Anda di halaman 1dari 8

INDOOR AIR POLLUTION DAN EFEKNYA TERHADAP KESEHATAN: STUDI

LITERATUR REVIEW

Wahyu Indah Dewi Aurora1


1Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya
Email: auroradr@unja.ac.id

ABSTRAK

Dalam beberapa decade terakhir,kualitas udara dalam ruangan menjadi perhatian khusus karena
kontribusinya pada segi kesehatan. Diperkirakan ada sebanyak 90% orang-orang menghabiskan
waktunya di dalam ruangan daripada di luar ruangan. Jika system ventilasi buruk, maka akan
menghasilkan akumulasi polutan yang ada dalam ruangan. Polutan tersebut bisa berasal dari udara
luar ruangan yang masuk ke dalam ruangan, mikroorganise yang tumbuh, perabotan atau furniture
interior ruangan ataupun dari aktivitas keseharian manusia itu sendiri. Gangguan kesehatan yang
akan diakibatkan pun bermacam-macam. Bisa dari penyakit paru akibat terhirup polutan yang
berbahaya seperti penyakit infeksi paru, pneumonia, asma atau PPOK. Atau penyakit lain seperti
Sick Building Syndrome, kanker nasofaring, iritasi kulit, iritasi pada mata, dll. Untuk mengatasinya
perlulah perencanaan yang matang pada saat pembangunan sebuah ruangan atau gedung untuk
meminimalisir gangguan kesehatan akibat udara dalam ruangan, salah satunya adalah berkolaborasi
dengan beberapa ahli.

Keywords: Indoor Air Quality, Indoor Air Pollution, Health disease

PENDAHULUAN ruangan mungkin lebih besar dari yang


ada di luar ruangan (Cincinelli & Martellini,
Diperkirakan bahwa orang-orang
2017). Ada penigkatan perhatian
menghabiskan waktu sekitar 90% di
terhadap kualitas udara dalam ruangan
dalam ruangan seperti rumah, sekolah,
dalam beberapa decade ini. Seperti
kantor, gedung olahraga, kendaraan, dll.
diketahui bahwa desain bangunan
Dengan demikian Indoor air quality
terutama yang ada di kota-kota besar
memiliki dampak yang signifikan terhadap
secara umum memiliki ciri:
kesehatan dan kualitas hidup manusia.
memanfaatkan lahan yang sempit dengan
Bagi sebagian orang risiko kesehatan
membangun secara vertical dan
akibat terpapar polusi udara di dalam
bangunannya dibuat dengan system
ventilasi tersendiri yaitu dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
ventilation rate yang telah direduksi. Kualitas Udara di Dalam Ruangan
Sehingga kualitas udara dalam ruangan (Indoor Air Quality)
pada bangunan tersebut pada umumnya Udara terdiri atas macm-macam
akan tergantung pada system ventilasi gas dan nantinya akan membentuk
yang digunakan dan sumber-sumber lapisan atmosfer bumi. Udara murni
polutan mungkin ada dalam gedung kandungannya adalah 78% nitrogen, 21%
tersebut (Camelia, 2011). oksigen, dan gas/ substansi lainnya
hingga mencapai 100%. Kandungan-
TUJUAN kandungan tersebut bisa terdapat di udara
Penelitian ini bertujuan untuk secara alamiah (seperti kebakaran hutan,
memberikan gambaran mengenai Indoor gunung meletus, mikroorganisme, dan zat
air pollution atau polusi udara dalam kimiawi yang dihasilkan dari hewan atau
ruangan, serta efeknya terhadap masalah tumbuhan). Ataupun juga dikarenakan
kesehatan. Hasil dari penelitian ini aktivitas manusia (seperti emisi gas
diharapkan dapat memberikan kontribusi buang kendaraan bermotor, industri,
pada masalah kualitas udara yang ada termasuk aktivitas rumah tangga).
dalam ruangn serta kaitannya dengan Kandungan tersebut secara berupa
masalah kesehatan. senyawa/unsur kimia dan substansi
biologis. Sebagiannya merupakan polutan
yang sebenarnya tidak diharapkan ada di
METODE
udara karena dapat mengganggu
Metode yang digunakan pada kesehatan manusia. Beberapa polutan
penelitian ini adalah Literatur review. yang terdapat di udara dan dihirup oleh
Sumber datanya adalah artikel di dalam manusia justru dihasilkan oleh aktivitas
jurnal yang diunduh dari EBSCOhost, keseharian manusia. Kandungan yang
Science Direct, Google scholar dan Wiley sering ditemukan antara lain adalah Ozon
Online Library, dengan penelitian (O3), Total Suspended Particulate (TSP),
mengenai Indoor air quality, Indoor Air Particulate Matter dengan diameter < 2.5
Pollution dan masalah kesehatan yang (PM2.5) atau Particulate Matter dengan
ditimbulkan. diameter < 10 (PM10), sulfur dioksida
(SO2), karbon monoksida (CO), karbon
dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx),

