Anda di halaman 1dari 4

55

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Hasil pengkajian awal yang dilakukan kepada masyarakat di kelurahan

sunggal, kecamatan medan sunggal di lingkungan 4, ditemukan masyarakat yang

memiliki anak beresiko Stunting. Sebagian besar masyarakat memiliki anak

beresiko Stunting, yang setelah diwawancarai belum pernah mengetahui Apa itu

Stunting dan apa saja tanda gejala anak beresiko stunting, bagaimana cara

mencegah Stunting agar tidak terjadi, masyarakat tidak pernah mendapatkan

pendidikan kesehatan dari fasilitias kesehatan dan masyarakat yang memiliki anak

beresiko Stunting, maka atas hal itu kemudian mahasiswa menentukan 2 orang

sampling untuk dijadikan pasien kelolaan. Adapun yang menjadi sampling dalam

penelitian yaitu. Klien1 (An D,), Klien2 (An V), Pelaksanan Pendidikan

Kesehatan kepada ibu anak V dan nenek dari anak D dilaksanakan 3 kali

seminggu yaitu Pertemuan pertama yaitu hari kamis 01 agustus 2018 dan

pertemuan kedua sabtu 02 agustus 2018 dan pertemuakn ke tiga 03 Agustus 2018

di kecamatan medan sunggal, kelurahan sunggal lingkungan 4. Setelah dilakukan

pendidikan kesehatan pada ibu anak V dan nenek dari anak D didapatkan hasil

dari hasil wawancara dan pengkajian bahwa anak V tidak mendapatkan ASI

ekslusif, anak V tidak pernah di bawa ke puskesmas untuk di lakukannya

Imunisasi, anak V lahir premature dengan BB di bawah normal,dan TB di bawah

normal, anak V juga mudah terserang penyakit seperti demam, ISPA dan diare

Pada saat di lakukan pengukuran BB dan TB anak V belum mampu berdiri tegak
56

di karenakan pertumbuhan yang lambat selama kehamilan ibu mengatakan jarang

melakukan pemeriksan kehamilan di sebabkan ibu sibuk bekerja dan pada saat

melahirkan anak V ibu masih tetap bekerja hingga usia anak V 1 tahun 5 bulan

dan baru berhenti bekerja setelah ibu melihat anak V belum bisa duduk dan

berjalan anak V juga belum jelas dalam berbicara. Setelah di lakukannya

pendidikan kesehatan kepada ibu anak V mengatakan kalau dia akan memperbaiki

gizi anak V dan lebih memperhatikan perkembangan anak V dan ibu akan mulai

membawa anak V untuk di lakukannya Imunisasi. Setelah itu saya melaukan

pendidikan kesehatan kepada nenek dari anak D, setelah itu di dapatkan hasil

bahwa anak D rutin di lakukannya imunisasi namun anak D tidak mendapatkan

ASI ekslusif, anak D dari umur 1 bulan sudah di tinggal orang tua nya dan hanya

di asuh oleh nenek nya, dikarenakan ekonomi yang kurang nenek dari anak D

hanya memberikan makanan pendamping hanya sekedarnya tidak memperhatikan

gizi yang terkandung di dalamnya.

Klien juga mengatakan bahwa setelah anak di berikan gizi yang cukup anak

secara bertahap mulai menjukkan perkembangan walaupun belum sepenuhnya

tetapi ibu merasa senang melihat perubahan dari anak V. Pendidikan kesehatan

terhadap ibu dengan resiko memiliki balita Stunting menjadi motivasi ibu untuk

mau memperbaiki gizi anak, rutin membawa anak ke puskesmas untuk di

lakukannya imunisasi dan ibu lebih memperhatikan perkembangan anak. Klien

juga merasa puas atas intervensi yang diberikan berterima kasih kepada

mahasiswa karena sangat senang diberikan Pendidikan Kesehatan tentang

Stunting. Dari hasil pengabdian tersebut diketahui bahwa gizi anak mulai dari
57

dalam kandungan hingga erumur 2 tahun sangat berpengaruh terhadap tumbuh

kembang anak dan akan berpengaruh hingga balita beanjak dewasa. Maka dapat

disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan sangat berpengaruh pada gizi dan

vitamin ibu pada saat anak masih dalam masa kandungan.

4.2 Saran

1. Institusi Keperawatan

Sebaiknya institusi Keperwatan memberi topik khusus mengenai pentingnya

kasus Stunting dan mengintegrasikan materi ini dalam pendidikan keperawatan

terutama dalam materi pembelajaran asuhan keperawatan pasien dengan resiko

anak Stunting ( anak pendek).

2. Bagi Institusi Pendidikan

Memberikan pendidikan kesehatan secara terencana dan teratur terhadap ibu

dengan resiko memiliki balita Stunting dengan untuk meningkatkan kemampuan

klien meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidupnya. Penulis juga

mengharapkan supaya Pendidikan kesehatan terhadap ibu dengan resiko memiliki

balita Stunting dapat diterapkan di puskesmas karena banyak anak memiliki

resiko stunting yang tidak di sadari oleh ibu, bahwa anak nya memiliki resiko

stunting dan sangat bermanfaat untuk mengurangi angka terjadi nya Stunting di

indonesia.
58

3. Masyarakat

Pedidikan Kesehatan di lakukan untuk mencegah dan mengurangi terjadinya

Stunting pada balita yang disebabkan oleh pengetahuan ibu yang kurang dalam

memberi gizi pada balita yang berusia 0- 24 bulan.

Anda mungkin juga menyukai