20,0 – 40,0
INR 1.020 detik -
Kesimpulan :
a. ICH di lobus temporalis kanan disertai perifocal oedem disekitarnya yang
menyempitkan ventrikel lateralis kanan
b. Brain oedem
Kesimpulan :
a. Cardiomegaly
b. Elevasi hemidiafragma kanan dapat merupakan proses infradiafragma
BAB II
FOLLOW UP
Fungsi motorik :
Kekuatan Tonus
555 111
N N
555 111 N N
R.Fisiologi R. Patologi
+2/+2 +2/+2
- -
+2/+2 +2/+2
- +
A:
Klinis : Hemiparese sinistra, parese N.VII N.XII sinistra UMN,
cephalgia akut, somnolen, deviasi konjugat dextra
Topis : subcortex dextra
Etiologi: Stroke hemoragik
P:
1. IVFD NaCL 20 tpm .
2. Inj. Citicoline250 mg /12 jam
3. Inj. Ranitidin 50 mg/ 12 jam
4. Inj Mecobalamin 500 mg / 12 jam
5. O2 3 lpm Nasal Kanul
6. Head up 30o
7. Paracetamol 2 gr/ 8jam
8. Gemfibrozil 300 mg
9. Inf Manitol 100cc / 8jam
Plan :
1. Konsul interna untuk DM
2. Monitoring KUVS
17 / 8 / 2018 S : kelemahan anggota gerak kiri
DPH – 3 O:
Onset 4 Kesadaran : GCS E3V5M6 Somnolen
Vital sign:
HR= 190/120 mmHg HR=75x/menit RR=18x/menit
Fungsi luhur : sulit dievaluasi
Meningeal sign : (-)
Nn. Craniales
N. II, N.III = pupil isokor 3mm/3mm, RCL (+/+)
N. III, N. IV, N. VI = gerak bola mata dbn, deviasi konjugat
dextra
N. VII, N. XII = parese N. VII N.XII sinistra UMN
Fungsi motorik :
Kekuatan Tonus
555 111
N N
555 111 N N
R.Fisiologi R. Patologi
+2/+2 +2/+2
- -
+2/+2 +2/+2
- +
A:
Klinis : Hemiparese sinistra, parese N.VII N.XII sinistra UMN,
cephalgia akut, somnolen, deviasi konjugat dextra
Topis : subcortex dextra
Etiologi: Stroke hemoragik
P:
1. IVFD NaCL 20 tpm .
2. Inj. Citicoline250 mg /12 jam
3. Inj. Ranitidin 50 mg/ 12 jam
4. Inj Mecobalamin 500 mg / 12 jam
5. O2 3 lpm Nasal Kanul
6. Head up 30o
Po:
Paracetamol 2 gr/ 8jam
Gemfibrozil 300 mg
Plan :
1. Monitoring KUVS
2. Inf Manitol 100 cc / 12 jam (tap off)
18 / 8 / 2018 S : Nyeri kepala dan kelemahan anggota gerak kiri
DPH – 4 O:
Onset 5 Kesadaran : GCS E4V5M6 Somnolen
Vital sign:
HR= 149/97 mmHg HR=88x/menit RR=18x/menit
Fungsi luhur : sulit dievaluasi
Meningeal sign : (-)
Nn. Craniales
N. II, N.III = pupil isokor 3mm/3mm, RCL (+/+)
N. III, N. IV, N. VI = gerak bola mata dbn, deviasi konjugat
dextra
N. VII, N. XII = parese N. VII N.XII sinistra UMN
Fungsi motorik :
Kekuatan Tonus
555 111
N N
555 111 N N
R.Fisiologi R. Patologi
+2/+2 +2/+2
- -
+2/+2 +2/+2
- +
Fungsi sensorik : dalam batas normal
Fungsi otonom : dalam batas normal
Fungsi kolumna vertebralis : dalam batas normal
Fungsi Koordinasi : sulit dievaluasi
A:
Klinis : Hemiparese sinistra, parese N.VII N.XII sinistra UMN,
cephalgia akut, somnolen, deviasi konjugat dextra
Topis : subcortex dextra
Etiologi: Stroke hemoragik
P:
