Anda di halaman 1dari 15

1,2 DIKLORO ETANA

1,2 DICHLORO ETHANE


1. N a m a
Golongan
Alifatik terhalogenasi
Sinonim / Nama Dagang
Ehtylene dichloride; Ethane, 1,2-dichloro-; sym-dichloroethane; 1,2-bichloroetha
ne; alpha, beta-dichloroethane; ethylene chloride, EDC; Dutch liquid; Glycol
dichloride; Brocide, C2H4Cl2.
Nomor Identifikasi :
Nomor CAS

: 107-06-2

Nomor OHS

: 09390

Nomor EC Index

: 602-012-00-7

Nomor RTECS

: K10525000

Nomor EINECS

: 203-458-1

UN

: 1184

ICSC

: 0250

STCC

: 4909166

2. Sifat Fisika Kimia


Nama bahan
1,2-dikloro etana
Deskripsi
Cairan kental, tidak berwarna, memiliki aroma yang khas seperti kloroform, rasa
manis. Berat molekul 98,96. Titik didih 182 F/83 C. Titik nyala 56 F/13 C.
Kerapatan relatif (air = 1) 1,25. Kerapatan uap relatif pada suhu 20 C (air=1) 3,4.
Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya
Peringkat NFPA (Skala 0-4):
Kesehatan 3

Tingkat keparahan sangat tinggi

Kebakaran 3

Sangat mudah terbakar

Reaktivitas 0

Tidak reaktif

Klasifikasi EC:
F

Mudah menyala

Beracun

Xi

Iritan

Xn

Berbahaya

R 45

Dapat menyebabkan kanker

R11

Sangat mudah menyala

R22

Berbahaya jika tertelan

R36/37/38

Iritasi pada mata, sistem pernafasan dan kulit

S53

Hindari/cegah pemaparan dapatkan instruksi khusus


sebelum penggunaan

S45

Jika terjadi kecelakaan atau jika anda tidak sehat, jika


memungkinkan

segera

bawa

ke

dokter/rumah

sakit/puskesmas (perlihatkan label kemasan)

3. Penggunaan
Pelarut untuk lemak, pelumas, lilin, gum, resin dan beberapa jenis karet; proses
pembuatan asetil selulosa dan ekstrak tembakau. Sebagai fumigan serangga dan
tanah.

4. Identifikasi Bahaya
Risiko utama dan sasaran organ
Bahaya utama terhadap kesehatan: iritasi saluran pernafasan, iritasi kulit, iritasi
mata, depresi susunan saraf pusat, dicurigai menyebabkan kanker pada hewan
percobaan.
Organ sasaran: SSP, hati dan ginjal.
Kondisi

medis

yang

diperburuk

oleh

paparan:

masalah

kardiovaskuler, masalah ginjal, masalah hati, masalah pernafasan.

jantung

atau

Rute paparan
Paparan jangka pendek
Terhirup
Iritasi, mual, muntah, diare, denyut jantung tidak teratur, sakit kepala, mengantuk,
gejala seperti mabuk, disorientasi, kulit berwarna kebiruan, kongesti paru,
kerusakan ginjal, kerusakan hati, paralisis, koma.
Kontak dengan kulit
Iritasi, gejala seperti mabuk, kerusakan ginjal, kerusakan hati.
Kontak dengan mata
Iritasi.
Tertelan
Gejala seperti mabuk, kerusakan ginjal, kerusakan hati.
Paparan jangka panjang
Terhirup
Kehilangan pendengaran, gangguan penglihatan, kerusakan ginjal, kerusakan
hati.
Kontak dengan kulit
Sama dengan efek yang dilaporkan pada paparan jangka pendek.
Kontak dengan mata
Sama dengan efek yang dilaporkan pada paparan jangka pendek.
Tertelan
Kanker.

5. Stabilitas dan reaktivitas


Reaktivitas

: Stabil pada tekanan dan suhu normal

Kondisi yang dihindari

: Hindarkan panas, percik api, api, dan sumber api


lainnya. Wadah dapat retak atau meledak bila
terpapar panas.

Tancampurkan

: Logam, basa, amina, bahan pengoksidasi, bahan


mudah terbakar.

1,2-dikloro etana dengan


Aluminium

: Terbentuk suatu senyawa yang sensitif terhadap


getaran

Amonia (cair)

: Dapat terjadi ledakan hebat

Asam nitrat

: Campuran kedua bahan ini mudah terpicu oleh


panas, hentakan, atau gesekan.

