Anda di halaman 1dari 11

KARBOFURAN

CARBOFURAN

1. N a m a

Golongan
Karbamat heterosiklik

Sinonim / Nama Dagang


7-benzofuranol, 2,3-dihydro-2,2-dimethyl-, methylcarbamate; Carbamic acid,
methyl-, 2,3-dihydro-2,2-dimethyl-7-benzofuranyl ester; 2,3-dihydro-2,2-dimethyl-
7-benzofuranol methylcarbamate; Carbofurane; Carbofuran mixture; Chinufur;
Crisfuran; Curaterr; D 1221; 2,3-dihydro-2,2-dimethylbenzofuranyl-7-N-methylcar-
bamate; 2,2-dimethyl-7-coumaranyl-N-methylcarbamate; 2,2-dimethyl-2,3-dihydro
-7-benzofuranyl-N-methylcarbamate; FMC 10242; Furadan; Furadan 3G; Furada-
keman ne; Furodan; Karbofuranu; Methyl carbamic acid 2,3-dihydro-2,2-dimethyl-
7-benzofuranyl ester; NIA 10242; Niagara 10242; Niagara Nia-10242; OMS-864;
Yaltox.

Nomor Identifikasi :
Nomor CAS : 1563-66-2
Nomor OHS : 04240
Nomor RTECS : FB9450000
Nomor EC (EINECS) : 216-353-0
Nomor EU Index : 006-026-00-9
UN : 2757
STCC : 4921524

2. Sifat Fisika Kimia

Nama bahan
Karbofuran

Deskripsi
Bentuk padat, kristal berwarna putih, tidak berbau; Berat molekul 221,28; Rumus
molekul C12H15NO3 ; Titik lebur 153-154 oC; Tekanan uap 0,00002 mmHg pada
33oC; Kerapatan relatif (air=1): 1,180 pada 20oC; Kelarutan dalam air 700 ppm
pada 25oC; Dapat larut dalam pelarut aseton, benzen, dimetilformamida, dimetil
sulfoksida, asetonitril, sikloheksana, N-metil pirolidon.

Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya

Peringkat NFPA (Skala 0-4):


Kesehatan 4 = Tingkat keparahan amat sangat tinggi
Kebakaran 0 = Tidak dapat terbakar
Reaktivitas 0 = Tidak reaktif

Klasifikasi EC:
T+ = Sangat beracun
N = Berbahaya untuk lingkungan
R26/28 = Sangat beracun bila terhirup dan tertelan
R50/53 = Sangat beracun bagi organisme perairan, dapat
menyebabkan efek yang merugikan jangka panjang
di lingkungan perairan
S(1/2) = Jaga pada posisi menghadap ke atas dan jauhkan
dari jangkauan anak-anak
S36/37 = Pakai/kenakan pakaian dan sarung tangan
pelindung yang baik
S45 = Jika terjadi kecelakaan atau jika anda tidak sehat,
jika memungkinkan segera bawa ke dokter / rumah
sakit / puskesmas (perlihatkan label kemasan)
S60 = Bahan ini dan wadahnya harus dibbuang sebagai
limbah berbahaya
S61 = Hindari/cegah pembuangan ke lingkungan. Rujukan
pada Lembar Data Keamanan/Instruksi Khusus

3. Penggunaan
Insektisida, akarisida, nematosida. Penggunaan utama pada padi-padian,
terutama pada tanaman pakan sapi dan kuda.
4. Identifikasi Bahaya

Risiko utama dan sasaran organ


Bahaya utama terhadap kesehatan: Gangguan genitourinaria, gangguan jantung
atau kardiovaskuler, gangguan sistem saraf, gangguan pernafasan, gangguan
kulit dan alergi.
Organ sasaran: Sistem saraf

