Anda di halaman 1dari 2

Padang Gembala Lebih Ekonomis

Senin, 24 Oktober 2016 09:07

ADA sejumlah alasan mengapa ternak sapi di negaranegara penghasil ternak sapi besar seperti
Australia dan Selandia Baru bisa berhasil. Pertama, kata Kepala Dinas Kesehatan Hewan dan
Peternakan AcehDr Ir Raihanah M.Si, mereka menguasai teknologi pembibitan ternak unggul
dan edaging, kemudian mampu membuat dan mengolah pakan ternak sendiri.

Selain itu juga mampu mengatasi berbagai jenis penyakit menular yang terdapat pada hewan
ternaknya. Dia menyontohkanpenyakit brucellosis, penyakit keguguran bagi sapi betina atau mati
anak dalam kandungan, juga penyakit anhtrax yang sangatberbahaya. Kata Raihanah, Aceh
sangat potensial dan punya peluang tinggi untuk menjadi produsen ternak terbesar di Pulau
Sumatera, seperti yang pernah terjadi pada tahun 1960-an.

Sapi dan kerbau Aceh yang bertubuh tinggi besar, sangat terkenal di Medandan Padang. Tapi
saat ini tinggal kenangan, kendati masih ada bibit sapinya, namun tidak seunggul sapi Bali dan
sapi hasil IB,” kata Raihanah. Pengembangan populasi sapiSimental dan Limosin di Aceh,
ungkap Raihanah, banyak dilakukan peternak. Tetapi, pada umumnya dilakukan dalam jumlah
terbatas, belum seperti yang dilakukan di Balai Pembibitan Ternak Unggul Hijauan Pakan
Ternak Padang Mengatas, Sumatera Barat, dalam jumlah hingga 500 ekor.

Di Aceh, paling-paling 5 sampai 10 ekor. Sistem pemeliharaannya juga tidak dilakukan pada
padang pengembalaan hijau terbuka, melainkan di kandangdengan cara memberikan berbagai
jenis rumput. Bahkan ada yang dikandangkan dan diberikanmakanan yang cukup dalam ruang
yang sedikit gelap untuk mempercepat pertumbuhan dan peningkatan berat daging tubuh
sapinya.Sapi Simental dan Limosin di Aceh, ada yang beratnya mencapai 1 – 1,2 ton.

“Tapi, jumlah populasinya masih sedikit,makanya apa yang dinyatakan Pak Gubernur Zaini
Abdullah bahwa Aceh butuh investor besar dan profesional ternak untuk peningkatan populasi
ternak, sangatlah tepat, agar pertambahan populasi sapi di Aceh jauh berada di atas konsumsi
daging lokal,” kata mantan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh ini.

Jika beberapa hal di atas direalisasikan, kata Raihanah, baru masyarakat bisa mendapatkan
daging sapi segar yang halal dan bebas dari penyakit dengan harga yang terjangkau, yaitu antara
Rp 80.000 - Rp 90.000/Kg, sebagaimana yang diharapkan Presiden Joko Widodokepada Menteri
Pertanian.(*)

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Padang Gembala Lebih Ekonomis,
http://aceh.tribunnews.com/2016/10/24/padang-gembala-lebih-ekonomis.

Editor: bakri

Anda mungkin juga menyukai