Dimethylamino-

: Dapat terjadi ledakan hebat

propylamine
Dinitrogen tetroxide

: Terbentuk suatu campuran yang sensitif terhadap


getaran

Kalium

: Terbentuk suatu senyawa yang sensitif terhadap


getaran

Kaustik (kuat)

: Bahaya ledakan dan terbakar

Logam

: Dapat terbentuk karat bila suasana lembab

Logam (aktif)

: Bahaya ledakan dan terbakar

Magnesium

: Bahaya ledakan dan terbakar

Natrium

: Bahaya ledakan dan terbakar

Oksidator (kuat)

: Bahaya ledakan dan terbakar

Plastik, karet dan

: Dapat rusak

pelapis
Bahaya dekomposisi

: Produk dekomposisi termal: fosgen, senyawa


terhalogenasi, oksida karbon

Polimerisasi

: Tidak terpolimerisasi.

6. Penyimpanan

Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan


standard yang berlaku

Simpanlah pada sebuah ruangan khusus yang terpisah dari bangunan utama,
simpanlah bersama dengan cairan mudah terbakar lainnya

Simpanlah dalam wadah yang tahan api

Simpanlah pada tempat yang kering dan sejuk.

Simpan terpisah dari bahan yang tancampurkan dan oksidator kuat

Jauhkan dari makanan, minuman, dan bahan makanan hewan

7. Toksikologi
Data Iritasi
625 mg kulit kelinci yang tidak intak terjadi iritasi ringan; 500 mg/24 jam kulit
kelinci terjadi iritasi ringan; 63 mg mata kelinci terjadi iritasi berat; 500 mg/24
jam mata kelinci terjadi iritasi ringan.
Toksisitas
Data pada manusia:
TCL0 inhalasi laki-laki 1000 ppm/1 jam; LDL0 oral manusia 286 mg/kg; TDL0
oral manusia 428 mg/kg; LDL0 oral laki-laki 714mg/kg.
Data pada hewan:
LD50 oral tikus (rat) 670 mg/kg; LC50 inhalasi tikus (rat) 1000 ppm/7 jam; LD50
intraperitoneal tikus (rat) 807 mg/kg; LD50 subkutan tikus (rat) 1 gm/kg; LDL0
intratekal tikus (rat) 120 mg/kg; LD50 oral tikus (mouse) 413 mg/kg; LCL0
inhalasi tikus (mouse) 5 gm/m3/2 jam; LD50 intraperitoneal tikus (mouse) 470
mg/kg; LDL0 subkutan tikus (mouse) 380 mg/kg; LD50 oral anjing 5700 mg/kg;
LDL0 intravena anjing 175 mg/kg; LC50 inhalasi monyet 3000 ppm/7 jam; LC
inhalasi kucing >3000 ppm/7 jam; LD50 oral kelinci 860 mg/kg; LCL0 inhalasi
kelinci 3000 ppm/7 jam; LD50 kulit kelinci 2800 mg/kg; LDL0 subkutan kelinci
1200 mg/kg; LCL0 inhalasi babi 3000 ppm/7 jam; LCL0 inhalasi guinea pig
1500 ppm/7 jam; LDL0 intraperitoneal guinea pig 600 mg/kg; LC inhalasi
mamalia >3000 ppm/7 jam; TDL0 oral tikus (rat) terus-menerus 21840 mg/kg/13
minggu; TCL0 inhalasi tikus (rat) intermiten 200 ppm/7 jam selama 6 minggu;
TCL0 inhalasi tikus (rat) intermiten 1500 ppm/7 jam selama 5 hari; TDL0 oral
tikus (mouse) terus-menerus 43680 mg/kg/13 minggu; TCL0 inhalasi tikus
(mouse) intermiten 200 ppm/7 jam selama 9 hari; TDL0 oral tikus (mouse)
intermiten 685 mg/kg/14 hari; TCL0 inhalasi anjing intermiten 1500 ppm/7 jam
selama 5 hari; TCL0 inhalasi monyet intermiten 1000 ppm/7 jam selama 9
minggu; TCL0 inhalasi kucing intermiten 1000 ppm/7 jam selama 11 minggu;
TCL0 inhalasi

kelinci intermiten 400 ppm/7 jam selama 19 minggu; TCL0

inhalasi guinea pig intermiten 200 ppm/7 jam selama 25 minggu; TCL0 inhalasi
guinea pig intermiten 1500 ppm/7 jam selama 5 hari.

