1. PENGERTIAN
Keluarga berencana adalah merupakan suatu perencanaan kehamilan yang diinginkan untuk
menjadikan norma keluarga kecil, bahagia dan sejahtera dan pada hakikatnya keluarga berencana
adalah upaya untuk menjarangkan kelahiran dan menghentikan kehamilan, bila ibu sudah
melahirkan anak yang banyak. Secara tidak langsung Keluarga Berencana dapat menyehatkan
fisik dan kondisi, sehat ekonomi keluarga dan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
(DEPKES RI 1996)
Keuntungan kontrasepsi :
Efektifitas tinggi
Tidak mengganggu senggama
Tidak ada efek samping secara sistemik
Tidak memerlukan obat atau alat
Tanpa biaya
Keterbatasan :
Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pasca
persalinan
Tidak melindungi terhadap IMS
Cara pemakaian :
Bayi disusui menurut kebutuhan bayi
Biarkan bayi menghisap sampai bayi melepaskan sendiri hisapannya
Susui bayi pada malam hari, karena menyusu pada waktu malam membantu mempertahankan
kecukupan kebutuhan ASI
Bayi terus disusukan walau ibu atau bayi sedang sakit
Ketika mendapat haid pertanda ibu sudah subur kembali dan harus segera mulai metode KB
lainnya.
b. Pil Oral Kontrasepsi (POK)
Cara kerja :
Menekan ovulasi
Rahim tidak bisa menerima hasil pembuahan
Mengentalkan lendir serviks, sehingga mengganggu transportasi sperma
Keuntungan :
Efektifitas tinggi, jika diminum secara rutin maka dapat mencegah kehamilan hingga 99%.
Kesuburan cepat kembali
Tidak mempengaruhi ASI
Dapat dihentikan setiap saat
Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat
Tidak mengganggu hubungan seksual
Keterbatasan :
Mengganggu siklus haid
Peningkatan atau penurunan berat badan
Harus dipergunakan setiap hari
Cara pemakaian :
Mulai hari pertama sampai hari kelima siklus haid
Diminum setiap hari pada saat yang sama
Bila lupa 1 atau 2 pil minumlah segera pil yang terlupa dan gunakan metode pelindung sampai
akhir bulan
c. Suntikan
keunggulan utama adalah kesederhanaan cara pemberian serta durasi kerja yang lama.
Macam – macam kontrasepsi suntikan :
DMPA (Depot Medroxyprogesteron Asetat) = depo provera
NET-EN (norethindoronroneenanthate)= noristerat
Kontrasepsi suntikan sekali sebulan = cycloferm
Mekanisme kerja :
Mencegah ovulasi
Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan barier terhadap spermatozoa
Membuat endometrium kurang baik/ layak untuk implantasi dari ovum yang dibuahi
Keuntungan :
Sangat efektif, mencegah kehamilan hingga 99,7%.
Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
Tidak mempengaruhi ASI
Sedikit efek samping
Dapat digunakan oleh perempuan diatas 35 tahun sampai perimenopause
Menurunkan kejadian jinak payudara
Pencegahan kehamilan jangka panjang
Efek samping :
Tidak dapat dihentikan sewaktu – waktu sebelum suntikan berikutnya
Pertambahan berat badan
Perdarahan tidak teratur
Nyeri payudara, rambut rontok, jerawat
Cara pemakaian :
Setiap saat selama siklus haid selama tidak hamil
Disarankan untuk mulai menggunakan kontrasepsi suntikan selama 5 – 7 hari pertama dari
siklus haid
Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual
Cara kerja :
Lendir serviks menjadi kental
Menganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.
