Anda di halaman 1dari 7

ADITIVE YANG DIGUNAKAN DALAM SUSPENSI SEMEN

TUGAS TEKNIK PENGEBORAN MIGAS


Dibuat sebagai Syarat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Pengeboran Migas
Pada Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya

Dosen Pembimbing :
Harry Waristian, S.T, M.T.

Oleh
Anwar Saputra Siregar
03021181320085

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
2015

1
ADITIVE YANG DIGUNAKAN DALAM SUSPENSI SEMEN

Sistem semen Portland ada yang didisain sampai temperatur 371 oC (700 oF),
missal untuk sumur-sumur geothermal. Juga ada yang didisain untuk tekanan 30.000
psi, missal untuk sumur-sumur yang dalam. Kondisi sumur ini memang mempengaruhi
dalam pemilihan jenis semen namun sangat jarang memilih bubuk semen hanya
tergantung dari kondisi sumur saja ( seperti temperatur, tekanan dan kedalaman ). Ada
faktor-faktor lainnya yang turut mempengaruhi dalam pembuatan suspense semen,
seperti waktu dan harga. Selain itu pembuatan suspensi semen harus memperhatikan
juga sifat dari suspensi semen tersebut. Oleh karena itu perlu ditambah kedalam ‘neat
semen’ (suspensi semen yang hanya terdiri dari bubuk semen dan air) suatu zat-zat
kimia agar dicapai hasil penyemenan yang diinginkan. Zat-zat kimia tersebut dikenal
sebagai aditiv.

Hingga saat ini lebih 100 aditiv telah dikenal. Namun umumnya aditiv-aditiv itu
dapat dikelompokkan dalam 8 kategori, yaitu :

1. Accelerator
2. Retarder
3. Extender
4. Weihthing Agent
5. Dispersant
6. Fluid-loss Control Agent
7. Lost Circulation Agent
8. Specially Additves

1. Accelerator
Accelerator adalah aditiv yang dapat mempercepat proses pengerasan suspense
semen. Selain itu dapat juga mempercepat naiknya strength semen dan mengimbangi
aditiv lain ( seperti dispersant dan fluida loss control agent ), agar tidak tertunda proses
pengerasan suspense semennya.

2
Sumur-sumur yang dangkal seringkali menggunakan accelerator, karena selain
temperatur dan tekanan yang umumnya rendah, juga karena jarak untuk mencapai
target tidak terlalu panjang.
Contoh-contoh aditiv yang berlaku sebagai accelerator adalah kalsium klorida,
sodium klorida gypsum, sodium silikat dan air laut.
 Kalsium klorida
Umumnya penambahan kalsium klorida antara 2 - 4% saja kedalam suspensi
semen. Pengaruhnya dapat mempercepat thickening time dan menaikkan
compressive strength.
 Sodium klorida
Sodium klorida atau Natrium klorida dengan kadar sampai 10% BMOMW
(by weight on mix water) berlaku sebagai accelerator. Pengaruhnya terhadap
thickening time dan compressive strength semen.

2. Retarder
Retarder adalah additive yang dapat memperlambat proses pengerasan suspensi
semen, sehingga suspensi semen mempunyai waktu yang cukup untuk mencapai
kedalaman target yang diinginkan. Retarder sering digunakan dalam menyemen casing
pada sumur-sumur yang dalam, sumur-sumur yang bertemperatur tinggi atau untuk
kolom penyemenan yang panjang.
Aditiv yang berlaku sebagai retarder antara lain lignosulfonat, senyawa-senyawa
asam organanik dan CMHEC.
 Lignosulfonat
Lignosulfonat merupakan polymer yang terbuat dari pulp. Umumnya dengan
kadar 0,1 – 1,5% BWOC (by weight on cement) efektif dicampur kedalam
suspense semen untuk berfungsi sebagai retarder.
 CMHEC
CMHEC atau Carboxymethyl hydroxymethyl cellulose merupakan polisakarid
yang terbentuk dari kayu, dan tetap stabil bila terdapat alkalin pasa suspensi
semen. CMHEC tetap efektif sebagai retarder hinga temperatur 121 oC (250
o
F).