2
dan senyawa organic yang mudah berasal dari luar ruangan yang dapat
menguap (VOCs). Masing-masing masu ke dalam ruangan, yaitu ozon (O)
kandungan itu dan beberapa substansi dan material partikulat (PM). Polutan
lainnya seperti logam beracun dan Ozon adalah bentuk fotokimia yang
berbagai senyawa organik persisten berasal dari sinar matahari dan nitrogen
dapat memiliki efek kesehatan terhadap oksida(NOX3) dan juga senyawa orgaink
manusia. (Camelia, 2011) yang mudah menguap (VOC). Yang
dimaksud dengan polutan udara menurut
Polusi Udara di Dalam Ruangan
(Tsacoyianis, 2008)adalah karbon
(Indoor Air Pollution)
monoksida, radon, asbes,formaldehid,
Jika system ventilasi buruk, maka hidrokarbons, dan beberapa bahan kimia
akan menghasilkan akumulasi polutan organic lainnya, ozon, asap tembakau,
yang ada dalam ruangan. Polutan beberapa microorganism, fiberglass,
tersebut bisa berasal dari berbagai ammonia dan pestisida.
sumber, bisa dari udara luar ataupun dari
Sumber-Sumber Polutan Udara Dalam
peralatan dan akitivitas yang terdapat
Ruangan
dalam ruangan itu sendiri. Sumber
polutan dalam ruangan diantaranya bisa Menurut (Tsacoyianis, 2008) ada
karena asap rokok, komponen yang ada beberapa sumber potensial yang
dalam bangunan serta furniture dan emisi menyebabkan polusi pada udara
dari gas buang peralatan kantor (Camelia, ruangan. Sumber-sumber tersebut adalah
2011).
1. Udara dari Luar ruangan. Kontminasi
Kualitas udara di dalam ruangan udara bisa berasal dari luar ruangan
dapat dipengaruhi oleh polutan yang baik secara sengaja atau tidak
berasal dari berbagai sumber. Menurut sengaja. Udara tersebut masuk
(Lin et al., 2017), yang paling umum melalui ventilasi atau AC. Udara yang
polutan tersebut bersumber dari 3 hal. masuk dapat berupa tanah, emisi, gas
Yaitu sumber polutan dari luar yang dan kelembaban.
masuk ke dalam ruangan, pembakaaran 2. Sistem HVAC (Heating, ventilation or
atau sumber memasak dari dalam Air Conditioning). System HVAC ini
ruangan dan sumber kimiawi. Pertama, dianggap sebagai agen penyebab
ada dua sumber pencemar utama yang pada Sick building syndrome. Karen