Menekan ovulasi
Keuntungan :
Daya guna tinggi
Perlindungan jangka panjang
Pengembangan tingkat kesuburan cepat setelah pencabutan
Bebas dari pengaruh estrogen
Tidak mengganggu ASI
Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan
Tidak mengganggu hubungan seksual
Keterbatasan :
Nyeri kepala
Peningkatan berat badan
Nyeri payudara
Perasaan mual
Membutuhkan tidakan pembedahan minor
Perubahan perasaan (mood)
Tidak memberikan efek protektif terhadap IMS
Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi
Obat – obatan menurun bila menggunakan obat – obatan tuberclosis
Perubahan pola haid, perdarahan berkepanjangan atau spotting
Jerawat
cara pemakaian :
Setiap saat selama siklus haid, hari ke 2 sampai hari ke 7, atau 6 minggu sampai 6 bulan pasca
persalinan, pasca keguguran
Daerah pemasangan pada lengan kiri atas (subkutan)
Daerah insersi harus tetap kering dan bersih selama 48 jam pertama (untuk mencegah infeksi
pada luka insisi)
Balutan tetap ditinggalkan selama 48 jam, sedangkan plester dipertahankan hingga luka sembuh
(biasanya 5 hari)
Setelah luka sembuh dapat dicuci dengan tekanan yang wajar
Bila ditemukan adanya tanda – tanda infeksi seperti demam peradangan, atau rasa sakit menetap
selama beberapa hari, segera kembali ke klinik
Setelah masa pemakaian habis maka implant harus segera dilepas
Mekanisme kerja :
Timbulnya reaksi radang lokal yang nonspesifik di dalam cavum uteri sehingga implantasi sel
telur yang telah dibuahi terganggu
Produksi lokal prostaglandin yang meninggi yang menyebabkan terhambatnya implantasi
Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi
Mencegah sperma membuahi sel telur (Mencegah fertilisasi)
Keuntungan :
efektifitasnya tinggi 99,4%
metode jangka panjang 5 – 10 tahun
tidak mempengaruhi hubungan seksual
tidak ada efek samping hormonal
tidak mempengaruhi volume dan kualitas ASI
dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
dapat digunakan sampai menopause (1 thn atau lebih setelah haid terakhir)
tidak ada interaksi dengan obat –obat
Keterbatasan :
efek samping yang umum terjadi : perubahan siklus haid ( umumnya pada 3 bulan pertama dan
akan berkurang setelah 3 bulan ), haid lebih lama dan banyak, perdarahan spooting antar
menstruasi, saat haid lebih sakit.
Komplikasi lain : merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah pemasangan perforasi
dinding uterus, perdarahan berat pada waktu haid yang memungkinkan penyebab anemia.
Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti-ganti
pasangan.
Memerlukan pemeriksaan pelvik
Sedikit nyeri dan perdarahan
Klien tidak dapat melepas AKDR nya sendiri
Mungkin AKDR bisa keluar tanpa diketahui
Tidak mencegah kehamilan ektopik
Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu
Cara Pemakaian :
Setiap waktu dalam siklus haid, dan dipastikan klien tidak hamil.
Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.
Segera setelah melahirkan ( 4 minggu pasca persalinan ) dan setelah 6 bulan dengan metode
MAL.
Setelah abortus ( bila tidak ada gejala infeksi )
Selama 1-5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi
AKDR dipasang di dalam rahim.
Kembali memeriksakan diri setelah 4-6 minggu setelah pemasangan.
Selama bulan pertama pemakaian AKDR, periksa benang secara rutin terutama setelah haid.
Segera kembali ke klinik apabila: tidak dapat meraba benang AKDR, merasakan bagian yang
keras dari AKDR, AKDR terlepas, siklus haid terganggu atau meleset, terjadi pengeluaran cairan
vagina yang mencurugakan, adanya infeksi.
Setelah masa pemakaian habis, AKDR harus segera dilepas.
b. Tubektomi
Penutupan pada tuba fallopi sehingga spermatozoa dan ovum tidak dapat bertemu.
Yang dapat menjalani tubektomi :
Perempuan pada usia >26 tahun
Perempuan dengan paritas
Perempuan yang yakin mempunyai keluarga besar dan sesuai dengan kehendaknya
Perempuan pada kehamilannya akan menimbulkan resiko yang serius
Perempuan pasca persalinan
Perempuan pasca keguguran
Perempuan yang paham dengan sukarela setuju dengan prosedur ini
c. Vasectomi
Insisi kecil pada skrotum, lumen vas deferens dirusak untuk menghambat lewatnya sperma dari
testis. Atau oklusi vas deferens, sehingga menghambar perjalanan spermatozoa dan tidak
didapatkan spermatozoa didalam semen.
Keuntungan :
Efektif
Aman, morbiditas rendah & hampir tidak ada mortalitas
Sederhana, cepat, biaya murah
Menyenangkan bagi akseptor
Tidak mengganggu hormon pria dan tidak berpengaruh terhadap kemampuan atau kepuasan
seksual
Indikasi :
Pasangan suami istri yang tidak menghendaki kehamilan lagi dan pihak suami bersedia tindakan
kontrasepsi dilakukan pada dirinya.
Kontra indikasi :
Adanya kelainan lokal atau umum yang dapat menggangu sembuhnya luka operasi kelainan itu
harus disembuhkan dulu.
Efek samping :
Kondom rusak atau diperkirakan bocor sebelum atau selama berhubungan
Iritasi local pada penis/adanya reaksi alergi (jarang)
Mengurangi kenikmatan hubungan seksual
Iritasi vagina
Cara penggunaan :
Gunakan kondom setiap akan melakukan hubungan seksual
Taruh kondom diatas penis yang tegang, pencet ujung kondom, agar udara didalamnya keluar
Buka gulungan kondom kebawah menyarungi seluruh penis
Setelah keluar mani, tarik penis yang masih tegang dari vagina, sambil menahan dasar kondom,
jangan ada cairan yang tumpah
Buang kondom bekas pakai pada tempat yang aman
Pengertian Usia Subur
Usia subur (PUS) berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-laki dan
perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi
dengan baik.
Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan kesehatan
reproduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode keluarga berencana, sehingga
jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi dan
kualitas generasi yang akan datang.
Pasangan usia subur berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-laki dan
perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi
dengan baik. Ini dibedakan dengan perempuan usia subur yang berstatus janda atau cerai. Pada
masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan reprduksinya yaitu
menekan angka kelahiran dengan metode keluarga berencana sehingga jumlah dan interval
kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas generasi
yang akan datang.
2. Kalsium
Sumber kalsium yang baik adalah produk susu. Terdiri dari susu, keju, dan yoghurt. Sumber
kalsium yang bukan produk susu adalah susu kedelai yang ditambah kalsium, ikan yang
tulangnya bisa dimakan bersama dagingnya,biji wijen, dan sayuran.
3. Folate
Tubuh memerlukan folate untuk bentuk sel baru.
Akibat masalah gizi yang bisa terjadi pada usia produktif adalah:
1. Menurunnya produktivitas kerja
2. Menurunnya kemampuan belajar
3. Timbulnya penyakit-penyakit baru; hal ini lebih sering terjadi
pada maslaha gizi lebih. Adapun penyakit yang dapat muncul
adalah diabetes mellitus, hipertensi, kardiovaskuler, dan lain-lain.
4. Mudahnya terinfeksi; akibatnya kurangnya supan gizi sehingga
kekebalan tubuh menjadi menurun
5. Gangguan pertumbuhan pada remaja
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), remaja adalah orang yang berusia 12 hingga 24
tahun. Masa remaja merupakan peralihan dari kanak-kanak menjadi dewasa. Artinya, proses
pengenalan dan pengetahuan kesehatan reproduksi sebenarnya sudah dimulai pada masa ini.
Secara sederhana, reproduksi berasal dari kata “re” yang berarti kembali dan “produksi” yang
artinya membuat atau menghasilkan.
Reproduksi bisa diartikan sebagai proses kehidupan manusia dalam menghasilkan kembali
keturunan. Karena definisi yang terlalu umum tersebut, seringnya reproduksi hanya dianggap
sebatas masalah seksual atau hubungan intim. Alhasih, banyak orang tua yang merasa tidak
nyaman untuk membicarakan masalah tersebut pada remaja. Padahal, kesehatan reproduksi,
terutama pada remaja merupakan kondisi sehat yang meliputi sistem, fungsi, dan proses
reproduksi.
Kurangnya edukasi terhadap hal yang berkaitan dengan reproduksi nyatanya bisa memicu
terjadinya hal-hal yang tak diinginkan. Salah satu hal yang sering terjadi karena kurangnya
sosialiasi dan edukasi adalah penyakit seksual menular, kehamilan di usia muda, hingga aborsi
yang berakibat pada hilangnya nyawa remaja.
Nyatanya peran orangtua merupakan satu hal yang penting dalam edukasi seksual pada remaja.
Apalagi saat ini masih belum banyak orang yang peduli terhadap risiko-risiko yang bisa
menyerang remaja “salah pergaulan” tersebut. Mulai dari ancaman HIV/AIDS, angka kematian
ibu yang meningkat karena melahirkan di usia muda, hingga kematian remaja perempuan karena
nekat mengambil tindakan aborsi.
Mengapa Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada Remaja Sangat Penting?
Pada dasarnya, remaja perlu memiliki pengetahuan seputar kesehatan reproduksi. Tak hanya
untuk menjaga kesehatan dan fungsi organ tersebut, informasi yang benar terhadap pembahasan
ini juga bisa menghindari remaja melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.
Memiliki pengetahuan yang tepat terhadap proses reproduksi, serta cara menjaga kesehatannya,
diharapkan mampu membuat remaja lebih bertanggung jawab. Terutama mengenai proses
reproduksi, dan dapat berpikir ulang sebelum melakukan hal yang dapat merugikan.
Pengetahuan seputar masalah reproduksi tidak hanya wajib bagi remaja putri saja. Sebab, anak
laki-laki juga harus mengetahui serta mengerti cara hidup dengan reproduksi yang sehat.
Pergaulan yang salah juga pada akhirnya bisa memberi dampak merugikan pada remaja laki-laki
pula. Lantas pengetahuan dasar apa saja yang perlu diketahui remaja?
