Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ANALISIS FARMASI PANGAN DAN KOSMETIK


“NATRIUM BISULFIT”

Disusun Oleh :

Corelia Cyeane Zein 1703015074


Hafifah Sarwanda
Nada Emilia Purnama Dewi 1703015010
Shasqia

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga Tugas Makalah “Natrium Bisulfit” untuk mahasiswa/i
Jurusan Farmasi Universitas Mulawarman ini dapat diselesaikan dengan
sebaik-baiknya.
Makalah penelitian ini diharapkan dapat membantu mahasiswa/i dalam
memberikan pengetahuan dan wawasan yang lebih baik. Terutama dalam bidang
Anaslisis Farmasi Pangan dan Kosmetik yang merupakan salah satu mata Kuliah
wajib di Jurusan Farmasi.
Penyusun menyakini bahwa dalam pembuatan Makalah “Natrium Bisulfit” ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang membangun guna penyempurnaan modul praktikum ini dimasa yang
akan datang.
Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Samarinda, 17 September 2018

Penyusun

2
1. Deskripsi Natrium Bisulfit
Natrium Bisulfit ( Natrium Hidrogen Sulfit) adalah senyawa kimia
dengan rumus kimia NaHSO3. Natrium Bisulfit adalah zat aditif
makanan dengan jumlah E yaitu E222. Natrium Bisulfit dapat dibuat
dengan memanaskan Natrium karbonat dalam air (Praja, 2015).
Natrium Bisulfit atau Sodium Bisulfit adalah golongan garam
inorganik

2. Identifikasi Natrium Bisulfit

a. Sinonim : Sodium acid sulfite; Sulfurous acid, monosodium salt;


Sodium hydrogen sulfite, solid

b. CAS No. : 7631-90-5

c. Berat Molekul : 104.06

d. Formula Kimia : Campuran NaHSO3 (sodium bisulfite) dan


Na2S2O5 (sodium metabisulfite)

e. Kode Produk : 3556, 3557


(MSDS, )

3. Sifat Fisika Kimia Natrium Bisulfit


Natrium Bisulfit memiliki sifat fisika dan kimia sebagai berikut :
a. Bentuk : Padatan, berupa serbuk kristalin, serbuk solid, kristal solid.
b. Warna : Berwarna putih kecoklatan
c. Aroma dan Rasa : Tidak berbau atau berbau sulfur, rasa sulfur, salin,
rasa garam.
d. Berat Molekul : 126,04 g/mol.
e. Titik didih : >212̊̊̊̊̊F (>100C).
f. Titik lebur : Terdekomposisi pada pemanasan tinggi, pada >500C
(932̊̊̊̊̊F).
g. Kerapatan relatif (air =1) : 2,633 saat 15C

3
h. pH: Sekitar 9.
i. Kelarutan: larut dalam air dingin, air panas, gliserol, dan hampir tidak
larut dalam alkohol. Tidak larut dalam ammonia, cairan klorin
(BPOM RI, 2012)

4. Penggunaan Natrium Bisulfit


Natrium Bisulfit digunakan dalam pengolahan air sebagai agen scavenger
oksigen. Pada industri fotografi, Natrium Bisulfit digunakan untuk melindungi
larutan pengembang dari oksidasi. Di industri tekstil digunakan sebagai
pemutih (bleaching), sebagai agen desulfurizing dan deklorinasi. Digunakan
sebagai ekstrak penyamakan pada industri kulit. Natrium Bisulfit juga
digunakan di manufaktur kimia sebagai agen sulfonasi dan sulfometilasi, juga
untuk memproduksi sodium tiosulfat. Penggunaan lainnya yaitu dalam flotasi
bijih, pemulihan minyak, pengawet makanan, pembuatan pewarna, dan
detergen. Natrium Bisulfit membentuk adisi bisulfit dengan aldehida, serta
membentuk asam sulfonik dengan keton, digunakan untuk memurnikan atau
mengisolasi aldehida dan keton (BPOM RI, 2012).

5. Identifikasi Bahaya

a. Tanda Peringatan :

PERINGATAN! BERBAHAYA JIKA TERTELAN ATAU


TERHIRUP. MUNGKIN MENYEBABKAN ALERGI REAKSI
PERNAPASAN. MENYEBABKAN IRITASI TERHADAP KULIT,
MATA, DAN SALURAN PERNAPASAN. REAKSI DENGAN
ASAM DAN AIR RELEASING TOXIC SULFUR DIOKSIDA
GAS.

b. Peringkat SAF-T-DATA (tm)

Peringkat Kesehatan: 2 - Sedang (Hidup)

Peringkat mudah terbakar: 0 - Tidak ada

4
Rating reaktivitas: 2 - Sedang

Peringkat kontak: 3 - Parah

c. Peralatan Laboratorium Pelindung : Kacamata dan pelindung ; Jas


Laboratorium dan apron ; Tudung kepala; Sarung tanagn proper

d. Kode Warna Penyimpanan: Hijau (Penyimpanan Umum)

e. Potensi Efek Kesehatan

1) Inhalasi: Menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. Gejala


mungkin termasuk batuk, sesak nafas. Dapat menyebabkanreaksi
alergi pada individu yang sensitif.

