Kebutuhan Gizi Menurut Usia
Kebutuhan Gizi Menurut Usia
Makanan terbaik bagi bayi adalah air susu ibu (ASI) sampai berumur 2 tahun, dimana
sampai 6 bulan pertama hanya ASI tanpa disertai makanan atau minuman lain (ASI ekslusif).
Mulai umur 6 sampai 24 bulan pemberian ASI harus disertai makanan lain (MPASI) karena
kualitas dan kuantitas ASI tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan bayi yang terus tumbuh.
Jumlah kebutuhan ASI bagi bayi tidak dibatasi, kapan bayi mau menyusu harus diberikan.
Jumlah produksi ASI dipengaruhi oleh besarnya cadangan lemak yang tertimbun selama
hamil, umur ibu menyusui, diet ibu selama menyusui dan stress. Produksi ASI sehari pada ibu
sehat pada 6 bulan pertama sekitar 800-1000 cc setara 600 -700 kkal. Pada lima hari pertama
menyusui ASI yang keluar disebut kolostrum, jumlah produksinya kecil 150-300 cc/hari. Pada
hari berikutnya produksi makin bertambah, dimana pada setiap kali menyusui 5 menit pertama
dikeluarkan ASI 112 cc, 5 menit kedua 64 cc dan 5 menit ketiga 16 cc.
Ibu yang kurang gizi hanya dapat menghasilkan ASI 500-600 cc sehari namun mutu
gizinya masih relative baik. Ibu yang berumur 19-30 pada umumnya dapat menghasilkan cukup
ASI dibandingkan yang berumur > 30 tahun. Disamping itu produksi ASI juga menurun setelah
6 bulan menyusui, ibu selalu cemas atau stress atau frekwensi menyusui kurang.
Adapun kebutuhan gizi bayi sehari dalam 6 bulan pertama adalah energi 115-120 kkal/kg
BB, protein 1,3-1,8 gram/kg BB, lemak 40-50 % dari energi, cairan 125-150 cc/ kg BB, semunya
dapat dipenuhi dari ASI ibu sehat dengan eksresi 800-1000 cc/hari. Setelah bayi berumur 6 bulan
kebutuhan energi 105-110 kkal/kg BB dan berat badannya melebihi 2 kali berat lahir sementara
jumlah produksi ASI juga semakin menurun maka ASI saja tidak mencukupi kebutuhan bayi,
harus ditambah makanan lain. Kebutuhan vitamin dan mineral bayi umumnya terpenuhi pada
bayi yang menyusui dari ibu yang sehat. Pada ibu kurang gizi kemungkinan kadar vitamin dan
mineral lebih rendah, misalnya vitamin D, zat besi dan fluor.
Untuk mengetahui apakah produksi ASI mencukupi kebutuhan bayi atau tidak dapat
digunakan beberapa patokan yaitu :
1. ASI yang banyak dapat merembes ke luar melalui putting
2. Sebelum disusukan payudara terasa tegang
3. Berat badan naik dengan memuaskan sesuai dengan umur, yaitu 700 g/bulan pada 3 bulan
pertama, 600 g/bulan pada 3 bulan kedua dan 400 g/bulan pada 3 bulan ketiga
4. Setelah menyusu bayi akan tertidur/tenang selama 3-4 jam
5. Bayi kencing lebih sering, sekitar 8 kali sehari
Gangguan proses pemberian ASI pada prinsipnya berakar pada kurangnya pengetahuan,
rasa percaya diri, kurangnya dukungan keluarga, serta isu negative yang ditiupkan oleh teman
sebaya. Keadaan itu didukung dengan gencarnya promosi susu formula menimbulkan
keenganan ibu menyusui anaknya.
Susu formula pengganti ASI
Apabila karena alasan medis atau ASI sedikit/tidak keluar, sehingga ASI harus diganti
atau ditambah dengan susu formula. Namun jangan terburu-buru menganggap dirinya tidak dapat
memproduksi ASI yang cukup terutama pada minggu pertama setelah melahirkan. Ibu tetap
diupayakan dapat menyusukan bayinya meskipun ASInya sedikit.
Ada dua macam susu formula yaitu formula lengkap dan formula adaptasi. Susu formula
lengkap adalah susu sapi yang dikeringkan menjadi bubuk dan diperkaya dengan zat-zat gizinya
yang dibutuhkan untuk bayi. Contoh formula lengkap adalah : lactogen 1, Nutrilon LA, New
Camelpo dan SGM. Sedangkan susu formula adaptasi adalah susu sapi dikeringkan menjadi
bubuk, dengan mengurangi atau menambah zat gizi tertentu sehingga dapat mendekati komposisi
ASI.Contoh : bebelac 1, dumex sb, S 26, dll.