Pengenalan terhadap sistem, proses, serta fungsi alat reproduksi. Usahakanlah untuk
menyampaikan informasi sesuai dengan usia dan kesiapan anak. Tapi sebaiknya hindari
penggunaan istila-istilah tertentu yang malah bisa mengaburkan makna dan membuat
anak tidak mengenal dengan pasti masalah reproduksi.
Risiko penyakit. Aspek ini juga sebaiknya sudah mulai dikenalkan dan disampaikan pada
remaja yang sudah beranjak dewasa. Dengan mengetahui risiko yang mungkin terjadi,
remaja tentu akan lebih berhati-hati dan lebih menjaga kesehatan reproduksi.
Kekerasan seksual dan cara meghindarinya. Remaja perlu dikenalkan dengan hak-hak
reproduksi yang ia miliki. Selain itu, diperlukan juga pengetahuan tentang kekerasana
seksual yang mungkin terjadi, apa saja jenisnya, dan bagaimana cara mencegahnya
terjadi.
Materi
a. Pengertian Higiene
Higiene adalah ilmu kesehatan tentang bagaimana cara perawatan diri pada individu agar
dapat memelihara kesehatannya dengan baik atau disebut juga dengan higiene perorangan
(personal higiene). Personal higiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan higiene berarti sehat. Personal higiene (kebersihan perorangan) adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis. Pemeliharaan higiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan dan
kesehatan. Seperti pada orang sehat mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya sendiri, pada
orang sakit atau tantangan fisik memerlukan bantuan perawat untuk melakukan praktik
kesehatan yang rutin.
b. Pengertian Menstruasi
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan
pendarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi
merupakan siklus pada reproduksi wanita yang ditandai dengan pengeluaran sel telur setiap
bulan secara alami, hal ini terjadi jika ovum tidak dibuahi kira-kira 2 hari sebelum akhir siklus
bulanan.
c. Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi adalah proses kompleks yang mencakup sistem reproduktif dan
endokrin. Siklus ini merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi secara kompleks yang saling
mempengaruhi dan terjadi secara simultan di endometrium, kelenjar hipotalamus, kelenjar
hipofisis, dan ovarium untuk mempersiapkan uterus selama kehamilan. Siklus menstruasi wanita
dibagi menjadi dua tahap yaitu siklus menstruasi ovarium (fase golikuler dan fase luteal) dan
siklus menstruasi endometrium (fase menstruasi, fase proliferasi, fase sekresi, fase iskemi).
Siklus menstruasi ovarium yaitu:
1) Fase folikuler
Siklus diawali dengan terlepasnya endometrium
2) Fase Luteal
LH akan merangsang ovulasi dari oosit matang
Siklus menstruasi endometrium yaitu:
1) Fase menstruasi
Adanya penurunan progesteron dan estrogen yang tajam akan menghilangkan rangsangan paa
endometrium dan menyebabkan iskemik sehingga terjadi menstruasi
2) Fase proliferasi
Pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak sekitar hari ke-5 hingga ovulasi
3) Fase sekresi
Lamanya 14 kurang lebih 2 hari. Enometrium sekretorius menjadi matang dengan sempurna,
endometrium menjadi kaya akan darah untuk memberikan nutrisi pada ovum yang sudah dibuahi
4) Fase iskemi
Peluruhan sel telur karena tidak dibuahi
d. Gangguan saat Menstruasi
1) Nyeri haid (dismenore)
Dismenore atau kram usus uterus merupakan nyeri selama menstruasi yang disebabkan oleh
kejang otot uterus.
2) Pre Menstruasi Syndrome (PMS)
Adalah gabungan sari gejala-gejala fisik dan psikologis yang terjadis selama fase luteal siklus
menstruasi dan akan menghilang setelah menstruasi dimulai. Gangguan psikologis seperti
kecemasan dan depresi.
3) Amenore
Adalah tidak terjadinya menstruasi. Dibagi menjadi amenore primer (tidak menstruasi sampai
usia 17 tahun) dan amenore sekunder (tidak menstruasi selama 3 bulan bagi wanita yang sudah
menstruasi sebelumnya).
e. Pengertian Manajemen Higiene Menstruasi
Higiene menstruasi adalah komponen higiene perorangan yang memegang peranan
penting dalam perilaku kesehatan seorang perempuan khususnya kebersihan alat reproduksinya
saat mengalami menstruasi. Manajemen higiene menstruasi adalah dasar pengelolaan saat
menstruasi agar dapat beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari dengan nyaman seperti pergi ke
sekolah, bekerja, dan lain-lain.