Rute paparan

Paparan jangka pendek

Terhirup
Jika terhirup, efek pertama dari penghambatan kolinesterase biasanya pada
pernafasan dan kemungkinan hiperemia nasal serta berair, dada terasa tidak
nyaman, dyspnea, nafas berbunyi karena meningkatnya sekresi bronkial dan
bronkokonstriksi. Efek sistemik lain dapat mulai terjadi dalam beberapa menit
atau beberapa jam setelah terpapar. Gejalanya antara lain adalah mual, muntah,
diare, kram perut, sakit kepala, vertigo, nyeri mata, spasme otot siliar, pandangan
kabur atau redup, miosis, atau dalam beberapa kasus midriasis, lakrimasi,
salivasi, berkeringat, dan kebingungan. Efek lain pada susunan saraf pusat dan
neuromuskular yang dilaporkan adalah ataksia, arefleksia, lemah, lelah, tremor,
twitching, fasikulasi, bicara melantur, paralisis pada anggota badan dan
kemungkinan otot-otot pernafasan. Pada kasus yang berat, dapat terjadi defekasi
dan urinasi secara tidak sadar, bradikardia, hipotensi, edema paru, kejang, koma,
dan kematian yang disebabkan gagal nafas atau serangan jantung. Biasanya
bahan tidak terakumulasi pada jaringan mamalia dan inhibisi kolinesterase
membalik dengan agak cepat. Pada kasus yang tidak fatal, kesakitan biasanya
berlangsung kurang dari 24 jam.

Kontak dengan kulit


Dapat menyebabkan iritasi. Dapat terjadi keringat setempat dan fasikulasi
(kedutan) di tempat kontak. Jika bahan yang terserap kulit jumlahnya memadai,
dapat timbul gejala seperti pada paparan terhirup jangka pendek, kemungkinan
gejala tertunda selama 2-3 jam, biasanya kurang dari 8 jam.
Kontak dengan mata
Sediaan bubuk 25% dan 75% dalam bentuk sediaan WP (Wettable Powder)
bersifat letal jika diaplikasikan pada mata kelinci pada dosis berturut-turut 21,5
mg/kg dan 18,0 mg/kg.
Kontak langsung dengan mata dapat menyebabkan nyeri, hiperemia (kemerahan
pada jaringan), lakrimasi, kedutan (twitching) pada kelopak mata, miosis, dan
spasme otot siliar disertai hilangnya akomodasi, pandangan kabur atau redup,
nyeri di sekitar alis. Kadang-kadang dapat terjadi midriasis dan bukan miosis.
Dengan paparan yang memadai, gejala lain adalah penghambatan kolinesterase
yang dapat timbul seperti yang dideskripsikan pada terhirup jangka pendek.

Tertelan
Jika tertelan, efek pertama yang mungkin timbul adalah mual, muntah, anoreksia,
kram abdomen, dan diare. Dengan adanya absorbsi dari saluran pencernaan,
efek lain dari inhibisi kolinesterase, seperti pada inhalasi jangka panjang dapat
timbul. Gejala dapat timbul dalam beberapa menit atau tertunda selama beberapa
jam.

Paparan jangka panjang

Terhirup
Paparan yang panjang atau berulang dapat menimbulkan efek seperti pada
paparan jangka pendek.

Kontak dengan kulit


Paparan yang panjang atau berulang dapat menimbulkan efek seperti pada
paparan jangka pendek.

Kontak dengan mata


Paparan jangka panjang dapat menimbulkan efek seperti pada paparan jangka
pendek. Karbofuran merupakan senyawa golongan karbamat. Beberapa senyawa
karbamat dapat menimbulkan efek pada lensa kristalin, penebalan konjungtiva,
dan obstruksi kanal nasolakrimal jika digunakan sebagai tetes mata miotik.

Tertelan
Dilaporkan adanya efek berat pada neonatus dan ketidaknormalan
perkembangan fetus pada uji paparan oral jangka panjang pada mencit hamil.
Paparan yang panjang atau berulang dapat menimbulkan efek seperti pada
paparan jangka pendek

5. Stabilitas dan reaktivitas


Reaktivitas : Stabil pada tekanan dan suhu normal
Tancampurkan : Basa, asam, bahan pengoksidasi
Karbofuran dengan
Media alkalin : Dapat menyebabkan hidrolisis
Kondisi asam : Dapat menyebabkan hidrolisis
Pengoksidasi (kuat) : Bahaya meledak dan terbakar
Bahaya dekomposisi : Produk dekomposisi termal: oksida nitrogen
Polimerisasi : Tidak terpolimerisasi.

6. Penyimpanan
 Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
standard yang berlaku.
 Lindungi dari kerusakan fisik.
 Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
 Jauhkan dari makanan, minuman, dan bahan makanan hewan.