1. IVFD NaCL 20 tpm .
2. Inj. Citicoline250 mg /12 jam
3. Inj. Ranitidin 50 mg/ 12 jam
4. Inj Mecobalamin 500 mg / 12 jam
5. O2 3 lpm Nasal Kanul
6. Head up 30o
Po:
Paracetamol 2 gr/ 8jam
Gemfibrozil 300 mg
19 / 8 / 2018 S : Nyeri kepala dan kelemahan anggota gerak kiri
DPH – 5 O:
Onset 6 Kesadaran : GCS E4V5M6 Somnolen
Vital sign:
HR= 175/89 mmHg HR=78x/menit RR=20x/menit
Fungsi luhur : sulit dievaluasi
Meningeal sign : (-)
Nn. Craniales
N. II, N.III = pupil isokor 3mm/3mm, RCL (+/+)
N. III, N. IV, N. VI = gerak bola mata dbn, deviasi konjugat
dextra
N. VII, N. XII = parese N. VII N.XII sinistra UMN
Fungsi motorik :
Kekuatan Tonus
555 111
N N
555 111 N N
R.Fisiologi R. Patologi
+2/+2 +2/+2
- -
+2/+2 +2/+2
- +
A:
Klinis : Hemiparese sinistra, parese N.VII N.XII sinistra UMN,
cephalgia akut, somnolen, deviasi konjugat dextra
Topis : subcortex dextra
Etiologi: Stroke hemoragik
P:
1. IVFD NaCL 20 tpm .
2. Inj. Citicoline250 mg /12 jam
3. Inj. Ranitidin 50 mg/ 12 jam
4. Inj Mecobalamin 500 mg / 12 jam
5. O2 3 lpm Nasal Kanul
6. Head up 30o
Po:
Paracetamol 2 gr/ 8jam
Gemfibrozil 300 mg
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Lainnya :
Berbagai lesi jantung lainnya telah dikaitkan dengan stroke,
seperti prolaps katup mitral, patent foramen ovale, defek
septum atrium, aneurisma septum atrium, dan lesi
aterosklerotik dan trombotik dari ascending aorta.
Karotis bruits Karotis bruits menunjukkan peningkatan risiko kejadian
stroke, meskipun risiko untuk stroke secara umum, dan tidak
untuk stroke khusus dalam distribusi arteri dengan bruit.
Merokok Beberapa laporan, termasuk meta-analisis angka studi,
menunjukkan bahwa merokok jelas menyebabkan
peningkatan risiko stroke untuk segala usia dan
kedua jenis kelamin, tingkat risiko berhubungan dengan
jumlah batang rokok yang dihisap, dan penghentian merokok
mengurangi risiko, dengan resiko kembali seperti bukan
perokok dalam masa lima tahun setelah penghentian.
Peningkatan Penigkatan viskositas menyebabkan gejala stroke ketika
hematokrit hematokrit melebihi 55%. Penentu utama viskositas darah
keseluruhan adalah dari isi sel darah merah;
plasma protein, terutamanya fibrinogen, memainkan peranan
penting. Ketika meningkat viskositas hasil dari polisitemia,
hyperfibrinogenemia, atau paraproteinemia, biasanya
menyebabkan gejala umum, seperti sakit kepala, kelesuan,
tinnitus, dan penglihatan kabur. Infark otak fokal dan oklusi
vena retina jauh kurang umum, dan dapat mengikuti disfungsi
trombosit akibat trombositosis. Perdarahan Intraserebral dan
subarachnoid kadang-kadang dapat terjadi.
Peningkatan Tingkat fibrinogen tinggi merupakan faktor risiko untuk
tingkat fibrinogen stroke trombotik. Kelainan sistem pembekuan darah juga
dan kelainan telah dicatat, seperti antitrombin III dan kekurangan protein C
system pembekuan serta protein S dan berhubungan dengan vena thrombotic.
