Anda di halaman 1dari 14

PROSES PROSES GEOLOGI DAN PERUBAHAN BENTANGALAM

ROMIE HENDRAWAN
Dosen Fakuultas Teknik, Universitas Palangka Raya

Abstrak : Pembentukan bentangalam (landscape) yang ada dipermukaan bumi,


pembentukannya tidak lepas dari proses proses geologi baik itu proses endogen
yaitu aktivitas geologi yang berasal dari dalam bumi, seperti orogenesa dan
epirogenesa, magmatisme dan aktivitas volkanisme, maupun proses eksogen yang
bersal dari luar bumi seperti pelapukan, erosi dan mass-wasting serta sedimentasi
Bentang Alam hasil bentukan proses geologi endogenik akan menghasilkan
bentang alam struktural, berupa morfologi lipatan, bentang alam patahan, morfologi
Intrusi. Selain itu bentangalam endogenik juga menghasilkan bentangalam
gunungapi, berupa morfologi gunungapi perisai, morfologi kerucut gunungapi
strato, morfologi kerucut cinder, morfologi kubah gunungapi, morfologi kawah
kaldera, dan masih banyak lagi. Bentangalam hasil bentukan Eksogenik akan
menghasilkan bentangalam hasil aktivitas sungai, bentang alam hasil aktivitas
pesisir, morfologi pantai, bentang alam hasil aktivitas angin, dan morfologi karst.
Kata Kunci : Geologi, Bentangalam, endogen, eksogen

PENDAHULUAN adalah gaya yang bekerja di permukaan


Latar Belakang bumi seperti pelapukan, erosi dan mass-
wasting serta sedimentasi. Gaya endogen
Proses proses geologi adalah semua maupun eksogen merupakan gaya-gaya
aktivitas yang terjadi di bumi baik yang yang memberi andil terhadap perubahan
berasal dari dalam bumi (endogen) maupun bentuk bentangalam (landscape) yang ada
yang berasal dari luar bumi (eksogen). di permukaan bumi. Pada gambar 1
Gaya endogen adalah gaya yang berasal disajikan suatu bagan yang memperlihatkan
dari dalam bumi seperti orogenesa dan proses-proses geologi (endogen & eksogen)
epirogenesa, magmatisme dan aktivitas sebagai agen dalam perubahan bentuk
volkanisme, sedangkan gaya eksogen bentangalam.

PROSES PROSES
GEOLOGI

PROSES ENDOGEN
PROSES EXOGEN
 AKTIVITAS MAGMATIS/VULKANISME
 PELAPUKAN
 GEMPA BUMI
 EROSI DAN SEDIMENTASI
 OROGENESA & EPIROGENESA

PERUBAHAN
BENTANGALAM

Gambar 1. Proses proses geologi dan perubahan bentangalam

Jurnal Teknik Pertambangan (JTP) 53


Agustus 2016
PEMBAHASAN magma yang terjadi di sepanjang batas
1. Bentangalam Endogenik lempeng (transforms). Produk dari
Gaya endogen adalah gaya yang aktivitas magma dapat menghasilkan
berasal dari dalam bumi. Gaya yang berasal batuan beku, baik batuan beku intrusive
dari dalam bumi dapat berupa gempabumi, dan batuan beku ekstrusive. Bentang alam
magmatisme, volkanisme, orogenesa dan yang terbentuk dari aktivitas Endogenik
epirogenesa. Aktivitas Tektonik adalah adalah sebagai berikut :
aktivitas yang berasal dari pergerakan A. Bentangalam Struktural
lempeng-lempeng yang ada pada kerak Bentangalam Struktural adalah
bumi (lithosphere). Hasil dari tumbukan bentangalam yang proses
antar lempeng dapat menghasilkan pembentukannya dikontrol oleh gaya
gempabumi, pembentukan pegunungan tektonik seperti perlipatan dan atau
(orogenesa), dan aktivitas patahan.
magmatis/aktivitas gunungapi (volcanism). a. Morfologi Lipatan ( Folding
Aktivitas magmatis adalah segala aktivitas Mountain)
magma yang berasal dari dalam bumi. Pada Morfologi perlipatan umumnya
hakekatnya aktivitas magmatis dipengaruhi dicirikan oleh susunan perbukitan dan
oleh aktivitas tektonik, seperti tumbukan lembah-lembah yang berpola sejajar,
lempeng baik secara convergent, divergent terbentuk dari batuan sedimen yang
dan atau transform. Pembentukan material terlipat membentuk struktur sinklin -
kulit bumi (batuan) yang terjadi di antiklin. Genetika pembentukan
Pematang tengah samudra adalah salah satu morfologi perlipatan dikontrol oleh
contoh dari aktivitas magma, sedangkan gaya tektonik yang terjadi pada suatu
pembentukan gunungapi di kepulauan cekungan sedimen.
Hawaii adalah contoh lain dari aktiitas