MPASI
ASI saja dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan. Setelah 6 bulan kualitas
ASI menurun serta jumlahnya tidak mencukupi kebutuhan bayi yang kebutuhannya semakin
meningkat pula. Pada umur 6 bulan bayi sudah harus mulai diperkenalkan dengan makanan lain
seperti bubur susu, pisang, dll. Sebaliknya pemberian makanan selain ASI tidak boleh terlalu
cepat dalam arti < 6 bulan, karena berbagai pertimbangan antara lain :
1. Tingginya “solute load” yang berakibat hyperosmolality
2. Kenaikan berat badan terlalu cepat : obesitas
3. Allergi terhadap salah satu zat gizi makanan
4. Mendapat zat-zat tambahan terlalu cepat seperti garam-garam, nitrit, zat pewarna, pengawet atau
tercemar kuman
Tujuan MPASI terutama menambah energi dan zat gizi esensial yang menurun pada ASI.
Zat gizi yang menurun antara lain vitamin A, zat besi, kalsium, dll. Kebutuhan zat gizi sehari
bayi berumur 7-12 bulan adalah 800 kkal energi dan 15 gram protein.
Jenis-jenis MPASI yang biasa diberikan antara lain bubur susu, biscuit, pisang, susu
gelas, bubur saring atau nasi tim. Bahan bubur susu adalah susu sapi 150-200 ml, tepung
beras/maizena 15-20 g dan gula pasir 5-10 gram.
Makanan lain untuk bayi adalah nasi tim yaitu nasi yang lebih lembek atau bubur beras
yang kental dengan tambahan lauk pauk dan sayuran, dapat diberikan kepada bayi umur 9-12
bulan. Satu porsi nasi tim terdiri dari beras 20 g, hati/ikan/tempe 30 g dan wortel/bayam 30 g,
dimasukkan dalam panci tim yang berisi 750 ml air, dimasak.
Di Indonesia telah ada di pasaran bubur susu “pre-cooked”, suatu formula untuk bayi > 6
bulan yang tinggal menambah air matang. Komposisi bubur susu tersebut harus memenuhi
standar Codex Allimentaris 1982, misalnya harus mengandung protein > 15 % dengan minimal
70 % dari protein casein.
Tabel 11. Nilai Gizi Formula Lanjutan untuk Bayi > 6 bulan (Tiap 100 g bubuk)
Merek dagang Protein (g) Lemak (g) Mineral (g) Energi
(Kkal)
Bebelac 2 18,0 22,0 4,1 482
Benamil 20,0 20,0 3,9 472
Chilmil 18,0 20,0 4,0 472
Mamil 18,0 20,0 4,0 472
Enfapro 19,0 18,5 4,1 468
Lactogen 2 21,6 18,9 4,9 463
Nestlac 21,6 19,0 4,8 464
Nutrima 18,3 19,0 3,9 469
Promil 20,0 18,0 5,0 460
SGM 2 20,0 18,0 4,3 461
Vitalac 2 20,0 20,0 4,0 472
Sinosa 2 18,5 22,0 3,5 486
Sumber : Pudjiadi, 2003. Ilmu Gizi Klinis pada Anak, hal. 61
Pertumbuhan anak
Pertumbuhan anak terjadi sejak dalam kandungan dan masa bayi sampai berumur kira-
kira 20 tahun dengan laju pertumbuhan yang berbeda-beda. Laju pertumbuhan yang tinggi
terjadi pada masa balita dan masa puber. Pada tahun pertama kehidupan berat badan anak
menjadi 3 kali berat lahir dan panjang badan menjadi 1,5 kali saat lahir. Pada saat berumur 4
tahun berat badan menjadi 5 kali berat lahir dan tinggi badan menjadi 2 kali tinggi saat lahir.