7. Toksikologi
Toksisitas
Data pada hewan
LD50 oral-tikus (rat) 5 mg/kg; LC50 inhalasi-tikus (rat) 85 mg/m3; LD50 kulit-tikus
(rat) 120 mg/kg; LD50 tidak dilaporkan-tikus (rat) 19 mg/kg; LD50 oral-tikus
(mouse) 2 mg/kg; LD50 intravena-tikus (mouse) 450 µg/kg; LD50 tidak dilaporkan-
tikus (mouse) 5 mg/kg; LD50 oral-anjing 19 mg/kg; LC50 inhalasi-anjing 52 mg/kg;
LD50 kulit-kelinci 885 mg/kg; LD50 tidak dilaporkan-kelinci 885 mg/kg; LC50
inhalasi-marmut 43 mg/m3/4 jam; LD50 oral-burung dara 1330 µg/kg; LD50 oral-
ayam 6300 µg/kg; LD50 oral-burung puyuh 3160 µg/kg; LD50 oral-bebek 415
µg/kg; LD50 kulit-mammalia 837 mg/kg; LD50 oral-burung liar 420 µg/kg; LD50 kulit-
burung liar 100 mg/kg; TDL0 oral-tikus (rat) 21 mg/kg/30 hari intermittent; TDL0
intraperitoneal-tikus (mouse) 3 mg/kg/6 minggu intermittent; TDL0 kulit-kelinci 17
gm/kg/20 hari intermittent; TDL0 oral-ayam 1960 mg/kg/2 minggu kontinyu; TDL0
oral-burung liar 71600 µg/kg/7 hari kontinyu.

Karsinogenik
ACGIH : A4 – Tidak diklasifikasikan sebagai karsinogen pada manusia.

Mutagenik
Mutasi pada mikroorganisme – Salmonella typhimurium 10 mg/cawan (+/-S9);
Mutasi pada mikroorganisme – mikroorganisme lain 60 mg/L (-S9); Analisis
sitogenik – limfosit manusia 100 mg/L; Pertukaran pasangan kromatida – limfosit
manusia 5 mg/L; Mutasi pada sel somatik mammalia – paru hamster 500 µmol/L.

Data Reproduksi
TDL0 oral-tikus (rat) betina hamil 70 mg/kg, 6-19 hari kontinyu; TDL0 oral-tikus
(rat) jantan 86 mg/kg, 60 hari; TDL0 oral-tikus (mouse) betina hamil 210 µg/kg, 1-
21 hari kontinyu; TDL0 oral-tikus (mouse) betina hamil 10500 µg/kg, 1-21 hari;
TDL0 oral-tikus (mouse) betina hamil 220 mg/kg, 6-16 hari; TDL0 oral-tikus betina
(mouse) hamil 110 mg/kg, 6-16 hari.

Data Tambahan
Dapat melewati plasenta. Interaksi dengan pestisida antikolinesterase lain dapat
menimbulkan potensi toksik.

Informasi Ekologi
Sangat toksik terhadap kehidupan perairan :
Toksisitas pada ikan : LC50 (Mortalitas) ikan lele (Mystus vittatus)
310 µg/L 96 jam
Toksisitas pada Invertebrata : EC50 (Mortalitas) kutu air (Daphnia pulex)
µg/L 48 jam
Toksisitas Alga : EC50 (Pertumbuhan populasi) alga hijau
(Chlorella pyrenoidosa) 272640 µ/L 96 jam
Toksisitas lain : Daya tetas katak (Microhyla ornata) 1000
µg/L 48 hari
8. Efek Klinis

Keracunan akut

Terhirup
Keluar air mata, mual, muntah, diare, nyeri perut, nyeri dada, kesulitan bernafas,
denyut jantung tidak teratur, sakit kepala, pusing, gangguan penglihatan, dilatasi
pupil atau pin point pupil, kongesti paru, kejang, koma, kematian.

Kontak dengan kulit


Sama seperti pada keracunan akut terhirup, iritasi.

Kontak dengan mata


Sama seperti pada keracunan akut terhirup, keluar air mata, dilatasi pupil atau pin
point pupil.

Tertelan
Sama seperti pada keracunan akut terhirup, mual, muntah, diare, nyeri perut,
efek reproduktif, kematian.

Keracunan kronik

Terhirup
Sama seperti pada keracunan akut.

Kontak dengan kulit


Sama seperti pada keracunan akut.

Kontak dengan mata


Sama seperti pada keracunan akut.

Tertelan
Sama seperti pada keracunan akut.