f. Tujuan, Manfaat, dan Pentingnya Perawatan Diri bagi Perempuan saat Menstruasi
Tujuan dan manfaat perawatan diri yaitu:
Jika remaja putri melakukan perilaku higienis pada saat menstruasi maka akan terhindar
dari kanker rahim, merasa nyaman beraktivitas sehari-hari, percaya diri, bersemangat dan tidak
malas-malasan lagi, tidak dijauhi teman-teman karena bau badan amis dan tidak mempercayai
mitos-mitos yang beredar di masyarakat karena sudah memahami kebenarannya.
g. Manajemen Higiene Menstruasi
Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan, idealnya penggunaan pembalut selama
menstruasi harus diganti secara teratur 4 sampai 5 kali sehari atau setiap 3-4 jam sekali apalagi
jika sedang banyak-banyaknya pada 2-3 hari pertama menstruasi. Setelah mandi atau buang air,
vagina harus dikeringkan dengan tisu atau handuk agar tidak lembab. Selain itu pemakaian
celana dalam hendaknya bahan yang terbuat dari yang mudah menyerap keringat.
Beberapa aspek penting yang harus diperhatikan remaja putri dalam menjaga kesehatan
organ reproduksinya yaitu:
1) Saat menstruasi wajib menggunakan pembalut untuk menyerap darah yang keluar dari vagina.
Bila menggunakan tampon dari kain, harus dibersihkan dan dipakai lagi setelah kering.
2) Syarat penggunaan pembalut yaitu pembalut yang berbahan lembut dan menyerap dengan baik,
penggantian pembalut minimal dua kali sehari pada saat menstruasi minimal 3-4 jam dalam
sehari dan jangan membiarkan pembalut lengket seharian, pembalut yang sudah dipakai
dibersihkan dengan benar sampai bersih dengan mencucinya sampai tidak tersisa lagi darah dan
kemudian buang ke tempat sampah.
3) Selalu mencatat siklus menstruasi mulai awal sampai akhir dan mengontrol kondisi tubuh saat
menstruasi untuk mendeteksi adanya gangguan kesehatan.
4) Mengatur jadwal tidur
5) Mengkonsumsi susu berkalsium tinggi dan makanan kaya zat besi saat menstruasi
6) Latihan ringan dan olahraga membantu mengatasi nyeri haid
7) Rajin mengganti celana dalam 2-3 kali sehari
8) Pembersihan vagina yaitu pembilasan dengan air bersih dari arah depan ke belakang dan
baiknya menggunakan air mengalir , mencuci tangan terlebih dahulu saat pertama kali
membasuh area vagina, dan pastikan kuku tidak panjang karena akan melukai vagina
9) Menjaga organ reproduksi tidak lembab
10) Memakai celana dalam yang terbuat dari katun karena dapat menyerap keringat dan sebaiknya
tidak terlalu ketat
11) Mandi minimal 1 kali sehari dengan air bersih lebih baik lagi air hangat
12) Membuang sampah pembalut secara teratur. Jangan sembarangan karena akan menyumbat
saluran pembuangan.
h. Dampak jika Perempuan tidak Merawat Diri dengan Baik saat Menstruasi
Peristiwa menstruasi yang merupakan darah kotor, yang jika kurang dijaga kebersihannya
akan berpotensi untuk timbul infeksi pada organ reproduksi (Yusuf, 2002). Sedangkan apabila
perilaku higienis tersebut tidak dilakukan dan remaja putri kurang peduli akan kebersihan alat
reproduksinya, tidak menjaga penampilan dan kesehatan sewaktu menstruasi, mereka dapat
terkena kanker rahim, keputihan, mengurangi aktivitas saat menstruasi karena malas, kurang
percaya diri, percaya akan mitos-mitos seputar menstruasi yang beredar di masyarakat, dijauhi
teman-teman karena bau badan amis dan lainnya.
Hasil penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa kurangnya perilaku perawatan
diri saat menstruasi dapat menyebabkan berbagai penyakit misalnya kanker rahim. Berdasarkan
data dari badan kesehatan Dunia (WHO), kanker serviks merupakan kanker nomor dua
terbanyak pada perempuan berusia 15–45 tahun setelah kanker payudara. Tidak kurang dari
500.000 kasus baru dengan kematian 280.000 penderita terjadi setiap tahun di seluruh dunia.
Bisa dikatakan, setiap dua menit seorang perempuan meninggal akibat kanker serviks. Di
wilayah Asia Pasifik dan Timur Tengah terdapat 1,3 milyar perempuan berusia 13 tahun ke atas
yang berisiko terkena kanker serviks. WHO memperkirakan ada lebih dari 265.000 kasus kanker
serviks dengan kematian 140.000 penderita setiap tahun di wilayah ini. Menurut data Globocan
2002, terdapat lebih dari 40.000 kasus baru kanker serviks dengan sekitar 22.000 kematian
karenanya pada wanita di Asia Tenggara.