Pada masa usia sekolah (7-10 tahun) berat badan bertambah 2 kg dan tinggi badan
bertambah 5-6 cm setiap tahun. Menjelang dan masa puber pertumbuhan sangat cepat dengan
berat badan bertambah 4,0 – 4,5 kg per tahun dan tinggi badan menjadi 3 kali tinggi waktu lahir
pada saat berumur 12 tahun. Berat badan dan tinggi badan seorang anak dapat pula ditaksir
dengan suatu rumus. Rumus perkiraan berat badan (kg) anak :
Umur berat badan
- Lahir 3,25
- 03-12 bulan {usia (bln) + 9 } : 2
- 01- 6 tahun {usia (thn) x 2 + 8 }
- 06-12 tahun {usia (thn) x 7 – 5 } : 2
Panjang badan seorang anak pada saat lahir adalah sekitar 50 cm dan setelah berumur 1
tahun panjang badan menjadi sekitar 75 cm. Setelah berumur 2 tahun, tinggi badan mengikuti
suatu pola tertentu. Rumus perkiraan tinggi badan (cm) untuk umur 02-12 tahun adalah : {Usia
(thn) x 6 } + 77
Masalah gizi pada anak
Untuk mengetahui masalah makan pada anak dapat diketahui dari beberapa pertanyaan
yang diajukan, misalnya :
a. Makanan apakah yang selalu membuatnya muntah/mencret ?
b. Apakah selalu tersedia makanan di rumah ?
c. Apakah anak sering tidak makan dan menggantinya dengan kue-kue atau coklat ?
d. Apakah anak lebih menyukai satu jenis makanan saja dalam waktu lama ?
e. Apakah anak lebih menyukai makanan yang dibeli ?
f. Apakah anak dapat tidur lelap ?
g. Apakah anak banyak menonton iklan makanan di televisi dan menirunya ?
h. Apakah waktu makan menjadi ajang yang membuat anak tegang ?
Masalah gizi yang sering dialami anak-anak antara lain :
a. Kurang energi dan protein, yang ditandai dengan berat badan dan tinggi badan yang kurang,
mencerminkan kebiasaan makan anak yang jelek atau social ekonomi yang kurang. Sekitar 30 %
anak-anak prasekolah menderita KEP.
b. Anemia gizi karena makanan tidak seimbang yang disebabkan kurang konsumsi sumber zat besi
dan asam folat serta infestasi cacing. Hal ini mungkin karena terlalu banyak makan jajanan atau
hanya mau minum susu saja. Jumlah penderita anemia pada anak sekitar 40 %. Anemia dapat
menyebabkan gangguan pertumbuhan, mudah lelah dan kurang konsentrasi.
c. Kurang vitamin A yang berakibat pada gangguan penglihatan dan gangguan pertumbuhan
banyak ditemukan pada anak-anak dengan pola makan yang kurang baik karena kurang
kepedulian orang tua atau karena kemiskinan.
d. Karies gigi, hal ini karena terlalu sering makan camilan yang lengket dan banyak mengandung
gula serta tidak dibiasakan menggosok gigi. Di samping itu anak yang makanannya kurang
mengandung kalsium dan vitamin D, giginya rapuh sehingga mudah terkena karies gigi.
Penderita karies pada anak usia sekolah sekitar 60 %.
e. Obesitas, disebabkan terlalu banyak makan dan kurang aktifitas. Anak yang obes malas
beraktivitas dan banyak tidur. Resiko terhadap penyakit lebih buruk jika obesitas berlanjut
sampai dewasa. Pada anak berat badan berlebih tidak boleh diturunkan. Namun pertambahan
berat badannya dapat dihambat sampai normal.
Agar anak dapat memenuhi kebutuhan gizinya perlu diperhatikan beberapa hal seperti :
1. Pada masa pertumbuhan yang cepat berikan zat gizi yang lebih banyak, seperti energi, protein
dan zat gizi lain, namun masih tetap seimbang
2. Berikan makanan padat/kasar dan porsi kecil sering agar terpenuhi kebutuhan energi
3. Hindarkan makanan jajanan yang berlebihan
4. Kenalkan dengan berbagai macam makanan sejak dini
5. Sediakan makan pagi dan beri makanan bekal
6. Pilih makanan yang terjamin kebersihannya, aman dan bergizi
7. Hindarkan dari kegemaran yang berlebihan terhadap satu jenis makanan
8. Jika anak tidak mau makan ibu harus bersabar, jangan buru-buru diberi susu atau makanan
kegemaran
Untuk mengetahui apakah kebutuhan gizi anak terpenuhi atau tidak dapat dilakukan
pemantauan pertumbuhan anak, dengan cara penimbangan setiap bulan dan pengisian grafik
kartu menuju sehat (KMS). KMS berfungsi sebagai alat bantu pemantauan gerak pertumbuhan.
Hasil pencatatan berat badan anak pada grafik KMS akan menggambarkan kecukupan gizi anak,
sehingga dapat digunakan sebagai alat komunikasi dan pendidikan dari petugas kepada ibu-ibu
dari anak.
