Anda di halaman 1dari 19

Tugas Individu Tugas I

Rabu, 28 Februari 2018

GAMETOGENESIS

OLEH:

ANDIKA JULYANTO SYACHPUTRA


A1J1 16 005
KELAS GANJIL

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2018
1. Jelaskan Mengenai Gametogenesis pada Hewan secara umum!
Gametogenesis berasal dari dua kata yakni kata Gamet yang
berarti “sel kelamin” dan kata Genesis yang berarti “pembentukan”.
Jadi, Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet (sel
kelamin), baik gamet jantan maupun gamet betina. Ovarium dan testis
tepatnya di tubulus seminiferus adalah tempat pembentukan sel
gamet tersebut. Dimana, Ovarium sebagai tempat pembentukan sel
gamet betina sedangkan Testis (tubulus seminiferus) sebagai tempat
pembentukan sel gamet jantan. Gamet ini dihasilkan dari sel khusus
yang dinamakan dengan Sel benih primordial atau Primordial Germ
Cell (PGC) yang terdapat dalam gonad baik dalam gonad jantan
(testis) maupun gonad betina (ovarium). Hasil dari Gametogenesis
adalah sel kelamin jantan dan betina yang akan siap mengadakan
pembuahan dan kelak akan menjadi individu yang baru.
Gametogenesis yang terjadi pada tubuh hewan terbagi menjadi 2
yaitu Spermatogenesis dan Oogenesis.

Sumber: Aryulina, Diah dkk. 2009. Biologi. ESIS: Jakarta


Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Kanisius: Yogyakarta.

2. Jelaskan Spermatogenesis dan Oogenesis!


1. Spermatogenesis
Spermatogenesis berasal dari kata sperma yang berarti
“sperma (sel kelamin jantan)” dan kata genesis yang berarti
“pembentukan”. Jadi, Spermatogenesis adalah proses
pembentukan sperma (sel kelamin jantan) yang terjadi di dalam
testis tepatnya dalam Tubulus seminiferus. Proses
Spermatogenesis berlangsung selama 64 hari dan berlangsung
dalam tahap mitosis serta meiosis. Testis mamalia tersusun atas
ribuan tubulus seminiferus yang merupakan bagian terpenting
dalam proses pembentukan sperma. Satu siklus spermatogenesis
terbagi atas tiga fase yaitu spermatositogenesis,
spermatidogenesis, dan spermiosis & spermiogenesis.
a. Spermatositogenesis adalah tahapan perkembangan dari
spermatogonium ke tahap spermatosit primer sampai
spermatosit sekunder. Spermatogonium yang terletak di tubulus
terluar terus menerus membelah secara mitosis untuk
menghasilkan sel anakan yang identik dengan sel induknya. Sel
tersebut membelah secara mitosis sebanyak dua kali dan
menghasilkan spermatosit primer yang identik. Setelah proses
mitosis berakhir, maka spermatosis primer masuk ke fase
istirahat. Pada fase ini, kromosom diduplikasikan dan DNA
bersiap memasuki tahap meiosis pertama dimana setiap
spermatosit primer membentuk dua spermatosit sekunder
(masing-masing dengan 23 pasang kromosom haploid)
b. Spermatidogenesis adalah tahapan pembentukan spermatid
dari spermatosit sekunder. Setelah pembelahan meiosis
pertama, spermatosit sekunder akan memasuki pembelahan
meiosis tahap kedua hingga akhirnya terbentuk 4 buah
spermatid.
c. Spermiosis adalah pembentukan spermatozoa dari spermatid.
Setelah itu, spermatozoa akan mengalami remodelling lagi
dalam proses yang disebut dengan spermiogenesis. Proses
spermiogenesis merupakan proses pembentukan spermatozoa
yang matur yakni spermatozoa yang memiliki 4 bagian yaitu
kepala, akrosom, midpiece, dan ekor. Kepala mengandung
akrosom sebagai enzim untuk menembus lapisan dinding ovum.
Ekor berfungsi sebagai alat pergerakan yang ditenagai oleh
mitokondria yang terletak pada bagian midpiece.

