Anda di halaman 1dari 9

KEPERAWATAN KRITIS III

“KHONK"

Disusun oleh:
1. Gita saraswati ( 20161660020)
2. Nuriyani Damayanti (20161660074)
3. Fitrianita Ainun Izzah (20161660102)
4. Nurul Wahyudi (20171660009)
5. Adi yatma amanta fahar (20171660032)
6. Dian islamiati (20171660036)
7. Lufi Safinah (20171660044)
8. Tiya islamiyah (20171660046)
9. Rido Destantoro (20171660056)
10. Ine Dzulfitriyanti Putri (20171660073)
11. Nanang Fathur Rohman (20171660079)
12. Moh. Nur Halim (20171660080)
13. Arsinela Virsa Ramadhanti (20171660101)
14. Surya puji Kusuma (20171660116)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2020
KASUS KHONK
Tn. RH 63 tahun datang ke RS dengan penurunan kesadaran, px tidak sadar diri sejak 1
hari yang lalu. Sebelumnya MRS px menderita demam, sakit kepala, kelelahan, sering
buang air kecil, penglihatan kabur, dan sakit kepala selama 7 hari lalu lalu diperiksa
mantri dan diberi obat penurun panas, setelah 4 hari kemudian px dibawa ke puskesmas
dan MRS. Saat MRS px masih sadar, namun setelah 1 hari MRS px mengalami
penurunan kesadaran, oleh perawat puskesmas dilakukan pemeriksaan GDS (Gula darah
sewktu) dan hasil yang didapatkan sebagai berikut di tabel, karna px mengalami
penurunan kesadaran px di rujuk ke RS saat autoanamnesis. Keluarga px mengatakan px
punya penyakit DM tipe 2 sejak tahun 2012 dan tidak rutin mendapatkan suntik insulin
karena tidak ada yang bisa menyuntikkan insulin ke px, di riwayat kesehatan keluaga
memiliki hipertensi tapi tidak DM, pemfis KM : lemah, kesadaran : somnolen, TD :
85/25 mmhg, N : 108x/menit, RR : 26x/menit, suhu : 39,3, px mengalami dyspnea dan
terpasang oksigen.

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium IGD RSUP HAM
Jenis Pemeriksaan Hasil Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin (HGB) 10 g/dL 13 –  16 g/dL
Eritrosit 3,5 jt/ µL 4,10-510 jt/ µL
Leukosit (WBC) 22.700 /µL 4,0 –  11,0 x 103 /µL
Hematokrit 28% 39 –  54 %
Trombosit (PLT) 340.000/µL 150 –  450 x 103 /µL

HITUNG JENIS
Neutrofil 90,80% 50 – 70%
Limfosit 4,40% 20 – 40%
Monosit 4,70% 2 – 8%
Eosinofil 0,0% 1 – 3%
Basofil 0,10% 0 – 1%

ELEKTROLIT
Natrium (Na) 123 mEq/L 135 – 155
mEq/L
Kalium (K) 5,5 mEq/L 3,6 – 5,5
mEq/L
Klorida (Cl) 90 mEq/L 96 – 106
mEq/L

METABOLISME KARBOHIDRAT
Glukosa Darah Sewaktu 969 mg/dL < 200 mg/dL
(11:00)
Glukosa Darah Sewaktu 819 mg/dL < 200 mg/dL
(12:45)
Glukosa Darah Sewaktu 681 mg/dL < 200 mg/dL
(17:00)
Glukosa Darah Sewaktu 531 mg/dL < 200 mg/dL
(18:10)
Glukosa Darah Sewaktu 340 mg/dL < 200 mg/dL
(19:20)
Glukosa Darah Sewaktu 213 mg/dL < 200 mg/dL
(24:00)
Glukosa Darah Sewaktu 208 mg/dL < 200 mg/dL
(17-7-2017 Jam 03:00)
Glukosa Darah Sewaktu 140 mg/dL < 200 mg/dL
(06:00)
Glukosa Darah Sewaktu 150 mg/dL < 200 mg/dL
(08:50)