Pola Pertumbuhan
Periode adolesensia ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (grow spurt). Pola
pertumbuhan anak pria sampai berumur 10 tahun sedikit lebih tinggi dibanding anak wanita.
Pada umur 10-12 tahun anak wanita mulai mengalami percepatan pertumbuhan sampai berumur
12-14 tahun dan anak laki-laki menyusul dua tahun kemudian sehingga pada periode umur
tersebut tinggi badan anak perempuan melebihi anak laki-laki. Puncak pertumbuhan berat badan
dan tinggi badan pada wanita rata-rata 12,9 dan 12,1 tahun dan pada pria 14,3 dan 14,1 tahun.
Menarche (haid pertama) terjadi sekitar 9-12 bulan setelah itu. Penambahan tinggi badan anak
perempuan berhenti setelah mencapai umur 17 tahun, sedangkan anak laki-laki biasanya masih
berlanjut terus.
Di negara maju pertumbuhan anak wanita selesai pada usia 17 tahun, namun di negara
sedang berkembang, pendewasaan fisik berjalan lebih lama, baru selesai usia 19 tahun.
Akibatnya menarche muncul lebih lambat. Di negara-negara maju rata-rata usia menarche kini
anjlok ke 12,8 tahun, sehingga jeda antar masa puber dan perkawinan makin panjang.
Terjadinya grow spurt pada anak dipengaruhi berbagai factor seperti makanan, pergaulan,
media massa serta herediter. Anak yang cukup gizi, banyak bergaul atau sering menonton film
porno akan lebih dahulu mencapai grow spurt dibanding anak lain yang tidak seperti itu.
Demikian juga gizi adalah salah satu factor penting terjadinya pertumbuhan yang cepat ini.
Apabila pada periode ini makanan kurang maka grow spurt terganggu bahkan terjadi kurang gizi
seperti yang sering terjadi pada anak-anak perempuan yang menginginkan badannya tetap
langsing. Herediter menetapkan berapa potensi panjang tulang akan tumbuh dan bentuk
fisiknya, dan dalam pencapaian potensi ini dipengaruhi oleh lingkungan terutama makanan.
Masalah gizi
Remaja termasuk golongan rentan karena sedang mengalami pertumbuhan yang cepat
dan aktivitasnya meningkat sehingga memerlukan energi dan zat gizi lebih banyak. Namun jika
pada masa ini makanannya kurang maka pengaruhnya akan tampak nyata pada masa itu dan
setelah dewasa. Di lain pihak remaja memiliki perilaku yang mudah berubah dan sering
menyimpang. Masalah yang terjadi antara lain :
1. Masalah kesehatan dan gizi remaja boleh jadi berawal pada usia yang sangat dini. Gejala sisa
infeksi dan malnutrisi ketika anak-anak misal akan menjadi beban pada usia remaja bahkan usia
lanjut. Malnutrisi yang mungkin terjadi secara kronis adalah anemia gizi, kurang energi protein,
osteoporosis dan obesitas.
2. Pada masa remaja kurang gizi yang terjadi karena perilaku yang salah, misalnya tidak makan
karena malas, tidak lapar atau sibuk belajar. Ada data memperlihatkan hampir 50 % remaja tidak
sarapan pagi, sebagian lain melewatkan dua kali waktu makan dan lebih memilih kudapan (kue)
yang kurang bergizi akibatnya mereka kurus. Banyak pula remaja yang kurang minum air
sehingga buang air kecil tidak lancar.
3. Sebagian remaja mengeluarkan kembali makanan yang sudah dimakannya. Bulimia adalah
penyimpangan perilaku makan remaja yang tak ingin berat badannya naik dengan
mempraktekkan muntah disengaja dan kadang minum obat pencahar. Napsu makan baik dan
makan seperti biasa sehingga berat badan tidak terlalu turun.
4. Ada sebagian kecil remaja melakukan pembatasan makanan dengan sengaja agar badannya
langsing. Anoreksia nervosa terjadi karena melakukan pembatasan makan yang tidak wajar
disebabkan adanya distorsi “bodyimage”. Pada golongan ini remaja mengurangi makan,
melakukan muntah disengaja, minum obat pencahar dan kadang melakukan senam berlebihan.
5. Kegemaran makanan olahan yang berlebihan yang mengandung banyak gula, lemak dan zat
aditif, dapat menimbulkan obesitas dan penyakit degeneratif sejak usia muda. Salah satu jenis
makanan yang disukai adalah “junk food” (makanan sampah) : berlemak, kolesterol, tinggi
natrium dan kurang vitamin/mineral.