Indonesia berada pada peringkat pertama untuk kasus wanita penderita kanker mulut
rahim (serviks) sedunia, sedangkan data dari Yayasan Kanker Indonesia, bahwa penyakit
penyakit kanker leher rahim (serviks) mengakibatkan korban meninggal dunia sedikitnya 555
wanita perharinya dan 200.000 wanita per tahunnya. Menurut beberapa penelitian menyebutkan
bahwa kanker ini disebabkan oleh virus Human Papilloma Virus (HPV) yang muncul antara lain
karena perilaku sering berganti-ganti pasangan seks dan perilaku yang tidak higienis pada saat
menstruasi.
Virus ini hidup di daerah yang lembab, persisnya dalam cairan vagina yang diidap oleh
penderita keputihan (leukore). Jika keputihan ini tidak segera membaik, virus ini bisa
memunculkan kanker rahim. Biasanya keadaan ini ditandai dengan banyaknya cairan keputihan
yang disertai bau tidak sedap dan perdarahan yang keluar dari vagina. Tapi ada kalanya kanker
yang muncul itu tidak memberikan gejala -gejala sakit seperti itu. Ditemukan penyebab utama
kanker mulut rahim di Indonesia adalah pembalut berkualitas buruk.
Oleh karena itu pada saat menstruasi seharusnya perempuan benar-benar dapat menjaga
kebersihan organ reproduksi secara ekstra terutama pada bagian vagina, karena kalau tidak
dijaga kebersihannya, akan menimbulkan mikroorganisme yang berlebih sehingga mengganggu
fungsi organ reproduksi.
A. Pengertian Gizi
Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara
langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Gizi
yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita yang masih dalam masa
pertumbuhan. Dimasa tumbuh kembang balita yang berlangsung secara cepat dibutuhkan
makanan dengan kualitas dan kuantitas yang tepat dan seimbang.Gizi yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh melalui makanan sehari-hari sehingga tubuh bisa aktif dan sehat optimal, serta
tak terganggu penyakit atau tubuh tetap sehat.
A. Defenisi Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara untuk mempertahankan kekebalan tubuh dengan memasukkan
vaksin ke dalam tubuh agar terlindungi dari penyakit infeksi tertentu. Imunisasi adalah
pemberian kekebalan atau masuknya bibit penyakit yang telah dilemahkan/ dimatikan agar tubuh
terlindungi dari penyakit tertentu. Vaksin adalah bibit penyakit yang telah dilemahkan/ dimatikan
yang diberikan saat imunisasi, yang menyebabkan anak memproduksi antibodi (zat kekebalan
tubuh), bukan menimbulkan penyakit.
B. Tujuan Imunisasi
Tujuan imunisasi adalah untuk:
1. Meningkatkan daya tahan tubuh anak
2. Menurunkan angka kematian
3. Imunisasi mencegah timbulnya jenis penyakit tertentu pada anak. Namun bila anak terserang
juga penyakit tersebut maka anak tidak akan sakit lebih parah. Dan mencegah terjadinya
kecacatan seperti pada penyakit poliomyelitis.
4. Mengendalikan wabah
C. Sasaran Imunisasi
Sasaran imunisasi untuk anak-anak adalah:
1. Semua bayi dan anak sehat di bawah usia 1 tahun
2. Anak-anak lain yang belum mendapat imunisasi lengkap
3. Anak usia sekolah (imunisasi booster/ ulangan)
F. Jenis imunisasi
Imunisasi dasar yang diharuskan di Indonesia ada 5 jenis, yaitu:
1. Imunisasi Polio
Menimbulkan kekebalan terhadap penyakit Poliomyelitis
Diberikan dengan cara diteteskan di mulut
Efek samping: Imunisasi polio hampir tidak mempunyai efek samping, namun kadang anak bisa
juga menderita diare setelah imunisasi polio.
3. Imunisasi Campak
Menimbulkan kekebalan terhadap penyakit Campak
Diberikan melalui penyuntikan pada daerah lengan atas
Efek samping: Imunisasi campak dapat menyebabkan diare, rash (kemerahan dan gatal), dan
conjunctivitis (radang selaput mata). Anak juga mungkin akan demam setelah 4 – 10 hari
penyuntikan. Berikan obat penurun panas selama anak panas.
4. Imunisasi DPT (Diphteri, Pertusis, Tetanus)
Menimbulkan kekebalan terhadap penyakit Diphteri, Pertusis dan Tetanus
Diberikan melalui penyuntikan pada daerah paha atas
Efek samping: Kebanyakan anak akan demam setelah mendapat imunisasi DPT. Namun panas
tubuh akan turun dalam 1 – 2 hari. Akan terjadi kemerahan dan bengkak pada daerah suntikan.