Karsinogenik
Diantisipasi sebagai karsinogen terhadap manusia. Pada hewan percobaan telah
didapatkan bukti-bukti yang mendukung. IARC grup 2B. ACGIH: A4-tidak
diklasifikasikan sebagai karsinogen terhadap manusia.
Pemberian 1,2-dikloro etana secara oral kepada tikus (mice dan rats)
menyebabkan pertumbuhan tumor pada kedua jenis spesies. Karena tidak
adekuatnya data pada manusia, maka IARC menyarankan agar berhati-hati
terhadap bahan ini karena bersifat karsinogenik terhadap manusia.
Tumorigenik
TDL0 oral tikus (rat) intermiten 5286 mg/kg selama 69 minggu; TCL0 inhalasi
tikus (rat) intermiten 5 ppm/7 jam selama 78 minggu; TDL0 oral tikus (mouse)
intermiten 3536 mg/kg selama 78 minggu; TCL0 inhalasi tikus (mouse)
intermiten 5 ppm/7 jam selama 78 minggu; TDL0 kulit tikus (mouse) intermiten
1120 gm/kg selama 74 minggu; TD oral tikus (rat) intermiten 38 gm/kg selama
78 minggu; TD oral tikus (mouse) intermiten 76 gm/kg selama 78 minggu; TD
oral tikus (rat) intermiten 18 gm/kg selama 78 minggu; TD oral tikus (mouse)
intermiten 38 gm/kg selama 78 minggu.
Mutagenik
Mutasi pada mikroorganisme Salmonella typhimurium 10 umol/cawan (+S9);
mutasi pada mikroorganisme Salmonella typhimurium 10ug/cawan (-S9);
kerusakan DNA Salmonella typhimurium 7060 umol/L; sistem pengujian mutasi
lain Escherichia coli 316 mmol/L; perubahan DNA Escherichia coli 10
mg/cawan; pengujian lokus spesifik oral Drosophila melanogasater 1000 ppm;
pengujian lokus spesifik inhalasi Drosophila melanogasater 250 mg/m3;
hilangnya kromosom seks dan non disjungsi oral Drosophila melanogaster 120
mmol/L; hilangnya kromosom seks dan non disjungsi inhalasi Drosophila
melanogaster 2 ppm/96 jam secara terus-menerus; hilangnya kromosom seks
dan non disjungsi Aspergilus nidulans 2000 ppm; inhibisi DNA limfosit
manusia 5 ml/L; mutasi sel somatik mamalia limfosit manusia 100 mg/L;
kerusakan DNA oral tikus (rat) 150 mg/kg; kerusakan DNA inhalasi tikus (rat)
150 ppm selama 6 jam; sintesis DNA tidak sesuai jadwal hati tikus (rat) 130
umol/L; pengujian lokus spesifik intraperitoneal tikus (mouse) 300 mg/kg;
kerusakan DNA intraperitoneal tikus (mouse) 2 mmol/kg; kerusakan DNA oral

tikus (mouse) 100 mg.kg; inhibisi DNA intraperitoneal tikus (mouse) 29 mg/kg;
mutasi mikroorganisme ovarium hamster 2 mmol/L (+S9); transformasi
morfologis embrio hamster 200 uL/cawan; analisis sitogenik paru-paru
hamster 1 gm/L; mutasi pada sel somatik mammalia ovarium hamster 40
mmol/L.
Data Reproduksi
TCL0 inhalasi tikus (rat) betina hamil/7 jam 6-15 hari, terus-menerus, 300 ppm;
TCL0 inhalasi tikus (rat) /6jam 2 minggu sebelum hamil/1-21 hari betina hamil,
208 mg/m3.
Data Tambahan
Dapat melewati plasenta. Dapat dieksresikan pada air susu. Alkohol dapat
meningkatkan efek toksik.
Informasi Ekologi
Berbahaya terhadap kehidupan perairan.
Toksisitas pada ikan

: LC50

(Mortalitas)

sheepshead

minnow

(Cyprinodon variegatus) >130000 g/L 96


jam
Toksisitas pada invertebrata : EC50 (imobilisasi) kutu air (Daphnia magna)
160000 g/L 48 jam
Toksisitas alga

