Anda di halaman 1dari 37

KB PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

1. PENGERTIAN
Keluarga berencana adalah merupakan suatu perencanaan kehamilan yang diinginkan untuk
menjadikan norma keluarga kecil, bahagia dan sejahtera dan pada hakikatnya keluarga berencana
adalah upaya untuk menjarangkan kelahiran dan menghentikan kehamilan, bila ibu sudah
melahirkan anak yang banyak. Secara tidak langsung Keluarga Berencana dapat menyehatkan
fisik dan kondisi, sehat ekonomi keluarga dan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
(DEPKES RI 1996)

2. MANFAAT KELUARGA BERENCANA


a. Perbaikan kesehatan badan ibu
b. adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak – anak, beristirahat, menikmati waktu luang
serta melakukan kegiatan – kegiatan lain.
c. Perkembangan fisik, mental, dan sosial anak lebih sempurna
d. Perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik

3. MACAM – MACAM METODE KONTRASEPSI


a. Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah alat kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air
Susu Ibu. MAL sebagai kontrasepsi bila :
 Ibu menyusui secara penuh
 Belum haid
 Umur bayi kurang dari 6 bulan

Keuntungan kontrasepsi :
 Efektifitas tinggi
 Tidak mengganggu senggama
 Tidak ada efek samping secara sistemik
 Tidak memerlukan obat atau alat
 Tanpa biaya

Keterbatasan :
 Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pasca
persalinan
 Tidak melindungi terhadap IMS

Cara pemakaian :
 Bayi disusui menurut kebutuhan bayi
 Biarkan bayi menghisap sampai bayi melepaskan sendiri hisapannya
 Susui bayi pada malam hari, karena menyusu pada waktu malam membantu mempertahankan
kecukupan kebutuhan ASI
 Bayi terus disusukan walau ibu atau bayi sedang sakit
 Ketika mendapat haid pertanda ibu sudah subur kembali dan harus segera mulai metode KB
lainnya.
b. Pil Oral Kontrasepsi (POK)

Cara kerja :
 Menekan ovulasi
 Rahim tidak bisa menerima hasil pembuahan
 Mengentalkan lendir serviks, sehingga mengganggu transportasi sperma

Keuntungan :
 Efektifitas tinggi, jika diminum secara rutin maka dapat mencegah kehamilan hingga 99%.
 Kesuburan cepat kembali
 Tidak mempengaruhi ASI
 Dapat dihentikan setiap saat
 Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat
 Tidak mengganggu hubungan seksual

Keterbatasan :
 Mengganggu siklus haid
 Peningkatan atau penurunan berat badan
 Harus dipergunakan setiap hari

Cara pemakaian :
 Mulai hari pertama sampai hari kelima siklus haid
 Diminum setiap hari pada saat yang sama
 Bila lupa 1 atau 2 pil minumlah segera pil yang terlupa dan gunakan metode pelindung sampai
akhir bulan

c. Suntikan
keunggulan utama adalah kesederhanaan cara pemberian serta durasi kerja yang lama.
Macam – macam kontrasepsi suntikan :
 DMPA (Depot Medroxyprogesteron Asetat) = depo provera
 NET-EN (norethindoronroneenanthate)= noristerat
 Kontrasepsi suntikan sekali sebulan = cycloferm

Mekanisme kerja :
 Mencegah ovulasi
 Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan barier terhadap spermatozoa
 Membuat endometrium kurang baik/ layak untuk implantasi dari ovum yang dibuahi
Keuntungan :
 Sangat efektif, mencegah kehamilan hingga 99,7%.
 Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
 Tidak mempengaruhi ASI
 Sedikit efek samping
 Dapat digunakan oleh perempuan diatas 35 tahun sampai perimenopause
 Menurunkan kejadian jinak payudara
 Pencegahan kehamilan jangka panjang
Efek samping :
 Tidak dapat dihentikan sewaktu – waktu sebelum suntikan berikutnya
 Pertambahan berat badan
 Perdarahan tidak teratur
 Nyeri payudara, rambut rontok, jerawat
Cara pemakaian :
 Setiap saat selama siklus haid selama tidak hamil
 Disarankan untuk mulai menggunakan kontrasepsi suntikan selama 5 – 7 hari pertama dari
siklus haid
 Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual

d. Implant (AKBK = Alat kontrasepsi Bawah Kulit)

Cara kerja :
 Lendir serviks menjadi kental
 Menganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.
 Menekan ovulasi

Keuntungan :
 Daya guna tinggi
 Perlindungan jangka panjang
 Pengembangan tingkat kesuburan cepat setelah pencabutan
 Bebas dari pengaruh estrogen
 Tidak mengganggu ASI
 Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan
 Tidak mengganggu hubungan seksual

Keterbatasan :
 Nyeri kepala
 Peningkatan berat badan
 Nyeri payudara
 Perasaan mual
 Membutuhkan tidakan pembedahan minor
 Perubahan perasaan (mood)
 Tidak memberikan efek protektif terhadap IMS
 Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi
 Obat – obatan menurun bila menggunakan obat – obatan tuberclosis
 Perubahan pola haid, perdarahan berkepanjangan atau spotting
 Jerawat
cara pemakaian :
 Setiap saat selama siklus haid, hari ke 2 sampai hari ke 7, atau 6 minggu sampai 6 bulan pasca
persalinan, pasca keguguran
 Daerah pemasangan pada lengan kiri atas (subkutan)
 Daerah insersi harus tetap kering dan bersih selama 48 jam pertama (untuk mencegah infeksi
pada luka insisi)
 Balutan tetap ditinggalkan selama 48 jam, sedangkan plester dipertahankan hingga luka sembuh
(biasanya 5 hari)
 Setelah luka sembuh dapat dicuci dengan tekanan yang wajar
 Bila ditemukan adanya tanda – tanda infeksi seperti demam peradangan, atau rasa sakit menetap
selama beberapa hari, segera kembali ke klinik
 Setelah masa pemakaian habis maka implant harus segera dilepas

a. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)


Intra Uterine Device adalah cara pencegahan kehamilan yang efektif, aman dan reversible bagi
wanita tertentu, terutama yang tidak terjangkit PMS dan sudah pernah melahirkan.
Terdiri dari 2 jenis, mengandung obat adalah copper T 380 A, multiload 375. AKDR tanpa obat
adalah lippes loop dan cincin baja tahan karat.

Mekanisme kerja :
 Timbulnya reaksi radang lokal yang nonspesifik di dalam cavum uteri sehingga implantasi sel
telur yang telah dibuahi terganggu
 Produksi lokal prostaglandin yang meninggi yang menyebabkan terhambatnya implantasi
 Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi
 Mencegah sperma membuahi sel telur (Mencegah fertilisasi)

Keuntungan :
 efektifitasnya tinggi 99,4%
 metode jangka panjang 5 – 10 tahun
 tidak mempengaruhi hubungan seksual
 tidak ada efek samping hormonal
 tidak mempengaruhi volume dan kualitas ASI
 dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
 dapat digunakan sampai menopause (1 thn atau lebih setelah haid terakhir)
 tidak ada interaksi dengan obat –obat

Keterbatasan :
 efek samping yang umum terjadi : perubahan siklus haid ( umumnya pada 3 bulan pertama dan
akan berkurang setelah 3 bulan ), haid lebih lama dan banyak, perdarahan spooting antar
menstruasi, saat haid lebih sakit.
 Komplikasi lain : merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah pemasangan perforasi
dinding uterus, perdarahan berat pada waktu haid yang memungkinkan penyebab anemia.
 Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
 Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti-ganti
pasangan.
 Memerlukan pemeriksaan pelvik
 Sedikit nyeri dan perdarahan
 Klien tidak dapat melepas AKDR nya sendiri
 Mungkin AKDR bisa keluar tanpa diketahui
 Tidak mencegah kehamilan ektopik
 Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu

Cara Pemakaian :
 Setiap waktu dalam siklus haid, dan dipastikan klien tidak hamil.
 Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.
 Segera setelah melahirkan ( 4 minggu pasca persalinan ) dan setelah 6 bulan dengan metode
MAL.
 Setelah abortus ( bila tidak ada gejala infeksi )
Selama 1-5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi
AKDR dipasang di dalam rahim.
 Kembali memeriksakan diri setelah 4-6 minggu setelah pemasangan.
Selama bulan pertama pemakaian AKDR, periksa benang secara rutin terutama setelah haid.
 Segera kembali ke klinik apabila: tidak dapat meraba benang AKDR, merasakan bagian yang
keras dari AKDR, AKDR terlepas, siklus haid terganggu atau meleset, terjadi pengeluaran cairan
vagina yang mencurugakan, adanya infeksi.
Setelah masa pemakaian habis, AKDR harus segera dilepas.

b. Tubektomi
Penutupan pada tuba fallopi sehingga spermatozoa dan ovum tidak dapat bertemu.
Yang dapat menjalani tubektomi :
 Perempuan pada usia >26 tahun
 Perempuan dengan paritas
 Perempuan yang yakin mempunyai keluarga besar dan sesuai dengan kehendaknya
 Perempuan pada kehamilannya akan menimbulkan resiko yang serius
 Perempuan pasca persalinan
 Perempuan pasca keguguran
 Perempuan yang paham dengan sukarela setuju dengan prosedur ini

c. Vasectomi
Insisi kecil pada skrotum, lumen vas deferens dirusak untuk menghambat lewatnya sperma dari
testis. Atau oklusi vas deferens, sehingga menghambar perjalanan spermatozoa dan tidak
didapatkan spermatozoa didalam semen.
Keuntungan :
 Efektif
 Aman, morbiditas rendah & hampir tidak ada mortalitas
 Sederhana, cepat, biaya murah
 Menyenangkan bagi akseptor
 Tidak mengganggu hormon pria dan tidak berpengaruh terhadap kemampuan atau kepuasan
seksual

Indikasi :
 Pasangan suami istri yang tidak menghendaki kehamilan lagi dan pihak suami bersedia tindakan
kontrasepsi dilakukan pada dirinya.

Kontra indikasi :
 Adanya kelainan lokal atau umum yang dapat menggangu sembuhnya luka operasi kelainan itu
harus disembuhkan dulu.

d. Kondom ( metode barier pada pria )


Kondom atau coitus condomatutus atau french letter Merupakan selubung/sarung karet yang dapat
terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi
hewani) yang dipasang pada penis saat hubungan seksual.
Cara kerja :
 Mengahalang terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma diujung
selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah kedalam
saluran reproduksi perempuan.
Manfaat :
Secara kontrasepsi :
 Efektif mencegah kehamilan bila digunakan secara benar
 Tidak mengganggu kesehatan klien
 Murah dan dapat dibeli secara umum
 Sebagai metode kontrasepsi sementara
 Tidak memerlukan resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
 Tidak mengganggu produksi ASI
Secara nonkontrasepsi :
 Pria ikut secara aktif dalam program KB
 Dapat mencegah penularan IMS
 Mencegah ejakulasi dini
 Tidak memerlukan pengawasan

Efek samping :
 Kondom rusak atau diperkirakan bocor sebelum atau selama berhubungan
 Iritasi local pada penis/adanya reaksi alergi (jarang)
 Mengurangi kenikmatan hubungan seksual
 Iritasi vagina
Cara penggunaan :
 Gunakan kondom setiap akan melakukan hubungan seksual
 Taruh kondom diatas penis yang tegang, pencet ujung kondom, agar udara didalamnya keluar
 Buka gulungan kondom kebawah menyarungi seluruh penis
 Setelah keluar mani, tarik penis yang masih tegang dari vagina, sambil menahan dasar kondom,
jangan ada cairan yang tumpah
 Buang kondom bekas pakai pada tempat yang aman
Pengertian Usia Subur
Usia subur (PUS) berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-laki dan
perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi
dengan baik.
Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan kesehatan
reproduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode keluarga berencana, sehingga
jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi dan
kualitas generasi yang akan datang.

Nutrisi Pada Usia Subur

Pasangan usia subur berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-laki dan
perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi
dengan baik. Ini dibedakan dengan perempuan usia subur yang berstatus janda atau cerai. Pada
masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan reprduksinya yaitu
menekan angka kelahiran dengan metode keluarga berencana sehingga jumlah dan interval
kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas generasi
yang akan datang.

Masalah Kesehatan pada Pasangan Usia Subur


Masalah yang banyak terjadi pada pasangan usia subur. Pasangan usia subur termasuk pada
tahap perkembangan keluarga baru menikah hingga memiliki anak terakhir. Pada tahap keluarga
baru menikah memiliki tiga tugas perkembangan keluarga yaitu membentuk pernikahan yang
memuaskan bagi satu sama lain, mampu berhubungan secara harmonis dengan sanak saudara
dan perencanaan keluarga (keputusan untuk menjadi orang tua).
Nutrisi Yang Diperlukan
Nutrisi yang kita perlukan berbeda menurut usia.Diusia 20-30 tahun yang juga dikenal sebagai
tahun sibuk dan persiapan untuk mengasuh anak, diperlukan sumber serat yang baik , vitamin-
vitamin dan zat besi. Di usia 40-an, dengan kadar esterogen yang mulai menurun dengan zat
pelindung terhadap penyakit jantung yang mulai berkurang. Diperlukan makanan kalsium tinggi
kolestrol rendah. Secara umum, inilah zat-zat gizi yang diperlukan.
Pasangan subur tidak boleh mengkonsumsi makanan yang menhandung bahan pengawet,
penyedap rasa, Pasangan usia subur dapat mengkonsumsi seperti buah-buahan dan sayuran.

Pasangan usia subur membutuhkan nutrisi yaitu:


1. Zat besi
Sumber zat besi yang baik adalah daging yang tidak berlemak. Sumber lainnya adalah
ayam,ikan, dan hasil laut lainnya. Tumbuhan yang merupakan sumber zat besi adalah tumbuhan
polong. Sayuran berdaun hijau,serealia, roti, kacang- kacangan dan biji-bijian. Penyerapan zat
besi dari tumbuhan tidak sebagai penyerapan zat besi dari hewan.

2. Kalsium
Sumber kalsium yang baik adalah produk susu. Terdiri dari susu, keju, dan yoghurt. Sumber
kalsium yang bukan produk susu adalah susu kedelai yang ditambah kalsium, ikan yang
tulangnya bisa dimakan bersama dagingnya,biji wijen, dan sayuran.

3. Folate
Tubuh memerlukan folate untuk bentuk sel baru.

Vitamin penting untuk usia produktif yaitu:


Antioksidan,Phitoestrogen,Asam lemak, Essensial, Manganese.
Dampak kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi pada wanita akan berdampak pada penurunan fungsi reproduksi, yang dapat
diketahui bila seorang wanita mengalami anoreksia, maka akan terlihat perubahan-perubahan
hormonal tertentu, yang ditandai dengan penurunan berat badan, anemia, dan sebagainya. Untuk
menceggah terjadinya kekurangan pada wanita maka setiap wanita harus mengetahui kebutuhan
nutrisi bagi kesehatannya.