3
3. Extender
Extender adalah aditiv yang berfungsi untuk menaikkan volume suspense
semen, yang berhubungan dengan mengurangi densitas suspense semen tersebut. Pada
umumnya penambahan extender ke dalam suspense semen diikuti dengan penambahan
air.
Adapun yang termasuk extender antara lain bentonite, attapulgite, sodium
silikat, pozzolan, perlite dan gilsonite.
 Bentonite
Bentonite bersifatbanya mengisap air, sehingga volume suspense semen bisa
menjadi 10 kalinya . API merekomendasikan bahwa setiap penambahan 1%
bentonite ditambahkan pula 5,3% air (BWOC), yang berlaku untuk seluruh
kelas semen. Pengaruh lain dari penambahan bentonite adalah yield semen
naik, kualitas perforasi lebih baik, viskositas naik dan biaya lebih murah.
Untuk temperature diatas 110 oC (230oF), penambahan bentonite akan
menyebabkan turunnya compressive strength secara drastis.
 Sodium Silikat
Sodium silikat dengan kadar 0,2 – 3% BWOC dapat menurunkan densitas
suspense semen dari 14,5 ppg menjadi 11ppg. Dan umumnya dengan
bertambahnya kadar sodium silikat tersebut, maka compressive semen
menurun.
 Pozzolon
Pozzolon terbentuk dari material-material seperti aluminium dan silika yang
bereaksi dengan kalsium hidroksida. Ada dua jenis pozzolon, yaitu pozzolon
alam seperti diatomaceous earth dan pozzolon buatan seperti fly ashes.
Diatomaceous earth sebagai extender tidak memperbesar viskositas suspense
semen dan harganya cukup mahal. Sedangkan fly ashes dapat mempercepat
naiknya compressive strength serta harganya sangat murah.
 Perlite
Perlite merupakan extender yang berasal dari batuan vulkanik. Penambahan
perlite biasanya diikuti dengan penambahan bentonite sekitar 2 - 4% untuk
mencegah terjadinya pemisahan dengan air.
 Gilsonite

4
Gilsonite terjadi pada mineral aspal, yang mula-mula ditemukan di Colorado
dan Utah. Dengan spesifik gravity 1,07 dan cukup dengan jumlah air yang
sedikit (sekitar 2 gal/ft3) akan didapat densitas suspense semen yang rendah.
Kadar gilsonite sampai 50 lb yang dicampur dengan 1 sak semen Portland
dapat menghasilkan densitas suspense semen sekitar 12 ppg.

4. Weighting Agents
Weighting agents adalah aditiv-aditiv yang berfungsi menaikkan densitas
suspense semen. Umumnya weighting agents digunakan pada sumur-sumur yang
mempunyai tekanan formasi yang tinggi.
Aditiv-aditiv yang termasuk kedalam weighting agents adalah hematite,
limonite, barite dan pasir.
 Hematite
Hematite adalah material berbentuk kristal yang berwarna merah. Dengan
mempunyai spesifik gavity sebesar 5,02, maka hematite termasuk paling
efisien sebagai weighting agent. Densitas suspense semen bisa mencapai 19 –
22 ppg bila ditambah hematite.
 Limenite
Limenite merupakan aditiv yang terbaik sebagai weighting agent. Material ini
merupakan inert solid dan tidak berpengaruh terhadap thickening time.
Dengan mempunyai spesifik gravity sekitar 4,45, maka suspense semen bila
ditambahkan limenite bisa mencapai densitas lebih dari 20 ppg.
 Barite
Barite merupakan aditiv yang paling umum digunakan sebagai weighting
agent, baik itu untuk suspense semen maupun dalam lumpur pemboran.
Penambahan barite harus disertai pula dengan penambahan air untuk
membasahi permukaan partikel barite yang besar. Dengan spesifik gravity
4,23, maka barite dapat menaikkan densitas suspense semen sampai sekitar
19 ppg.
 Pasir
Pasir yang digunakan sebagai weighting agent adalah pasir Ottawa. Dengan
spesifik gravity 2,63, maka densitas suspense semen yang mengandung pasir

5
otawa ini dapat mencapai 18 ppg. Penggunaan pasir Ottawa ini biasanya
digunakan untuk menyemen lubang sebagai tempat pemasangan whipstock
dan untuk plug job.