: EC50 (fotosintesis) diatom (Skeletonema


costatum) > 433000 /L 96 jam

Toksisitas lain

: LC50 (Mortalitas) Salamander (Ambystoma


gracile) 2450 g/L 9,5 jam

8. Efek Klinis
Keracunan akut
Terhirup
1,2-dikloro etana: dapat menyebabkan iritasi dari membran mukosa saluran
pernafasan bagian atas, sakit kepala, mual dan muntah, diare, serta kramp usus.
Gejala SSP meliputi rasa seperti melayang, kelemahan, stupor, gangguan
keseimbangan, gemetar, ansietas, mengantuk, delirium, paralisis parsial, kolaps,

dan koma dapat muncul dalam waktu 7 jam setelah paparan. Dapat terjadi suatu
periode laten, dan bila korban mampu bertahan, maka oliguria, jaundice, anemia
akan berangsur hilang. Dalam beberapa hari kemudian dapat saja terjadi
kegagalan hepartorenal dan disertai komplikasi perdarahan saluran cerna,
hipoglikemia, hiperkalsemia, hipoprotrombinemia, menurunnya faktor pembekuan
darah, dan perdarahan serta pembengkakan otak. Gejala lain dapat meliputi
sianosis, penurunan tekanan darah, lemah, nadi cepat, kesulitan bernafas,
edema paru, bronkitis, temperatur yang subnormal, dan aritmia jantung. Kematian
dapat terjadi akibat henti nafas dan henti jantung. Temuan patologis meliputi
kongesti paru, perubahan degeneratif pada miokard, nekrosis kelenjar adrenal,
nekrosis hati, nekrosis tubular ginjal, dan sel saraf pada otak yang menciut.

(1)

Kontak dengan kulit


1,2-dikloro etana: kontak langsung dengan cairan ini dapat menyebabkan iritasi.
Kontak yang lama dapat menyebabkan iritasi yang berat, edema dan nekrosis.
Dapat diabsorpsi melalui kulit dan dapat menyebabkan toksisitas sitemik seperti
yang terinci pada paparan akut secara inhalasi.
Kontak dengan mata
1,2-dikloro etana: paparan terhadap uap konsentrasi tinggi atau cairan bahan ini
dalam waktu cepat dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, lakrimasi, konjungtiva
kemerahan, dan luka pada kornea, yang dapat kembali normal dalam satu atau
dua hari.
Tertelan
1,2-dikloro etana: penelanan dapat menyebabkan sensasi terbakar pada mulut,
tenggorokan

dan

lambung.

Toksisitas

sistemik

meliputi

depresi

SSP,

hepatotoksisitas dan nefrotoksisitas, dapat timbul gejala seperti yang dirinci pada
paparan akut secara inhalasi.
Keracunan kronik
Terhirup
1,2-dikloro etana: paparan kronik 10-37 ppm dapat menyebabkan mual, muntah,
pusing, dan efek simpang berbahaya terhadap sistem persarafan dan hati.
Karakteristik gejala paparan akut dapat berlanjut bila mendapatkan paparan 75125 ppm secara berulang. Paparan berulang atau lama dapat menyebabkan

iritasi terhadap membran mukosa, inflamasi bronkial akut, hilangnya nafsu


makan, penurunan berat badan, anemia, konstipasi, insomnia, nyeri epigastrik,
nistagmus, kerusakan hati dan ginjal, peningkatan urobilinogen, dan nyeri
jantung. Gangguan neurologis meliputi gelisah, iritabilitas, gugup, penurunan
tonus otot, kesulitan berjalan, tangan gemetar, hilangnya refleks, tanda Romberg
positif, hiperhiderosis, kelelahan, dan dapat terjadi hilang pendengaran. Kematian
dapat terjadi akibat gagal nafas, gagal sirkulasi, gagal hati, dan gagal ginjal.
Kontak dengan kulit
1,2-dikloro etana: paparan berulang atau lama dengan cairan ini dapat
menghasilkan kulit kering, bersisik, fisura dermatitis karena cairan ini memiliki
aktifitas menghilangkan lemak kulit. Dapat terjadi efek sistemik seperti pada
paparan akut. Seperti evaluasi yang dilakukan oleh RTECS, pemberian bahan ini
pada kulit mencit menyebabkan peningkatan signifikan, secara statistik, terhadap
insidens dari tumor neoplastik saluran pernafasan dan kulit.
Kontak dengan mata
1,2-dikloro etana: paparan berulang dan lama dapat menyebabkan konjungtivitis.
Tertelan
1,2-dikloro etana: dapat menyebabkan efek sistemik sperti yang dirinci pada
paparan kronik secara inhalasi. Pada mencit, dapat menyebabkan tumor paru
baik jinak maupun ganas, limfoma malignum baik pada mencit jantan maupun
betina; karsinoma hepatoseluler pada jantan, serta adenokarsinoma mamae dan
uteri pada betina. Pada tikus (rat), menyebabkan karsinoma lambung bagian
depan pada jantan, tumor mamae baik jinak maupun ganas pada betina, serta
hemangiosarkoma pada jantan dan betina. Dosis total berkisar dari 18-72 gm/kg
secara intermiten selama 78 minggu.

