BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Demam dengue (DF) dan demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit
infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi demam, nyeri otot
dan/ atau nyeri sendi yang disertai leukopeni, ruam, limfadenopati, trombositopeni
dan diathesis hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai oleh
hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga
tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrom) adalah demam berdarah
dengue yang ditandai oleh rejatan / syok.1
Persebaran demam berdarah dengue adalah di wilayah Asia Tenggara,
Pasifik barat dan Karbia. Di Indonesia, setiap tahunnya selalu terjadi KLB di
beberapa provinsi, yang terbesar terjadi tahun 1998 dan 2004 dengan jumlah
penderita 79.480 orang dengan kematian sebanyak 800 orang lebih. Pada tahun-
tahun berikutnya jumlah kasus terus naik tapi jumlah kematian turun secara
bermakna dibandingkan tahun 2004. Misalnya jumlah kasus tahun 2008 sebanyak
137.469 orang dengan kematian 1.187 orang atau case fatality rate (CFR) 0,86%
serta kasus tahun 2009 sebanyak 154.855 orang dengan kematian 1.384 orang
atau CFR 0,89%.2
Bronkitis akut adalah proses inflamasi selintas yang mengenai trakea,
bronkus utama dan menengah yang bermanifestasi sebagai batuk, serta biasanya
akan membaik tanpa terapi dalam 2 minggu. Walaupun diagnosis bronkitis akut
seringkali dibuat, pada anak keadaan ini agaknya bukan merupakan suatu penyakit
tersendiri akibat dari beberapa keadaan pada saluran respiratori atas dan bawah
yang lain. 5
Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin mengetahui dan memahami tentang
penegakkan diagnose pasien DF dan bronkitis berdasarkan anamnesa,
pemeriksaan fisik dan hasil laboratorium.

1
1.2. Tujuan
Laporan kasus ini disusun untuk membantu penulis mengetahui dan memahami
tentang:
1. Penengakkan diagnosa pasien DF dan bronkitis berdasarkan anamnesa,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium
1.3. Manfaat
Laporan kasus ini dapat dimanfaat penulis dan pembaca sebagai:
1. Ringkasan dari kasus dan beberapa tinjauan pustaka tentang DF, dan
bronkitis
2. Mempermudah pemahaman penulis dan pembaca tentang penegakkan
diagnose pasien DF, dan bronkitis