Akibat masalah gizi yang bisa terjadi pada usia produktif adalah:
1. Menurunnya produktivitas kerja
2. Menurunnya kemampuan belajar
3. Timbulnya penyakit-penyakit baru; hal ini lebih sering terjadi
pada maslaha gizi lebih. Adapun penyakit yang dapat muncul
adalah diabetes mellitus, hipertensi, kardiovaskuler, dan lain-lain.
4. Mudahnya terinfeksi; akibatnya kurangnya supan gizi sehingga
kekebalan tubuh menjadi menurun
5. Gangguan pertumbuhan pada remaja

Usia Produktif Wanita untuk hamil


Menikah adalah salah satu metamorfosa kehidupan manusia untuk mempertahankan
keturunannya. Selain itu apabila dipandang secara psikis, merupakan kebutuhan biologis yang
dapat dipenuhi oleh anda dan pasangan. Pada beberapa program pemerintah mengatakan bahwa
usia menikah yang ideal untuk wanita adalah berusia 21 tahun sedangkan untuk laki-laki adalah
25 tahun. Muncul pertanyaan berapa usia ideal wanita untuk hamil dan melahirkan? Berikut
adalah beberapa penjelasan yang dapat menambah pengetahuan untuk anda.
Pada usia remaja (dibawah usia 20 tahun)
Pada Kehamilan di usia muda (termasuk usia remaja dibawah usia 20 tahun) memiliki resiko
yang lebih tinggi pada kesehatan. Pada usia dibawah 20 tahun secara ilmu kedokteran memiliki
organ reproduksi yang belum siap dan beresiko tinggi mengalami kondisi kesehatan yang buruk
saat hamil. Selain itu kondisi sel telur belum sempurna dikhawatirkan akan menggangu
perkembangan janin. Beberapa kondisi kesehatan yang mungkin terjadi adalah tekanan darah
tinggi pada ibu hamil, kelahiran prematur yaitu kelahiran di bawah usia kandungan di bawah 37
minggu. Beberapa kondisi yang dikhawatirkan adalah berat badan bayi yang rendah saat lahir
dan mengalami depresi postpartum, dimana rasa kecemasan setelah melahirkan. Hal yang paling
dikhawatirkan adalah kematian ibu yang tingi dikarenakan terjadinya pendarahan dan infeksi.
Walaupun kondisi kesehatan setiap individu berbeda akan tetapi pemeriksaan ahli medis harus
dilakukan dengan ekstra mengingat kondisi yang sangat rawan di usia kehamilan remaja.
Pada usia 21-35 tahun
Pada usia 21-35 tahun resiko gangguan kesehatan pada ibu hamil paling rendah yaitu sekitar
15%. Selain itu apabila dilihat dari perkembangan kematangan, wanita pada kelompok umur ini
telah memiliki kematangan reproduksi, emosional maupun aspek sosial. Meskipun pada saat ini
beberapa wanita di usia 21 tahun menunda pernikahan karena belum meletakan prioritas utama
pada kehidupan baru tersebut. Pada umumnya usia ini merupakan usia yang ideal untuk anda
hamil dan melahirkan untuk menekan resiko gangguan kesehatan baik pada ibu dan juga janin.
Selain itu sebuah ahli mengatakan wanita pada usia 24 tahun mengalami puncak kesuburan dan
pada usia selanjutnya mengalami penurunan kesuburan akan tetapi masih bisa hamil.
Pada usia diatas 35 tahun
Walaupun usia ideal untuk wanita hamil adalah usia 21- 35 tahun akan tetapi untuk anda yang
baru mendapatkan momongan di usia 35 tahun tidak perlu cemas beberapa bantuan medis seperti
check up kehamilan dan konseling genetik akan membantu anda yang mungkin mengalami
kehamilan di atas usia 35 tahun. Adapun permasalah yang muncul pada usia 35 tahun ke atas
adalah diabetes gestational yaitu diabetes yang muncul ketika sedang hamil, mengalami tekanan
darah tinggi dan juga gangguan kandung kemih. Meskipun gangguan kandung kemih mungkin
saja terjadi pada ibu hamil akan tetapi pada kelompok usia ini beresiko lebih tinggi. Selain itu
kondisi kesehatan di akhir usia 30-an cenderung memiliki kondisi medis tertentu seperti fibroid
uterine yaitu pertumbuhan otot atau jaringan lain yang berada di uterus yang memicu timbulnya
tumor dan menimbulkan rasa nyeri atau
pendarahan pada kewanitaan anda semakin berkembang.

Pentingnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja


Menjaga kesehatan reproduksi adalah hal yang sangat penting, terutama pada remaja. Sebab,
masa remaja adalah waktu terbaik untuk membangun kebiasaan baik menjaga kebersihan, yang
bisa menjadi aset dalam jangka panjang.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), remaja adalah orang yang berusia 12 hingga 24
tahun. Masa remaja merupakan peralihan dari kanak-kanak menjadi dewasa. Artinya, proses
pengenalan dan pengetahuan kesehatan reproduksi sebenarnya sudah dimulai pada masa ini.
Secara sederhana, reproduksi berasal dari kata “re” yang berarti kembali dan “produksi” yang
artinya membuat atau menghasilkan.

Reproduksi bisa diartikan sebagai proses kehidupan manusia dalam menghasilkan kembali
keturunan. Karena definisi yang terlalu umum tersebut, seringnya reproduksi hanya dianggap
sebatas masalah seksual atau hubungan intim. Alhasih, banyak orang tua yang merasa tidak
nyaman untuk membicarakan masalah tersebut pada remaja. Padahal, kesehatan reproduksi,
terutama pada remaja merupakan kondisi sehat yang meliputi sistem, fungsi, dan proses
reproduksi.

Kurangnya edukasi terhadap hal yang berkaitan dengan reproduksi nyatanya bisa memicu
terjadinya hal-hal yang tak diinginkan. Salah satu hal yang sering terjadi karena kurangnya
sosialiasi dan edukasi adalah penyakit seksual menular, kehamilan di usia muda, hingga aborsi
yang berakibat pada hilangnya nyawa remaja.

Nyatanya peran orangtua merupakan satu hal yang penting dalam edukasi seksual pada remaja.
Apalagi saat ini masih belum banyak orang yang peduli terhadap risiko-risiko yang bisa
menyerang remaja “salah pergaulan” tersebut. Mulai dari ancaman HIV/AIDS, angka kematian
ibu yang meningkat karena melahirkan di usia muda, hingga kematian remaja perempuan karena
nekat mengambil tindakan aborsi.
Mengapa Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada Remaja Sangat Penting?

Pada dasarnya, remaja perlu memiliki pengetahuan seputar kesehatan reproduksi. Tak hanya
untuk menjaga kesehatan dan fungsi organ tersebut, informasi yang benar terhadap pembahasan
ini juga bisa menghindari remaja melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.

Memiliki pengetahuan yang tepat terhadap proses reproduksi, serta cara menjaga kesehatannya,
diharapkan mampu membuat remaja lebih bertanggung jawab. Terutama mengenai proses
reproduksi, dan dapat berpikir ulang sebelum melakukan hal yang dapat merugikan.

Pengetahuan seputar masalah reproduksi tidak hanya wajib bagi remaja putri saja. Sebab, anak
laki-laki juga harus mengetahui serta mengerti cara hidup dengan reproduksi yang sehat.
Pergaulan yang salah juga pada akhirnya bisa memberi dampak merugikan pada remaja laki-laki
pula. Lantas pengetahuan dasar apa saja yang perlu diketahui remaja?

 Pengenalan terhadap sistem, proses, serta fungsi alat reproduksi. Usahakanlah untuk
menyampaikan informasi sesuai dengan usia dan kesiapan anak. Tapi sebaiknya hindari
penggunaan istila-istilah tertentu yang malah bisa mengaburkan makna dan membuat
 anak tidak mengenal dengan pasti masalah reproduksi.
 Risiko penyakit. Aspek ini juga sebaiknya sudah mulai dikenalkan dan disampaikan pada
remaja yang sudah beranjak dewasa. Dengan mengetahui risiko yang mungkin terjadi,
remaja tentu akan lebih berhati-hati dan lebih menjaga kesehatan reproduksi.
 Kekerasan seksual dan cara meghindarinya. Remaja perlu dikenalkan dengan hak-hak
reproduksi yang ia miliki. Selain itu, diperlukan juga pengetahuan tentang kekerasana
seksual yang mungkin terjadi, apa saja jenisnya, dan bagaimana cara mencegahnya
terjadi.

Materi
a. Pengertian Higiene
Higiene adalah ilmu kesehatan tentang bagaimana cara perawatan diri pada individu agar
dapat memelihara kesehatannya dengan baik atau disebut juga dengan higiene perorangan
(personal higiene). Personal higiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan higiene berarti sehat. Personal higiene (kebersihan perorangan) adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis. Pemeliharaan higiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan dan
kesehatan. Seperti pada orang sehat mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya sendiri, pada
orang sakit atau tantangan fisik memerlukan bantuan perawat untuk melakukan praktik
kesehatan yang rutin.
b. Pengertian Menstruasi
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan
pendarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi
merupakan siklus pada reproduksi wanita yang ditandai dengan pengeluaran sel telur setiap
bulan secara alami, hal ini terjadi jika ovum tidak dibuahi kira-kira 2 hari sebelum akhir siklus
bulanan.
c. Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi adalah proses kompleks yang mencakup sistem reproduktif dan
endokrin. Siklus ini merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi secara kompleks yang saling
mempengaruhi dan terjadi secara simultan di endometrium, kelenjar hipotalamus, kelenjar
hipofisis, dan ovarium untuk mempersiapkan uterus selama kehamilan. Siklus menstruasi wanita
dibagi menjadi dua tahap yaitu siklus menstruasi ovarium (fase golikuler dan fase luteal) dan
siklus menstruasi endometrium (fase menstruasi, fase proliferasi, fase sekresi, fase iskemi).
Siklus menstruasi ovarium yaitu:
1) Fase folikuler
Siklus diawali dengan terlepasnya endometrium
2) Fase Luteal
LH akan merangsang ovulasi dari oosit matang
Siklus menstruasi endometrium yaitu:
1) Fase menstruasi
Adanya penurunan progesteron dan estrogen yang tajam akan menghilangkan rangsangan paa
endometrium dan menyebabkan iskemik sehingga terjadi menstruasi
2) Fase proliferasi
Pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak sekitar hari ke-5 hingga ovulasi
3) Fase sekresi
Lamanya 14 kurang lebih 2 hari. Enometrium sekretorius menjadi matang dengan sempurna,
endometrium menjadi kaya akan darah untuk memberikan nutrisi pada ovum yang sudah dibuahi
4) Fase iskemi
Peluruhan sel telur karena tidak dibuahi
d. Gangguan saat Menstruasi
1) Nyeri haid (dismenore)
Dismenore atau kram usus uterus merupakan nyeri selama menstruasi yang disebabkan oleh
kejang otot uterus.
2) Pre Menstruasi Syndrome (PMS)
Adalah gabungan sari gejala-gejala fisik dan psikologis yang terjadis selama fase luteal siklus
menstruasi dan akan menghilang setelah menstruasi dimulai. Gangguan psikologis seperti
kecemasan dan depresi.
3) Amenore
Adalah tidak terjadinya menstruasi. Dibagi menjadi amenore primer (tidak menstruasi sampai
usia 17 tahun) dan amenore sekunder (tidak menstruasi selama 3 bulan bagi wanita yang sudah
menstruasi sebelumnya).
e. Pengertian Manajemen Higiene Menstruasi
Higiene menstruasi adalah komponen higiene perorangan yang memegang peranan
penting dalam perilaku kesehatan seorang perempuan khususnya kebersihan alat reproduksinya
saat mengalami menstruasi. Manajemen higiene menstruasi adalah dasar pengelolaan saat
menstruasi agar dapat beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari dengan nyaman seperti pergi ke
sekolah, bekerja, dan lain-lain.
f. Tujuan, Manfaat, dan Pentingnya Perawatan Diri bagi Perempuan saat Menstruasi
Tujuan dan manfaat perawatan diri yaitu:

1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang


2. Memelihara kebersihan diri seseorang
3. Memperbaiki personal higiene yang kurang
4. Mencegah penyakit
5. Menciptakan keindahan
6. Meningkatkan rasa percaya diri

Jika remaja putri melakukan perilaku higienis pada saat menstruasi maka akan terhindar
dari kanker rahim, merasa nyaman beraktivitas sehari-hari, percaya diri, bersemangat dan tidak
malas-malasan lagi, tidak dijauhi teman-teman karena bau badan amis dan tidak mempercayai
mitos-mitos yang beredar di masyarakat karena sudah memahami kebenarannya.
g. Manajemen Higiene Menstruasi
Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan, idealnya penggunaan pembalut selama
menstruasi harus diganti secara teratur 4 sampai 5 kali sehari atau setiap 3-4 jam sekali apalagi
jika sedang banyak-banyaknya pada 2-3 hari pertama menstruasi. Setelah mandi atau buang air,
vagina harus dikeringkan dengan tisu atau handuk agar tidak lembab. Selain itu pemakaian
celana dalam hendaknya bahan yang terbuat dari yang mudah menyerap keringat.

Beberapa aspek penting yang harus diperhatikan remaja putri dalam menjaga kesehatan
organ reproduksinya yaitu:
1) Saat menstruasi wajib menggunakan pembalut untuk menyerap darah yang keluar dari vagina.
Bila menggunakan tampon dari kain, harus dibersihkan dan dipakai lagi setelah kering.
2) Syarat penggunaan pembalut yaitu pembalut yang berbahan lembut dan menyerap dengan baik,
penggantian pembalut minimal dua kali sehari pada saat menstruasi minimal 3-4 jam dalam
sehari dan jangan membiarkan pembalut lengket seharian, pembalut yang sudah dipakai
dibersihkan dengan benar sampai bersih dengan mencucinya sampai tidak tersisa lagi darah dan
kemudian buang ke tempat sampah.
3) Selalu mencatat siklus menstruasi mulai awal sampai akhir dan mengontrol kondisi tubuh saat
menstruasi untuk mendeteksi adanya gangguan kesehatan.
4) Mengatur jadwal tidur
5) Mengkonsumsi susu berkalsium tinggi dan makanan kaya zat besi saat menstruasi
6) Latihan ringan dan olahraga membantu mengatasi nyeri haid
7) Rajin mengganti celana dalam 2-3 kali sehari
8) Pembersihan vagina yaitu pembilasan dengan air bersih dari arah depan ke belakang dan
baiknya menggunakan air mengalir , mencuci tangan terlebih dahulu saat pertama kali
membasuh area vagina, dan pastikan kuku tidak panjang karena akan melukai vagina
9) Menjaga organ reproduksi tidak lembab
10) Memakai celana dalam yang terbuat dari katun karena dapat menyerap keringat dan sebaiknya
tidak terlalu ketat
11) Mandi minimal 1 kali sehari dengan air bersih lebih baik lagi air hangat
12) Membuang sampah pembalut secara teratur. Jangan sembarangan karena akan menyumbat
saluran pembuangan.
h. Dampak jika Perempuan tidak Merawat Diri dengan Baik saat Menstruasi
Peristiwa menstruasi yang merupakan darah kotor, yang jika kurang dijaga kebersihannya
akan berpotensi untuk timbul infeksi pada organ reproduksi (Yusuf, 2002). Sedangkan apabila
perilaku higienis tersebut tidak dilakukan dan remaja putri kurang peduli akan kebersihan alat
reproduksinya, tidak menjaga penampilan dan kesehatan sewaktu menstruasi, mereka dapat
terkena kanker rahim, keputihan, mengurangi aktivitas saat menstruasi karena malas, kurang
percaya diri, percaya akan mitos-mitos seputar menstruasi yang beredar di masyarakat, dijauhi
teman-teman karena bau badan amis dan lainnya.
Hasil penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa kurangnya perilaku perawatan
diri saat menstruasi dapat menyebabkan berbagai penyakit misalnya kanker rahim. Berdasarkan
data dari badan kesehatan Dunia (WHO), kanker serviks merupakan kanker nomor dua
terbanyak pada perempuan berusia 15–45 tahun setelah kanker payudara. Tidak kurang dari
500.000 kasus baru dengan kematian 280.000 penderita terjadi setiap tahun di seluruh dunia.
Bisa dikatakan, setiap dua menit seorang perempuan meninggal akibat kanker serviks. Di
wilayah Asia Pasifik dan Timur Tengah terdapat 1,3 milyar perempuan berusia 13 tahun ke atas
yang berisiko terkena kanker serviks. WHO memperkirakan ada lebih dari 265.000 kasus kanker
serviks dengan kematian 140.000 penderita setiap tahun di wilayah ini. Menurut data Globocan
2002, terdapat lebih dari 40.000 kasus baru kanker serviks dengan sekitar 22.000 kematian
karenanya pada wanita di Asia Tenggara.
Indonesia berada pada peringkat pertama untuk kasus wanita penderita kanker mulut
rahim (serviks) sedunia, sedangkan data dari Yayasan Kanker Indonesia, bahwa penyakit
penyakit kanker leher rahim (serviks) mengakibatkan korban meninggal dunia sedikitnya 555
wanita perharinya dan 200.000 wanita per tahunnya. Menurut beberapa penelitian menyebutkan
bahwa kanker ini disebabkan oleh virus Human Papilloma Virus (HPV) yang muncul antara lain
karena perilaku sering berganti-ganti pasangan seks dan perilaku yang tidak higienis pada saat
menstruasi.
Virus ini hidup di daerah yang lembab, persisnya dalam cairan vagina yang diidap oleh
penderita keputihan (leukore). Jika keputihan ini tidak segera membaik, virus ini bisa
memunculkan kanker rahim. Biasanya keadaan ini ditandai dengan banyaknya cairan keputihan
yang disertai bau tidak sedap dan perdarahan yang keluar dari vagina. Tapi ada kalanya kanker
yang muncul itu tidak memberikan gejala -gejala sakit seperti itu. Ditemukan penyebab utama
kanker mulut rahim di Indonesia adalah pembalut berkualitas buruk.
Oleh karena itu pada saat menstruasi seharusnya perempuan benar-benar dapat menjaga
kebersihan organ reproduksi secara ekstra terutama pada bagian vagina, karena kalau tidak
dijaga kebersihannya, akan menimbulkan mikroorganisme yang berlebih sehingga mengganggu
fungsi organ reproduksi.