2) Proses menelan: Dapat menyebabkan iritasi lambung oleh


pembebasan asam sulfur. Reaksi asma dapat terjadi setelah
konsumsi. Dosis besar dapat menyebabkan mual, muntah, diare,
sakit perut, gangguan sirkulasi, dan pusat depresi sistem saraf.
Perkiraan dosis fatal adalah 10 gram.

3) Kontak kulit: Menyebabkan iritasi pada kulit. Gejala berupa


kemerahan, gatal, dan nyeri.

4) Kontak mata: Menyebabkan iritasi, kemerahan, dan nyeri. Kontak


dapat menyebabkan kerusakan mata ireversibel. Gejala mungkin
termasuk menyengat, merobek, kemerahan, bengkak, kerusakan
kornea dan kebutaan.

5) Paparan kronis: Tidak ada informasi yang ditemukan.

6) Agravasi Kondisi yang Sudah Ada Sebelumnya: Beberapa orang


dikatakan sangat sensitif terhadap jumlah sulfit dalam makanan.
Gejala mungkin termasuk penyempitan bronkus, syok, gangguan
gastrointestinal, edema angio, kemerahan, dan kesemutan sensasi.

5
Setelah alergi berkembang, eksposur masa depan dapat
menyebabkan serangan asma dengan sesak napas, desah, dan batuk.

6. Stabilitas dan Reaktivitas

a. Kekuatan sedikit berkurang seiring bertambahnya waktu. Secara


bertahap terurai di udara menjadi sulfat, menghasilkan gas asam
sulfur. Kontak dengan kelembaban (air, es basah, dll.), Akan
melepaskan gas sulfur dioksida beracun.

b. Produk Dekomposisi Berbahaya: Pembakaran dapat menghasilkan


sulfur oksida.

c. Polimerisasi Berbahaya: Tidak akan terjadi.

d. Inkompatibilitas: Air, asam, basa, natrium nitrit, oksidasi, serbuk


aluminium.

e. Kondisi yang Harus Dihindari: Kelembaban, panas, api, sumber


pengapian dan tidak kompatibel

(MSDS, )
7. Penanganan dan Penyimpanan
Simpan dalam wadah tertutup rapat. Lindungi dari kerusakan fisik.
Simpan di tempat yang sejuk, kering, berventilasi jauh dari sumber panas,
kelembaban dan tidak kompatibel. Melepaskan gas sulfur dioksida
beracun saat bersentuhan dengan air, dan es. Wadah bahan ini mungkin
berbahaya ketika kosong karena mereka mempertahankan residu produk
(debu, padat); amati semua peringatan dan tindakan pencegahan yang
tercantum untuk produk (MSDS, ).

6
8. Toksikologi

a. Data toksisitas

LD50 oral-manusia 7 mg/kg; LD50 oral-tikus (mouse) 820 mg/kg;


LD50 intraperitoneal-tikus (mouse) 950 mg/kg; LD50 intravena-tikus
(mouse) 175 mg/kg; LDLo subkutan-anjing 1300 mg/kg; LDLo
subkutan-kucing 1300 mg/kg; LDLo intravena-kucing 400 mg/kg:
LDLo oral-kelinci 2825 mg/kg; LDLo subkutan-kelinci 600 mg/kg;
LDLo subkutan-babi guinea 600 mg/kg; LDLo intravena-babi guinea
200 mg/kg;

b. Level Toksisitas Akut

Sedang : Tertelan

c. Data Karsinogenik

Efek karsinogenik (IARC): 3 (tidak terklasifikasi pada manusia)

d. Data Mutagenik

Mutasi pada mikroorganisme – mikroorganisme lain 600 ppm (–S9);


sistem tes mutasi lain – limfosit manusia 100 umol/L; analisis
sitogenik – tipe sel tikus (mouse) lainnya 25 mg/L; analisis sitogenik
– tipe sel hewan domestik lainnya 250 mg/L; analisis sitogenik –
hewan ternak, tipe sel kuda lainnya 250 mg/L; sperma – tipe sel
hewan domestik lainnya 250 mg/L; sperma – hewan ternak, tipe sel
kuda lainnya 250 mg/L(1). Efek mutagenik: mutagenik pada sel
somatik mamalia. Mutagenik pada bakteri dan/atau ragi (yeast).
Dapat menyebabkan kerusakan pada: sistem saraf pusat dan perifer.

