Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI

EKOSISTEM

Disusun oleh :

NOVIA LOCITA SAPUTRI (13308141013)

DINDA MARDIANI LUBIS (13308141016)

YUNIAR AJENG PRATIWI (13308141018)

SURYANINGSIH (13308141027)

BIOLOGI B

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2014
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekologi didefinisikan sebagai pengkajian hubungan organisme –


organisme atau kelompok – kelompok organisme terhadap lingkungan,
atau ilmu hubungan timbal balik antara orgaisme – organisme hidup dan
lingkungannya.

Ekologi memperhatikan setiap tingkat – tingkat organisme seperti sel,


organ, organisme, populasi, dan komunitas. Populasi diciptaan untuk
menyatakan sekelompok manusia, diperluas meliputi golongan – golongan
individu dari satu jenis organisme apa saja. Demikian pula dengan
komunitas adalah semua populasi – populasi yang menduduki daerah
tertentu. Komunitas dan lingkungannya yang tidak hidup berfungsi
bersama sebagai sistem ekologi atau ekosistem.

Manusia dengan makhluk hidup lainnya saling ketergantungan, saling


berhubungan dalam kelangsungan hidup, dan hal – hal tersebut tidak dapat
dipisahkan. Sebagai contoh, individu suatu organisme tidak dapat bertahan
hidup untuk waktu yang lama tanpa populasi sedangkan organ mampu
bertahan hidup untuk waktu yang lama sebagai satuan yang melestarikan
diri tanpa organismenya. Demikian pula dengan komunitas, komunitas
tidak dapat bertahan tanpa peredaran bahan-bahan dan arus energi di
dalam ekosistem.

Pernyataan organisme – organisme hidup dan lingkungan tidak hidup


(abiotik) berhubungan erat dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Satuan yang mencakup semua organisme ( komunitas ) di dalam suatu
daerah yang saling mempengaruhi dengan lingkungan fisiknya sehingga
arus energi mengarah ke struktur makanan, keanekaragaman biotik, dan
daur – daur bahan yang jelas ( pertukaran bahan antara bagian hidup
dengan bagian yang tidak hidup ) di dalam sistem, merupakan sistem
ekologi atau ekosistem (Eugene, 1993).

Kehidupan semua jenis makhluk hidup yang saling mempengaruhi serta


berinteraksi dengan alam membentuk kesatuan yang disebut
ekosistem.Sedangkan kajian tentang baik interaksi antar makhluk hidup
maupun interkasi antara makhluk hidup dengan lingkungannya diartikan
sebagai ekologi. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan
ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik
dan biotik (Campbell et al, 2002:271)

Komponen penyusun ekosistem dibedakan berdasarkan sifat serta


fungsinya. Berdasarkan sifatnya, ekosistem tersusun atas faktor biotik dan
abiotik:

a. Faktor biotik

Faktor biotik adalah faktor yang meliputi semua makhluk hidup di bumi.Dalam
ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen; hewan berperan sebagai
konsumen; dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer (pengurai). Faktor
biotik juga meliputi tingkatan organisasi di dalam ekologi yang meliputi:

1. Individu, yaitu merupakan organisme tunggal, misalnya seekor tikus,


sebatang pohon jambu dan seorang manusia
2. Populasi, yaitu individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu
tertentu dan saling berinteraksi (Campbell et al, 2002:.272)
3. Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu
waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu
sama lain (Campbell et al, 2002:.272).

b. Faktor Abiotik
Faktor abiotik adalah faktor yang meliputi faktor fisik dan kimia. Menurut
Campbell et al (2002: 273-274), Faktor fisik utama yang mempengaruhi
ekosistem diantaranya, yaitu:

1. Suhu, merupakan salah satu syarat yang diperlukan organisme untuk


hidup.
2. Sinar matahari, mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari
menentukan suhu lingkungan. Sinar matahari juga merupakan unsur vital
yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.
3. Air, dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme baik sebagai tempat
hidup, sarana transportasi, juga sebagai pelarut dan pelapuk bagi unsur
abiotik lain.
4. Tanah, merupakan tempat hidup bagi organisme karena menyediakan
unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama
tumbuhan. Angin, selain berperan dalam menentukan kelembapan, juga
berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.

Berdasarkan fungsinya, yaitu ditinjau dari jabatan fungsional organisme dalam


habitatnya, ekosistem tersusun atas komponen-komponen sebagai berikut:

1. Produsen, yaitu organisme yang bersifat autotrof (mampu menyediakan


makanan sendiri melalui pengubahan bahan anorganik menjadi bahan
organik dengan bantuan energi seperti energi matahari dan kimia).
Contohnya tumbuhan hijau dan alga.
2. Konsumen, yaitu organisme yang bersifat heterotrof, memanfaatkan bahan
organik yang terdapat pada organisme lain sebagai bahan makanannya.
Contohnya manusia dan hewan.
3. Pengurai (dekomposer) adalah organisme heterotrof yang menguraikan
bahan organik yang berasal dari organisme mati. Dekomposer menyerap
sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang
sederhana untuk dapat digunakan kembali oleh produsen. Organisme yang
tergolong dekomposer yaitu bakteri dan jamur.
4. Detritivor adalah organisme yang memanfaatkan serpihan organik padat
(detritus) sebagai sumber makanan. Contoh organisme detritivor adalah
cacing tanah, luing dan sebagian anggota Echinodermata

Secara sekilas penulis gambarkan bahwa masalah lingkungan bukanlah


masalah yang mudah, namun merupakan masalah yang sangat global.
Oleh karena itu, dilaksanakan suatu kegiatan penelitian untuk mata kuliah
Ekologi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ekosistem?
2. Apa saja komponen dalam ekosistem?
3. Bagaimana hubungan antara komponen penyusun ekosistem?

C. Tujuan
1. Mengenali komponen penyusun ekosistem baik biotik maupun abiotik
2. Mengklasifikasikan komponen ekosistem yang teridentifikasi ke dalam
kelompok
 Edafik dan klimatik organik dan anorganik untuk komponen
abiotik
 Nama jenis dan tingkatan trofi, untuk komponen biotik
3. Mencari hubungan antar komponen penyusun ekosistem
4. Mengevaluasi ekosistem yang dipelajari, berdasarkan kelengkapan
komponen penyusunnya
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kata ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Ernest Haeckel ahli biologi
jerman tahun 1869. Berasal dari kata oikos yang berarti rumah atau tenmpat
tinggal., dan logos bersifat telaah atau studi. Jadi ekologi adalah ilmu tentang
rumah atau tempat tinggal makhluk. Ekologi didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

Ekosistem merupakan satuan fungsional dasar dalam ekologi. Suatu


system ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbale balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya disebut dengan ekosistem. Ekosistem juga merupakan
suatu kesatuan dinamis yang terdiri dari komunitas berbagai spesies yang
berinteraksi dengan lingkungannya baik biotic dan abiotik. Di dalam suatu
ekosistem dapat ditemukan adanya daur materi dan aliran energy. Pada setiap
ekosistem, organism hidup berinteraksi dengan sesame jenis, berlainan jenis, dan
juga berinteraksi dengan lingkungan fisiknya.

Beberapa Ciri ekosistem yaitu mempunyai sumber energy yang konstan,


menyimpan energy dalam bentuk materi organic, terdapat daur materi, yang
berkesinambungan, terdapat aliran energy. Ekosistem dapat bermacam-macam
bentuknya sesuai dengan bentangan atau hamparan tempat ekosistem berada,
seperti ekosistem hutan, rawa, danau, dan lain-lain. Sumber energy bagi
ekosistem umumnya adalah sinar matahari. Ekosistem tertentu bergantung pada
sumber energy lain, seperti panas bumi pada ekosistem yang ditemukan didasar
laut.