6. Masalah gizi lain terjadi karena penyalah gunaan obat, kecanduan alcohol dan rokok serta
hubungan seksual terlalu dini, yang prevalensinya semakin hari semakin tinggi. Penyalah gunaan
narkotik, ganja dan ekstaksi pada remaja akan melemahkan fisik dan mentalnya. Penggunaan
alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan kurang vitamin B 1, asam folat dan vitamin B 12
serta gangguan hati. Rokok dapat menimbulkan berbagai penyakit termasuk gangguan jantung,
paru-paru, pencernaan dan mengurangi napsu makan.
Kebutuhan gizi
Laju pertumbuhan yang cepat pada remaja dan pola aktivitas yang meningkat
mempengaruhi pula kebutuhan zat gizinya. Makanan yang diberikan harus berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan energi untuk aktivitas, membentuk jaringan baru dan memberi rasa enak
dan puas.
1. Kebutuhan energi remaja disesuaikan berat badan, tinggi badan, umur, jenis kelamin, aktifitas
dan jenis menunya. Menurut AKG 1998, kebutuhan energi sehari aktivitas sedang remaja putera
2500 Kkal dan remaja puteri 2100. Kebutuhan energi sebaiknya berasal dari karbohidrat 50-60
%, lemak 25-30 % dan protein 10-15 %. Kebutuhan energi lebih banyak pada puncak
pertumbuhan dibanding sebelum atau sesudahnya. Jika dirinci per kg BB kebutuhan energi 55
kkal dan 45 kkal pada anak laki-laki umur 13-15 tahun dan 16-19 tahun; serta 45 kkal dan 40
kkal pada anak wanita umur 13 -15 tahun dan 16-19 tahun..
2. Kebutuhan protein sehari sekitar 1,5 gram per kg BB. Dalam keadaan normal kebutuhan protein
remaja puteri lebih rendah dari putera. Jumlah kebutuhan meningkat pada remaja olahragawan
aktif dan menurun pada yang tidak aktif. Protein yang mengandung asam amino esensial dalam
jumlah cukup dan mudah cerna seperti susu sapi, ikan, telur, daging, tempe, tahu dan kacang-
kacangan.
3. Kebutuhan vitamin dan mineral meningkat untuk mengimbangi kebutuhan energi dan
pertumbuhan, seperti vitamin A, B 1, B 2, B 6, B 12, asam folat, zat besi dan kalsium.
4. Kebutuhan cairan meningkat yaitu sekitar 1500 ml/hari atau 7 gelas. Dalam keadaan sakit panas,
diare atau muntah-muntah kebutuhan air sebaiknya ditambah.
Kebutuhan gizi
1. Kebutuhan energi usila > 60 tahun 2200 kkal untuk laki-laki dan 1850 kkal untuk wanita.
Kebutuhan energi menurun sejalan dengan pertambahan usia karena metabolisme sel dan
kegiatan otot berkurang. Penurunan kebutuhan energi adalah 5 % per decade. Namun jika masih
aktif bekerja kebutuhan energi relative tidak menurun. Energi ini diperoleh dari karbohidrat 60
%, protein 15 % dan lemak 25 %.
2. Kebutuhan protein sehari 0,9 g/kg BB. Kebutuhan protein meningkat bila ada stress fisiologis
seperti infeksi, luka bakar, patah tulang dan operasi. Kebutuhan protein menurun bila ada
gangguan ginjal/hati.
3. Kebutuhan vitamin dan mineral relative sama dengan usia sebelumnya. Namun asupannya perlu
mendapat perhatian karena efisiensi pencernaan menurun. Vitamin dan mineral yang sering
kurang : vitamin A, B, D, kalsium dan zat besi.
4. Konsumsi serat perlu diperhatikan untuk mencegah konstipasi.
5. Cairan perlu diperhatikan pada usila untuk membantu system pencernaan dan eksresi yang
lancar. Usila membutuhkan cairan sekitar 1,5 liter atau 7 gelas sehari
Wanita = 25 kkal x kg BB
a. Harris Benedict
c. Rumus cepat 2
= 25 kkal x kg BB
= 25 kkal x 52
= 1300 kkal
d. Rumus FAO/WHO/UNU
Contoh 2. Seorang laki-laki yang mempunyai berat badan 50 kg dengan tinggi badan 165 cm
dengan aktifitas sedang, mempunyai IMT : 50 / 1,65 x1,65 = 18,36. Jadi orang tersebut tergolong
kurus. Jadi kebutuhan energi harus ditambah 500 kkal.