3
sifatnya berada di lingkungan yang dan pemanas ruangan berkontribusi
hangat dan lembab, maka mikroba terhadap pelepasan produk
seperti jamur dan bakteri dapat pembakaran seperti karbon
tumbuh dan berkembang. monoksida, nitrogen oksida, dan lain-
Mikroorganisme ini terbawa oleh debu lain
dan kotoran dari system ventilasi dan 7. Lainnya. Asap tembakau di dalam
dapat menyebarkan organic yang ruangan akan melepaskan ammonia,
dapat menguap (VOC) seperti karbon dioksida dan formaldehid.
heksana, metil chlonaik, benzene dan Mesin fotokopi dan mesin listrik yang
aseton lain akan memancarkan ozon.
3. Kontruksi bangunan atau renovasi.
Efek Indoor Air Pollution Terhadap
Konstruksi bangunan interio seperti
Kesehatan
perabotan yang baru, karpet, dinding
atau renovasi di beberapa tempat Kualitas udara dalam ruangan
dapat dapat menimbulkan masalah yang tidak baik akan menyebabkan
udara akibt debu dan serat yang berkembangnya penyakit kronis seperti
berkontribusi terhadap kontaminasi asma, sensitifitas, dan pneumonitis
udara dalam ruangan hipersensitif. Selain itu dapat juga
4. Komponen bangunan. Seperti papan, menyebabkan kondisi yang bersifat
kayu lapis, bahan insulasi, ubin langit- sementara tetapi dengan gejala yang
langit, em karpe, kain, gorden atau lebih luas seperti sakit kepala, mata
perabotan baru diketahui dapat kering, mual, kelelahan, hidung
memancarkan formaldehida ke tersumbat, dan jika gejala-gejala tersebut
lingkungan dalam ruangan muncul disebut dengan Sick building
5. Air dari luar. Kerusakan interior udara syndrome. Bagi orang yang telah memiliki
dikarenakan adanya air yang kondisi medis tertentu seperti asma,
tergenang di atas gedung atau gangguan jaringan ikat, alergi atau
sekitarnya juga dapat mempengaruhi imunosupresi maka resiko yang akan
kualitas udara dalam ruangan, di terjadi lebih besar.(Oliver & Shackleton,
mana idesangat ideal untuk 2010)
tumbuhnya mikroba Penelitian yang dilakukan oleh
6. Sumber pemanas. Seperti kompor (Mu et al., 2013) terhadap wanita yag
gas, kompor kayu, perapian, tungku

4
tidak merokok di Cina, menunjukkan Partikulat material menyebabkan
bahwa adanya korelasi dari Partikulat infeksi pernapasan, bronchitis kronis,
Material di dalam ruangan akibat PPOK, dan juga PPOK eksasebasi akut.
memasak, pemanasan dan ventilasi Sulfur dioksida dan nitrogen dioksida
terhadap risiko terjadinnya kanker paru menyebabkan mengi dan eksasebasi
(lebih tinggi 3 kali dari kontrol), di mana asma. Risiko perinatal juga buruk yaitu
setiap 10µg/m peningkatan particular berat bayi lahir rendah dan kematian
material dikaitkan dengan 45% perinatal meningkat karena adanya
peningkatan risiko kanker paru-paru. paparan karbon monoksida. Biomassa
asap, terutama ion logam dan aromatic
Efek buruk dari Polusi udara
polisiklik, dapat menimbulkan katarak.
dalam ruangan yaitu menghasilkan 2 juta
Polisiklik aromatic hidrokarbon dapat
kematian premature per tahunya, di mana
menyebabkan perkembangan kanker
44% karena pneumonia, 54% dari
paru-paru, mulut, nasofaring dan laring
penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
(Kankaria et al., 2014).
dan 2% dari kanker paru-paru. Kelompok
yang terkena dampak adalah perempuan Sick building syndrome
dan anak-anak yang banyak
Sick building syndrome adalah
menghabiskan waktu di dalam ruangan.
istilah dimana penghuni suatu ruangan
Morbiditas terkait dengan polusi di dalam
mengalami gangguan kesehatan yang
ruangan yaitu penyakit pernapasan
bersifat akut dan efek tersebut terkait
seperti infeksi saluran pernapasan akut,
dengan seberapa banyak ywaktu yang
COPD, BBLR, Kanker nasofaring,laring
dihabiskan di dalam ruangan. Akan tetapi,
dan paru-paru, dan leukemia. (Kankaria,
tidak terdapat penyakit ataupun penyebab
Nongkynrih, & Kumar Gupta, 2014) Efek
yang khas yang dapat diidentifikasi.
kesehatan yang berbahaya akibat
Keluhan-keluhan tersebut dapat
formladehid adalah menjadi iritan akut
dilokalisasikan pada zona ataupun
yang akan mengurangi kapasitas vital
daerah-daerah tertentu ataupun mungkin
paru, menyebabkan bronchitis, menjadi
tersebar di seluruh ruangan pada
karsinogen sehingga menyebabkan
bangunan. Akan tetapi, ada istilah
leukemia dan kanker paru (Sapkota et al.,
“Building Related Illnes (BRI)” dimana
2008).
maksudnya adalah jika gejala penyakit
tersebut didiagnosis dan sudah dapat

