Perforasi Gaster Dovi
Perforasi Gaster Dovi
1
dirasakan hilang timbul.
4. Riwayat Sosial Ekonomi : Pasien bekerja sehari-sehari sebagai kuli bangunan, beberapa
tahun terakhir sering mengkonsumsi jamu pegel linu. Hampir 3 – 5 kali dalam seminggu
pasien mengkonsumsi jamu tersebut.
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum : Tampak sakit berat
Kesadaran : Compos mentis
Vital Sign :
Tekanan Darah : 80/60 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 37,3 0C
SpO2 : 98 %
2
STATUS GENERALIS
A. Kepala : mesochepal, rambut hitam pendek
B. Mata : conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), air mata (+), reflek cahaya (+/+)
normal, pupil isokor (3mm/ 3mm), mata cekung (-/-), perdarahan konjungtiva (-/-), ptosis
(-/-)
C. Hidung : bentuk normal, secret (-), darah (-), deformitas (-), nafas cuping hidung (-)
D. Mulut : sianosis (-), mukosa basah (+)
E. Telinga : bentuk normal, secret (-), mastoid pain (-), tragus pain (-)
F. Tenggorokan : uvula di tengah, mukosa faring hiperemis (-), tonsil 𝑇1 - 𝑇1
G. Leher : bentuk normal, kelenjar getah bening tidak membesar, trakea di tengah,
kelenjar thyroid tidak membesar
H. Thorax
Bentuk : kesan normal, tidak ditemukan deformitas maupun kelainan
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tak tampak
Palpasi : ictus cordis di SIC V linea midclavicularis sinistra
Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar
Kanan atas : SIC II linea parasternalis dextra
Kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra
Kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dextra
Kiri bawah : SIC V linea medioclavicularis sinistra
Auskultasi : bunyi jantung I-II, intensitas 88x/ menit, regular, bising (-)
Paru-paru
Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri, retraksi (-)
Palpasi : fremitus raba dada kanan = kiri
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : suara dasar vesikuler (+), suara tambahan (-)
I. Abdomen
- Inspeksi : Distended, lebih tinggi dari dada, simetris, tidak nampak hematom,
3
warna kulit sama dengan sekitar, darm kontour dan darm steifung tidak nampak
- Auskultasi : Peristaltik menurun
- Palpasi : Tidak teraba massa, didapatkan defans muskuler, nyeri tekan seluruh
lapang perut, hepar dan lien tidak teraba, ballotemen ginjal tidak teraba
- Perkusi : Hipertimpani, pekak hepar menghilang, pemeriksaan undulasi (-),
Shifting Dullness (-). tidak ada nyeri ketok CVA
- Nyeri tekan dititik Mc.Burney (-), Rovsing sign (-), Obturator sign (-), Psoas sign (-)
J. Ekstremitas
Akral dingin : Oedema :
- - - -
- - - -
Sianosis : Kekuatan :
- - 5 5
- - 5 5
Capillary refill time < 2 detik
K. Pemerisaan Neurologis
- Kekuatan motorik : dbn
- Sensibilitas : dbn
- Lateralisasi -
- Refleks Fisiologis Superior : +n / +n
Inferior : +n / +n
- Refleks Patologis -/-/-/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
1. Darah Rutin
2. EKG
3. BNO 2 Posisi
4
EKG :
DIAGNOSIS IGD :
Abdominal Pain dd : Peritonitis e.c. perforasi gaster, Peritonitis e.c. App. Perforasi,
TERAPI DI IGD :
1. Infus RL 500 ml loading dilanjutkan infus RL 20 tpm.
2. Inj. Ketorolac 1 amp
3. Lapor dr.Nassrudin Sp.B, Advice dr. Nassrudin Sp.B : (jam 19.00)
a. Karena VU penuh dan pasien masih kesakitan tidak bisa turun untuk BAK maka di pasang DC
b. Inj. Ceftriaxone 1 x 2 gram
c. Nanti dilihat
5
BNO 2 Posisi :
Hasil : Gambaran pneumoperitonium disertai gambaran dilatasi colon ascenden dan fekal material di
regio colon.