Keadaan ini tidak berbahaya dan akan sembuh dengan sendirinya. Jika demam tinggi, berikan
obat penurun panas yang diberikan oleh petugas kesehatan.
5. Imunisasi Hepatitis B
Menimbulkan kekebalan terhadap penyakit Hepatitis B
Diberikan melalui penyuntikan di paha atau di lengan atas
Efek samping: Setelah pemakaian biasanya, tidak adanya efek samping yang berarti
G. Jadwal Imunisasi
Jadwal imunisasi wajib dari pemerintah :
Umur Jenis imunisasi
0-7 hari Hepatitis B1
< 2 bulan BCG,Polio 1
2 bulan DPT Hb Combo 1,Polio 2
3 bulan DPT Hb Combo 2,Polio 3
4 bulan DPT Hb Combo 3,Polio 4
9 bulan Campak
6 tahun Booster (difteri tetanus)
3) Campak, bila timbul panas berikan obat yang didapat dari posyandu.
TANDA BAHAYA PADA BAYI BARU LAHIR
2. Kejang
Kejang pada bayi memang terkadang terjadi. Yang perlu anda perhatikan adalah bagaimana
kondisi pemicu kejang. Apakah kejang terjadi saat bayi demam. Jika ya kemungkinan kejang
dipicu dari demamnya, selalu sediakan obat penurun panas sesuai dengan dosis anjuran dokter.
Jika bayi anda kejang namun tidak dalam kondisi demam, maka curigai ada masalah lain.
Perhatikan freksuensi dan lamanya kejang, konsultasikan pada dokter.
3. Lemah
Jika bayi anda terlihat tidak seaktif biasanya, maka waspadalah. Jangan biarkan kondisi ini
berlanjut. Kondisi lemah bisa dipicu dari diare, muntah yang berlebihan ataupun infeksi berat.
4. Sesak Nafas
Frekuensi nafas bayi pada umumnya lebih cepat dari manusia dewasa yaitu sekitar 30-60 kali per
menit. Jika bayi bernafas kurang dari 30 kali per menit atau lebih dari 60 kali per menit maka
anda wajib waspada. Lihat dinding dadanya, ada tarikan atau tidak.
5. Merintih
Bayi belum dapat mengungkapkan apa yang dirasakannya. Ketika bayi kita merintih terus
menerus walau sudah diberi ASI atau sudah dihapuk-hapuk, maka konsultasikan hal ini pada
dokter. Bisa jadi ada ketidaknyamanan lain yang bayi rasakan.
6. Pusar Kemerahan
Tali pusat yang berwarna kemerahan menunjukkan adanya tanda infeksi. Yang harus anda
perhatikan saat merawat tali pusat adalah jaga tali pusat bayi tetap kering dan bersih. Bersihkan
dengan air hangat dan biarkan kering. Betadin dan alcohol boleh diberikan tapi tidak untuk
dikompreskan. Artinya hanya dioleskan saja saat sudah kering baru anda tutup dengan kassa
steril yang bisa anda beli di apotik.
Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 1×30 menit, klien mampu mengerti dan memahami tentang
masalah tumbuh kembang pada bayi.
2. Tujuan Khusus
Mempelajari tumbuh kembang memang sangat menarik karena cara manusia tumbuh
menjadi besar dan berkembang merupakan proses yang mengagumkan dan banyak menyimpan
misteri yang belum terungkap. Istilah tumbuh merupakan peristiwa bertambahnya ukuran fisik
dan structural tubuh, sedangkan perkembangan merupakan peristiwa bertambahnya kemampuan
dalam struktur dan fungsi tubuh. Laju tumbuh kembang setiap individu tidak selalu sama.
Ketika dalam kandungan dan dua tahun pertama setelah lahir, proses tumbuh kembang
berlangsung pesat sekali. Selanjutnya berkurang perlahan lahan pada umur 3-4 tahun. Seiring
dengan pertumbuhan jasmaninya terjadi perkembangan jiwa, intelegensi, dan perilaku anak.
Peristiwa tumbuh kembang banyak dipengaruhi oleh faktor genetic, gizi, dan lingkungan. Faktor
genetik diturunkan dari orang tuanya. Dengan demikian, yang dapat diupayakan adalah
peningkatan gizi dan penciptaan lingkungan hidup yang mendukung.
Seperti yang kita ketahui bahwa masa bayi dan balita sangat rentan terhadap penyakit, seperti flu,
diare, bronchitis, atau penyakit infeksi lainnya. Jika anak sering menderita sakit dapat
menghambat atau mengganggu proses tumbuh kembangnya.