A. Pengertian Gizi
Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara
langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Gizi
yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita yang masih dalam masa
pertumbuhan. Dimasa tumbuh kembang balita yang berlangsung secara cepat dibutuhkan
makanan dengan kualitas dan kuantitas yang tepat dan seimbang.Gizi yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh melalui makanan sehari-hari sehingga tubuh bisa aktif dan sehat optimal, serta
tak terganggu penyakit atau tubuh tetap sehat.

B. Penyebab Gizi Kurang


1. Jumlah makanan yang dimakan kurang
2. Jenis bahan makanan tidak seimbang
3. Makan tidak teratur
4. Penyakit
5. Anak banyak jajan di luar

C. Tanda dan gejala Gizi Kurang


1. Berat badan kurang dari normal/ kurus.
2. Nafsu makan berkurang
3. Kurang bersemangat
4. Mata pucat
5. Mudah lelah
6. Malas beraktifitas
7. Cengeng
D. Akibat gizi kurang
1. Kecerdasan kurang
2. Kurang darah
3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
4. Mudah terserang penyakit.

E. Peran Makanan Bagi Balita


Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat tenaga, zat pembangun , dan zat
pengatur.
1. Zat tenaga
Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak, dan protein.
Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta pertumbuhan dan
perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita relatif lebih besar
daripada orang dewasa.
2. Zat Pembangun
Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan
organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang aus atau rusak.
3. Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak dapat
berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini zat yang berperan sebagai zat pengatur.
a. Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan vitamin C ) maupun yang larut dalam
lemak ( vitamin A, D, E, dan K ).
b. Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour.
c. Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.

F. Sumber gizi bagi balita seperti


1. Karbohidrat
Berasal dar nasi, roti, sereal, kentang, dan jagung.
2. Vitamin
Buah dan Sayur
3. Protein Berasal dari ikan, susu, telur, daging, dan kacang-kacangan.
G. Pencegahan gizi kurang
1. Dahulukan makan dari pada jajan.
2. Makan minimal 3× per hari dengan teratur.

H. Cara memotivasi makanan pada anak

1. Membuat suasana makan anak menyenangkan.


2. Jangan memaksa / mengomeli anak ketika anak makan.
3. Berikan kebebasan anak dalam memilih menu makanan dengan tetap mempertahankan gizi yang
seimbang.

I. Menu Seimbang Untuk balita


1. Menu makan pagi
Bubur, roti isi ayam dan wortel serta susu.
2. Menu makan siang
Nasi putih, bola-bola daging, sayur bening bayam, tahu, dan jagung.
3. Menu makan malam
Nasi putih, sayur cah, ayam/ telur, tempe, dan buah seperti mangga, pepaya.
4. Selingan pagi
Buah, bisa dimakan langsung atau di buat jus.
5. Selingan siang
Susu atau biskuit kecil.
PENTINGNYA IMUNISASI

A. Defenisi Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara untuk mempertahankan kekebalan tubuh dengan memasukkan
vaksin ke dalam tubuh agar terlindungi dari penyakit infeksi tertentu. Imunisasi adalah
pemberian kekebalan atau masuknya bibit penyakit yang telah dilemahkan/ dimatikan agar tubuh
terlindungi dari penyakit tertentu. Vaksin adalah bibit penyakit yang telah dilemahkan/ dimatikan
yang diberikan saat imunisasi, yang menyebabkan anak memproduksi antibodi (zat kekebalan
tubuh), bukan menimbulkan penyakit.

B. Tujuan Imunisasi
Tujuan imunisasi adalah untuk:
1. Meningkatkan daya tahan tubuh anak
2. Menurunkan angka kematian
3. Imunisasi mencegah timbulnya jenis penyakit tertentu pada anak. Namun bila anak terserang
juga penyakit tersebut maka anak tidak akan sakit lebih parah. Dan mencegah terjadinya
kecacatan seperti pada penyakit poliomyelitis.
4. Mengendalikan wabah

C. Sasaran Imunisasi
Sasaran imunisasi untuk anak-anak adalah:
1. Semua bayi dan anak sehat di bawah usia 1 tahun
2. Anak-anak lain yang belum mendapat imunisasi lengkap
3. Anak usia sekolah (imunisasi booster/ ulangan)

D. Tempat Pelaksanaan Imunisasi


Imunisasi bisa didapatkan di:
1. Puskesmas
2. Posyandu
3. Rumah sakit atau rumah bersalin
4. Klinik/ praktek dokter atau tenaga medis

E. Penyakit yang Bisa Dicegah dengan Imunisasi


1. Polio (Poliomyelitis)
Polio disebabkan oleh virus. Penyakit ini sangat mudah menular melalui air liur. Tanda-tanda
awalnya adalah anak demam, batuk dan menjadi rewel. Dua hari kemudian leher menjadi kaku,
sakit kepala dan kaki terasa kaku. Pada hari berikutnya salah satu kaki atau lengan menjadi lemas
dan lumpuh.Walaupun dapat sembuh tetap akan cacat seumur hidup. Kelumpuhan juga dapat
terjadi pada otot pernafasan sehingga anak sulit bernafas. Polio tidak dapat diobati, namun dapat
dicegah dengan imunisasi.
2. TBC (Tuberculosis)
Penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dan sangat menular melalui
pernafasan. Menyebabkan TBC miliare pada paru, arthritis TBC pada tulang, meningitis atau
radang pada selaput otak dan dapat menyerang seluruh organ lain pada tubuh manusia. Anak
dapat menderita cacat atau terjadi kematian.
3. Campak (Measles/ Morbili/ Rubella)
Penyakit ini sering mewabah. Penyebabnya adalah virus Morbili. Menyerang selaput lendir dan
kulit. Ciri-cirinya adalah demam 3 – 5 hari, disertai batuk dan pilek. Kemudian timbul
kemerahan dimulai dari belakang telinga, menjalar ke leher, muka, dahi, dada dan ke seluruh
tubuh. Komplikasi yang dapat timbul akibat penyakit ini adalah Enchepalitis (radang otak) dan
Bronchopneumonia (radang paru).
4. Diphteri
Penyakit yang sangat menular, disebabkan oleh Corynebacterium Dyphteriae. Menyerang daerah
mukosa, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
 Demam tinggi, pada hari ke-5 anak terlihat sakit berat
 Leher menjadi besar dan terlihat seperti leher lembu (bullneck)
 Tonsil atau amandel membesar diselaputi lapisan warna abu-abu yang bila disentuh mudah
berdarah, dan bisa menutup saluran nafas sehingga suara anak hilang dan sesak nafas bahkan
dapat terjadi kematian.
Selama berkembang, kuman juga menghasilkan racun yang sangat berbahaya yang akan
menyerang jantung (terjadi Endocarditis Dyphterica), sehingga pada hari ke-14 anak dapat mati
mendadak.