Gambar 2. Morfologi Berbikitan Lipatan dicirikan oleh bukit dan lembah


yang memanjang dan sejajar. Satuan morfologi perbukitan lipatan dapat
diklasifikasikan menjadi sub-sub satuan morfologi: Bukit Antiklin (A dan
C); Lembah Sinklin (B dan D); Lembah Antiklin (E); dan Bukit Sinklin
(F).

Jurnal Teknik Pertambangan (JTP) 54


Agustus 2016
b. Morfologi Punggung Antiklin antiklin merupakan bagian dari
(Anticlinal ridges). perbukitan lipatan yang bentuknya
Morfologi Bukit Antiklin adalah berupa bukit dengan struktur antiklin.
bentangalam yang berbentuk bukit Jentera geomorfik ”Punggung
dimana litologi penyusunnya telah Antiklin” diklasifikasikan kedalam
mengalami perlipatan membentuk jentera geomorfik muda, artinya
struktur antiklin. Morfologi punggung bahwa proses proses eksogenik
antiklin umumnya dijumpai di daerah (pelapukan, erosi/denudasi) yang
daerah cekungan sedimen yang telah terjadi pada satuan morfologi ini
mengalami pengangkatan dan belum sampai merubah bentuk
perlipatan. Morfologi punggung awalnya yang berupa bukit.

Gambar 4. Morfologi Punggung Antiklin yang dicirikan oleh


bentangalam yang berbentuk bukit yang tersusun oleh batuan sedimen
berstruktur antiklin.

c. Morfologi lembah antiklin geomorfik ”Lembah Antiklin” dapat


diklasifikasikan kedalam jentera
(Anticlinal Valleys)
geomorfik dewasa, artinya bahwa
Bentangalam Lembah Antiklin proses proses eksogenik (pelapukan,
adalah bentangalam yang berbentuk erosi dan denudasi) yang terjadi pada
lembah yang diapit oleh sepasang satuan ini telah merubah bentuk
bukit tersusun dari batuan sedimen aslinya yang semula berbentuk ”bukit”
yang berstruktur antiklin. Jentera berubah menjadi ”lembah”.

Jurnal Teknik Pertambangan (JTP) 55


Agustus 2016
Gambar 5. Morfologi “Lembah Antiklin” yang dicirikan oleh
bentangalam yang berbentuk lembah yang diapit oleh dua lereng bukit
yang arah kemiringan lapisannya berlawanan arah membentuk struktur
antiklin

d. Morfologi Pungung Singklin geomorfik dewasa, artinya bahwa


proses proses eksogenik (pelapukan,
(Synclinal Ridges)
erosi dan denudasi) yang terjadi pada
Morfologi Punggung Sinklin satuan ini telah merubah bentuk
adalah bentangalam yang berbentuk aslinya yang semula berupa ”lembah”
bukit, tersusun dari batuan sedimen berubah menjadi ”bukit”. Morfologi
yang membentuk struktur sinklin. Punggung Sinklin dalam geomorfologi
Jentera geomorfik ”Punggung Sinklin” dikenal sebagai ”reverse topographic”
diklasifikasikan kedalam jentera (topografi terbalik).

Gambar 6. Morfologi Bukit Sinklin yang dicirikan oleh


bentangalam yang berbentuk bukit yang tersusun oleh batuan
sedimen berstruktur sinklin.