Hasil akhir dari proses Spermatogenesis adalah 4 buah


Spermatozoa yang fungsional.
Berikut Gambar Tempat Pembentukan dan Tahapan dari Proses
Spermatogenesis.

Gambar 1. Tempat Pembentukan Proses Spermatogenesis

Gambar 2. Tahapan Spermatogenesis

Sumber: Wijaya, David Andi. 2009. Pemeriksaan Mikrodelesi


Kromosom Y Pada Pria. Oligozoospermia Menggunakan
Sequenced Tagged Sites. Universitas Indonesia: Depok
2. Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel kelamin betina
(ovum). Proses ini berlangsung di dalam ovarium tepatnya di
bagian korteks. Proses ini ditandai dengan adanya perubahan
oogonium menjadi ootid (calon ovum) yang akan mengalami
pematangan menjadi ovum yang siap dibuahi. Proses ini dimulai
pada masa pubertas dan berakhir pada masa manopause. Sel
telur atau ovum berkembang dari sel induk (oogonium) yang
bersifat diploid. Namun, pada Oogonium, proses mitosisnya telah
terjadi sebelum Individu dilahirkan. Setelah lahir, pada ovarium
terdapat sekitar 400.000 oosit primer yang siap memasuki tahap
meiosis.
Hormon FSH dan LH yang dihasilkan oleh Hipofisis Anterior
menstimulasi oosit primer untuk melakukan pembelahan meiosis.
Oosit primer (2n) akan mengalami meiosis I menghasilkan oosit
sekunder yang haploid (n) dan sel yang lebih kecil yang disebut
Badan Polar I (sel polotid). Saat Oosit sekunder memasuki profase
II pada Meiosis II, oosit tersebut dilepaskan ke ovarium. Peristiwa
pelepasan ini disebut Ovulasi.
Oosit sekunder yang dilepaskan bergerak secara pasif
dengan bantuan pergerakan cairan dan silia tuba fallopi menuju
uterus. Meiosis II yang menghasilkan satu ovum matang dan
badan polar II tidak akan terjadi sebelum oosit sekunder dibuahi
oleh sperma. Pada saat sperma melakukan penetrasi menembus
permukaan sel telur, meiosis II berlangsung menghasilkan 1 buah
sel ovum matang dan 3 buah badan polar II yang mengalami
degenerasi.

Jadi, Hasil akhir dari Oogenesis adalah 1 ovum yang fungsional.


Berikut Gambar Tempat Pembentukan dan Tahapan Proses
Oogenesis.

Gambar 3. Tempat pembentukan Oogonesis

Gambar 4. Tahapan Proses Oogenesis

Sumber: Firmansyah, Rikky. Mawardi H., Agus. Riandi, M. Umar.


2010. Mudah dan Aktif Belajar Biologi. Grafindo Media Pratama:
Jakarta
3. Jelaskan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gametogenesis!

A. Faktor-faktor yang mempengaruhi Spermatogenesis adalah


sebagai berikut.
 Faktor dalam (endogen): hormonal, psikologis, genetik, umur,
radikal bebas.
 Faktor luar (eksogen): bahan kimia, suhu, radiasi, nutrisi,
trauma, polusi.

Sumber: Jannah, Asiatul. 2009. Pengaruh Pemberian Ekstrak


Buah Pare (Momordica charantia L.) terhadap Proses
Spermatogenesis Mencit. Universitas Negeri Malang: Malang.