Perhitungan kebutuhan energinya adalah :
- Kebutuhan AMB = 30 kkal x 50 kg = 1500 kkal
- Energi AMB + aktivitas = 1,56 x 1500 = 2340 kkal
- Tambahan untuk menaikan berat badan = 500 kkal
- Total kebutuhan energi : 2340 + 500 kkal = 2840 kkal
Daftar Pustaka
Almatsier, S, 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Cet. 3. Gramedia, Jakarta.
Almatsier, S, 2004. Penuntun Diet. Edisi Baru. Gramedia, Jakarta
Arisman, 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan, Cet. I. EGC, Jakarta
Depkes RI, 2000. Gizi Seimbang Menuju Hidup Sehat bagi Balita. Dit. Bina Gizi Jakarta
Depkes RI, 2000. Gizi Seimbang Menuju Hidup Sehat bagi Usia Lanjut. Dit.Bina Gizi Jakarta
Pudjiadi, 2003. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Edisi 4. FK UI, Jakarta
Soetjiningsih, 1997. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Cet. I, EGC, Jakarta
BAB V
KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI
(Asmarudin Pakhri dan Hikmawati Mas’ud)
Energi
Jumlah total energi yang harus tersedia selama kehamilan untuk pertumbuhan janin dan
jaringan ibu ialah 80.000 kkal atau 300 kkal per hari di atas kebutuhan wanita tidak hamil. WHO
menganjurkan jumlah tambahan energi sebesar 150 kkal sehari pada trimester I dan 350 kkal
sehari selama trimester II dan III. Berdasarkan angka kecukupan gizi oleh Widyakarya Nasional
Pangan dan Gizi (WKNPG) tahun 1998, tambahan energi per hari untuk wanita hamil Indonesia
adalah 285 kkal dibanding sebelum hamil atau sekitar 2500 kkal sehari. Komposisi sumber
energi ini harus seimbang yaitu karbohidrat 55-75 %, lemak 10-30 % dan protein 15-20 %.
Kekurangan energi selama hamil dapat menyebabkan bayi lahir prematur atau BBLR.
Protein
Kebutuhan protein sehari untuk ibu hamil berdasarkan WKNPG 1998 adalah dengan
tambahan 12 g/hari dari ibu sebelum hamil atau total sehari 60 gram. Protein untuk ibu hamil
sebaiknya sebagian besar berasal dari hewani seperti ikan, telur, susu, daging atau tempe.
Kekurangan protein selama hamil dapat mengganggu pertumbuhan janin dan bayi lahir dengan
lingkar kepala kecil.
Lemak
Pada kehamilan normal terjadi kenaikan serum kolesterol dan trigliserida masing-masing
25-40 % dan 200-400 %. Pada wanita multipara dan umur agak tua terdapat peningkatan
kejadian angina dan batu empedu kolesterol akibat dari hiperkolesterolemia pada kehamilan.
Oleh karena itu dalam keadaan hamil perlu membatasi konsumsi lemak terutama lemak jenuh.
Pada table tersebut tampak tambahan asam folat dan zat besi pada ibu hamil cukup besar.
Hal ini karena asam folat dan zat besi dibutuhkan untuk mengimbangi peningkatan volume darah
yaitu dalam produksi heme untuk hemoglobin. Selain itu asam folat diperlukan untuk
pembentukan sumsum tulang belakang. Sedangkan zat besi diperlukan untuk pertumbuhan janin
serta persediaan dalam tubuh ibu.
Tambahan asam folat dan besi sebesar itu sulit terpenuhi hanya dari makanan. Apalagi
menu orang Indonesia kurang daging dan buah sehingga masukan besi dan asam folat kurang.
Untuk itu perlu suplementasi selama hamil terutama mulai minggu ke 12 kehamilan sampai 3
bulan setelah melahirkan. Depkes melalui program pelayanan KIA memberikan suplemen tablet
besi folat 200 mg ferrous sulfat setara dengan 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat per
hari minimal selama 3 bulan kehamilan. Kekurangan asam folat dan zat besi menyebabkan
anemia. Selain itu kekurangan asam folat menyebabkan lelah berat dan kaki kejang pada malam
hari.
