CARBOFURAN
1. N a m a
Golongan
Karbamat heterosiklik
Nomor Identifikasi :
Nomor CAS : 1563-66-2
Nomor OHS : 04240
Nomor RTECS : FB9450000
Nomor EC (EINECS) : 216-353-0
Nomor EU Index : 006-026-00-9
UN : 2757
STCC : 4921524
Nama bahan
Karbofuran
Deskripsi
Bentuk padat, kristal berwarna putih, tidak berbau; Berat molekul 221,28; Rumus
molekul C12H15NO3 ; Titik lebur 153-154 oC; Tekanan uap 0,00002 mmHg pada
33oC; Kerapatan relatif (air=1): 1,180 pada 20oC; Kelarutan dalam air 700 ppm
pada 25oC; Dapat larut dalam pelarut aseton, benzen, dimetilformamida, dimetil
sulfoksida, asetonitril, sikloheksana, N-metil pirolidon.
Klasifikasi EC:
T+ = Sangat beracun
N = Berbahaya untuk lingkungan
R26/28 = Sangat beracun bila terhirup dan tertelan
R50/53 = Sangat beracun bagi organisme perairan, dapat
menyebabkan efek yang merugikan jangka panjang
di lingkungan perairan
S(1/2) = Jaga pada posisi menghadap ke atas dan jauhkan
dari jangkauan anak-anak
S36/37 = Pakai/kenakan pakaian dan sarung tangan
pelindung yang baik
S45 = Jika terjadi kecelakaan atau jika anda tidak sehat,
jika memungkinkan segera bawa ke dokter / rumah
sakit / puskesmas (perlihatkan label kemasan)
S60 = Bahan ini dan wadahnya harus dibbuang sebagai
limbah berbahaya
S61 = Hindari/cegah pembuangan ke lingkungan. Rujukan
pada Lembar Data Keamanan/Instruksi Khusus
3. Penggunaan
Insektisida, akarisida, nematosida. Penggunaan utama pada padi-padian,
terutama pada tanaman pakan sapi dan kuda.
4. Identifikasi Bahaya
Rute paparan
Terhirup
Jika terhirup, efek pertama dari penghambatan kolinesterase biasanya pada
pernafasan dan kemungkinan hiperemia nasal serta berair, dada terasa tidak
nyaman, dyspnea, nafas berbunyi karena meningkatnya sekresi bronkial dan
bronkokonstriksi. Efek sistemik lain dapat mulai terjadi dalam beberapa menit
atau beberapa jam setelah terpapar. Gejalanya antara lain adalah mual, muntah,
diare, kram perut, sakit kepala, vertigo, nyeri mata, spasme otot siliar, pandangan
kabur atau redup, miosis, atau dalam beberapa kasus midriasis, lakrimasi,
salivasi, berkeringat, dan kebingungan. Efek lain pada susunan saraf pusat dan
neuromuskular yang dilaporkan adalah ataksia, arefleksia, lemah, lelah, tremor,
twitching, fasikulasi, bicara melantur, paralisis pada anggota badan dan
kemungkinan otot-otot pernafasan. Pada kasus yang berat, dapat terjadi defekasi
dan urinasi secara tidak sadar, bradikardia, hipotensi, edema paru, kejang, koma,
dan kematian yang disebabkan gagal nafas atau serangan jantung. Biasanya
bahan tidak terakumulasi pada jaringan mamalia dan inhibisi kolinesterase
membalik dengan agak cepat. Pada kasus yang tidak fatal, kesakitan biasanya
berlangsung kurang dari 24 jam.
Tertelan
Jika tertelan, efek pertama yang mungkin timbul adalah mual, muntah, anoreksia,
kram abdomen, dan diare. Dengan adanya absorbsi dari saluran pencernaan,
efek lain dari inhibisi kolinesterase, seperti pada inhalasi jangka panjang dapat
timbul. Gejala dapat timbul dalam beberapa menit atau tertunda selama beberapa
jam.
Terhirup
Paparan yang panjang atau berulang dapat menimbulkan efek seperti pada
paparan jangka pendek.
Tertelan
Dilaporkan adanya efek berat pada neonatus dan ketidaknormalan
perkembangan fetus pada uji paparan oral jangka panjang pada mencit hamil.
Paparan yang panjang atau berulang dapat menimbulkan efek seperti pada
paparan jangka pendek
6. Penyimpanan
Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
standard yang berlaku.
Lindungi dari kerusakan fisik.
Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Jauhkan dari makanan, minuman, dan bahan makanan hewan.