B. Faktor-faktor yang menyebabkan Spermatogenesis mengalami


kemandulan adalah sebagai berikut.
 Peningkatan suhu di dalam testis akibat demam
berkepanjangan atau akibat panas yang berlebihan bisa
menyebabkan berkurangnya jumlah sperma, berkurangnya
pergerakan sperma dan meningkatkan jumlah sperma yang
abnormal di dalam semen.Pembentukan sperma yang paling
efsisien adalah pada suhu 33,5° (lebih rendah dari suhu tubuh).
Testis bisa tetap berada pada suhu tersebut karena terletak di
dalam skrotum (kantung zakar) yang berada diluar rongga
tubuh.
 Faktor lain yang mempengaruhi jumlah sperma adalah
pemakaian marijuana atau obat-obatan (misalnya simetidin,
spironolakton dan nitrofurantoin).
 Penyakit serius pada testis atau penyumbatan atau tidak
adanya vas deferens (kiri dan kanan) bisa menyebabkan
azospermia (tidak terbentuk sperma sama sekali.
 Varikokel merupakan kelainan anatomis yang paling sering
ditemukan pada kemandulan pria. Varikokel adalah varises
(pelebaran vena) di dalam skrotum.Varikokel bisa menghalangi
pengaliran darah dari testis dan mengurangi laju pembentukan
sperma.

Sumber: Anggi, Retno Arinta. 2016. Pengaruh Pemberian Dark


Chocolate Terhadap Jumlah Spermatozoa Mencit BALB/C Jantan
yang Dipapar Asap Rokok. Universitas Diponegoro: Bandung.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Oogenesis adalah sebagai


berikut.
 Temperatur
 Makanan
 Umur
 Penyakit
 Genetik
 Hormonal (Hipotalamus dan Hipofisis)

Sumber: Ratnasari, Rita dkk. 2015. Spermatogenesis dan


Oogenesis. Universitas Respati Yogyakarta: Yogyakarta.

4. Jelaskan mengenai Siklus Menstruasi!


Siklus menstruasi pada wanita normal berkisar antara 21 – 35
hari dan hanya 10-15% wanita yang mempunyai siklus haid 28 hari.
Panjangnya siklus haid ini dipengaruhi oleh usia seseorang. Rata-rata
panjang siklus menstruasi pada Gadis berusia 12 tahun ialah 21 hari,
pada wanita usia 43 tahun ialah 27 hari dan pada wanita usia 55
tahun ialah 51 hari.
Tahapan dalam Siklus Menstruasi:

1) Fase menstruasi

Fase ini merupakan fase dimana keluarnya darah haid dari organ
intim wanita. Fase ini dikatakan normal apabila terjadi sampai pada
hari kelima hingga hari ketujuh.Pada fase ini wanita akan
cenderung mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jika
dibandingkan dengan ketiga fase lainnya. Memasuki fase
menstruasi akan membuat tubuh menjadi terasa lemas. Untuk
mengatasi fase ini, tidak dianjurkan menghabiskan waktu
sepenuhnya untuk beristirahat dan berdiam diri. Akan tetapi
diselingi dengan melakukan gerakan-gerakan sederhana ataupun
melakukan aktivitas ringan lainnya. Jangan lupa untuk mencukupi
kebutuhan tubuh dengan meminum air putih minimal 8 gelas sehari
dan makan makanan bergizi.

Yang terjadi selama fase menstruasi :

 Menurunnya hormon progesteron

 Keluarnya darah haid sebanyak 10 hingga 80 ml

2) Fase folikular

Fase yang terjadi selama hari pertama hingga hari ketiga belas.
Pada fase folikular terjadi peristiwa pelepasan hormon Follicle
Stimulating Hormone (FSH) oleh kelenjar pituitari atau hipofisia.
Hormon ini berperan membuat folikel pada ovarium menjadi
matang. Pada fase ini, hormon estrogen dan testosteron yang pada
fase sebelumnya menurun. Kini perlahan mulai meningkat kembali.
Hal membuat wanita menjadi lebih berenergi, menambah gairah,
dan nafsu makan meningkat.
3) Fase ovulasi

Fase ini terjadi pada hari ke-14. Hormon luteinizing pada sel telur
wanita yang telah matang dilepaskan ke tuba fallopi. Hormon LH
akan bertahan selama kurang lebih 12 hingga 24 jam. Difase ini
pula hormon estrogen dan testosteron berada ditingkat yang paling
tinggi. Hal berefek meningkatnya percaya diri dan gairah untuk
melakukan hubungan.