Komponen ekosistem

1. Factor abiotik
Merupakan komponen fisik atau bagian yang tak hidup dari lingkungan.
Misalnya intensitas cahaya, kisaran suhu, banyaknya kadar air
(kelembaban), tipe tanah atau batuan, ketersediaan mineral dan substansi
organic lainnya.
2. Factor biotic
Merupakan bagian hidup dari lingkungan, termasuk semua organism yang
dapat berinteraksi satu sama lain. Contohnya tumbuhan sebagai produsen,
hewan sebagai konsumen, dan mikroba sebagai pengurai.

Hubungan makan
Merupakan interaksi yang terjadi dalam ekosistem yang melibatkan
organism pemakan (pemangsa) dan yang dimakan (mangsa). Berdasarkan
cara perolehan nutrisi yang dikenal, hubungan makan dapat dibagi
menjadi:
1. Organism autotrof yaitu organism yang dapat mensintesis makanannya
sendiri (dari bahan anorganik) dengan sumber energy yang bberasal
dari luar system.
2. Organism heterotrof yaitu organism yang bergantung pada organism
lain sebagai sumber makanannya. Berdasarkan sumber nutrisinya,
organism heterotrof terdiri dari:
a. Saprofit: organisme yang menggunakan bahan organic dari
organism yang sudah mati sebagai sumber makanannya.
Kebanyakan saprofit adalah pengurai(decomposer).contoh
organism pengurai adalah bakteri pembusuk dan beberapa jamur.
b. Herbivore: hewan pemakan tumbuhan. Contohnya sapi, kuda,
kelinci, dan lain-lain.
c. Karnivora: hewan yang memakan hewan lain, dapat berupa:
- Pemangsa (predator) yang membunuh dan memakan hewan
mangsa. Contohnya singa, elang, dan hiu.
- Pemakan bangkai, yang memakan organism yang sudah mati
tetapi tidak dibunuhnya sendiri. Contohnya kepiting, hyena dan
lain-lain.
d. omnivore adalah organism pemakan tumbuhan, hewan dan
organism lain. Contohnya manusia, semut dan lain-lain.
Aliran energy

Semua organism memerlukan energy untuk aktivitas hidupnya. Energy tersebut


diperoleh dari makanan. Proses mengkonsumsi makanan merupakan proses
transfer atau perpindahan energy. Aliran energy dalam ekosistem dari satu
organism ke organisme yang lain dapat digambaarkan dengan rantai makanan dan
jarring makanan. Dalam setiap ekosistem terdapat beberapa tingkatan organism
atau disebut juga tingkatan trofik:

1. Produsen adalah organism autotrof (tumbuhan hijau)


2. Konsumen adal;ah organism yang memakan langsung tumbuhan
hijau(produsen), disebut juga sebagai konsumen primer atau konsumen
tingkat pertama. Organime yang memakan konsumen primer disebut juga
konsumen sekunder atau konsumen tahap kedua.
3. Pengurai (decomposer) adalah organism yang menguraikan bahan organic
mati menjadi bahan anorganik(detritus). Organism pemakan detritus
disebut detrivora.

Rantai makanan

Rantai makanan dimulai dengan tumbuhan hijau(Produsen) atau organism


autotrof yang mengubah energy matahari menjadi energy kimia. Energy ini
akan diteruskan ke konsumen primer, kemudian konsumen sekunder, dan
seterusnya. Urutan ini disebut dengan rantai makanan. Contoh rantai makanan
adalah rumput sebagai produsen dimakan oleh belalang sebagai konsumen
primer, kemudian belalang dimakan tikus sebagai konsumen sekunder, setelah
itu tikus mati dan diurakan oleh pengurai.