Zat gizi lain yang penambahannya besar selama hamil adalah vitamin A, kalsium dan
yodium.. Vitamin A dan kalsium diperlukan untuk pertumbuhan janin, jaringan tubuh ibu,
cadangan pada bayi dan pembentukan ASI. Kadar kalsium dalam darah menurun 5 % dengan
penambahan volume darah selama hamil. Jumlah kalsium yang tertimbun selama hamil 30 g,
dengan kecepatan 7, 110 dan 400 mg masing-masing pada trimester I, II dan III. Sumber kalsium
yang baik adalah susu, ikan dan kacang-kacangan.
Yodium diperlukan dalam pertumbuhan janin dan perkembangan otak. Kekurangan
yodium selama hamil mengakibatkan janin menderita hipotiroidisme, yang selanjutnya
berkembang menjadi kretin, suatu keadaan kemunduran fisik dan mental. Kerusakan saraf akibat
hipotirodisme sangat parah apabila berlangsung pada awal kehamilan. Karena itu tambahan
yodium sebaiknya diberikan sejak awal kehamilan. Sumber yodium adalah ikan laut segar dan
garam beryodium, dan bagi penduduk di daerah rawan gondok perlu mendapat suplemen kapsul
yodium.
Gangguan pada kehamilan
Selama hamil sering terjadi gangguan karena kehamilan itu sendiri, misalnya :
1. Timbulnya rasa mual dan muntah-muntah (emesis) serta penurunan napsu makan, terjadi pada
beberapa minggu awal kehamilan. Gejala ini timbul ketika bangun tidur kadar progesterone
meningkat sementara kadar gula darah dan pergerakan usus menurun. Untuk mengatasinya perlu
variasi makanan guna menjaga selera makan, makanan bentuk kering, makanan porsi kecil tetapi
sering diberikan dan hindari makanan berlemak/berminyak.
2. Rasa kepenuhan atau kenyang. Oleh karena itu hindari pemberian kafein, makanan banyak
lemak, banyak bumbu atau yang menimbulkan gas.
3. Konstipasi sering terjadi pada keadaan hamil tua, yang merupakan akibat dari kegiatan ibu
semakin berkurang, tekanan berat janin terhadap kolon, peningkatan progesteron merelaksikan
otot pencernaan, kurang cairan atau makanan kurang serat. Untuk mengatasinya harus banyak
minum, makanan tinggi serat dan sedikit latihan.
4. Kegemukan terjadi setelah masa mual/emesis hilang, napsu makan kembali normal bahkan lebih
besar. Pengurangan kalori pada kehamilan tidak dianjurkan karena dapat merugikan janin,
namun dapat dilakukan pengaturan kenaikan berat badan.
5. Keracunan kehamilan (toksemia) merupakan penyakit hipertensi akut yang terjadi pada sekitar
minggu ke 20 (trimester III) disertai dengan kenaikan berat badan yang pesat dan adanya odem.
Keadaan ini juga terjadi pada ibu hamil yang kurang konsumsi protein. Pada keadaan tanpa
kejang disebut preeklampsi, bila disertai kejang disebut eklampsi. .
6. Penyakit jantung dan kencing manis. Penyakit ini kadang baru timbul pada saat kehamilan. Pada
ibu-ibu yang menderita gangguan jantung, kehamilan merupakan beban tambahan bagi kerja
jantung, sehingga pengawasan berat badan perlu diperhatikan. Pada ibu hamil yang menderita
kencing manis harus mendapat pengobatan yang memadai dan dipantau secara teratur keadaan
gula darahnya.
Perilaku menyusui
ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi. Dalam kitab suci tertulis “Susuilah bayimu
sampai usia dua tahun….”. Namun sayangnya perilaku menyusui bayi terus menurun sejalan
dengan peningkatan pendidikan dan kesibukan bekerja kaum wanita. Data tahun 1988
menunjukkan pemberian susu botol meningkat dari 5 % pada tamatan SD menjadi 56 % pada
tamatan perguruan tinggi. Sebaliknya pemberian ASI menurun dari 89 % pada tamatan SD
menjadi 0 % pada tamatan perguruan tinggi. Juga pemberian ASI ekslusif cenderung menurun
dari 37 % tahun 1987 menjadi 30 % tahun 1992.
Banyak factor yang menyebabkan seseorang tidak dapat menyusui bayi. Salah satunya
ialah karena air susu tidak keluar. Penyebabnya antara lain stress, malnutrisi, penyakit atau
perilaku penyusuan yang salah. Perilaku tidak menyusui bayi segera setelah lahir terutama
dikondisikan oleh jaringan pemasaran susu formula, baik melalui iklan maupun memasok
langsung ke rumah sakit. Sekali terpengaruh kondisi ini, jangan diharap air susu akan dapat
mengalir keluar dengan optimal.