5
dipastikan penyebabnya adalah 1. Ventilasi Yang Tidak Memadai
kontaminan ruangan yang ada di Ventilasi yang tidak memadai
udara(EPA, 1991). salah satunya dapat terjadi akibat
seistem Heating, Ventilating and Air
Konsep Sick building syndrome
Conditioning (HVAC) tidak efektif
muncul pertama kali pada tahun 1982
mendistribusikan udara ke orang-
yang dibuat oleh WHO dengan judul “Sick
orang yang ada dalam gedung.
building syndrome”. Pada tahun 1984
Padahal system ini menjadi factor
seorang epidemiologi Inggris
penting dalam kejadian SBS.
membandingkan 9 gedung dengan
2. Kontaminasi Kimiawi yang berasal
system ventilasi yang berbeda-beda.
dari dalam ruangan
Penelitian ini meneliti komponen-
Sebagian besar polusi udara
komponen yang menyebabkan Sick
dalam ruangan berasal dari sumber
building syndrome yaitu mata, selaput
yang ada di dalam ruangan itu sendiri.
lendir, lesu, kulit kering dan sakit kepala
Seperti perekat, pestisida, pelapis,
(Jaakkola, 2008). Gejala dan tanda yang
karpet, produk kayu buatan, dan
muncul adalah biasanya sakit kepala,
pembersih yang mengandung
pusing, mual, iritasi mata atau
senyawa organic yang mudah
tenggorokan, batuk kesulitan
menguap (VOC) salah satunya
konstentrasi, kelelahan, gejala seperti flu,
formaldehid. VOC yang tertinggi
asma yang meningkat, alergi dingin,
disumbangkan oleh asap dari
kepekaan terhadap bau, suara serak dan
tembakau. Beberpa penelitian
perubahan kepribadian. Penyebab
menunjukkan VOC dapat
timbulnya gejala itu sendiri tidak
menyebabkan efek kesehatan secara
diketahui(Joshi, 2008). Menurut Buckler
akut dan kronis pada konsentrasi
dalam Tsacoyianis 2008, gejala-gejala
tinggi.
dan tanda dari SBS sering muncul dimana
3. Kontaminasi kimiawi yang berasal dari
akibat dari kontaminasi karena Kualitas
luar ruangan
udara jauh dibawah standar udara dalam
Polusi udara di dalam ruangan
ruangan(Tsacoyianis, 2008).
juga dapat berasal dari udara luar
Penyebab dari Sick building syndrome yang masuk ke dalam ruangan.
dikutip dari Enviromental Protection Contohnya seperti polutan dari
Agency (EPA, 1991) adalah knalpot kendaraan, bangunan

6
pembuangand dan pipa saluran air. beberapa profesi lain, seperti ahli hygiene
Polutan tersebut dapat masuk akibat industry untuk memeriksa adanya
ventilasi udara yang buruk, jendala kontaminasi udara, ahli mikrobiologi jika
dan bangunan terbuka lainnya. Selain permasalahannya adalah jamur atau
itu, produkpembakaran juga dapat bakteri, insinyur yang memeriksa desain
masuk ke dalam gedung dari garasi
dan system ventilasi serta dokter yang
terdekat.
berpegalaman dalam kedokteran okupasi
4. Kontaminasi dari factor biologis
dan lingkungan (Oliver & Shackleton,
Contohnya adalah jamur, bakteri,
2010).
virus, dan serbuk sari. Kontaminant
tersebut dapat tumbuh dan
berkembang di saluran air, ruangan KESIMPULAN