Jaring makanan

Kebanyakan hewan memakan lebih dari satu macam makanan. Oleh karena itu
hubungan makan dan aliran energy pada ekosistem alami lebih kompleks
dibandingkan dengan sekedar rantai makanan. Interaksi ini dinyatakan dalam
jaring makanan.
Jenis ekosistem

Istilah lain untuk ekosistem disebut juga bioma. Bioma dapat diartikan
sebagai suatu satuan komunitas pada suatu ekosistem sebagai hasil interaksi
iklim regional dengan biota dan substratnya. Iklim dan substrata tau lahan
menentukan jenis biota yang hidup di suatu wilayah. Berdasarkan jenis
ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan.
Ekosistem darat dapat dibedakan menjadi sejumlah bioma, sedangkan
ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.

1. Ekosistem darat
Ekosistem yang lingkungannya berupa daratan disebut ekosistem darat.
Dalam ekosistem darat terdapat sejumlah bioma, yaitu: bioma gurun,
bioma padang rumput, bioma hutan basah, bioma hutan gugur, bioma
taiga, dan bioma tundra.
2. Ekosistem air tawar
Ekosistem air tawar memiliki cirri-ciri antara lain variasi suhu tidak
mencolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca.
Tumbuhan yang umumnya dijumpai adalah ganggang dan tumb uhan biji.
Ekosistem air tawar dapat dikelompokan menjadi air tenang dan air
mengalir. Danau dan rawa termasuk ekosistem air tenang, sedangkan
sungai termasuk ekosistem air mengalir.
3. Ekosistem air laut
4. Sebagaimana ekosistem daratan, ekosistem air laut juga dapat dibedakan
menjadi lautan, pantai, estuary, dan terumbu karang.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Alat

 Higrometer
 Luxmeter
 Suhu tanah
 Animometer
 Termometer

3.2 Bahan
 Tumbuhan A
 Tumbuhan B
 Tumbuhan C
 Pohon A
 Pohon B
 Laba-laba
 Semut hitam
 Semut merah
 Kecebong
 Siput
 Semut angkrang
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Komponen Abiotik Ekosistem

PLO EDAFIK MIKROKLIMATIK


T
Kelembaban pH Str Tekst Suhu Kelembaban Intensitas Kecepat
(%) ukt ur (oC) (%) Cahaya an
ur (lux) Angin

1 6 7 Ber Halus 31 5 115x10 -


pas
ir
2 7 31 8 780x10 -
3 6 7 Ber Kasar 33 5 368x100 -
pas
ir

Plot pH air Suhu Air (oC)


2 7 28

Tabel 2. Komponen Biotik

PLOT Produsen/Tanaman Konsumen


1 Tumbuhan A Laba-laba
Tumbuhan B Semut hitam
Tumbuhan C Semut merah
Tumbuhan D
Tumbuhan E

2 Tumbuhan A Kecebong
Tumbuhan B Siput
Tumbuhan C Mikroorganisme
3 Pohon A Semut hitam
Pohon B Semut angkrang

DATA PEMBANDING

Tanggal pengamatan : 17 September 2014

Waktu : 13.30-14.20 WIB

Lokasi Pengamatan : Kolam disela-sela Laboratorium Biologi UNY.

Tabel 1. Komponen Abiotik Ekosistem

PLOT Ph AIR SUHU


1 7 24
7 24
7 24

2 7 24
7 24
7 24
Tabel 2. Komponen Abiotik Ekosistem (MIKROKLIMATIK)

PLOT Suhu(°C) Kelembaban Intensitas Kecepatan


(%) Cahaya (Lux) Angin
1 24 7 420 0,3
24 7 227 0,2
24 7 209 0,1

2 24 6 250 0,3
24 6 311 0,2
24 6 327 01
Tabel 3. Komponen Biotik

PLOT Produsen/Tanaman Konsumen


1 Tanaman X (1) Ikan Nila (6)
Tanaman Kelengkeng (2) Ikan Cethol (>10)
Lumut Keong (5)

2 Lumut Ikan Nila (20)


Ikan Cethol (>10)
Keong (8)
Semut (>10)

Keterangan :

Plot A = Di depan D13.105

Plot B = Lab. Genetika (D13.110)

B. PEMBAHASAN

Praktikum Ekologi kali ini membahas kajian mengenai ekosistem.