5. Pertusis (batuk rejan/ batuk 100 hari)


Penyakit batuk yang disebabkan Bordetella Pertusis, yang menyerang anak-anak selama kira-kira
100 hari. Diawali dengan batuk dan pilek yang berlangsung sekitar 7 – 14 hari kemudian diikuti
dengan batuk yang sangat khas. Satu kali tarikan nafas diikuti 10 – 20 kali batuk beruntun
kemudian muntah. Jika tidak diobati penyakit ini dapat mengakibatkan radang paru-paru
sehingga anak batuk darah, dapat juga terjadi kerusakan otak, sehingga anak kejang, pingsan,
bahkan terjadi kematian.
6. Tetanus
Tetanus disebabkan oleh Clostridium Tetani yang dapat bertahan hidup bertahun-tahun di tanah
yang lembab, pada tubuh dan kotoran hewan. Penyakit ini menyerang semua usia dengan gejala
kejang pada otot muka, mulut terkunci, leher, tulang belakang dan punggung kaku, perut kram
dan keras seperti papan, serta anggota gerak kejang. Pada bayi baru lahir (5 – 28 hari) mendadak
tidak mau menyusu lagi karena mulutnya kaku.
7. Hepatitis B
Ciri-ciri penyakit ini adalah mual muntah, dan kadang warna kuning pada kulit. Penyakit ini
berlangsung secara menahun dan akan mengakibatkan kanker hati di kemudian hari.

F. Jenis imunisasi
Imunisasi dasar yang diharuskan di Indonesia ada 5 jenis, yaitu:
1. Imunisasi Polio
 Menimbulkan kekebalan terhadap penyakit Poliomyelitis
 Diberikan dengan cara diteteskan di mulut
Efek samping: Imunisasi polio hampir tidak mempunyai efek samping, namun kadang anak bisa
juga menderita diare setelah imunisasi polio.

2. Imunisasi BCG (Bacillius Calmitte Guerine)


 Menimbulkan kekebalan terhadap penyakit TBC (Tuberculosis)
 Diberikan melalui penyuntikan pada daerah lengan atas
Efek samping: 1 minggu setelah imunisasi akan terjadi kemerahan dan pembengkakan kecil pada
daerah suntikan, menimbulkan bekas dan kadang-kadang bernanah seperti bisul kecil, namun
dapat sembuh sendiri. Jarang dijumpai efek samping lain akibat imunisasi BCG, namun dapat
juga terjadi pembengkakan pada kelenjar getah bening yang akan sembuh sendiri pada daerah
ketiak atau leher.

3. Imunisasi Campak
 Menimbulkan kekebalan terhadap penyakit Campak
 Diberikan melalui penyuntikan pada daerah lengan atas
Efek samping: Imunisasi campak dapat menyebabkan diare, rash (kemerahan dan gatal), dan
conjunctivitis (radang selaput mata). Anak juga mungkin akan demam setelah 4 – 10 hari
penyuntikan. Berikan obat penurun panas selama anak panas.
4. Imunisasi DPT (Diphteri, Pertusis, Tetanus)
 Menimbulkan kekebalan terhadap penyakit Diphteri, Pertusis dan Tetanus
 Diberikan melalui penyuntikan pada daerah paha atas
Efek samping: Kebanyakan anak akan demam setelah mendapat imunisasi DPT. Namun panas
tubuh akan turun dalam 1 – 2 hari. Akan terjadi kemerahan dan bengkak pada daerah suntikan.
Keadaan ini tidak berbahaya dan akan sembuh dengan sendirinya. Jika demam tinggi, berikan
obat penurun panas yang diberikan oleh petugas kesehatan.
5. Imunisasi Hepatitis B
 Menimbulkan kekebalan terhadap penyakit Hepatitis B
 Diberikan melalui penyuntikan di paha atau di lengan atas
Efek samping: Setelah pemakaian biasanya, tidak adanya efek samping yang berarti
G. Jadwal Imunisasi
Jadwal imunisasi wajib dari pemerintah :
Umur Jenis imunisasi
0-7 hari Hepatitis B1
< 2 bulan BCG,Polio 1
2 bulan DPT Hb Combo 1,Polio 2
3 bulan DPT Hb Combo 2,Polio 3
4 bulan DPT Hb Combo 3,Polio 4
9 bulan Campak
6 tahun Booster (difteri tetanus)

H. Waktu yang tidak diperbolehkan imunisasi


1. BCG tidak diberikan bila bayi sedang sakit TBC dan panas tinggi
2. DPT tidak diberikan bila bayi panas dan kejang
3. Campak tidak boleh diberikan bila bayi mendadak panas tinggi

I. Perawatan Yang Diberikan Setelah Imunisasi


1) BCG, luka tidak perlu diobati tetapi bila luka besar dan bengkak di ketiak anjurkan ke
puskesmas;
2) DPT, bila panas berikan obat penurun panas yang diperoleh dari posyandu dan berikan kompres
hangat.

3) Campak, bila timbul panas berikan obat yang didapat dari posyandu.
TANDA BAHAYA PADA BAYI BARU LAHIR

A. Pengertian Bayi Baru Lahir


Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan
berat badan lahir 2.500-4000 gram dan telah mampu hidup di luar kandungan (Ibrahim Kristina
S. 1984. Perawatan Kebidanan jilid II,Bandung).

B. Pengertian Tanda – Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir


Tanda bahaya bayi baru lahir adalah suatu keadaan atau masalah pada bayi baru lahir yang
dapat mengakibatkan kematian pada bayi.

C. Tanda – Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir


Berikut berapa tanda yang perlu anda perhatikan dalam mengenali kegawatan pada bayi baru
(neonatus):
1. Bayi tidak mau menyusu
Anda harus merasa curiga jika bayi anda tidak mau menyusu. Seperti yang kita ketahui bersama,
ASI adalah makanan pokok bagi bayi, jika bayi tidak mau menyusu maka asupan nutrisinya akan
berkurang dan ini akan berefek pada kondisi tubuhnya. Biasanya bayi tidak mau menyusu ketika
sudah dalam kondisi lemah, dan mungkin justru dalam kondisi dehidrasi berat.

2. Kejang
Kejang pada bayi memang terkadang terjadi. Yang perlu anda perhatikan adalah bagaimana
kondisi pemicu kejang. Apakah kejang terjadi saat bayi demam. Jika ya kemungkinan kejang
dipicu dari demamnya, selalu sediakan obat penurun panas sesuai dengan dosis anjuran dokter.
Jika bayi anda kejang namun tidak dalam kondisi demam, maka curigai ada masalah lain.
Perhatikan freksuensi dan lamanya kejang, konsultasikan pada dokter.

3. Lemah
Jika bayi anda terlihat tidak seaktif biasanya, maka waspadalah. Jangan biarkan kondisi ini
berlanjut. Kondisi lemah bisa dipicu dari diare, muntah yang berlebihan ataupun infeksi berat.
4. Sesak Nafas
Frekuensi nafas bayi pada umumnya lebih cepat dari manusia dewasa yaitu sekitar 30-60 kali per
menit. Jika bayi bernafas kurang dari 30 kali per menit atau lebih dari 60 kali per menit maka
anda wajib waspada. Lihat dinding dadanya, ada tarikan atau tidak.

5. Merintih
Bayi belum dapat mengungkapkan apa yang dirasakannya. Ketika bayi kita merintih terus
menerus walau sudah diberi ASI atau sudah dihapuk-hapuk, maka konsultasikan hal ini pada
dokter. Bisa jadi ada ketidaknyamanan lain yang bayi rasakan.

6. Pusar Kemerahan
Tali pusat yang berwarna kemerahan menunjukkan adanya tanda infeksi. Yang harus anda
perhatikan saat merawat tali pusat adalah jaga tali pusat bayi tetap kering dan bersih. Bersihkan
dengan air hangat dan biarkan kering. Betadin dan alcohol boleh diberikan tapi tidak untuk
dikompreskan. Artinya hanya dioleskan saja saat sudah kering baru anda tutup dengan kassa
steril yang bisa anda beli di apotik.