Jurnal Teknik Pertambangan (JTP) 56


Agustus 2016
e. Morfologi Lembah Singklin geomorfologi Lembah Sinklin dapat
digolongkan kedalam jentera
(Synclinal Valleys)
geomorfik muda, artinya bahwa proses
Morfologi Lembah Sinklin proses eksogenik (pelapukan, erosi
adalah bentangalam yang berbentuk dan denudasi) belum sampai merubah
lembah yang tersusun dari batuan bentuk aslinya yang berupa ”lembah”
sedimen dengan struktur sinklin. menjadi berbentuk bukit.
Jentera geomorfik satuan

Gambar 7. Morfologi “Lembah Sinklin” yang dicirikan oleh


bentangalam yang berbentuk lembah yang diapit oleh dua lereng bukit
yang arah kemiringan lapisannya mengarah kearah sama membentuk
struktur sinklin

f. Morfologi Plateau sehingga perlapisan batuannya relatif


horisontal. Adanya proses
Morfologi Plateau adalah
pengangkatan dengan tidak
bentangalam yang berbentuk dataran
mengakibatkan perlipatan batuan serta
dengan batuan penyusunnya relatif
diikuti proses erosi / denudari yang
horisontal dan bentuknya menyerupai
intensif sehingga terbentuk suatu
meja. Morfologi plateau umumnya
dataran yang tinggi dibandingkan
dijumpai di daerah yang kondisi
dengan bagian lainnya dengan susunan
geologinya relatif stabil atau relatif
batuannya relatif horisontal.
kecil terhadap pengaruh tektonik,

Jurnal Teknik Pertambangan (JTP) 57


Agustus 2016
Gambar 7 Morfologi “Plateau” yang dicirikan oleh bentangalam
yang berbentuk seperti meja dengan bidang atasnya relative mendatar

g. Morfologi Bukit Monoklin dengan berelief landai. Pada sesar


mendatar, pergeseran memungkinkan
Morofologi Bukit Monoklin
salah satu bagian bergerak kearah atas
adalah bentangalam yang berbentuk
terhadap bagian lainnya yang kemudian
bukit, tersusun dari batuan sedimen
membentuk gawir.
dengan arah kemiringan yang
b. Morfologi Pegunungan/Bukit Linear
seragam. Morfologi bukit monoklin
(Linear Ridge)
dapat berupa bagian sayap dari suatu
Morfologi punggungan/bukit linear
lipatan antiklin atau sinklin
adalah bentangalam yang berbentuk bukit
dan terjadi apabila bidang patahan suatu
B. Bentang Alam Patahan (Block Faulting sesar strike slip fault melalui bukit
tersebut dan menggesernya ke arah yang
Landforms)
saling berlawanan, membentuk bukit
Bentangalam yang terjadi di daerah yang lurus (linear)
patahan, khusunya di wilayah yang c. Morfologi Lembah Linear (Linear
terkena sesar mendatar (strike slip fault), Valley)
antara lain Gawir, Bukir Tertekan Morfologi lembah linear adalah
(pressure ridge), Sag Basin, Shutter Ridge, morfologi yang berbentuk
Linear valley, Linear ridge, dan Offset River lembah/cekungan linear yang terbentuk
a. Morfologi Gawir Sesar (Escarpment) disepanjang jalur patahan strike slip fault.
Morfologi Escarpment (Gawir Sesar) d. Morfologi Punggungan Tertekan
adalah bentangalam yang berbentuk bukit (Pressure Ridge)
dimana salah satu lerengnya merupakan Morfologi “Pressure Ridge” adalah
bidang sesar. Morfologi gawir sesar bentangalam yang berbentuk bukit dan
biasanya dicirikan oleh bukit yang terjadi karena gaya yang bekerja pada
memanjang dengan perbedaan tinggi suatu sesar mendatar dan akibat tekanan
yang cukup ekstrim antara bagian yang tersebut mengakibatkan batuan yang
datar dan bagian bukit. Pada umumnya berada disepanjang patahan terpatahkan
bagian lereng yang merupakan bidang menjadi beberapa bagian yang kemudian
sesar diendapkan material hasil erosi menekan batuan tersebut kearah atas.
(talus) membentuk morfologi kaki lereng
Jurnal Teknik Pertambangan (JTP) 58
Agustus 2016
Gambar 8. (kiri) Morfologi Escarpment (Gawir Sesar) yang berupa bukit
dengan lereng sebagai bidang sesar dan dicirikan oleh perbedaan relief yang
cukup ektrim antara dataran dan perbukitan. Gambar kanan, Morfologi Presure
Ridges (Punggung Tertekan) yang berupa bukit hasil dari pengangkatan yang
diakibatkan oleh gaya yang bekerja disepanjang patahan.

e. Morfologi Punggungan/Bukit Horst f. Morfologi Lembah Graben


Morfologi Bukit Horst adalah Morfologi Lembah Graben adalah
bentangalam yang berbentuk bukit, bentangalam yang berbentuk lembah
merupakan bagian yang menonjol (depresi) dipisahkan dengan morfologi
dibandingkan dengan sekitarnya dan lainnya oleh bidang patahan.
dibatasi oleh bidang sesar.

Gambar 9. Morfologi “Block Faulting” yang dicirikan oleh


bentangalam yang berbentuk bukit bukit yang dibatasi oleh bidang-
bidang sesar (kiri) dan morfologi “Horst” dan “Graben” (kanan)
dicirikan oleh bentangalam menonjol dan ambles, dibatasi oleh bidang
patahan.

Jurnal Teknik Pertambangan (JTP) 59


Agustus 2016
C. Bentang Alam Instrusi (Intrusive proses endogenik (pelapukan dan erosi)
maka bagian tanah yang menutupi tubuh
Landforms)
batuan intrusi akan tererosi sedangkan
tubuh batuan yang lebih resisten hanya
Morfologi Intrusi (Intrusive
mengalami erosi yang tidak signifikan.
landforms) adalah bentangalam berbentuk
bukit terisolir yang tersusun oleh batuan Proses endogeniknya pada akhirnya akan
menyisakan tubuh batuan beku yang
beku dan genesanya dikontrol oleh aktivitas
membentuk morfologi yang lebih menonjol
magma. Bukit intrusi pada awalnya dapat
dibandingkan dengan daerah sekitarnya.
berada dibawah permukaan bumi, namun
seiring dengan berjalannya waktu oleh

Gambar 10. Bentangalam / morfologi “Instrusive


Landforms” yang dicirikan oleh bentangalam yang
berbentuk bukit dengan material penyusunnya adalah
batuan beku.

D. Bentangalam Gunungapi setelah terbentuk.


a. Morfologi Gunungapi Perisai (Shield
Pembentukan bentangalam Volcanoes)
gunungapi sepenuhnya dikendalikan oleh Gunungapi perisai dicirikan oleh
proses proses geologi (gaya endogenik)
kelerengan yang landai, kurang lebih 50
sejak saat pembentukannya hingga setelah
gunungapi tersebut terbentuk. Dengan – 100. Gunungapi ini sebagian besar
demikian, bentuk bentuk dan jenis tersusun dari aliran lava yang relative
bentangalam gunungapi akan diicirikan tipis yang terbentuk disekeliling pusat
oleh material yang membentuk gunungapi erupsi. Hampir semua perisai
tersebut, dimana sebaliknya tergantung pada terbentuk oleh magma yang
tingkah laku erupsi gunungapinya. berviskositas rendah yang
Meskipun proses-proses yang terjadi memungkinkan mengalir dengan mudah
setelahnya dapat merubah bentuk bentuk kearah kaki lereng dari sumbernya.
bentangalam aslinya. Berikut ini diuraikan Magma berviskositas rendah
bagaimana bentuk bentuk bentangalam memungkinkan lava bergerak kearah
gunungapi terbentuk dan beberapa kasus kaki lereng, tetapi saat mendingin
tentang perubahan bentangalam gunungapi viskositasnya akan meningkat sehingga

Jurnal Teknik Pertambangan (JTP) 60


Agustus 2016
akan menyebabkan lereng bagian bawah disekitar lubang erupsi yang terbetuk
menjadi lebih curam. Pada peta ketika terjadi erupsi. Dengan demikian,
kebanyakan gunungapi perisai berbentuk gunungapi perisai merupakan gunungapi
oval atau melingkar. Pada gunungapi yang bersifat non-explosive.
perisai, material piroklastik jarang
dijumpai dan apabila ada hanya tersebar

Gambar 11. Morfologi Gunungapi Perisai

b. Morfologi Kerucut Gunungapi Strato lebih jauh kearah kaki lereng. Kelerengan
yang rendah di kaki gunungapi
(Stratovolcanoes)
dikarenakan akumulasi material hasil
Kemiringan lerengnya lebih besar erosi dari gunungapi dan akumulasi
dibandingkan dengan gunungapi perisai, material piroklastik. Gunungapi strato
o
dengan sudut lereng berkisar antara 6 – umumnya tersusun dari perselingan lava
o dan material piroklastik. Gunungapi
10 di bagian kaki dan kearah puncak strato umumnya bersifat eksplosif
o
mencapai sudut lerengnya mencapai 30 . dibandingkan dengan gunungapi
Keterjalan lereng yang berada dekat perisai dikarenakan sifat magmanya yang
puncak disebabkan aliran lava yang viskositasnya lebih tinggi.
viskositasnya rendah tidak dapat mengalir

Gambar 12. Morfologi Gunungapi Strato

Jurnal Teknik Pertambangan (JTP) 61


Agustus 2016
c. Morfologi Kerucut Cinder (Cinder endapan hasil jatuhan material erupsi
disekitar lubang kepundan. Kelerengan
Cones)
kerucut gunungapi dikontrol oleh sudut
Kerucut Cinder adalah kerucut kestabilan dari material yang bersifat
o
gunungapi yang volumenya kecil lepas, umumnya berkisar antara 25 –
didominasi oleh tephra hasil erupsi o
Stromboli. Umumnya bersusunan 35 .
material basaltis – andesitic. Merupakan

Gambar 13. Morfologi Kerucut Cinder

d. Morfologi Kubah Gunungapi dapat mengalir jauh dari lubang


kepundannya, sebaliknya akan naik
(Vulkanik Domes)
membentuk tiang diatas lubang
Kubah gunungapi merupakan hasil kepundan. Permukaan kubah
ekstrusi lava yang berkomposisi rhyolitic gunungapi umumnya sangat kasar
atau andesitic dengan viskositas tinggi dengan sejumlah spines yang
dan kandungan gas yang kecil. Selama mengalami tekanan oleh magma yang
viskositasnya tinggi maka lava tidak berada dibawahnya

Gambar 14. Morfologi Kubah Gunungapi

Jurnal Teknik Pertambangan (JTP) 62


Agustus 2016
e. Morfologi Kawah dan Kaldera terbentuk sebagai hasil runtuhnya
struktur badan gunungapi. Hasil
Kawah adalah cekungan yang berbentuk
runtuhannya masuk kedalam ruangan
melingkar, umumnya berdiameter
magma. Kaldera seringkali berupa
kurang dari 1 km dan terbentuk sebagai
cekungan yang tertutup sehingga mampu
hasil eksplosi ketika melepaskan gas atau
menampung air hujan sehingga
tephra. Kaldera adalah cekungan
seringkali membentuk danau didalam
berbentuk melingkar dengan luas
kaldera.
berkisar aantara 1 – 50 km. Kaldera

Gambar 15. Morfologi Kaldera

2. Gaya Eksogen pegunungan yang tinggi atau sebagai


gletser. Ada pula yang terkumpul didanau-
Gaya eksogen adalah gaya yang
danau. Yang jatuh menimpa tumbuh-
dipengaruhi oleh energi matahari dan gaya
tumbuhan dan tanah, akan menguap kembali
tarikbumi (gravitasi). Adapun proses
kedalam atmosfir atau diserap oleh tanah
proses yang dipengaruhi oleh gaya
melalui akar-akar tanaman, atau mengalir
eksogen adalah pelapukan, erosi, mass
melalui sistim sungai atau aliran bawah
wasting dan sedimentasi.
tanah. Diatas permukaan Bumi, air akan
Bentangalam eksogen adalah
mengalir melalui jaringan pola aliran
bentuk-bentuk bentangalam yang proses
sungai menuju bagian-bagian yang
pembentukannya/ genetikanya dikontrol
rendah. Setiap pola aliran mempunyai
oleh gaya eksogen. Bentangalam eksogen
daerah pengumpulan air yang dikenal
dikenal juga sebagai bentangalam
sebagai “daerah aliran sungai” atau
destruksional (destructional landforms).
disingkat sebagai DAS atau “drainage basin”
Berikut ini adalah proses proses eksogen
. Setiap DAS dibatasi dari DAS
yang merubah bentuk bentang, yaitu:
disebelahnya oleh suatu tinggian topografi
yang dinamakan pemisah aliran (drainage
A Bentangalam Hasil Aktivas Sungai
divide). Dengan digerakkan oleh gayaberat,
(Landforms of Fluvial Processes)
air hujan yang jatuh dimulai dari daerah
Apabila air jatuh keatas permukaan
pemisah aliran akan mengalir melalui lereng
bumi, maka beberapa kemungkinan dapat
sebagai lapisan lebar berupa air-bebas
terjadi. Air akan terkumpul sebagai
dengan ketebalan hanya beberapa Cm saja
tumpukan salju didaerah-daerah puncak
yang membentuk alur-alur kecil. Dari sini