Praktikum ini bertujuan untuk mengenali komponen penyusun ekosistem baik
biotik maupun abiotik, mengklasifikasi komponen ekosistem yang
teridentifikasi ke dalam kelompok: edafik dan klimatik, organik dan
anorganik untuk komponen abiotik nama jenis dan tingkatan trofik, untuk
komponen biotik, mencari hubungan antar komponen penyusun ekosistem,
dan mengevaluasi ekosistem yang dipelajarinya, berdasarkan kelengkapan
komponen.

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 17 September 2014 dimulai


pada pukul 14.00-14.30 WIB di Kebun Biologi UNY. Untuk pengamatan ini,
digunakan 3 plot sebagai sampel yang diharapkan dapat mewakili ekosistem
di Kebun Biologi UNY. Plot pertama merupakan daerah yang berada di timur
gedung yang terletak di Kebun Biologi UNY. Plot ini berukuran 1x1 m. Pada
plot ini diamati komponen abiotik dan biotik yang menyusunnya. Sehingga
diperoleh bahwa lokasi ini mempunyai komponen-komponen abiotik sebagai
berikut:

1. Edafik
- Kelembaban tanah :6%

- pH tanah :7

- Struktur tanah :berpasir

- Tekstur tanah :halus

2. Klimatik
- Kelembaban udara : 5%

- Suhu udara :31°C

- Intensitas cahaya :115x10 Lux

Dan komponen-komponen biotiknya sebagai berikut:

1. Konsumer tingkat I/ primer


-Laba-laba :2

-Semut merah :15

-Semut hitam :7

2. Produser
-Tumbuhan A :1

-Tumbuhan B :3

-Tumbuhan C :3

-Tumbuhan D :1

-Tumbuhan E :2
Pada plot 1 dapat diketahui bahwa komponen ekosistem abiotik untuk
kelompok edafiknya adalah tekstur tanahnya halus,strukturnya berpasir
dengan pH tanah 7, dan Kelembaban tanahnya 6%. Untuk komponen
ekosistem abiotik kelompok klimatiknya yaitu kelembaban udaranya 5%,
suhu udara 31oC dan intensitas cahayanya 115x10 Lux.

Sedangkan untuk komponen-komponen biotiknya terdapat dua tingkatan


trofik yaitu produser dan konsumer tingkat 1/primer. Yang merupakan
produsen pada plot 1 ini adalah tanaman A yang berjumlah 1, tanaman B
yang berjumlah 3 , tanaman C berjumlah 3, tanaman D yang berjumlah 1, dan
tanaman E yang berjumlah 2. Tanaman-tanaman yang terdapat pada plot 1
ini semuanya hidup secara soliter. Yang termasuk konsumer tingkat I pada
plot 1 ini adalah semut merah, semut hitam dan. Tetapi hanya ditemukan 2
laba-laba dalam polt ini. Antara komponen-komponen penyusun ekosistem
pada plot 1 ini terjadi suatu interaksi. Interaksi ini dapat terjadi antara satu
individu dengan individu lainnya yang masih satu spesies (intraspesies) dan
satu sepesies dengan spesies lain (interspesies) yang merupakan interaksi
antara komponen biotik dengan biotik. Sedangkan interaksi yang lain adalah
interaksi antara individu dengan lingkungannya yang merupakan interaksi
antara komponen biotik dengan abiotik.

Contoh nteraksi antara komponen biotik dengan biotik :

1. Intraspesies
Interaksi yang terjadi pada populasi semut merah pada saat
pembangunan sarang, pada saat mencari makanan, dan proses
perkawinan.

2. Interspesies
Contoh interaksi interspesies yang terjadi adalah antara semut dengan
rerumputan yang ada pada plot ini. Semut-semut tersebut memakan
sisa-sisa organik dari rerumputan tersebut.