lembab, atau di mana air tergenang di Jadi dapat ditarik kesimpulan


karpet, ubin, atau langit-langit. Gejala bahwa Polusi Udara Dalam Ruangan
fisik akibat kontaminasi biologis (Indoor Air Pollution) adalah salah satu
seperti dada sesak, batuk, demam, factor penyebab gangguan permasalahan
nyeri otot, menggigil dan alergi, serta kesehatan, mengingat hampir 90 % orang
infeksi saluran pernapasan atas. banyak menghabiskan waktu di dalam
Salah satu bakteri yang ada dalam ruangan. Jika kualitas udara dalam
ruangan, yaitu Legionella, telah ruangan itu tidak baik, atau banyak
menyebabkan penyakit Demam
terdapat polutan-polutan berbahaya,
Pontiac dan Penyakit Legionnaire.
maka akan menyebabkan banyak sekali
gangguan kesehatan, baik dalam waktu
REKOMENDASI PENYELESAIAN dekat atau akut, ataupun dalam waktu
MASALAH yang panjang atau kronik. Perlu usaha
Setelah mengetahui akar preventif untuk selanjutnya agar dapat
permasalahan dari polusi di dalam meminimalisir terjadinya gangguan
ruangan, maka pihak perancang kesehatan akibat Indoor Air Pollution.
bangunan haruslah bekerjasama dengan

7
REFERENSI

Camelia, A. (2011). Sick Building Syndrome dan Indoor Air Quality. Jurnal Ilmu Kesehatan
Masyarakat, 2.
Cincinelli, A., & Martellini, T. (2017). Indoor Air Quality and Health. Int J Environ Res
Public Health, 14.
EPA. (1991). Indoor Air Fact: Sick Building Syndrome. from Environmental Protection
Agency
Jaakkola, J. J. K. (2008). The Office Environment Model: A Conceptual Analysis of the
Sick Building Syndrome*. Indoor Air, 8(S4), 7-16. doi: doi:10.1111/j.1600-
0668.1998.tb00002.x
Joshi, S. M. (2008). The sick building syndrome. Indian Journal of Occupational &
Environmental Medicine, 12(2), 61-64.
Kankaria, A., Nongkynrih, B., & Kumar Gupta, S. (2014). Indoor Air Pollution in India:
Implications on Health and its Control. Indian Journal of Community Medicine,
39(4), 203-207. doi: 10.4103/0970-0218.143019
Lin, B., Huangfu, Y., Lima, N., Jobson, B., Kirk, M., O'Keeffe, P., . . . Cook, D. J. (2017).
Analyzing the Relationship between Human Behavior and Indoor Air Quality.
Journal of Sensor & Actuator Networks, 6(3), 1-18. doi: 10.3390/jsan6030013
Mu, L., Liu, L., Niu, R., Zhao, B., Shi, J., Li, Y., . . . Zhang, Z.-F. (2013). Indoor air pollution
and risk of lung cancer among Chinese female non-smokers. Cancer Causes &
Control, 24(3), 439-450. doi: 10.1007/s10552-012-0130-8
Oliver, L. C., & Shackleton, B. W. (2010). The Indoor Air We Breathe. Public Health
Reports, 113(5), 398.
Sapkota, A., Gajalakshmi, V., Jetly, D., Roychowdhury, S., Dikshi, R., Brennan, P., & al, e.
(2008). Indoor air pollution from solid fuels and risk of hypopharyngeal/laryngeal
and lung cancers: A multicentric case control study from India. Int J Epidemiol, 37.
Tsacoyianis, R. (2008). Indoor Air Pollutants and Sick Building Syndrome: A Case Study
and Implications for the Community Health Nurse. Public Health Nursing, 14(1), 58-
75. doi: doi:10.1111/j.1525-1446.1997.tb00411.x

Anda mungkin juga menyukai