Hemoglobinopathy Sickle-cell disease :
Dapat menyebabkan infark iskemik atau hemoragik,
intraserebral dan perdarahan subaraknoid, vena sinus dan
trombosis vena kortikal. Keseluruhan kejadian stroke dalam
Sickle-cell disease adalah 6-15%.
Paroxysmal Nocturnal Hemoglobinuria :
Dapat mengakibatkan trombosis vena serebral
Penyalahgunaan Obat yang telah berhubungan dengan stroke termasuk
obat methamphetamines, norepinefrin, LSD, heroin, dan kokain.
Amfetamin menyebabkan sebuah vaskulitis nekrosis yang
dapat mengakibatkan pendarahan petechial menyebar, atau
fokus bidang iskemia dan infark. Heroin dapat timbulkan
sebuah hipersensitivitas vaskular menyebabkan alergi .
Perdarahan subarachnoid dan difarction otak telah dilaporkan
setelah penggunaan kokain.
Hiperlipidemia Meskipun tingkat kolesterol tinggi telah jelas berhubungan
dengan penyakit jantung koroner, mereka sehubungan dengan
stroke kurang jelas. Peningkatan kolesterol tidak muncul
untuk menjadi faktor risiko untuk aterosklerosis karotis,
khususnya pada laki-laki di bawah 55 tahun. Kejadian
hiperkolesterolemia menurun dengan bertambahnya usia.
Kolesterol berkaitan dengan perdarahan intraserebral atau
perdarahan subarachnoid. Tidak ada hubungan yang jelas
antara tingkat kolesterol dan infark lakunar.
Kontrasepsi oral Pil KB, estrogen tinggi yang dilaporkan meningkatkan risiko
stroke pada wanita muda. Penurunan kandungan estrogen
menurunkan masalah ini, tetapi tidak dihilangkan sama sekali.
Ini adalah faktor risiko paling kuat pada wanita yang lebih
dari 35 tahun . Mekanisme diduga meningkat koagulasi,
karena stimulasi estrogen tentang produksi protein liver, atau
jarang penyebab autoimun
Diet Konsumsi alkohol :
Ada peningkatan risiko infark otak, dan perdarahan
subarakhnoid dikaitkan dengan penyalahgunaan alkohol pada
orang dewasa muda. Mekanisme dimana etanol dapat
menghasilkan stroke termasuk efek pada darah tekanan,
platelet, osmolalitas plasma, hematokrit, dan sel-sel darah
merah. Selain itu, alkohol bisa menyebabkan miokardiopati,
aritmia, dan perubahan di darah aliran otak dan autoregulasi.
Kegemukan :
Diukur dengan berat tubuh relatif atau body mass indexs,
obesitas telah secara konsisten meramalkan berikutnya
stroke. Asosiasi dengan stroke dapat dijelaskan sebagian oleh
adanya hipertensi dan diabetes. Sebuah berat relatif lebih dari
30% di atas rata-rata kontributor independen ke-
atherosklerotik infark otak berikutnya.
Penyakit
pembuluh darah Karena bisa menyebabkan robeknya pembuluh darah.
perifer
Infeksi Infeksi meningeal dapat mengakibatkan infark serebral
melalui pengembangan perubahan inflamasi dalam dinding
pembuluh darah. Sifilis meningovaskular dan mucormycosis
dapat menyebabkan arteritis otak dan infark.
Homosistinemia Predisposisi trombosis arteri atau vena di otak. Estimasi risiko
atau stroke di usia muda adalah 10-16%.
homosistinuria
Migrain Sering pasien mengalami stroke sewaktu serangan migrain.
Suku bangsa Kejadian stroke di Afrika-Amerika lebih tinggi secara tidak
proporsional dari kelompok lain.
Lokasi geografis Di Amerika Serikat dan kebanyakan negara Eropa, stroke
merupakan penyebab kematian ketiga paling sering, setelah
penyakit jantung dan kanker. Paling sering, stroke disebabkan
oleh perubahan aterosklerotik bukan oleh perdarahan.
Kekecualian adalah pada setengah perempuan berkulit hitam,
di puncak pendarahan yang daftar. Di Jepang, stroke
hemorragik adalah penyebab utama kematian pada orang
dewasa, dan perdarahan lebih umum dari aterosklerosis.