Fisiologi menyusui
Kelenjar susu tersusun dari jaringan kelenjar atau parenkim dan penopang atau stroma.
Jaringan kelenjar berisi banyak sekali kantong alveolus yang dikelilingi oleh jaringan epithel otot
yang bersifat kontraktif. Bagian dalam elveolus dilapisi oleh selapis epithel. Susu dibentuk pada
epitel kelenjar ini.
ASI terbentuk melalaui dua fase, yaitu fase sekresi dan pengaliran. Pada bagian pertama,
susu dieksresikan oleh kelenjar ke dalam lumen alveoli. Proses ini diawasi oleh hormone
prolaktin dan ACTH. Kedua hormone ini mempengaruhi perkembangan kelenjar mamae. Pada
fase kedua, air susu yang dihasilkan oleh kelenjar dikumpulkan dalam sinus dan dialirkan ke
putting susu. Selama kehamilan berlangsung laktogenesis kemungkinan besar terkunci oleh
pengaruh progesterone pada sel kelenjar. Setelah partus, kadar hormone ini menyusut drastis,
memberi kesempatan prolaktin untuk bereaksi sehingga mengimbas laktogenesis.
Laktasi diawasi oleh dua macam refleks, yaitu refleks produksi susu dan refleks let down.
Manakala bayi mengisap putting susu, serangkaian impuls akan menuju medula spinalis, lalu ke
otak dan menyusup ke dalam kelenjar hipofisis, memicu sekresi oksitosin pada bagian posterior
hipofisis. Keberadaan oksitosin menyebabkan kontraksi sel-sel epithel otot polos yang
membungkus alveolus sehingga air susu yang terkandung di dalamnya tersembur ke setiap
duktus dan sinus.
Penambahan energi sepanjang 6 bulan pertama pascapartum mencapai 700 kkal per hari.
Hal ini berdasarkan asumsi bahwa tiap 100 cc ASI berkemampuan memasok sekitar 70 kkal atau
setara dengan 85 kkal dari makanan. Rata-rata produksi ASI sehari 800 cc yang berarti
mengandung 560 kkal. Sementara itu energi yang dihabiskan untuk menghasilkan ASI sebanyak
itu 700 kkal (efisiensi konversi energi makanan menjadi energi susu 80 %). Setelah 6 bulan
menyusui produksi ASI menurun sehingga penambahan energipun berkurang. WNPG
menganjurkan penambahan energi untuk ibu menyusui 700 kkal pada 6 bulan pertama dan 500
kkal untuk periode selanjutnya.
Dalam 6 bulan pertama menyusui ibu membutuhkan tambahan protein 16 gram di atas
kebutuhan normal. Hal ini berdasar perhitungan tiap 100 cc ASI mengandung 1,2 g protein
sehingga 800 cc ASI mengandung 9,6 gram protein. Efisiensi konversi protein makanan menjadi
protein susu 70 % sehingga 9,6 g protein susu setara dengan 13,7 g protein makanan. Tambahan
protein selain untuk protein susu juga untuk sintesis hormone prolaktin dan oksitosin. WKN
Pangan dan Gizi menganjurkan penambahan protein 16 g per hari pada 6 bulan pertama
menyusui dan 12 g pada periode selanjutnya. Kebutuhan vitamin dan mineral sehari ibu
menyusui dapat dilihat di bawah ini.
Tabel 16. Kecukupan Vitamin dan Mineral Ibu Menyusui
No Vitamin/mineral Wanita dewasa Menyusui 6 bln Menyusui 7-12 bln
1 Vitamin A (RE) 500 + 350 + 300
2 Thiamin (mg) 1 + 1,3 + 1,3
3 Riboflavin (mg) 1,2 + 0,4 + 0,3
4 Niasin (mg) 9 +3 +3
5 Vitamin C (mg) 60 + 15 + 10
6 Asam folat (ug) 160 + 50 + 40
7 Besi (mg) 26 +2 +2
8 Kalsium (mg) 500 + 400 + 400
9 Yodium (ug) 150 + 20 + 20
10 Cairan (gelas) 6–7 +4 +2
Sumber : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 1998
Daftar Pustaka
Almatsier, S, 2004. Penuntun Diet. Edisi Baru. Gramedia, Jakarta
Arisman, 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan, Cet. I. EGC, Jakarta
Pudjiadi, 2003. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Edisi 4. FK UI, Jakarta
Soetjiningsih, 1997. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Cet. I, EGC, Jakarta
Diposkan oleh Portal Afhy D-Ice di 01.20