5. Dispersant
Dispersant adalah aditiv yang dapat mengurangi viskositas suspense semen.
Pengurangan viskositas atau friksi terjadi karena dispersant mempunyai kelakuan
sebagai thinner (pengencer). Hal ini menyebabkan suspense semen menjadi encer,
sehingga dapat mengalir dengan aliran turbulen walaupuan dipompa dengan rate yang
rendah.
Aditiv-aditiv yang tergolong dispersant adalah senyawa-senyawa sulfonat.
 Polymelamine Sulfonate
Poly melamine sulfonate (PMS) dengan kandungan 0,4% BWOC sering
dicampur dengan suspense semen sebagai dispersant. Sampai temperature
85oC (185oF), PMS tetap efektif karena unsur-unsur kimianya masih stabil.
 Polynaphtalena Sulfonate
Polynaphtalena slfonate (PNS) merupakan dispersant yang umum digunakan.
Dan bila pada suspense semen berisi NaCl, maka ditambahkan PNS sebanyak
4% BWOC.

6. Fluid-loss Control Agents


Fluid-loss control agent adalah aditiv-aditiv yang berfungsi mencegah hilangnya
fasa likuid semen kedalam formasi, sehingga terjaga kandungan cairan pada suspense
semen. Pada primary cementing, fluid-loss yang diinginkan sekitar 150-250 cc yang
diukur selama 30 menit dengan menggunakan saringan berukuran 325 mesh dan pada
tekanan 1.000 psi. Sedang pada squeeze cementing, fluid-loss yang diijinkan sekitar
55-65 cc selama 30 menit dengan menggunakan sarinagan ukuran 325 mesh dan pada
tekanan 1.000 psi.
Aditiv-aditiv yang termasuk kedalam fluid-loss control agents diantaranya
polymer, CMHEC dan latex.

6
7. Lost Circulation Control Agents
Lost circulation control agents merupakan aditiv-aditiv yang mengontrol
hilangnya suspense semen kedalam formasi yang lemah atau bergua. Biasanya
material lost circulation yang dipakai pada lumpur pemboran digunakan pula dalam
suspense semen.
Aditiv-aditiv yang termasuk dalam lost circulation control agents diantaranya
gilsonite, cellophane flakes, gypsum, bentonite dan nut shells.

8. Specially Additives
Ada bermacam-macam aditiv lainnya yang dikelompokkan sebagai specially
additives, diantaranya silika, mud kill, radioactive tracers, fibers, antifoam agents dan
lainnya.
 Siliaka
Silika biasanya digunakan pada sumur yang bertemperatur tinggi, yang
berfungsi untuk menjaga strength semen agar tetap stabil dan juga dapat
menurunkan permeabilitas semen.
 Mud kill
Mud kill berfungsi sebagai aditiv yang menetralisir bubur semen terhadap
zat-zat kimia dalam lumpur pemboran. Contoh mud kill adalah
‘paraformaldehyde’. Mud kill juga mmberi keuntungan, seperti memperkuat
ikatan semen dan memperbesar strength semen.
 Radioactive tracers
Radioactive tracers ditambahkan kedalam suspens semen supaya
memudahkan operasi logging dalam menentukan posisi dan mengetahui
kualitas ikatan semen.
 Antifoam Agents
Adanya foam dalam suspense semen sering menyebabkan hilangnya tekanan
pemompaan, maka untuk mencegahnya ditambahkan antifoam agent.
Polypropylene glycol adalah contoh antifoam agent yang sering digunakan,
karena selain efektif juga harganya murah.

Anda mungkin juga menyukai