4) Fase luteal

Fase terakhir yang terjadi pada hari kelima belas hingga siklus
menstruasi terakhir. Pada fase ini bekas folikel yang telah
ditinggalkan sel telur akan membentuk korpus luteum yang
menghasilkan hormon progesteron.

Sumber: Rosana, Himatuh Mardiah. 2015. Ibadah Penuh Berkah


Ketika Haid dan Nifas. Lembar Langit Indonesia: Jakarta.

Warianto, Chaidar. 2011. Daur Menstruasi. Jurnal Kesehatan


Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.

5. Jelaskan Siklus Estrus pada Hewan!


Pada fase estrus yang dalam bahasa lain disebut oestrus yang
berarti “kegilaan” atau “kegirahan”, hipotalamus tertismulasi untuk
melepaskan Gonadotroptin-Releshing Hormone (GnRH). Siklus
reproduksi pada mamalia primata disebut siklus menstruasi,
sedangkan siklus reproduksi pada non primata disebut siklus estrus.
Dari satu estrus ke estrus berikutnya disebut satu siklus estrus.
Panjang siklus estrus pada tikus mencit 4-5 hari, pada babi,sapi, dan
kuda 21 hari, pada marmut 15 hari. Siklus estrus terdiri dari fase
diestrus, proestrus,estrus, dan metetrus.
1) Fase diestrus merupakan periode persiapan yang ditandai
dengan pemacuan folikel dari FSH sehingga folikel tumbuh
dengan cepat. Proestrus berlangsung selama 2-3 hari. Pada fase
kandungan air pada uterus meningkat dan mengandung banyak
pembuluh darah dan kelenjar-kelenjar endometrial mengalami
fase hipertrofi.
2) Fase proestrus ditandai dengan sel epitel yang berbentuk
oval,berwarna biru dengan inti sel berwarna merah muda pada
hasil apusen vagina. Hasil apusen vagina pada estrus ditandai
dengan sel-sel epitel yang mengalami pendudukan
kornifikasi,tanpa inti dan tak berwarna pucat.
3) Fase estrus adalah masa keinginan kawin yang ditandai dengan
keadaan tidak tenang,keluar lendir dari dalam vulva, pada fase
ini pertumbuhan folikel meningkat dengan cepat,uterus
mengalami versikurisasi dengan maksimal, ovulasi terjadi
dengan cepat, dan sel-sel epitelnya mengalami akhir
peekembangan/dengan cepat. Pada fase estrus, terlihat
pengaruh eksterogen dan dikarakteristikan oleh sel kornifikasi
yang nyata (jelas) dan hilangnya leukosit. Pada akhir fase estrus,
lapisan kornifikasi tampak invasi leukosit.
4) Fase metestrus ditandai dengan terhentinya birahi, ovulasi terjadi
dengan pecahnya folikel, rongga folikel berangsur-angsur
mengecil, dan pengeluaran lendir terhenti. Selain itu terjadi
penurunan pada ukuran dan vaskularitas. Fase
metestrus,selama fase ini dimana sinyal stimulasi ekstrogen
turun. Uterus dipengaruhi oleh progresteron dan menjadi
sikretori. Tipe fase ini adalah jelas berakhir 1-5 hari.
Sumber: Rahayu, Puji Febriana. Maulidina, Nova. 2014. Siklus Estrus
Pada Mencit (Mus musculus). Institut Teknologi Sepuluh November:
Surabaya.