e. Data Reproduksi

Teratogenik: Tidak ada data mengenai bahaya reproduksi ditemukan


pada manusia. Ketika sodium sulfit dengan dosis 15 mg diinjeksikan

7
pada mencit, sapi, dan biri-biri betina, sodium sulfit berinterferensi
dengan miosis (pemisahan kromosom) pada produksi telur
hewan-hewan tersebut. Tidak ada efek reproduksi pada studi
multi-generasi pada tikus (rat)(4).

f. Informasi Ekologi

1) Toksisitas pada ikan: LC50 (kematian) mosquitofish (Gambusia


affinis) 660000 ug/L 96 jam.

2) Toksisitas pada invertebrata: LC50 (kematian) landak laut, sea


urchin (Psammechinus miliaris) 1300000 ug/L 24 jam.

3) Toksisitas pada alga: Alga biru-hijau (Spirulina


labyrinthiformis), fotosintesis 320 ug/L 1–1,5 bulan.

4) BOD5 dan COD: Tidak tersedia

5) Produk biodegradasi: Bahaya dari produk degradasi pada jangka


waktu pendek tidak ada, tetapi bahaya dari produk degradasi
jangka panjang dapat meningkat.

6) Toksisitas produk biodegradasi: Produk biodegradasi lebih tidak


toksik daripada produknya sendiri.

(BPOM RI, 2012)

9. Efek Klinis

a. Keracunan akut

1) Terhirup : Menyebabkan iritasi pada membran mukosa. Inhalasi


sodium sulfit dapat menyebabkan reaksi simpang, termasuk
bronkospasma pada individu yang rentan, terutama pengidap
asma. Gejala dapat meliputi kulit kemerahan, bersin yang parah,

8
pembengkakkan pada tenggorokan dan langit-langit mulut, serta
gatal yang menyeluruh.

2) Kontak dengan kulit : Kontak langsung dapat menyebabkan


iritasi dan dermatitis kontak, menyebabkan gatal dan rasa
terbakar. Beberapa sulfit dapat menyebabkan sensitisasi
dermatitis pada individu yang sebelumnya pernah terpapar.

3) Kontak dengan mata : Kontak langsung dapat menyebabkan


iritasi, kemerahan, gatal, dan rasa terbakar.

4) Tertelan : Dapat menyebabkan iritasi saluran pencernaan dengan


nyeri abdomen, nausea, muntah, dan diare. Pada individu yang
rentan, terutama pada penderita asma. Sulfit dapat menyebabkan
bersin, nafas pendek, ketidaksadaran, dan anafilaksis. Tanda dan
gejala termasuk flushing dan gatal yang menyeluruh, serta henti
pernafasan. Dosis letal pada manusia yang diperkirakan adalah
10 gram. Pada hewan, dosis besar dapat menyebabkan kolik
yang parah dan diare, gangguan sirkulasi, depresi sistem saraf
pusat, dan kematian.

b. Keracunan Kronik :

1) Terhirup ; Paparan yang lama dan berulang dapat menyebabkan


sensitisasi. Tikus (rat) yang terpapar aerosolnya pada konsentrasi
0,1–15 mg/m3 selama 3 hari menyebabkan edema paru ringan.

2) Kontak dengan kulit : Paparan yang lama dan berulang dapat


menyebabkan dermatitis kontak. Paparan berulang dapat
menyebabkan sensitisasi.

3) Kontak dengan mata : Tidak ada data tersedia.

9
4) Tertelan : Ingesti berulang dari makanan yang mengandung
sulfit menyebabkan sensitisasi. Efek reproduksi telah dilaporkan
pada hewan.

(BPOM RI, 2012)

10. Tindakan Pertolongan Pertama

a. Inhalasi: Pindahkan ke area dengan udara segar. Jika tidak bernafas,


berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen.
Mendapatkan perhatian medis.

b. Tertelan: Induksi muntah segera seperti yang diarahkan oleh tenaga


medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut ke mulut
orang tidak sadar. Dapatkan perawatan medis.

c. Kontak kulit: Bersihkan sisa-sisa bahan dari kulit lalu segera siram
kulit dengan banyak air setidaknya selama 15 menit. Bersihkan
pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Dapatkan perawatan medis.
Cuci pakaian sebelum digunakan kembali sampai benar-benar
bersih. Pastikan sepatu bersih sebelum digunakan kembali.

d. Kontak mata: Segera siram mata dengan banyak air setidaknya


selama 15 menit, mengangkat kelopak mata bawah dan atas sesekali.
Dapatkan perawatan medis segera.

(MSDS, )

10

Anda mungkin juga menyukai