7. Toksikologi
Toksisitas
Data pada hewan
LD50 oral-tikus (rat) 5 mg/kg; LC50 inhalasi-tikus (rat) 85 mg/m3; LD50 kulit-tikus
(rat) 120 mg/kg; LD50 tidak dilaporkan-tikus (rat) 19 mg/kg; LD50 oral-tikus
(mouse) 2 mg/kg; LD50 intravena-tikus (mouse) 450 µg/kg; LD50 tidak dilaporkan-
tikus (mouse) 5 mg/kg; LD50 oral-anjing 19 mg/kg; LC50 inhalasi-anjing 52 mg/kg;
LD50 kulit-kelinci 885 mg/kg; LD50 tidak dilaporkan-kelinci 885 mg/kg; LC50
inhalasi-marmut 43 mg/m3/4 jam; LD50 oral-burung dara 1330 µg/kg; LD50 oral-
ayam 6300 µg/kg; LD50 oral-burung puyuh 3160 µg/kg; LD50 oral-bebek 415
µg/kg; LD50 kulit-mammalia 837 mg/kg; LD50 oral-burung liar 420 µg/kg; LD50 kulit-
burung liar 100 mg/kg; TDL0 oral-tikus (rat) 21 mg/kg/30 hari intermittent; TDL0
intraperitoneal-tikus (mouse) 3 mg/kg/6 minggu intermittent; TDL0 kulit-kelinci 17
gm/kg/20 hari intermittent; TDL0 oral-ayam 1960 mg/kg/2 minggu kontinyu; TDL0
oral-burung liar 71600 µg/kg/7 hari kontinyu.
Karsinogenik
ACGIH : A4 – Tidak diklasifikasikan sebagai karsinogen pada manusia.
Mutagenik
Mutasi pada mikroorganisme – Salmonella typhimurium 10 mg/cawan (+/-S9);
Mutasi pada mikroorganisme – mikroorganisme lain 60 mg/L (-S9); Analisis
sitogenik – limfosit manusia 100 mg/L; Pertukaran pasangan kromatida – limfosit
manusia 5 mg/L; Mutasi pada sel somatik mammalia – paru hamster 500 µmol/L.
Data Reproduksi
TDL0 oral-tikus (rat) betina hamil 70 mg/kg, 6-19 hari kontinyu; TDL0 oral-tikus
(rat) jantan 86 mg/kg, 60 hari; TDL0 oral-tikus (mouse) betina hamil 210 µg/kg, 1-
21 hari kontinyu; TDL0 oral-tikus (mouse) betina hamil 10500 µg/kg, 1-21 hari;
TDL0 oral-tikus (mouse) betina hamil 220 mg/kg, 6-16 hari; TDL0 oral-tikus betina
(mouse) hamil 110 mg/kg, 6-16 hari.
Data Tambahan
Dapat melewati plasenta. Interaksi dengan pestisida antikolinesterase lain dapat
menimbulkan potensi toksik.
Informasi Ekologi
Sangat toksik terhadap kehidupan perairan :
Toksisitas pada ikan : LC50 (Mortalitas) ikan lele (Mystus vittatus)
310 µg/L 96 jam
Toksisitas pada Invertebrata : EC50 (Mortalitas) kutu air (Daphnia pulex)
µg/L 48 jam
Toksisitas Alga : EC50 (Pertumbuhan populasi) alga hijau
(Chlorella pyrenoidosa) 272640 µ/L 96 jam
Toksisitas lain : Daya tetas katak (Microhyla ornata) 1000
µg/L 48 hari
8. Efek Klinis
Keracunan akut
Terhirup
Keluar air mata, mual, muntah, diare, nyeri perut, nyeri dada, kesulitan bernafas,
denyut jantung tidak teratur, sakit kepala, pusing, gangguan penglihatan, dilatasi
pupil atau pin point pupil, kongesti paru, kejang, koma, kematian.
Tertelan
Sama seperti pada keracunan akut terhirup, mual, muntah, diare, nyeri perut,
efek reproduktif, kematian.
Keracunan kronik
Terhirup
Sama seperti pada keracunan akut.
Tertelan
Sama seperti pada keracunan akut.
9. Pertolongan Pertama
Terhirup
Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area pemaparan. Bila perlu,
gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera bawa
ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Kontak dengan kulit
Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci
dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai
dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Bila perlu
segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Tertelan
Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter setempat. Jangan
sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang tidak
sadar/pingsan. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada
panggul untuk mencegah aspirasi. Bila korban pingsan, miringkan kepala
menghadap ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan
terdekat.
10. Penatalaksanaan
Stabilisasi
a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk
menjamin pertukaran udara.
b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi
dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya
kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.
d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis:
Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30
menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin
diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam.
Anak-anak: 200-300 µg/kg BB
Dekontaminasi
a. Dekontaminasi mata
Dilakukan sebelum membersihkan kulit:
Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke
sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan
sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama
15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit
atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.