6. Carilah Gambar Organ Reproduksi Jantan dan Betina


a. Pisces
b. Amphibi
c. Reptilia
d. Aves
e. Manusia
Jawab:

a. Organ Reproduksi Pisces


1. Organ Reproduksi Luar Jantan dan Betina

2. Organ Reproduksi Dalam Jantan dan Betina


Sumber: Lestari. 2012. Reproduksi Ikan. http:tasawuf.blogspot.co.id.
Diakses 24 Februari 2018 Pukul 15:25 WITA.
b. Organ Reproduksi Amphibi
1. Organ Reproduksi Jantan

2. Organ Reproduksi Betina


c. Organ Reproduksi Reptilia

1. Organ Reproduksi Luar Jantan dan Betina

Reptil Betina Reptil Jantan

2. Organ Reproduksi Dalam Jantan dan Betina

Reptil Jantan Reptil Betina

d. Organ Reproduksi Aves


1. Organ Reproduksi Luar dan Dalam Jantan

Organ Reproduksi Luar

Organ Reproduksi Dalam

2. Organ Reproduksi Luar dan Dalam Betina

Organ Reproduksi Luar Betina


Organ Reproduksi Dalam Betina

e. Organ Reproduksi Luar Mamalia

1. Organ Reproduksi Luar dan Dalam Jantan


Organ Reproduksi Luar

Organ Reproduksi Dalam

2. Organ Reproduksi Luar dan Dalam Betina

Organ Reproduksi Luar

Organ Reproduksi Dalam

Sumber:
Pratiwi, DA.1996. Biologi 2. Erlangga: Jakarta.
Radiopoero.1998. Zoologi. Erlangga: Jakarta.
Tenzer, Amy. 2003. Petunjuk Praktikum Struktur Hewan II. Jurusan
Biologi Universitas Negeri Malang: Malang.

DAFTAR PUSTAKA

Anggi, Retno Arinta. 2016. Pengaruh Pemberian Dark Chocolate


Terhadap Jumlah Spermatozoa Mencit BALB/C Jantan yang
Dipapar Asap Rokok. Universitas Diponegoro: Bandung.
Aryulina, Diah dkk. 2009. Biologi. ESIS: Jakarta
Firmansyah, Rikky. Mawardi H., Agus. Riandi, M. Umar. 2010. Mudah dan
Aktif Belajar Biologi. Grafindo Media Pratama: Jakarta
Firmansyah, Rikky. Mawardi H., Agus. Riandi, M. Umar. 2010. Mudah dan
Aktif Belajar Biologi. Grafindo Media Pratama: Jakarta.
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Kanisius: Yogyakarta.
Jannah, Asiatul. 2009. Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Pare
(Momordica charantia L.) terhadap Proses Spermatogenesis
Mencit. Universitas Negeri Malang: Malang.
Pratiwi, DA.1996. Biologi 2. Erlangga: Jakarta.
Radiopoero.1998. Zoologi. Erlangga: Jakarta.
Rahayu, Puji Febriana. Maulidina, Nova. 2014. Siklus Estrus Pada Mencit
(Mus musculus). Institut Teknologi Sepuluh November: Surabaya.
Lestari. 2012. Reproduksi Ikan. http:tasawuf.blogspot.co.id.
Diakses 24 Februari 2018 Pukul 15:25 WITA.
Ratnasari, Rita dkk. 2015. Spermatogenesis dan Oogenesis. Universitas
Respati Yogyakarta: Yogyakarta.
Rosana, Himatuh Mardiah. 2015. Ibadah Penuh Berkah Ketika Haid dan
Nifas. Lembar Langit Indonesia: Jakarta.
Tenzer, Amy. 2003. Petunjuk Praktikum Struktur Hewan II. Jurusan Biologi
Universitas Negeri Malang: Malang.
Warianto, Chaidar. 2011. Daur Menstruasi. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
Wijaya, David Andi. 2009. Pemeriksaan Mikrodelesi Kromosom Y Pada
Pria. Oligozoospermia Menggunakan Sequenced Tagged Sites.
Universitas Indonesia: Depok.

Anda mungkin juga menyukai