Plot kedua merupakan daerah kolam yang berada di timur gedung yang
terletak di Kebun Biologi UNY. Plot ini berukuran 1x1 m. Pada plot ini
diamati komponen abiotik dan biotik yang menyusunnya. Sehingga diperoleh
bahwa lokasi ini mempunyai komponen-komponen abiotik sebagai berikut:

1. Edafik
- Kelembaban tanah :-

- pH tanah :-

- Tekstur tanah :-

-pH air :7

-Suhu air :

2. Klimatik
- Kelembaban udara : 8%

- Suhu udara :31°C

- Intensitas cahaya :780x10 Lux

Dan komponen-komponen biotiknya sebagai berikut:

1. Tingkatan trofik konsumer tingkat I / primer


-Kecebong :23

-Siput :5

-Mikroorganisme :81

2. Tingkatan trofik Produser


-Tumbuhan A :5

-Tumbuhan B :10

-Tumbuhan C :9

Pada plot 2 yang lokasi pengamatannya di daerah kolam dapat diketahui


bahwa komponen ekosistem abiotik untuk pH air 7 dan Suhu air x. Untuk
komponen ekosistem abiotik kelompok klimatiknya yaitu kelembaban
udaranya 8%, suhu udara 31oC dan intensitas cahayanya 780x10 Lux.
Sedangkan untuk komponen-komponen biotiknya terdapat dua tingkatan
trofik yaitu produser, konsumer tingkat I. Yang merupakan produser pada
plot 2 ini adalah tanaman A dengan jumlah 5, tanaman B yang berjumlah 10,
tanaman C yang berjumlah 9. Tanaman-tanaman yang terdapat pada plot 2 ini
semuanya hidup secara soliter. Yang termasuk konsumer tingkat I pada plot 2
ini adalah Kecebong, Siput dan Mikroorganisme.

Plot ketiga merupakan daerah yang berada di Hutan Kebun Biologi UNY.
Plot ini berukuran 1x1 m. Pada plot ini diamati komponen abiotik dan biotik
yang menyusunnya. Sehingga diperoleh bahwa lokasi ini mempunyai
komponen-komponen abiotik sebagai berikut:

1. Edafik
- Kelembaban tanah :6%

- pH tanah :7

- Struktur tanah :berpasir

-Tekstur :Kasar

2. Klimatik
- Kelembaban udara : 5%

- Suhu udara :33°C

- Intensitas cahaya :368x100 Lux

Dan komponen-komponen biotiknya sebagai berikut:

1. Tingkatan trofik konsumer tingkat I


-Semut hitam :11

-Semut angkrang :17

2. Tingkatan trofik Produser


- Pohon A :1

- Pohon B :1
Pada plot 3 yang lokasi pengamatannya terkena cahaya matahari dari 12
jam sehari dapat diketahui bahwa komponen ekosistem abiotik untuk
kelompok edafiknya adalah Struktur tanahnya berpasir, Kelembaban tanah
6%, dan pH tanahnya 7. Untuk komponen ekosistem abiotik kelompok
klimatiknya yaitu kelembaban udaranya 5%, suhu udara 33oC dan intensitas
cahayanya 368x100Lux.

Sedangkan untuk komponen-komponen biotiknya terdapat dua tingkatan


trofik yaitu produser dan konsumer tingkat I. Yang merupakan produser pada
plot 3 ini adalah pohon A dengan jumlah 1, pohon B yang berjumlah 1,.
Tanaman-tanaman yang terdapat pada plot 3 ini semuanya hidup secara
soliter. Yang termasuk konsumer tingkat I pada plot 3 ini adalah semut
angkrang dan semut hitam.

Sedangkan untuk pembandingnya, adalah data dari kelompok lain yang


melakukan pengamatan di sela-sela kolam Laboratorium Biologi UNY. Pada plot
pembanding ini dititik beratkan pada kolam. Sehingga kami dapat
membandingkan pada data penelitian plot ke 2 kami. Pada

Anda mungkin juga menyukai