Sirkadian dan Variasi sirkadian dari stroke iskemik, puncaknya antara pagi
faktor musim dan siang hari. Hal ini telah menimbulkan hipotesis bahwa
perubahan diurnal fungsi platelet dan fibrinosis mungkin
relevan untuk stroke. Hubungan antara variasi iklim musiman
dan stroke iskemik telah didalihkan. Peningkatan dalam
arahan untuk infark otak diamati di Iowa. Suhu lingkungan
rata-rata menunjukkan korelasi negatif dengan kejadian
cerebral infark di Jepang. Variasi suhu musiman telah
berhubungan dengan resiko lebih tinggi cerebral infark dalam
usia 40-64 tahun pada penderita yang nonhipertensif, dan
pada orang dengan kolesterol serum bawah 160mg/dL.
Fisher grade
Dari keempat grading tersebut yang dipakai dalam studi cedera kepala yaitu modified
Hijdra score dan Fisher grade. Sistem skoring pada no 1 dan 2 dipakai pada kasus SAH
primer akibat rupturnya aneurisma. 10
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mendukung diagnosis stroke dan
menyingkirkan diagnosis bandingnya. Laboratorium yang dapat dilakukan pada penderita
stroke diantaranya adalah hitung darah lengkap, profil pembekuan darah, kadar elektrolit, dan
kadar serum glukosa.2
Pemeriksaan pencitraan juga diperlukan dalam diagnosis. Pencitraan otak adalah
langkah penting dalam evaluasi pasien dan harus didapatkan dalam basis kedaruratan.
Pencitraan otak membantu dalam diagnosis adanya perdarahan, serta dapat menidentifikasi
komplikasi seperti perdarahan intraventrikular, edem otak, dan hidrosefalus. Baik CT non
kontras ataupun MRI otak merupakan pilihan yang dapat digunakan.2
CT non kontras otak dapat digunakan untuk membedakan stroke hemoragik dari
stroke iskemik. Pencitraan ini berguna untuk membedakan stroke dari patologi intrakranial
lainnya. CT non kontras dapat mengidentifikasi secara virtual hematoma yang berdiameter
lebih dari 1 cm.2
MRI telah terbukti dapat mengidentifikasi stroke lebih cepat dan lebih bisa diandalkan
daripada CT scan, terutama stroke iskemik. MRI dapat mengidentifikasi malformasi vaskular
yang mendasari atau lesi yang menyebabkan perdarahan.2
Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah elektrokardiogram (EKG) untuk
memulai memonitor aktivitas hantung. Disritmia jantung dan iskemia miokard memiliki
kejadian signifikan dengan stroke.2
Stroke dapat didiagnosa banding dengan penyakit-penyakit lain seperti: ensefalitis,
meningitis, migrain, neoplasma otak, hipernatremia, stroke iskemik, perdarahan subaraknoid,
hematoma subdural, kedaruratan hipertensif, hipoglikemia, labirinitis, dan Transient Ischemic
Attack (TIA).2
6. Ropper AH, Brown RH. Adams and Victor’s Principles of Neurology. Edisi 8. BAB
4. Major Categories of Neurological Disease: Cerebrovascular Disease. McGraw Hill:
New York, 2005.
7. Sotirios AT,. Differential Diagnosis in Neurology and Neurosurgery.New York.
Thieme Stuttgart. 2000.
8. Silbernagl, S., Florian Lang. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. EGC: Jakarta,
2007.
11. Samino. Perjalanan Penyakit Peredaran Darah Otak. FK UI/RSCM, 2006. Diunduh
dari:
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/13PerjalananPenyakitPeredaranDara
hOtak021.pdf/13PerjalananPenyakitPeredaranDarahOtak021.html
12. Price, Sylvia A. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit ed.6. EGC,
Jakarta. 2006.
14. Wardhana, Wisnu Arya. 2011. Strategi Mengatasi dan Bangkit dari Stroke.
Pustaka Pelajar: Yogyakarta.