7. Demam atau Tubuh Merasa Dingin


Suhu normal bayi berkisar antara 36,50C – 37,50C. Jika kurang atau lebih perhatikan kondisi
sekitar bayi. Apakah kondisi di sekitar membuat bayi anda kehilangan panas tubuh seperti
ruangan yang dingin atau pakaian yang basah.

8. Mata Bernanah Banyak


Nanah yang berlebihan pada mata bayi menunjukkan adanya infeksi yang berasal dari proses
persalinan. Bersihkan mata bayi dengan kapas dan air hangat lalu konsultasikan pada dokter atau
bidan.

9. Kulit Terlihat Kuning


Kuning pada bayi biasanya terjadi karena bayi kurang ASI. Namun jika kuning pada bayi terjadi
pada waktu ≤ 24 jam setelah lahir atau ≥ 14 hari setelah lahir, kuning menjalar hingga telapak
tangan dan kaki bahkan tinja bayi berwarna kuning maka anda harus mengkonsultasikan hal
tersebut pada dokter.
Tindakan yang harus dilakukan bila ada salah satu saja tanda bahaya : Merujuk segera ke rumah
sakit atau puskesmas.Masalah atau kondisi akut perlu tindakan segera dalam satu jam kelahiran
(oleh tenaga di kamar bersalin) :
· Tidak bernafas
· Sesak nafas
· Sianosis sentral ( kulit biru)
· Bayi berat lahir rendah (BBLR ) < 2500 gram
· Hipotermi atau stress dingin (suhu aksila <36.5°c)
· Kejang
Kondisi perlu tindakan awal
· Potensial infeksi bakteri (pada ketuban pecah din atau pecah lama)
· Potensial sifilis (ibu dengan gejala atauserologis positif)
Kondisi malformasi atau masalah lain yang tidak perlu tindakan segera (oleh tenaga di
kamarbersalin):
· Lakukan asuhan segera bayi baru lahir dalam jam pertama setelah kelahiran bayi
· Rujuk ke kamar bayi atau tempat pelayanan yang sesuai
SAP (Satuan Acara Penyuluhan) Perumbuhan dan Perkembangan Pada
Masa Bayi

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Tumbuh Kembang Pada Masa Bayi

Subtopik : Tumbuh Kembang Pada Masa Bayi

Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan selama 1×30 menit, klien mampu mengerti dan memahami tentang
masalah tumbuh kembang pada bayi.

2. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan selama 1×30 menit diharapkan klien dapat:

1. Menyebutkan pengertian pertumbuhan dan perkembangan dengan benar.


2. Menyebutkan stimulasi tumbuh kembang bayi.
3. Menjelaskan proses tumbuh kembang bayi sesuai umur.
4. Menyebutkan kebutuhan pada masa bayi.

Sasaran : Ibu dan Balita


Penjelasan.

Mempelajari tumbuh kembang memang sangat menarik karena cara manusia tumbuh
menjadi besar dan berkembang merupakan proses yang mengagumkan dan banyak menyimpan
misteri yang belum terungkap. Istilah tumbuh merupakan peristiwa bertambahnya ukuran fisik
dan structural tubuh, sedangkan perkembangan merupakan peristiwa bertambahnya kemampuan
dalam struktur dan fungsi tubuh. Laju tumbuh kembang setiap individu tidak selalu sama.

Ketika dalam kandungan dan dua tahun pertama setelah lahir, proses tumbuh kembang
berlangsung pesat sekali. Selanjutnya berkurang perlahan lahan pada umur 3-4 tahun. Seiring
dengan pertumbuhan jasmaninya terjadi perkembangan jiwa, intelegensi, dan perilaku anak.

Peristiwa tumbuh kembang banyak dipengaruhi oleh faktor genetic, gizi, dan lingkungan. Faktor
genetik diturunkan dari orang tuanya. Dengan demikian, yang dapat diupayakan adalah
peningkatan gizi dan penciptaan lingkungan hidup yang mendukung.

Seperti yang kita ketahui bahwa masa bayi dan balita sangat rentan terhadap penyakit, seperti flu,
diare, bronchitis, atau penyakit infeksi lainnya. Jika anak sering menderita sakit dapat
menghambat atau mengganggu proses tumbuh kembangnya.

1. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan


2. Stimulasi tumbuh kembang
3. Proses tumbuh kembang bayi
4. Kebutuhan pada masa bayi

Referensi.

Sulistijani, Dina Agoes, dan Maria Poppy. 2001. Menjaga kesehatan bayi dan balita. Jakarta :
Puspa Swara

Mansur, Herawati, dan Temu Budiarti. 2014. PSIKOLOGI ibu dan anak. Malang : Salemba
Medika

Davies, Lorna dan Mc Donald, Sharon. 2012. Pemeriksaan kesehatan bayi pendekatan
multidimensi. Diterjemahkan oleh Ni putu indri mahayuni. Jakarta : EGC
Proses Pelaksanaan

NO. Pelaksanaan Kegiatan Petugas Kegiatan Peserta Edukasi

* Mengucapkan salam dan * Menjawab salam dan


perkenalan berespon terhadap kegiatan
yang ada
1. Persiapan 5 menit
* Menjelaskan tujuan umum dan
tujuan khusus penyuluhan * Mendengarkan penjelasan
tentang tujuan penyuluhan
* Menggali pengalaman awal
tentang pengertian pertumbuhan * Menjawab pertanyaan dari
dan perkembangan petugas
* Menyampaikan materi penyuluhan
tentang :

1. Pengertian pertumbuhan &


perkembangan

2. Stimulus tumbuh kembang * Mendengarkan informasi


selama proses penyuluhan
3. Proses tumbuh kembang bayi
2. Pelaksanaan 15 menit
* Bertanya secara aktif
4. Kebutuhan pada masa bayi
tentang hal-hal yang belum
dipahami selama pross
* Memberikan kesempatan
penyuluhan
kepada peserta edukasi untuk
menanyakan hal-hal yang belum
dimengerti

* Menciptakan suasana yang


kondusif saat menyampaikan
materi
* Melakukan evaluasi pemahaman
dengan memberikan pertanyaan
secara langsung kepada peserta * Menjawab pertanyaan dari
edukasi selama evaluasi petugas
3. Evaluasi 10 menit

* Menyampaikan materi * Mendengarkan kesimpulan


penyuluhan dari materi penyuluhan

* Terminasi
Evaluasi

Melakukan evaluasi dengan memberi pertanyaan secara langsung disesuaikan dengan tujuan
penyuluhan. Adapun beberapa hal yang dapat ditanyakan dalam proses evaluasi adalah :

1. Pengertian pertumbuhan & perkembangan


2. Stimulus tumbuh kembang
3. Proses tumbuh kembang bayi
4. Kebutuhan pada masa bayi

PENDAHULUAN.

Mempelajari tumbuh kembang memang sangat menarik karena cara manusia tumbuh
menjadi besar dan berkembang merupakan proses yang mengagumkan dan banyak menyimpan
misteri yang belum terungkap. Istilah tumbuh merupakan peristiwa bertambahnya ukuran fisik
dan structural tubuh, sedangkan perkembangan merupakan peristiwa bertambahnya kemampuan
dalam struktur dan fungsi tubuh. Laju tumbuh kembang setiap individu tidak selalu sama.

Ketika dalam kandungan dan dua tahun pertama setelah lahir, proses tumbuh kembang
berlangsung pesat sekali. Selanjutnya berkurang perlahan lahan pada umur 3-4 tahun. Seiring
dengan pertumbuhan jasmaninya terjadi perkembangan jiwa, intelegensi, dan perilaku anak.

Peristiwa tumbuh kembang banyak dipengaruhi oleh faktor genetic, gizi, dan lingkungan. Faktor
genetik diturunkan dari orang tuanya. Dengan demikian, yang dapat diupayakan adalah
peningkatan gizi dan penciptaan lingkungan hidup yang mendukung.