6
X-foto Thorak :
7
7. Calcium : 8,4
8. Magnesium : 1,9
Serologi :
1. Rapid : non reaktif
2. HbsAg : Positif
SUBYEKTIF Nyeri perut Post OP Nyeri perut Post OP, Nyeri perut Post OP, Nyeri perut Post OP
Flatus Flatus mulai berkurang,
Flatus, BAB 1x
warna hitam.
8
PEMR
PENUNJANG
ASSESMENT Perforasi Gaster post Perforasi Gaster post Perforasi Gaster post Perforasi Gaster post
laparotomi H.1 laparotomi H.2 laparotomi H.3 laparotomi H.4
9
ASSESMENT:
Perforasi gaster adalah penyakit yang disebabkan oleh komplikasi serius dari penyakit
ulserasi peptik
Perforasi gaster dapat terjadi diawali dengan adanya ulkus gaster
4 tipe ulkus gaster sesuai dengan lokasi yang sering terjadi :
Tipe 1. (55%) Proksimal korpus dan antrum
Tipe 2. (25%) Menyertai ulkus duodenum
Tipe 3. (15%) prepilorik sampai pilorirus
Tipe 4. (5%) kurvatura mayor sampai gastroesofageal junction
ETIOLOGI
Perforasi gaster tidak lepas dari komplikasi akut dari ulkus gaster
Penyebab ulkus gaster :
Infeksi Helicobakter pylori
Obat-obatan (OAINS, kortikosteroid)
Gaya hidup
Stres psikologi
Cedera tembus yang mengenai dada bagian bawah atau perut
PATOFISIOLOGI
Lapisan mukus lambung yang tebal merupakan garis depan pertahanan terhadap
autodigesti
H.pylori, OAINS → perubahan kualitatif lambung yang dapat mempermudah terjadinya
degradasi mukus oleh pepsin → mengubah permeabilitas sawar epitel → difusi balik
asam klorida → Histamin dikeluarkan → sekresi asam dan pepsin lebih lanjut →
berlangsung terus menerus → Perluasan lewat submukosa dan muskularis → tukak
dalam → Perforasi
10
GEJALA KLINIS
Nyeri seperti ditikam di epigastrium → fase akut
Nyeri subyektif → dirasakan pada waktu bergerak
Bila telah terjadi peritonitis bakteria → suhu badan naik, takikardia, hipotensi, dan
penderita tampak letargik
DIAGNOSIS
Nyeri objektif → nyeri ketika digerakkan, seperti palpasi, nyeri tekan lepas, colok dubur,
tes psoas, dan tes obturator
Defans muskuler
Pekak hati menghilang
Peristalsis usus menurun sampai hilang
Laboratorium : Hb, Leukosit meningkat, HCT meningkat
Foto polos abdomen : udara bebas di dalam kavitas peritonealis.
PENATALAKSANAAN
Resusuitasi cairan
Pipa nasogastrik
Kateter Foley
Antibiotik broad-spectrum
Eksplorasi laparotomi
PROGNOSIS
Faktor prognosis dipengaruhi oleh :
Pasien jatuh dalam keadaan shock
Penurunan fungsi ginjal
Keterlambatan dalam tindakan pembedahan
Memiliki riwayat penyakit lain
Usia melebihi 70 tahun
Sirosis
Gangguan imunokompromaise
Lokasi dari perforasi
11
EDUKASI:
Diagnosis penyakit, komplikasi yang dapat terjadi, rencana pengobatan dan efek samping
obat dan prognosis.
Edukasi untuk mengurangi atau menghentikan konsumsi jamu pegel linu secara
berlebihan.
Edukasi rencana diit di rumah dalam proses penyembuhan sesuai dengan anjuran Bagian
gizi.
DAFTAR PUSTAKA :
1. Pieter, John, editor : Sjamsuhidajat,R. dan De Jong, Wim, Bab 31 : Lambung dan
Duodenum, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2, EGC : Jakarta, 2004. Hal. 541-59.
2. Sylvia A.Price, Lorraine M. Wilson, Patofisiologi Konsep Klinis proses-proses penyakit
volume 1, Edisi 6, EGC : Jakarta, 2006
12