9. Pertolongan Pertama
a. Terhirup
Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area pemaparan. Bila perlu,
gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera
bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

b. Kontak dengan kulit


Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci
dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak
sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20
menit). Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan
terdekat.
c. Kontak dengan mata
Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam
fisiologis (NaCl 0,9%), selama 30 menit, atau sekurangnya satu liter untuk
setiap mata dan dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah
sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke
rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
d. Tertelan
Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter setempat. Jangan
sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang tidak
sadar/pingsan. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada
panggul untuk mencegah aspirasi. Bila korban pingsan, miringkan kepala
menghadap ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan
terdekat.
Catatan untuk dokter: untuk tertelan, pertimbangkan tindakan bilas lambung,
pemberian arang aktif dan katartik.

10. Penatalaksanaan
Stabilisasi
a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk
menjamin pertukaran udara.
b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi
dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya
kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.
d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis:

Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30
menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin
diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam.
Anak-anak: 200-300 g/kg BB
Dekontaminasi
a. Dekontaminasi mata
Dilakukan sebelum membersihkan kulit:

Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring
ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.

Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan
sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan
selama 30 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.

Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.

Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.

Jangan biarkan pasien menggosok matanya.

Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit
atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.

b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)

Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.

Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin
atau hangat serta sabun minimal 10 menit.

Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau
kertas secara lembut. Jangan digosok.

Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau


muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.

Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan


sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak
menghirupnya.

Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.

c. Dekontaminasi saluran cerna


Bila pasien sadar dapat diberikan arang aktif. Dapat dipertimbangkan
kumbah lambung jika bahan tertelan dalam jumlah sedang sampai banyak.

Namun, karena kemungkinan terjadi kejang atau perubahan status mental


yang cepat, kumbah lambung sebaiknya hanya dilakukan setelah intubasi.

11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri


Batas paparan 1,2-dikloro etana:
50 ppm OSHA TWA
100 ppm langit-langit, OSHA
200 ppm puncak 5 menit/3 jam, OSHA
1 ppm (4 mg/m3) OSHA TWA (dikeluarkan oleh 58 FR 35338, 30 Juni 1993)
2 ppm (8 mg/ m3) OSHA TWA (dikeluarkan oleh 58 FR 35338, 30 Juni 1993)
10 ppm (40 mg/m3) ACGIH TWA
1 ppm (4 mg/m3) rekomendasi NIOSH TWA 10 jam
2 ppm (8 mg/ m3) rekomendasi NIOSH STEL
Metode pengukuran: selang karbon; karbon disulfid; gas kromatografi dengan
deteksi ionisasi api; NIOSH III #1003, hidrokarbon terhalogenasi.
Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Ventilasi harus
tahan ledakan jika terjadi konsentrasi bahan yang akan meledak. Pastikan
dipatuhinya batas paparan yang sudah ditentukan.
Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran
pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan
area kerja.
Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia.
Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia.
Respirator: data mengenai respirator berikut konsentrasi maksimum didapatkan
dari NIOSH dan/atau OSHA. Perlengkapan respiratorik tersebut harus
tersertifikasi oleh NIOSH/MSHA.
Untuk tiap konsentrasi yang terdeteksi:
Setiap alat bantu pernafasan yang dilengkapi dengan masker wajah penuh dan
dioperasikan dalam mode tekanan sesuai kebutuhan (pressure-demamd) atau
mode tekanan positif lainnya.
Setiap respirator pemasok udara dengan masker wajah penuuh dan
dioperasikan dalam mode tekanan sesuai kebutuhan (pressure-demamd) atau

mode tekanan positif lainnya yang dikombinasikan dengan escape supply


yang terpisah.
Pelindung wajah untuk keluar dari sumber paparan (Escape):
Setiap respirator pemurni udara dilengkapi dengan masker wajah penuh dan
sebuah kanister uap organik.
Setiap tipe escape yang sesuai, alat bantu pernafasan serba lengkap.
Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan
dan kesehatan:
Setiap respirator pemasok udara dilengkapi dengan masker wajah penuh yang
dioperasikan dalam suatu mode tekanan negatif atau positif lain digabungkan
dengan escape supply terpisah.
Setiap alat pernafasan serba lengkap dengan masker wajah penuh.