Seperti yang kita ketahui bahwa masa bayi dan balita sangat rentan terhadap penyakit, seperti flu,
diare, bronchitis, atau penyakit infeksi lainnya. Jika anak sering menderita sakit dapat
menghambat atau mengganggu proses tumbuh kembangnya.
TUMBUH KEMBANG BAYI DAN BALITA

1. Pertumbuhan dan Perkembangan

Pada dasarnya, manusia selalu tumbuh dan berkembang untuk melakukan proses kehidupan. Hal
ini mempengaruhi tubuh manusia itu sendiri. Pertumbuhan berkaitan dengan kuantitas dan
perkembangan lebih pada kualitas.

 Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran berbagai organ tubuh. Pertumbuhan berhubungan


dengan bertambahnya ukuran dan volume serta jumlah sel yang mengakibatkan bertambahnya
ukuran makhluk hidup.

 Perkembangan

Perkembangan adalah proses pematangan fungsi organ tubuh, berkaitan dengan pematangan sifat
dan karakter manusia, lebih bersifat kualitatif.

Kecepatan pertumbuhan pada setiap tahapan usia berbeda beda. Sebagai contoh dapat
diperhatikan penjelasan berikut.

 Otak bayi tumbuh sangat cepat selama dalam proses kandungan dan pertumbuhannya akan
lengkap pada usia 2 tahun.
 Waktu lahir, tengkorak bayi sudah berukuran ¾ dari ukuran dewasa.
 Pertumbuhan organ sex berlangsung lambat pada masa kanak kanak, tetapi melaju pada masa
akil baliq
 Umumnya, pada usia 4 bulan pertama, berat badan bayi 2x lebih besar dibandingkan waktu baru
lahir dan pada usia 4 tahun, panjang / tingginya menjadi 2x lebih besar dibandingkan waktu
lahir.

Pemantauan pertumbuhan dapat dilakukan dengan menimbang berat badan dan mengukur tinggi
badan secara teratur pada waktu tertentu sehingga normal tidaknya pertumbuhan anak dapat
diketahui.

2. Stimulasi Tumbuh Kembang

Kemampuan dan tumbuh kembang anak perlu dirangsang oleh orang tua, agar anak dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal dan sesuai umurnya. Upaya untuk merangsang tumbuh
kembang anak disebut stimulasi tumbuh kembang anak.
Perkembangan anak meliputi 4 aspek, yaitu :

1. Perkembangan gerak kasar.


2. Perkembangan gerak halus
3. Perkembangan bicara, bahasa, dan kecerdasan, serta
4. Perkembangan pergaulan dan percaya diri.

Jenis perkembangan anak yang perlu di stimulasi sebagai berikut:

 Kemampuan gerak
 Kemampuan berbicara
 Kecerdasan
 Kemandirian/ percaya diri
 Kemampuan bergaul

Stimulasi dapat dilakukan sejak bayi baru lahir. Kegiatan ini sebenarnya tidak memerlukan
waktu khusus, tetapi dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan mengasuh dan merawat bayi
setiap hari seperti saat mandi dan menggantikan popok

Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang, ada beberapa prisip dasar yang perlu diperhatikan
yakni :

1. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang


2. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak bermain.
3. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur bayi.
4. Gunakan alat bantu atau permainan yang sederhana dan aman untuk bayi.
5. Memberikan pujian apabila anak berhasil melakukan kegiatan stimulasi.

1. Proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi

NO. USIA BAYI PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN

· Menggerakkan kepala dari sisi ke sisi pada saat posisi tengkurap

· Cengkraman yang kuat


1. 1 bulan
· Menatap tangan dan jari-jari

· Mengikuti gerakan dengan mata


· Menahan kepala dan leher sebentar pada saat telungkup

· Membuka dan menutup tangan, pukulan diarahkan tanpa arah


2. 2 bulan
· Mulai bermain dengan jari-jari, membuat asosiasi (menangis
berarti digendong atau diberi makan)
· Tersenyum dengan responsif, mengadakan kontak mata
· Meraih dan mengambil objek, kepala tegak saat digendong, mulai
merasakan beban pada kaki

· Mengenggam objek dengan tangan, mengisap ibu jari dan


3. 3 bulan
meninju

· Berguman, memekik

· Menirukan anda saat anda menjulurkan lidah, mulai tertawa


· Mendorong badan ke atas dengan tangan pada posisi telungkup,
duduk bertumpu pada lengan

· Mengambil objek, menggenggam seperti menggunakan sarung


4. 4 bulan tangan

· Tertawa keras, mengamati dengan akurat

· Menikmati bermain dan mungkin menangis ketika dihentikan,


mengangkat lengan sebagai isyarat “gendonglah aku”
· Mulai berguling ke salah satu sisi badan

· Belajar memindahkan objek dari tangan yang satu ke tangan


5. 5 bulan yang lain

· Meniup raspberry (menyemburkan busa)

· Menjangkau mama atau papa dan menangis kalau ditinggal


· Berguling ke sisi kiri dan kanan

· Memakai tangan untuk menyambar objek kecil


6. 6 bulan
· Berceloteh

· Mengenali wajah pengasuh, keluarga dan teman yang sudah


akrab
· Bergerak sedikit – mulai merangkak

· Belajar menggunakan ibu jari dan jari tangan lainnya


7. 7 bulan
· Berceloteh dengan cara yang lebih kompleks

· Merespon ekspresi emosi orang lain


· Duduk tanpa dibantu

· Mulai bertepuk tangan


8. 8 bulan
· Merespon kata-kata yang sudah akrab, melihat ketika dipanggil

· Bermain permainan interaktif seperti cilukba


· Mungkin mencoba naik/merangkak ke atas tangga

· Menguasai genggaman cubit


9. 9 bulan
· Belajar keberadaan objek — bahwa sesuatu ada bahkan kalau
mereka tidak dapat melihatnya

· Sedang takut-takutnya sama orang asing


· Menarik diri untuk berdiri

· Menyusun dan mengurutkan mainan


10 10 bulan
· Melambaikan bye-bye dan mengangkat tangan untuk
mengatakan “naik”

· Belajar memahami sebab akibat. Contoh: saya menangis, mama


datang
· Menjelajah menggunakan perabotan

11. 11 bulan
· Membalik halaman saat anda membaca

· Memanggil mama atau papa dengan “mama” atau ” dada”


· Berdiri tanpa dibantu dan mungkin memulai langkah pertama

· Membantu pada saat dipakaikan baju (memasukkan tangan ke


lengan baju)
12. 12 bulan
· Mengucapkan kira-kira 2 sampai 3 kata (biasanya “mama”
dan”dada”)

· Bermain permainan meniru seperti pura-pura sedang nelpon

2. Kebutuhan pada masa bayi


NO. USIA BAYI KEBUTUHAN ESENSIAL JENIS LAYANAN

* Inisiasi menyusui dini

* Pemberian asi ekslusif


Asupan gizi seimbang
* Pemberian makanan bergizi
seimbang bagi ibu

* Suplementasi gizi bagi ibu


* Pencatatan berat dan panjang lahir

1. Bayi 0-28 hari * Manajemen terpadu bayi muda


Asupan bayi baru lahir (MTBM) yang mencakup antara
lain, pemeriksaan, kesehatan,
penganan penyakit, injeksi vitamin,
perawatn tali pusar,menjaga bayi
tetap hangat.
Pencegahan penyakit Pemberian imunisasi

Tumbuh kembang normal Stimulasi tumbuh kembang

Akta kelahiran Pencatatan kelahiran

* Pemberian ASI

* makanan bergizi dan suplemen


Asupan gizi seimbang
gizi makro pada ibu

* Pemberian ASI dimulai pada usia


6 bulan
* Penimbangan setiap bulan

2. Bayi 1-12 bulan * Stimulasi dini

Tumbuh kembang normal * Penyuluhan stimulasi tumbuh


kembang bagi ibu, keluarga, dan
pengasuh lainnya

* Deteksi dan intervensi dini


tumbuh kembang
Pencegahan & pengobatan * Imunisasi lengkap sebelum usia 1
penyakit bulan

Anda mungkin juga menyukai