ANALISA GAS DARAH


WAKTU PROTOMBIN
 pH 7,35 mmHg 7,35 –  7,45
mmHg
 pCO2   14,0 mmHg 38 –  42
mmHg
 pO2 193 U/L 85 –  100 U/L
 HCO3 7,7 U/L 22 –  26 U/L
 Total CO2 8,1 U/L 19 –  25 U/L
 BE -15,2 U/L -2 - +2 U/L
 Saturasi O2 100 % 95 –  100 %
GINJAL
 BUN 85 mg/dL 8 –  26mg/dL
 Ureum 18.2 mg/ dL 18 –  56mg/dL
 Kreatinin 5.41 mg/dL
0,7 –  1,3mg/dL
PCT (16-7-2017) 25,83 ng/mL
Plasma Osmolality 358,86 mOsm >320 mOsm
DIPSTIK URINE
Keton: -

STEP 1
1. Somnolen (lufi safina) = tingkat kesadaran dimana pasien itu akan sadar jika diberi
rangsangan (ine dzulfitria)
2. KHONK, ( Rido destanto ) = adalah singkatan kdari koma hyperosmolar nonketotik (
moh. Nur halim)
3. PCT ( Surya puji ) = adalah pemeriksaan biomarker untuk infeksi bakteri dengan
atau tanpa sepsis ( adiyatma amanta)
4. Dipstick Urine, ( moh. Nur halim ) = pemeriksaan urin yang menggunakan stik
plastic tipis dan dimasukkan kedalam sampel urin ( tiya islamiyah)
5. Autoanamnesis, ( fitrianita ainun ) = wawancara medis yang dilakukan secara
langsung antara dokter dan pasien itu sendiri ( tiya islamiyah )
6. Dyspnea ( tiya islamiyah ) = merupakan sesak nafas atau berat saat bernafas ( nanang
R)
7. Keton ( dhyan islamiyati) = adalah asam yang dihasilkan ketika tubuh membakar
lemak untuk menghasilkan energy ( moh. Nur halim )
8. Protombin, ( Nuriyani Damayanti ) = adalah sejenis glikoprotein yang dibentuk oleh
hati dan disimpan dalam hati ( fitrianita ainun )
9. Kreatinin ( adiyatma amanta ) = adalah hasil reaksi hidrolisis pada fosfokreatina
yang terjadi di otot dengan ritme yang cukup konstan ( arsinela )
10. Eusinopil ( Nanang R ) = adalah sejenis sel darah putih yang bertugas memerangi
subtansi berbahaya dalam tubuh seperti parasite dan berperan dalam reaksi alergi
( surya puji )
11. DM tipe 2 , ( moh. Nur halim ) = adalah kondisi dimana kadar gula melebihi nilai
normal yang disebabkan tubuh tidak menggunakan hormone insulin secara normal
( arsinela)
12. mEq/L ( fitrianita ainun ) = unit pengukuran /1000 yang digunakan untuk mengukur
zat elektrolit ( ine dzulfitria)
13. gula darah waktu ( Nuriyani Damayanti ) = adalah tes kadar gula darah yang paling
mudah dan sederhana karena bisa dilakukan kpan saja dan tidak perlu melakukan
puasa ( moh. Nur halim)
14. BUN ( Rido destanto ) = urea yang masih mengandung nitrogen ( lufi safina )
15. Mantri ( Nanang R ) = mantra adalah perawat dalam bahasa jawa ( fitrianita ainun)
16. Pemfis ( Rido destanto ) = adalah pemeriksaan fisik ( nurul wahyudi )
17. jt/ µL ( fitrianita ainun ) = adalah satuan volume darah dalam microliter ( ine
dzulfitria )
18. hematocrit (lufi safina) = adalah sel darah merah dalam darah (nanang R )
19. ureum ( ine dzulfitria ) = adalah senyawa organic yang tersusun dari unsur karbon,
hydrogen, oksigen, dan nitrogen ( adiyatma amanta)
20. hipertensi (adiyatma amanta) = adalah tekanan darah tinggi ( moh nur halim )
21. saturasi O2 ( Surya puji ) = persentasi hemoglobin yang berkaitan dengan oksigen
dalam arteri ( moh. Nur halim )
22. neotrofil (lufi safina) = adalah bagian sel darah putih dari kelompok granulosit ( rido
destanto )

STEP 2-3
SOAL
1. Mengapa kasus KHONK banyak terjadi pada lansia dan pada DM tipe ll ? ( nanang )
2. Data apa yang menyebabkan pasien terdiaknosa kasus KHONK ? ( rido )
3. Mengapa tn. RH jatuh dan mengalami penurunan kesadaran ? ( ine )
4. Bagaimana tanda dan gejala seorang pasien dengan KHONK ? ( m. nur halim )
5. Apakah tn. RH selama di rumah menggunakan insulin secara teratur ? (lufi safina)
6. Bagaimanakah penjelasan tentang gula darah sewaktu dalam kasus tersebut ?
(adiyatma)
7. Bagaimana analisis data pada tn. RH yang mengalami dipsneu dengan hasil saturasi
oksigen ( nita )
8. Masalah keperawatan apa saja yang timbul pada kasus ini ? ( halim )
9. Analasisa data apa saja yang bisa diambil untuk mendiagnosa masalah keperawatan
dari kasus KHONK? ( nuriyani )
10. Intervensi apa yang bisa dlakukan pada kasus KHONK ? ( dian)
11. Sebutkan salah satu jenis terapi komplementer untuk kasus KHONK ( anita)
12. Bagaimana cara perawat dalam mengedukasi keluarga terkait pemberian insulin saat
di rumah ? ( nanang )
13. Mengapa Tn.RH bisa terkena dispneau? (Gita)

