(GLYCERIN)
Nomor Identifikasi
Nomor CAS : 56-81-5
Nomor OHS : 10440
Nomor EC (EINECS) : 200-289-5
Nomor RTECS : MA8050000
Nama bahan
Gliserin
Deskripsi
Cairan tidak berwarna hingga kuning, tidak berbau, berasa manis, bertekstur
kental; Bersifat higroskopis; Berat molekul 92,09; Rumus molekul C3H8O3;
Titik didih 290oC (554F); Titik beku 20oC (68F); Tekanan uap 0,0025 mmHg
pada 50oC; Kerapatan uap (udara=1) 3,1; Gravitasi spesifik (air=1) 1,2613; pH
netral; Larut dalam air, alkohol, etil asetat, dan eter; Tidak larut dalam benzen,
kloroform, karbon tetraklorida, karbon disulfida, petroleum eter, dan minyak.
3. Penggunaan
Pembuatan sabun, deterjen, dan ester gliserol; bahan pembuat produk farmasi,
kosmetik, makanan, minuman; sebagai bahan tambahan pangan (pengemulsi,
pengental, penstabil); pembuatan cat, resin, dan kertas; sebagai pembasah pada
tembakau;
4. Identifikasi Bahaya
Risiko utama dan sasaran organ
Bahaya utama terhadap kesehatan: Sedikit berbahaya jika terkena kulit (iritasi),
mata (iritasi), terhirup, atau tertelan.
Organ sasaran: Tidak dilaporkan adanya efek yang nyata terhadap organ sasaran.
Rute paparan: Paparan jangka pendek
Terhirup: Iritasi, kesulitan bernafas.
Kontak dengan kulit: Iritasi ringan.
Kontak dengan mata: Membuat menangis.
Tertelan: Mual, muntah, diare, sakit kepala, pusing, gangguan darah, paralisis,
kejang.
Kondisi yang harus : Panas, nyala, percikan, dan sumber nyala lain. Hindarkan
dihindarkan kontak dengan bahan tancampurkan
Tancampurkan : Asam, basa, bahan pengoksidasi, oksida logam,
peroksida, agen pereduksi
Gliserin dengan
Asetat anhidrat : Reaksi berbahaya yang dikatalisasi oleh fosfor
Asam (kuat) : oksiklorida
Basa (kuat) : Tancampurkan
Kalsium hipoklorit : Tancampurkan
Klorin (cairan) : Dapat menyala secara spontan jika dicampurkan
Kromium (III) oksida : Terjadi reaksi eksplosif
Asam hidroflorat + asam : Terjadi reaksi eksplosif
nitrat : Campuran yang tidak stabil
Hidrogen peroksida : Terjadi ledakan berbahaya
Timah oksida + asam : Terjadi ledakan berbahaya
perklorat : Terjadi ledakan berbahaya
Asam nitrat + asam sulfida : Terjadi reaksi eksplosif
Pengoksidasi (kuat) : Terjadi reaksi eksplosif
Kalium klorat : Terjadi reaksi eksplosif jika ada kontak
Kalium permanganat : Terbakar dan menimbulkan ledakan berbahaya
Kalium peroksida : Reaksi Eksotermik Kuat
Natrium Hidrida : Membentuk garam terlarut yang peka terhadap
Perak Perklorat : guncangan
Natrium peroksida : Terbakar dan menimbulkan ledakan berbahaya
Bahaya dekomposisi Produk dekomposisi termal: akrolein, oksida karbon
Polimerisasi Tidak akan terpolimerisasi
6. Penyimpanan
Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standard yang
berlaku.
Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Simpan terpisah dari bahan yang tancampurkan.
Simpan di tempat yang sejuk, kering, dan berventilasi baik.
Jauhkan dari panas.
7. Toksikologi
Toksisitas:
Data iritasi
Iritasi ringan: kulit-kelinci 500 mg/24 jam; iritasi ringan: mata-kelinci 126 mg; iritasi
ringan: mata-kelinci 500 mg/24 jam.
Data Karsinogenik
Data hasil pengujian yang dirancang untuk menyelidiki aktivitas peningkatan tumor pada
mencit jantan melalui menunjukkan bahwa pemberian gliserin secara oral sampai dengan
20 minggu menimbulkan sedikit peningkatan pembentukan tumor paru. Pada uji yang
sama, pemberian gliserin tunggal dalam air minum tidak menghasilkan peningkatan
tumor relatif terhadap kontrol. Secara keseluruhan, data tersebut tidak menunjukkan
adanya potensi karsinogenik.
Data Mutagenik
DNA inhibition – limfosit manusia 200 mmol/L; Analisis sitogenetika – oral-tikus (rat) 1
g/kg.
Data Reproduksi
TDL0 oral-tikus jantan (rat) 100 mg/kg selama 1 hari; TDL0 intratestikular-tikus jantan
(rat) 280 mg/kg selama 2 hari; TDL0 intratestikular-tikus jantan (rat) 1600 mg/kg selama
1 hari; TDL0 intratestikular-monyet jantan 119 mg/kg selama 1 hari.
Uji fertilitas terhadap 64 pria yang bekerja di tempat pembuatan gliserol menunjukkan
tidak adanya perbedaan yang berarti dalam parameter kualitas sperma, yaitu jumlah
sperma dan persentase bentuk sperma normal (Venable, 1980).
Kesimpulan – Berdasarkan data yang tersedia, dapat dikatakan bahwa gliserol tidak
memiliki efek tidak menguntungkan terhadap parameter reproduktif. Tidak terbukti
adanya teratogenisitas. NOAEL untuk toksisitas perkembangan adalah 1180 mg/kg berat
badan. Bukti pada pengaruh terhadap efek spermatogenesis berdasarkan pemberian
secara intratestikular tidak relevan sebagai rute paparan.
Keracunan akut:
Terhirup
Gliserin: Karena memiliki tekanan uap yang rendah, maka gliserin dianggap tidak menimbulkan
bahaya terhirup pada suhu kamar normal. Uap atau kabut pada konsentrasi yang cukup dapat
mengganggu fungsi pernafasan. Pada suhu yang meningkat, asapnya dapat menyebabkan iritasi
dan dehidrasi membran mukosa. Gejala yang ditimbulkan termasuk batuk dan kesulitan bernafas.
Tertelan
Gliserol: Menelan 100 mL bahan dapat mengakibatkan sakit kepala, mual, dan muntah. Gejala
lainnya termasuk iritasi saluran pencernaan, insomnia, pusing, diare, dan demam. Dosis tinggi
dapat menyebabkan hemolisis, hemoglobinuria, hiperglisemia, glikosuria, gagal ginjal, kejang,
dan paralisis. Gliserin bertindak sebagai diuretik osmotik dan sebagaimana tersebut dapat
menurunkan tekanan intraokuler dan menyebabkan hipovolemia. Pada hewan pengerat, bahan ini
juga menyebabkan kegelisahan, sianosis ringan, penurunan tekanan darah, peningkatan laju dan
jarak pernafasan, diikuti oleh kelemahan, dieresis, tremor, penurunan pernafasan, kolaps, kejang
klonik, dan koma. Telah dilaporkan adanya efek reproduksi pada hewan.
Berikut adalah gambaran Glycerin yang terdapat pada penggunaan di suatu laboratorium: