Anda di halaman 1dari 6

Mengenal Petroleum Fund

04 March 2015, Editor Anovianti Muharti

http://www.migasreview.com/post/1425436202/mengenal-petroleum-
fund.html

MigasReview, Jakarta - Di dalam Blue Print Pengelolaan Energi yang


ditetapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, dinyatakan
bahwa kebijakan mengenai jaminan keamanan pasokan energi dalam
negeri meliputi di antaranya adalah untuk pengelolaan sumber daya energi
dan pemanfaatannya.
Blue print tersebut menjadi dasar penyusunan pola pengembangan dan
pemanfaatan masing-masing energi. Untuk itulah diperlukan dana yang
sifatnya jangka panjang yang digunakan untuk mengakomodasi
kepentingan keberlangsungan (sustainability) dari usaha minyak dan gas
bumi bagi Indonesia, atau yang mulai disebut sebagaipetroleum fund.
Karena karakteristik dari sumber alam minyak dan gas bumi yang
cenderung tidak dapat diperbarui, diperlukan kebijakan pemerintah untuk
pengelolaan kegiatan itu sendiri maupun pengelolaan sumber daya
keuangan yang dihasilkan dari minyak dan gas bumi yang
berupa petroleum fund.
Petroleum fund, atau pool dana jangka panjang yang disisihkan dan
sumbernya berasal dari pengelolaan kegiatan minyak dan gas bumi,
bukanlah merupakan wacana baru di dalam negara-negara penghasil
minyak dan gas bumi, namun belum pernah ada di Indonesia sebelumnya.
Pada kajian akademik ini, disertakan beberapa best practices tentang
pengelolaanpetroleum fund di negara-negara lain, yang dapat menjadi
contoh bagi kegiatan pengelolaan dana hasil minyak dan gas bumi di
Indonesia.
Petroleum fund bukanlah digunakan untuk reklamasi tambang migas atau
untuk dana bioremediasi, karena kedua biaya tersebut dibebankan kepada
kontraktor sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku. Petroleum
fund berasal dari dana yang disisihkan khusus sebagai dana abadi jangka
panjang, yang peruntukannya akan diatur oleh pemerintah bersama
dengan lembaga migas terkait.

Sumber dan Besaran


Rancangan Undang-Undang Migas versi DPR telah menyebutkan sumber
dana untuk petroleum fund. Seperti dinyatakan dalam pasal 54 ayat 3
bahwa dana minyak bumi dan gas berasal dari persentase tertentu dari
hasil penerimaan kotor minyak dan gas bumi bagian negara; bonus-bonus
yang menjadi hak pemerintah berdasarkan kontrak kerjasama dan
Undang-Undang ini; pungutan dan iuran yang menjadi hak negara
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Untuk menganalisis apakah pendirian petroleum fund inifeasible untuk
dilakukan atau tidak, maka harus ditinjau terlebih dahulu bagaimana
postur APBN Indonesia terutama kontribusi sektor migas. Revisi UU Migas
versi SKK menyatakan bahwa sumber dana minyak bumi berasal dari luar
penerimaan negara dan kontraktor.
“Dana minyak dan gas bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bersumber dari jumlah tertentu dari hasil total produksi komersial yang
disisihkan secara khusus di luar bagian pemerintah dan kontraktor,” tutur
anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas (TRTKM) Darmawan Prasodjo.
Jika skenario sumber dana petroleum fund mengikuti revisi UU Migas versi
SKK, maka resistensi yang akan muncul jauh lebih kecil daripada
memotong dana APBN untuk subsidi BBM, baik mengalihkan seluruhnya
ke petroleum fund, maupun memotong bagian penerimaan tersebut
untuk petroleum fund.
Namun tentu dana yang dipegang oleh petroleum fund jauh lebih kecil
daripada pengalihan dana dari kontribusi migas untuk APBN.
Dalam hal ini, diperlukan pertimbangan matang untuk memutuskan dari
mana sajakah sebaiknya sumber danapetroleum fund tersebut. Pasalnya,
visi ketahanan dan keberlangsungan energi tidak boleh ditunda hanya
demi menunggu keberanian pemerintah untuk memotong atau
menghilangkan subsidi BBM.
Pada bagian selanjutnya, aspek kekurangan dari revisi UU Migas versi
DPR dan SKK terkait petroleum fund akan dibahas lebih mendetil.
Negara tidak berlaku arogan dan otomatis rencana ini adalah rencana yang
pro-liberalisme dan kontra nasionalisme. Akan tetapi visi petroleum fund ini
dirasa sebagai pilihan yang lebih baik secara jangka panjang demi
kepentingan energi nasional, jika dibandingkan dengan peruntukannya
selama ini.
Maka dari itu, terlepas dari sumber dana petroleum fund yang berasal dari
penerimaan negara dari migas, atau di luar penerimaan negara selama
ini, tetap saja sangat disayangkan jika pengelolaan kontribusi migas
selama ini, seperti istilah umum “hanya dibakar di jalan raya untuk
konsumsi masyarakat kelas menengah dan atas”.