Jurnal Teknik Pertambangan (JTP) 63


Agustus 2016
air akan bergabung dengan sungai baik C. Bentang Alam Hasil Aktivitas Pesisir
melalui permukaan atau sistim air bawah Wilayah Pesisir adalah suatu wilayah
permukaan. yang berada pada batas antara daratan dan
Dalam perjalanannya melalui cabang- lautan dan merupakan tempat pertemuan
cabangnya menuju ke sungai utama dan antara energi dinamis yang berasal dari
kemudian bermuara di laut, air yang daratan dan lautan. Dengan demikian
mengalir dipermukaan melakukan kegiatan- wilayah pesisir merupakan wilayah yang
kegiatan mengikis, mengangkut dan dipengaruhi oleh proses-proses erosi, abrasi,
mengendapkan bahan-bahan yang sedimentasi, penurunan (submergence), dan
dibawanya. Meskipun sungai-sungai yang pengangkatan (emergence).
ada dimuka bumi ini hanya mengangkut Morfologi pantai adalah bentuk–
kira-kira 1/1000.000 dari jumlah air yang bentuk bentangalam yang terjadi sebagai
ada di Bumi, namun ia merupakan “gaya akibat dari aktivitas air yang berada di
geologi” yang sangat ampuh yang wilayah pesisir. Berbagai macam bentuk
menyebabkan perubahan pada permukaan bentangalam dijumpai di wilayah pesisir,
bumi. Hasil utama yang sangat menonjol kebanyakan bentuk bentangalamnya hasil
yang dapat diamati adalah terbentuknya perubahan gelombang air laut.
lembah-lembah yang dalam yang sangat Singkapan-singkapan batuan yang berada
menakjubkan diatas muka bumi ini. disepanjang pantai dikenal sebagai muka
B. Pola Aliran Sungai daratan (headlands) ter-erosi, menghasilkan
Dengan berjalannya waktu, suatu pasir yang kemudian diangkut di sepanjang
sistem jaringan sungai akan membentuk pola garis pantai dan diendapkan di wilayah
pengaliran tertentu diantara saluran utama pantai membentuk bentuk-bentuk
dengan cabang-cabangnya dan pembentukan bentangalam tertentu.
pola pengaliran ini sangat ditentukan oleh
faktor geologinya. Pola pengaliran sungai D. Bentang Alam Akibat aktivitas Angin
dapat diklasifikasikan atas dasar bentuk dan Wilayah-wilayah yang curah
teksturnya. Bentuk atau pola berkembang hujan (presipitasi) tahunannya kecil
dalam merespon terhadap topografi dan umumnya jarang tumbuh- tumbuhan
struktur geologi bawah permukaannya. sehingga tanah dan batuan yang terdapat
Saluran-saluran sungai berkembang ketika di wilayah tersebut tersingkap dan hal
air permukaan (surface runoff) meningkat ini menyebabkan tanah dan batuan yang ada
dan batuan dasarnya kurang resisten dapat tererosi oleh angin dan terkena sinar
terhadap erosi. matahari secara langsung. Angin sebagai
Sistem fluviatil dapat agent akan mengerosi partikel-partikel yang
menggambarkan perbedaan pola geometri berukuran lempung, lanau dan pasir pada
dari jaringan pengaliran sungai. Jenis pola batuan dan tanah membentuk bentangalam
pengaliran sungai antara alur sungai utama yang unik hasil pengendapan partkel-
dengan cabang-cabangnya disatu wilayah partikel tersebut. Setiap wilayah di
dengan wilayah lainnya sangat bervariasi. bagian bumi memiliki sejarah iklim
Adanya perbedaan pola pengaliran sungai yang komplek dan seringkali aktivitas
disatu wilayah dengan wilayah lainnya fluviatil dan kekeringan (ariditas) terjadi
sangat ditentukan oleh perbedaan secara bersamaan. Konsekuensinya adalah
kemiringan topografi, struktur dan litologi bentangalam yang terbentuk oleh aktivitas
batuan dasarnya. angin dapat menutupi bentangalam yang
dibentuk oleh aktivitas fluviatil. Banyak

Jurnal Teknik Pertambangan (JTP) 64


Agustus 2016
bentangalam gurun masih dikontrol oleh sangat kuat dapat meng-erosi dan
banjir bandang yang terjadi secara mengangkut sedimen lebih banyak,
sporadis oleh hujan di daerah sekitar partikel pasir halus dapat berpindah
wilayah perbukitan. Aktivitas angin adalah hingga ratusan kilometer sedangkan partikel
aktivitas dimana partikel-partikel lepas lempung dan lanau dapat dibawa hingga
yang berukuran lempung, lanau dan pasir ribuan kilometer.
mudah sekali berpindah oleh tiupan angin, Bentuk-bentuk bentangalam yang
sehingga daerah-daerah yang tidak dikontrol oleh aktivitas angin adalah
bervegetasi, arid (kering) dan kaya (gambar 4-52 s/d 4-54): Bukit Gumuk
sedimen akan dipengaruhi oleh aktivitas Pasir (Sand Dunes), Bukit Inselbergs,
angin dan angin akan menjadi faktor yang Kipas Talus (Scree), Bukit Pediment,
sangat penting sebagai media/agent pada Dataran Arroyos, Dataran Loes.
proses erosi dan sedimentasi. Angin yang

Gambar 16. Morfologi Perbukitan Gumuk Pasir

D. Morfologi Karst benar benar memperlihatkan bentuk


Morfologi Karst atau Topografi topografi karst hanya 8% saja. Tempat
Karst adalah termasuk kedalam tempat yang terkenal dengan bentangalam
bentangalam Order 3 yang terbentuk karst-nya adalah di kepulauan Bahama dan
sebagai hasil dari proses erosi pada Yunani. Sebagaimana diketahui bahwa
batugamping. Batugamping (CaCO3) 20-25% dari populasi sirkulasi air bawah
merupakan batuan utama karst, dan tanah (ground water) di dunia ada di
merupakan batuan penyusun bentangalam wilayah batuan karst, sehingga dalam
karst dengan berbagai bentuk. Adapun bidang hidro-geologi, studi terhadap
batuan dolomit (CaMg (CO3)2) merupakan bentangalam karst menjadi sangat penting.
batuan yang kurang / tidak mudah Karst adalah suatu bentang alam
mengalami pelarutan oleh media air, yang tersusun dari batuan karbonat
sehingga batuan induk dolomit kurang (CaCO3, MgCO3 atau campuran keduanya)
berkembang dalam pembentukan morfologi yang telah mengalami proses pelarutan.
karst. Batuan karst tersingkap lebih dari Batuan karbonat terlarut oleh asam
12% di muka bumi, baik di daratan maupun karbonat (H2CO3) yang terbentuk akibat
di kepulauan, akan tetapi topografi yang interaksi air hujan dengan CO2

Jurnal Teknik Pertambangan (JTP) 65


Agustus 2016
atmosferik maupun oleh CO2 biogenik, yang pertama kali dideskripsi oleh
yang berasal dari sisa tanaman yang geologiwan abad lalu. Daerah ini telah
membusuk (humus) di atas permukaan mengalami penghijauan dan sudah tertutup
tanah Kata karst berasal dari bahasa hutan yang cukup lebat, tetapi tetap
Jerman, yang mengambil alih kata carso dinamakan Karst. Kawasan karst - ialah
dari bahasa Italia, atau kars dari bahasa suatu bentangalam yang menampakkan
Slovenia. Karst sendiri berasal dari suatu karakteristik relief dan drainase yang khas,
daerah sebelah Timur Laut kota Trieste, di terutama disebabkan oleh derajat pelarutan
daerah Slovenia, yang pada tahun 1850, batu-batuannya di dalam air, yang lebih
tampak sangat gersang, oleh deforestasi tinggi dari kawasan lain.
selama berabad-abad. Ini adalah kawasan

Gambar 17. Morfologi Perbukitan Karst

SIMPULAN bumi, seperti orogenesa dan epirogenesa,


magmatisme dan aktivitas volkanisme,
Pembentukan bentangalam maupun proses eksogen yang bersal dari luar
(landscape) yang ada dipermukaan bumi,
bumi seperti pelapukan, erosi dan mass-
pembentukannya tidak lepas dari proses
wasting serta sedimentasi
proses geologi baik itu proses endogen yaitu
aktivitas geologi yang berasal dari dalam

DAFTAR PUSTAKA

Noor Djauhari, 2012, Pengantar Geologi, Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik-
Universitas Pakuan.

Jurnal Teknik Pertambangan (JTP) 66


Agustus 2016

Anda mungkin juga menyukai