JAWABAN
1. (Halim) menurut jurnal kedokteran dan kesehatan jambi bahwa pada orang dewasa
jarang terjadi KHONK, berbeda dengan KAD.
2. (Arsi) pasien memiliki riwayat DM tipe 2, px juga menderita demam, sakit kepala,
kelelahan, sering buang air kecil, dan penglihatan kabur, pemeriksaan gula darahnya
tinggi melebihi normal, keton negatif, plasma osmolality >320 mOsm, tidak rutin
menggunakan insulin.
3. (Surya) Penurunan kesadaran yang terjadi pada penderita DM terjadi karena
gangguan metabolisme yang menyebabkan hipoglikemia, KAD, SHH, asidosis
laktat, dan uremik ensefalopati. Penurunan kesadaran dan diabetes mellitusPenyebab
dari penurunan kesadaran pada penderita DM, antara lain hipoglikemi, asidosis
(KAD dan asidosis laktat), hiperosmolaritas (SHH), dan uremik ensefalopati (uremia
karena gagal ginjal yang disebabkan oleh diabetik nefropati). Hipoglikemia
menyebabkan edema selular, sedangkan hiperosmolaritas menyebabkan sel
mengkerut. Kedua kondisi sel ini menyebabkan penurunan eksitabilitas sel-sel saraf
yang menyebabkan penurunan kesadaran. Selain dua kondisi tersebut, asidosis juga
mempengaruhi eksitabilitas sel yang dapat berlanjut pada penurunan
kesadaran.28Patogenesis uremik ensefalopati menyebabkan penurunan kesadaran
masih belum jelas, namun diduga berhubungan dengan akumulasi zat-zat
neurotoksik di dalam darah.
4. (Lufi) Tanda dehidrasi, muntah-muntah dan mual tapi jarang daripada KAD, lemah,
gangguan penglihatan, kaki kejang, letargi, disorientasi syaraf, hemiparesis, kejang
atau koma, distensi abdomen, perubahan status mental (soewondo P,2009)
5. (Nanang) menurut analisa data pada kasus, Keluarga px mengatakan px punya
penyakit DM tipe 2 sejak tahun 2012 dan tidak rutin mendapatkan suntik insulin
karena tidak ada yang bisa menyuntikkan insulin ke px.
6. (Rido) Gula darah sewaktu (GDS) merupakan parameter pemeriksaan kadar gula
darah yang dapat diukur setiap saat, tanpa memperhatikan waktu pasien terakhir kali
makan. Sedangkan gula darah puasa (GDP) adalah parameter pemeriksaan kadar
gula darah yang diukur setelah pasien berpuasa setidaknya 8 jam ( Febby Valencia
Andreani, Maria Belladonna, Meita Hendrianingtyas Jkd, Vol. 7, No. 1, Januari
2018: 185-198 Hubungan Antara Gula Darah Sewaktu Dan Puasa Dengan Perubahan
Skor Nihss Pada Stroke Iskemik Akut )
7. (Ine) Pada kasus di atas sudah dijelaskan bahwa px sudah terpasang oksigen jadi
kebutuhan oksigennya dapat terpenuhi.
8. (Gita) Resiko infeksi, kekurangan volume cairan, hiperglikemia, gangguan
pertukaran gas.
9. (Adiyatma)
10. (Tiyak) Intervensi yang dilakukan adalah pengcegahan resiko infeksi pada pasien,
pencegahan resiko infeksi, memberikan pasien terapi oksigenasi, memberikan pasien
terapi insulin, rehidrasi.
11. (Lufi) dari buku DM TIPE 2 Eva Decroli (terapi non farmakologis dan
pertimbangan terapi farmakologis. Hal yang paling penting pada terapi non
farmakologis adalah monitor sendiri kadar glukosa darah dan pendidikan
berkelanjutan tentang penatalaksanaan diabetes pada pasien. Latihan jasmani secara
teratur (3-4 kali seminggu selama 30 menit/ kali), merupakan salah satu pilar dalam
pengelolaan DM tipe 2. Kegiatan sehari-hari seperti berjalan kaki ke pasar,
menggunakan tangga, dan berkebun harus tetap dilakukan. Latihan jasmani selain
untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki
sensitivitas insulin sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan
jasmani yang dianjurkan adalah berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti
jalan kaki, bersepeda santai, joging,dan berenang. Latihan jasmani sebaiknya
disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. Untuk mereka yang relatif
sehat, intensitas latihan jasmani bisa ditingkatkan. Sementara bagi mereka yang
sudah mengalami komplikasi DM, intensitas latihan jasmani dapat dikurangi. Terapi
nutrisi medis dilaksanakan dalam beberapa tahap. Pengenalan sumber dan jenis
karbohidrat, pencegahan dan penatalaksanaan hipoglikemia harus dilakukan terhadap
pasien. Terapi nutrisi medis ini bersifat bersifat individu. Secara umum, terapi nutrisi
medis meliputi upaya-upaya untuk mendorong pola hidup sehat, membantu kontrol
gula darah, dan membantu pengaturan berat badan.)
12. (Fitrianita) Defisit pengetahuan b/d keterbatasan kognitif dan kurang mampu
mengingat menurut SDKI, intervensi menggunakan edukasi kesehatan dimana
perawat mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi, sediakan
materi dan media pendidikan kesehatan, mengedukasi jelaskan faktor resiko yg dapat
mempengaruhi kesehatan menurut SIKI.
13. (Nuriyani) karena adanya resistensi insulin pada jaringan lemak mengakibatkan
terjadinya perubahan metabolisme, dan hal itu membentuk benda-benda keton
sehingga menyebabkan keseimbangan asam basa terganggu, akibatnya terjadi
hiperventilasi yang akhirnya membuat transpor O2 ke paru-paru menurun sehingga
menyebabkan pasien mengalami gangguan pada saat proses bernapas.

STEP 5

Mahasiswa mampu menjelaskan :


1) Epidemiologi dari penyakit HONK
2) Etiologi dari penyakit HONK
3) Patofisiologi dari penyakit HONK
4) Manifestasi klinis dari penyakit HONK
5) Tata laksana penyakit dari HONK
6) Komplikasi penyakit dari HONK
7) Prognosis penyakit dari HONK
8) Diagnose penyakit dari HONK

Anda mungkin juga menyukai