Masih Relevankah Petroleum Fund?


Posisi Indonesia sebagai net importir minyak sejak 2003 menimbulkan
pertanyaan, apakah petroleum fund masih relevan untuk didirikan. Jika
memang masih relevan, apakah masih ada dana dari pendapatan migas
yang dapat dialokasikan ke petroleum fund ini?
Salah satu solusi yang dapat digunakan adalah dengan mengurangi jumlah
subsidi energi dan mengalihkan persentase tertentu dari penerimaan migas
untuk petroleum fund.
Sebagai perbandingan, Timor Leste yang baru membentukpetroleum
fund pada 2005, dananya telah bernilai Rp10 triliun hanya dalam dua tahun
setelah didirikan. Nilai tersebut hanya 10 persen dari subsidi energi
Indonesia pada tahun yang sama. Enam tahun kemudian pada 2013
nilai petroleum fund Timor Leste meningkat pesat menjadi Rp 82 triliun,
terutama sejak ditemukannya sumur gas Bayu Undan.
Sementara itu, subsidi energi yang harus dikeluarkan Pemerintah
Indonesia juga melonjak menjadi Rp274 triliun.
Total kontribusi migas terhadap APBN 2013 adalah sebesar 246.250 miliar
rupiah, jumlah yang memadai untuk mendanai sebuah petroleum fund,
terlebih lagi jika dibandingkan dengan subsidi BBM yang selama ini
disalahgunakan. Usulan mengalihkan alokasi subsidi menjadi petroleum
fund ini tentunya akan memiliki konsekuensi yang cukup besar, baik bagi
APBN dan terutama bagi rakyat. Pada APBN, kehilangan keseluruhan
kontribusi migas (pada kondisi ekstrem) akan membuat pemerintah
berusaha menaikkan pajak dan meluaskan jangkauan pajak, atau malah
menambah utang luar negeri. Sedangkan pengaruh usulan pengalihan ini
bagi rakyat adalah inflasi. Dengan mengurangi subsidi maka harga BBM
yang harus dibayar akan meningkat. Kenaikan harga BBM ini akan memicu
kenaikan harga barang lainnya sehingga tingkat inflasi akan meningkat.

Apa Manfaatnya?

Manfaat masa datang (future benefit) yang ingin didapat dari


peruntukan petroleum fund akan sangat beragam, namun dapat
dikategorikan menjadi beberapa klasifikasi bentuk. Peruntukan
dana petroleum fund dapat berupa dana yang diinvestasikan kembali pada
industri minyak dan gas bumi itu sendiri (petroleum fund from industry to
industry), petroleum fund dari carbon based industry ke industri alternatif
terbarukan (petroleum fund inter-industry) atau peruntukan dana bagi
masyarakat luas dalam bentuk pendidikan atau sumbangsih ke
APBN terikat khusus (petroleum fund from industry to society). Peruntukan
dari petroleum fund akan sangat dipengaruhi oleh tujuan dan misi
pembentukan petroleum fund itu sendiri, namun peruntukan dana ini
bukannya tidak dapat berubah.
Di beberapa negara yang akan menjadi best practices untuk peruntukan
dana petroleum fund, manfaat dari peruntukan dana tersebut cukup
beragam.
Sebagai ilustrasi, di bawah ini merupakan penjabaran mekanisme
pengumpulan petroleum fund serta besarannya di masing-masing negara:
Uganda