9. Pertolongan Pertama

Terhirup
Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area pemaparan. Bila perlu,
gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera bawa
ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Kontak dengan kulit
Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci
dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai
dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Bila perlu
segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

Kontak dengan mata


Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal
(NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata
dan dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan
tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau
fasilitas kesehatan terdekat.

Tertelan
Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter setempat. Jangan
sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang tidak
sadar/pingsan. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada
panggul untuk mencegah aspirasi. Bila korban pingsan, miringkan kepala
menghadap ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan
terdekat.

10. Penatalaksanaan

Stabilisasi
a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk
menjamin pertukaran udara.
b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi
dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya
kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.
d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis:
Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30
menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin
diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam.
Anak-anak: 200-300 µg/kg BB
Dekontaminasi

a. Dekontaminasi mata
Dilakukan sebelum membersihkan kulit:
 Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke
sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
 Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan
sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama
15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
 Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
 Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
 Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
 Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit
atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.

b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)


 Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.
 Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin
atau hangat serta sabun minimal 10 menit.
 Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas
secara lembut. Jangan digosok.
 Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau
muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
 Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan
sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak
menghirupnya.
 Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.

c. Dekontaminasi saluran cerna


Bila pasien sadar dapat diberikan arang aktif. Dapat dipertimbangkan kumbah
lambung jika bahan tertelan dalam jumlah sedang sampai banyak. Namun,
karena kemungkinan terjadi kejang atau perubahan status mental yang cepat,
kumbah lambung sebaiknya hanya dilakukan setelah intubasi.
Antidotum
Sulfas atropin intravena, intramuskular

11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri

Batas paparan karbofuran:


0,1 mg/m3 OSHA TWA (dikosongkan oleh 58 FR 35338, 30 Juni 1993)
0,1 mg/m3 ACGIH TWA
0,1 mg/m3 NIOSH direkomendasikan TWA 10 jam
Metode pengukuran: Filter partikel; Gravimetrik; NIOSH III # 0500, Nuisance
Dust (total)
Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Ventilasi harus
tahan ledakan jika terjadi konsentrasi bahan yang akan meledak. Pastikan
dipatuhinya batas paparan yang sudah ditentukan.
Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran
pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan
area kerja.
Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia.
Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia.
Respirator: Pada keadaan sering digunakan atau paparan berat, proteksi
pernafasan dapat digunakan. Proteksi pernafasan disusun peringkatnya mulai
dari minimum hingga maksimum. Pertimbangkan ciri peringatan (warning
properties) sebelum digunakan.
Setiap respirator pemasok udara memiliki pelindung wajah penuh yang
dioperasikan dalam suatu mode tekanan negatif atau positif lainnya.
Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan
dan kesehatan:
Setiap respirator pemasok udara memiliki pelindung wajah penuh yang
dioperasikan dalam suatu mode tekanan negatif atau positif lain digabungkan
dengan pasokan pelepas terpisah.
Setiap alat pernafasan serba lengkap memiliki pelindung wajah penuh.
12. Manajemen Pemadam Kebakaran
Bahaya ledakan dan kebakaran: Bahaya kebakaran dapat diabaikan.
Karbofuran tidak terbakar.
Media pemadam kebakaran: Bahan kimia kering, karbon dioksida, semprotan
air, atau busa.

13. Manajemen Tumpahan


Sapu tumpahan bahan lalu dimasukkan ke dalam wadah. Berhati-hati dalam
mengumpulkan sisa tumpahan, bawalah ke tempat yang aman.
Bahan kimia ini tidak boleh mencemari lingkungan. Pelindung diri tambahan:
saringan pernafasan P3 untuk partikel beracun.

14. Daftar Pustaka


 Budavari, S. (Ed.). The Merck Index: An Encyclopedia of Chemicals, Drugs,
and Biologicals. Twelfth Edition. Merck & Co., Inc. New Jersey. 1996. p. 294.
 Micromedex (R) Healthcare Series. Micromedex Inc.
 OHS, MDL Information System, Inc., Donelson Pike, Nashville, 1997.
 Olson K.R., Poisoning & Drug Overdose, Fourth Edition, McGraw Hill
Companies, Inc., USA, 2004, p. 292-296
 Sittig, M. Handbook of Toxic and Hazardous Chemicals and Carcinogens.
Third Edition. Noyes Publications. New Jersey. 1991.
 http://www.inchem.org/documents/icsc/icsc/eics0122.htm
(diunduh Juli 2010)

Anda mungkin juga menyukai