Referensi.
Sulistijani, Dina Agoes, dan Maria Poppy. 2001. Menjaga kesehatan bayi dan balita. Jakarta :
Puspa Swara
Mansur, Herawati, dan Temu Budiarti. 2014. PSIKOLOGI ibu dan anak. Malang : Salemba
Medika
Davies, Lorna dan Mc Donald, Sharon. 2012. Pemeriksaan kesehatan bayi pendekatan
multidimensi. Diterjemahkan oleh Ni putu indri mahayuni. Jakarta : EGC
Proses Pelaksanaan
* Terminasi
Evaluasi
Melakukan evaluasi dengan memberi pertanyaan secara langsung disesuaikan dengan tujuan
penyuluhan. Adapun beberapa hal yang dapat ditanyakan dalam proses evaluasi adalah :
PENDAHULUAN.
Mempelajari tumbuh kembang memang sangat menarik karena cara manusia tumbuh
menjadi besar dan berkembang merupakan proses yang mengagumkan dan banyak menyimpan
misteri yang belum terungkap. Istilah tumbuh merupakan peristiwa bertambahnya ukuran fisik
dan structural tubuh, sedangkan perkembangan merupakan peristiwa bertambahnya kemampuan
dalam struktur dan fungsi tubuh. Laju tumbuh kembang setiap individu tidak selalu sama.
Ketika dalam kandungan dan dua tahun pertama setelah lahir, proses tumbuh kembang
berlangsung pesat sekali. Selanjutnya berkurang perlahan lahan pada umur 3-4 tahun. Seiring
dengan pertumbuhan jasmaninya terjadi perkembangan jiwa, intelegensi, dan perilaku anak.
Peristiwa tumbuh kembang banyak dipengaruhi oleh faktor genetic, gizi, dan lingkungan. Faktor
genetik diturunkan dari orang tuanya. Dengan demikian, yang dapat diupayakan adalah
peningkatan gizi dan penciptaan lingkungan hidup yang mendukung.
Seperti yang kita ketahui bahwa masa bayi dan balita sangat rentan terhadap penyakit, seperti flu,
diare, bronchitis, atau penyakit infeksi lainnya. Jika anak sering menderita sakit dapat
menghambat atau mengganggu proses tumbuh kembangnya.
TUMBUH KEMBANG BAYI DAN BALITA
Pada dasarnya, manusia selalu tumbuh dan berkembang untuk melakukan proses kehidupan. Hal
ini mempengaruhi tubuh manusia itu sendiri. Pertumbuhan berkaitan dengan kuantitas dan
perkembangan lebih pada kualitas.
Pertumbuhan
Perkembangan
Perkembangan adalah proses pematangan fungsi organ tubuh, berkaitan dengan pematangan sifat
dan karakter manusia, lebih bersifat kualitatif.
Kecepatan pertumbuhan pada setiap tahapan usia berbeda beda. Sebagai contoh dapat
diperhatikan penjelasan berikut.
Otak bayi tumbuh sangat cepat selama dalam proses kandungan dan pertumbuhannya akan
lengkap pada usia 2 tahun.
Waktu lahir, tengkorak bayi sudah berukuran ¾ dari ukuran dewasa.
Pertumbuhan organ sex berlangsung lambat pada masa kanak kanak, tetapi melaju pada masa
akil baliq
Umumnya, pada usia 4 bulan pertama, berat badan bayi 2x lebih besar dibandingkan waktu baru
lahir dan pada usia 4 tahun, panjang / tingginya menjadi 2x lebih besar dibandingkan waktu
lahir.
Pemantauan pertumbuhan dapat dilakukan dengan menimbang berat badan dan mengukur tinggi
badan secara teratur pada waktu tertentu sehingga normal tidaknya pertumbuhan anak dapat
diketahui.
Kemampuan dan tumbuh kembang anak perlu dirangsang oleh orang tua, agar anak dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal dan sesuai umurnya. Upaya untuk merangsang tumbuh
kembang anak disebut stimulasi tumbuh kembang anak.
Perkembangan anak meliputi 4 aspek, yaitu :
Kemampuan gerak
Kemampuan berbicara
Kecerdasan
Kemandirian/ percaya diri
Kemampuan bergaul
Stimulasi dapat dilakukan sejak bayi baru lahir. Kegiatan ini sebenarnya tidak memerlukan
waktu khusus, tetapi dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan mengasuh dan merawat bayi
setiap hari seperti saat mandi dan menggantikan popok
Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang, ada beberapa prisip dasar yang perlu diperhatikan
yakni :
· Berguman, memekik
11. 11 bulan
· Membalik halaman saat anda membaca
* Pemberian ASI