Rancangan petroleum fund seperti yang tertuang pada RUU dijelaskan


bahwa instrument ini akan didirikan di Bank Sentral Uganda dan
dikendalikan oleh Kementerian Keuangan, Perencanaan dan
Pembangunan Ekonomi (MoFPED) atas nama pemerintah Uganda.
Nantinya petroleum fund akan tunduk pada aturan Kementerian Keuangan
dan Bank Sentral.

Kanada

Di Alberta, Kanada, istilah petroleum fund disebut sebagai The Alberta


Heritage Savings Trust Fund (AHSTF). Awalnya, sumber dana AHSTF ini
terdiri atas sumbangan awal sebesar CAD1,5 juta, 30 persen pendapatan
royalti, dan seluruh yielddari investasi dana tersebut. Pada
1983, yield dialihkan ke anggaran umum provinsi. Kemudian, pada 1984,
hanya 15 persen dari pendapatan royalti yang masuk ke AHSTF
sedangkan yield disetorkan ke dana pendapatan umum/General Revenue
Fund (GRF).
Amerika Serikat

Di Alaska, istilah petroleum fund disebut sebagai The Alaska Permanent


Fund (APF). Pada 1977, sumber dana APF terdiri dari 25 persen dari
seluruh pendapatan sewa mineral, royalti, penjualan hasil royalti,
pendapatan dari berbagi mineral dengan pemerintah, serta bonus yang
diterima oleh negara. Pendapatan dari pajak produksi tidak ikut
dimasukkan ke dalam APF, sehingga dana yang diterima sekitar 10 persen
dari total penerimaan negara dari minyak.
Pada 1980, undang-undang meningkatkan bagian pendapatan minyak
yang berasal dari kontrak leasing setelah tahun 1979 sebanyak 50 persen
untuk dialokasikan ke dalam petroleum fund.
Norwegia

Di Norwegia, istilah petroleum fund disebut sebagai Norwegian


Government Petroleum fund (NGPF). Sumber dana NGPF ini didapat dari
75 persen dari seluruh pendapatan minyak.
Azerbaijan

Di Azerbaijan, istilah petroleum fund disebut sebagai The State Oil Fund of
the Azerbaijan Republic (SOFAZ). Sumber dana SOFAZ ini terdiri atas
bonus, penjualan dari keuntungan minyak atas perjanjian pembagian
produksi, biaya sewa, biaya lahan, serta pendapatan atas investasi aset
SOFAZ sendiri. Sumber dana SOFAZ adalah penjualan bagian negara atas
produksi di bawah Perjanjian Pembagian Minyak/Petroleum Sharing
Agreements (PSAs).
Kazakhstan
Di Kazakhstan, istilah petroleum fund disebut sebagai The National Fund of
the Republic of Kazakhstan (NFRK).Dana ini dikelola oleh bank sentral
dan bertanggung jawab kepada presiden. Dana tersebut dirancang untuk
memiliki dua fungsi, sebagai tabungan serta stabilisasi, dan pembayaran
dilakukan melalui dua portfolio yang berbeda untuk mencerminkan hal
tersebut.
Sebuah harga acuan minyak ditentukan untuk jangka waktu lima tahun dan
ini menentukan dasar pendapatan minyak yang dianggarkan. Dari
pendapatan ini, 10 persen dibayar setiap triwulan ke rekening tabungan,
dan 90 persen disimpan untuk anggaran.
Kelebihan pendapatan dari jumlah yang dianggarkan di atas dibayar ke
rekening stabilisasi, dan defisit ditarik dari rekening stabilisasi.
Rencananya adalah untuk menampung sekitar 75% aset dalam portofolio
tabungan dan 25 persen dalam portofolio stabilisasi. (aw)

Anda mungkin juga menyukai