12. Manajemen Pemadam Kebakaran


Bahaya ledakan dan kebakaran: bahaya kebakaran besar. Campuran antara
uap/udara dapat meledak bila melampaui titik nyala. Uapnya lebih berat dari
pada udara. Uap atau gas dari bahan ini dapat terpercik bahkan walau dari
jarak yang berjauhan dengan sumber api dan dapat menyambar balik.
Media pemadaman: busa tahan alkohol, karbon dioksida, kimia kering biasa,
air.
Kebakaran besar: gunakan busa tahan alkohol atau banjiri dengan semprotan
air halus (fine water spray),
Pemadaman api: pindahkan wadah dari area, bila hal ini dapat dilakukan tanpa
risiko. Dinginkan wadah menggunakan semprotan air hingga api padam.
Menjauhlah dari ujung-ujung tangki. Bila kebakaran terjadi pada kargo atau
gudang: dinginkan wadah menggunakan alat pemadam yang tidak dioperasikan
oleh petugas (otomatis) hilngga api padam. Namun bila hal tersebut tidak
dimungkinkan, maka lakukan tindakan berikut ini: tutup dan isolasilah area
tersebut, jauhkan orang-orang yang tidak berkepentingan. Keluarlah dari area
tersebut bila terdengar suara menderu dari ventilasi atau terjadi perubahan
warna dari tangki akibat terbakar. Untuk tangki, mobil derek atau truk: radius
evakuasi 800 meter (1/2 mil). Jangan berusaha memadamkan api kecuali aliran
bahan ini dapat dihentikan terlebih dahulu. Banjirilah dengan semprotan air

halus. Jangan memperluas bahan yang tumpah dengan menggunakan


semprotan tekanan tinggi. Dinginkan wadah dengan menggunakan semprotan
air hingga setelah api padam. Semprotkan air dari jarak yang cukup aman atau
dari jarak yang cukup jauh. Hindarkan menghirup materi hasil pembakaran.
Tetaplah di area tinggi dan tidak melawan arah angin. Air dapat saja tidak
efektif.

13. Manajemen Tumpahan


Hindarkan panas, percik api, api dan sumber nyala lainnya. Pindahkan semua
sumber nyala. Hentikan kebocoran, bila dapat dilakukan tanpa risiko. Kurangi
uap emnggunakan semprotan air.
Tumpahan sedikit: serap menggunakan pasir atau bahan tidak mudah terbakar
lainnya. Kumpulkan bahan tumpahan dalam wadah yang sesuai kemudian
dimusnahkan.
Tumpahan besar: buatlah waduk untuk menampung tumpahan. Jauhkan orangorang yang tidak berkepentingan, isolasi daerah bahaya dan buatlah larangan
masuk. Tetaplah di area tinggi dan tidak melawan arah angin.

14. Daftar Pustaka

Budavari, S. The Merck Index, 13th ed. An Encyclopedia of chemicals, Drugs


and Biologicals. Merck & Co., Inc, NJ, 2001.

Gosselin, R.E., et al. Clinical Toxicology of Commercial Products, 5 th ed.


Williams & Wilkins, Baltimore, 1984OHS, MDL Information System, Inc.,
Donelson Pike, Nashville, 1997.

International Chemical Safety Cards. Commission of the European


Communities. 1991.

Micromedex (R) Healthcare Series. Micromedex Inc.

Olson K.R., Poisoning & Drug Overdose, 5th Edition, McGraw Hill
Companies, Inc., USA, 2004

http://www.cdc.gov/niosh/npg/npgd0271.html (diunduh Agustus 2010)

http://www.inchem.org/documents/icsc/icsc/eics0250.htm (diunduh Agustus


2010)

http://www.pharmco-prod.com/pages/MSDS/ethylene_dichloride.pdf
(diunduh Agustus 2010)

http://www.ilo.org/legacy/english/protection/safework/cis/products/icsc/dtasht
/_icsc02/icsc0250.htm (diunduh Agustus 2010)

------------------------------------------------------------------------------------------------------------Disusun oleh:
Sentra Informasi Keracunan Nasional (SiKer Nas)
Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI
Tahun 2010
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai