1 Juli 2016
ABSTRAK
Jumlah kasus chronic kidney disease yang harus menjalani terapi hemodialisa sejumlah 400 pasien
dari 1.000.000 penduduk di Indonesia (Situmorang, 2013). Pemantauan keberhasilan hemodialisa
diukur dari Inter Dialilytic Weight Gain (IDWG) yang tidak lebih dari 4 % berat kering. Nilai IDWG
yang melebihi dari normal menimbulkan gejala edema, sesak nafas, dan rasa tidak nyaman. Salah satu
kepatuhan pasien dalam mempertahankan IDWG adalah self efficacy. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisa pengaruh edukasi terstruktur terhadap self efficacy dan IDWG pada pasien hemodialisa.
Desain penelitian quasi experimen, dengan pendekatan pretest-posttest with control group. Pemilihan
sampel menggunakan purposive sampling. Jumlah sampel 38 pasien hemodialisa dibagi dua
kelompok 22 kelompok intervensi dan 16 kelompok kontrol. Edukasi diberikan dengan gambar dan
video dalam media LCD proyektor dan leaflet. IDWG diukur dengan observasi berat badan
sedangkan self efficacy menggunakan kuesioner. Uji statistik menggunakan uji t-dependen dan t-
independen. Hasil penelitian menunjukkan pemberian edukasi terstruktur pada kelompok intervensi
meningkatkan self efficaccy untuk mengontrol intake cairan antar waktu dialysis (p=0,000, α=0,05),
dan menurunkan IDWG (p=0,04, α=0,05). Sedangkan pada kelompok kontrol penerapan edukasi
meningkatkan self efficacy (p=0,03, α=0,05), namun tidak menurnkan IDWG (p=0,053, α=0,05).
Hasil analisis lanjut menggunakan uji t-independen pada kedua kelompok ditemukan tidak ada
perbedaan yang bermakna dalam self efficacy dan IDWG (p > 0,05). Edukasi terstruktur berpengaruh
dalam meningkatkan self efficacy dan menurunkan IDWG.
ABSTRACT
The number of chronic kidney disease with hemodialysis therapy was 400 patients of 1,000,000
population in Indonesia (Situmorang, 2013). The success hemodialysis was monitored by Inter
Dialilytic Weight Gain (IDWG) and the criteria was not more than 4 % of dry weight. An excess of
IDWG value would cause the symptoms of edema, shortness of breath, and discomfort. Self efficacy
was one of patient compliance in maintaining IDWG. The aim of this study was to analyze the effect of
a structured education on self-efficacy and IDWG in hemodialysis patients. The study used quasi
experimental design, with pretest-posttest control group approach. The sample was selected by
purposive sampling technique. The sample was 38 patients, divided into intervention group (22
patients) and control group (16 patients). The intervention of structured education was use pictures
and videos by LCD projector and leaflets. IDWG was measured by weight observation, while self-
efficacy by questionnaire. The statistical test used t-dependent and t-independent. The result showed
that structured education increased self efficaccy to control fluid intake on inter dialysis time (p =
0.000, α = 0.05) and decreased IDWG value (p = 0.04, α = 0.05) in the intervention group. While the
intervention increased self efficaccy to control fluid intake on inter dialysis time (p = 0.03, α = 0.05)
and decreased IDWG value (p=0,053, α=0,05) in the control group. The results of further analysis
used an independent t-test, showed that there were not a significant differences in self-efficacy and
IDWG (p> 0.05) between intervention and control group. The structured education caused an
increasing of self-efficacy and a decreasing of IDWG value.
pendahuluan dari 20 orang yang menjalani terstruktur, yaitu dengan diberikan pendidikan
hemodialisa, sebanyak 12 orang (60%) kesehatan yang terprogram menggunakan
ditemukan IDWG di atas 4%. Sedangkan media LCD dan laptop dengan durasi 60
menurut perawat mengatakan bahwa edukasi menit, disertai tutorial berisi materi tentang
tentang pengaturan berat badan diantara dua konsep IDWG, masalah dalam IDWG, dan
waktu hemodialisa sudah dilakukan, namun cara mempertahankan IDWG. Media
belum dilakukan secara terstruktur. menonjolkan gambar dan ilustrasi yang lebih
jelas. Selain itu responden juga diberi leaflet
METODOLOGI yang berisi informsi tentang informasi
Penelitian ini merupakan penelitan pengendalian IDWG dan pembatasan cairan.
kuantitatif dengan teknik quasi experiment Sedangkan kelompok kontrol hanya diberikan
dengan jenis pretest-posttest with control leaflet.
group. Rancangan penelitian secara ringkas Instrumen yang digunakan untuk
dapat dilihat pada skema berikut: pengukuran Self Efficacy merupakan
pengembangan dari berbagai teori yang
Skema penelitian dipadukan dengan teori hemodialisa.
(diambil dari: Arikunto, 2010) Instrumen berisi 10 pertanyaan tertutup
dengan pilihan jawaban dari 0-10. Rentang ini
adalah tingkat keyakinan responden dalam
Pretest Intervensi Posttestt pembatasan cairan, dimana keyakinan tertinggi
pada angka 10 kemudian menurun hingga
R1A A R2A tidak yakin pada angka 0. Alat ukur yang
digunakan untuk IDWG adalah timbangan,
daftar isian dan lembar observasi mengenai
R1B B R2B berat badan diantara dialisis.
Keterangan: Analisis data menggunakan univariat dan
R1A : Responden kelompok intervensi bivariat. Analisis bivariat digunakan untuk
sebelum intervensi melihat pengaruh edukasi terstruktur terhadap
R1B : Responden kelompok kontrol self-efficacy dan IDWG. Uji yang digunakan
sebelum intervensi yaitu paired-sample t-test dan independent t-
A : Intervensi edukasi terstruktur test (Hastono, 2007).
B : Intervensi pemberian leaflet Pertimbangan etika penelitian digunakan
R2A : Responden kelompok intervensi untuk memastikan bahwa responden
setelah intervensi dilindungi dengan memperhatikan aspek self
R2B : Responden kelompok kontrol determination, privacy and dignity, anonimity
setelah intervensi and confidentiality,informed consent dan
protection from discomfort (Polit & Beck,
Sampel pada penelitian ini adalah pasien 2004). Meskipun penelitian ini tidak ada
hemodialisis di Unit Hemodialisis Rumah resiko yang merugikan baik terhadap
Sakit Umum Daerah Indramayu sebanyak 62 responden, RSUD Indramayu maupun peneliti,
orang. Teknik pengambilan sampel adalah tetapi prinsip-prinsip etik tetap ditegakkan.
purposive sampling yaitu sampel yang
representatif berdasarkan kriteria. Berdasarkan HASIL
kriteria diperoleh jumlah responden sebanyak Penelitian telah dilaksanakan pada bulan
38 orang dengan rincian 22 responden masuk Agustus 2018 di Ruang Hemodialisa RSUD
dalam kelompok intervensi, dan 16 responden Indramayu dengan jumlah sampel sebanyak 38
masuk dalam kelompok kontrol. Penentuan responden, yaitu 22 responden kelompok
kelompok intervensi dan kontrol dilakukan intervensi dan 16 responden kelompok kontrol.
berdasarkan jadwal shift. Hal ini untuk
menghindari adanya kesalahpahaman 1. Analisa Univariat
responden dalam perbedaan perlakuan. Oleh Karakteristik responden yang diteliti baik pada
karena itu peneliti menetapkan kelompok kelompok intervensi maupun kelompok
intervensi adalah pasien yang menjalani kontrol meliputi umur, jenis kelamin,
hemodialisa pada shift pagi hari, dan pendidikan, pekerjaan, dan lama menjalani
kelompok kontrol adalah pasien yang hemodialisa.
menjalani hemodialisa pada shift sore.
Kelompok intervensi diberikan edukasi
Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia 2(1) : 22-28 (2016) 23
Wahyunah, Saefulloh, M., & Nuraeni, W.
Hasil uji statistik variabel self Tabel 7. Hasil Uji Statistik Pengaruh
efficacy pada kelompok intervensi di dapatkan Edukasi Terstruktur Terhadap Self
rata-rata nilai Self efficaccy sebelum dilakukan Efficacy pada Kelompok Kontrol (n= 16)
pemberian edukasi terstruktur sebesar 70,14 p
poin, dan setelah dilakukan edukasi terstruktur Variabel Mean Med SD
value
diperoleh rata-rata nilai self eficacy sebesar Self
80,14 poin. Berdasarkan hasil tersebut terdapat 67,06 71,50 20,15
Efficacy_pre
perbedaan poin antara sebelum dan sesudah 0,03
Self
dilakukan edukasi terstruktur sebesar 10 poin. 74,25 77,50 21,68
Efficacy_post
Hal ini menunjukkan pada kelompok
intervensi terjadi peningkatan keyakinan diri
untuk mengatur intake cairan antar waktu Hasil uji statistik variabel self efficaccy
dialysis setelah dilakukan edukasi terstruktur. pada kelompok kontrol di dapatkan rata-rata
Hasil analisis menggunakan paired t-test nilai self efficaccy sebelum dilakukan
didapatkan p value 0,00 sehingga secara pemberian edukasi terstruktur sebesar 67,06
statistik membuktikan bahwa pemberian poin, dan setelah dilakukan edukasi terstruktur
edukasi terstruktur meningkatkan kemampuan diperoleh rata-rata nilai self efficaccy sebesar
yang bermakna dalam keyakinan diri pasien 74,25 poin. Berdasarkan hasil tersebut terdapat
untuk mengontrol intake cairan antar waktu perbedaan poin antara sebelum dan sesudah
dialisis. dilakukan edukasi terstruktur sebesar 7,19
poin. Hal ini menunjukkan pada kelompok
Tabel 6. Hasil Uji Statistik Pengaruh kontrol terjadi peningkatan keyakinan diri
Pendidikan Kesehatan Terstruktur untuk mengatur intake cairan antar waktu
Terhadap IDWG pada Kelompok dialisis. Hasil analisis menggunakan paired t-
Intervensi (n= 22) test didapatkan p value 0,03 sehingga secara
statistik membuktikan bahwa pemberian
p
Variabel Mean Med SD edukasi terstruktur meningkatkan kemampuan
value
yang bermakna dalam keyakinan diri pasien
IDWG_pre 6,67 6,30 2,67 untuk mengontrol intake cairan antar waktu
0,04
IDWG_post 5,42 4,30 2,94 dialisis.
Hasil uji statistik variabel IDWG pada Tabel 8. Hasil Uji Statistik Pengaruh
kelompok intervensi di dapatkan rata-rata Edukasi Terstruktur Terhadap IDWG
kenaikan IDWG sebelum dilakukan pemberian pada Kelompok Kontrol
edukasi terstruktur sebesar 6,67 persen, dan p
setelah dilakukan edukasi terstruktur diperoleh Variabel Mean Med SD
value
rata-rata kenaikan IDWG sebesar 5,42 persen. IDWG_pre 6,07 5,80 1,54
Berdasarkan hasil tersebut terdapat perbedaan 0,053
IDWG_post 4,55 3,90 2,72
kenaikan berat badan antara sebelum dan
sesudah dilakukan edukasi terstruktur sebesar
1,23 persen. Hal ini menunjukkan pada Hasil uji statistik variabel IDWG pada
kelompok intervensi terjadi penurunan IDWG kelompok kontrol di dapatkan rata-rata
setelah dilakukan edukasi terstruktur. Hasil kenaikan IDWG sebelum dilakukan pemberian
analisis menggunakan paired t-test didapatkan edukasi terstruktur sebesar 6,07 persen, dan
p value 0,04 sehingga secara statistik setelah dilakukan edukasi terstruktur diperoleh
membuktikan bahwa pemberian edukasi rata-rata kenaikan IDWG sebesar 4,55 persen.
terstruktur menurunkan IDWG yang bermakna Berdasarkan hasil tersebut terdapat perbedaan
pada pasien hemodialisa. kenaikan IDWG antara sebelum dan sesudah
dilakukan edukasi terstruktur sebesar 1,52
persen. Hal ini menunjukkan pada kelompok
kontrol terjadi penurunan IDWG. Namun hasil
analisis menggunakan paired t-test didapatkan
p value 0,053 sehingga secara statistik
membuktikan bahwa pemberian edukasi
Hasil uji statistik variabel self efficaccy antar waktu dialisis pada kelompok intervensi
(SE) pada kelompok intervensi didapatkan lebih tinggi bila dibandingkan dengan
rata-rata nilai SE setelah dilakukan pemberian kelompok kontrol. Namun hasil analisis
edukasi terstruktur sebesar 80,14 poin, dan menggunakan impaired t-test didapatkan p
pada kelompok kontrol didapatkan rata-rata value 0,36 sehingga secara statistik
nilai SE sebesar 74,25 poin. Berdasarkan hasil membuktikan bahwa tidak ada perbedaan yang
tersebut terdapat perbedaan poin antara bermakna dalam hal keyakinan diri dalam
kelompok intervensi dan kelompok kontrol mengontrol intake cairan antara kelompok
sebesar 5,89 poin. Hal ini menunjukkan intervensi dan kelompok kontrol.
keyakinan diri untuk mengatur intake cairan
Tabel 10. Hasil Uji Statistik Pengaruh Edukasi Terstruktur Terhadap IDWG di Ruang
Hemodialisis RSUD Indramayu
Variabel Kelompok n Mean Med SD p value
IDWG_post Perlakuan 22 5,42 4,30 2,94
0,34
IDWG_post Kontrol 16 4,55 3,90 2,72
Hasil uji statistik variabel IDWG pada kesehatan yang dapat memfasilitasi pasien
kelompok intervensi didapatkan rata-rata gagal ginjal dalam meningkatkan kualitas
kenaikan IDWG setelah dilakukan pemberian hidupnya.
edukasi terstruktur pada kelompok intervensi Kualitas hidup penderita gagal ginjal
sebesar 5,42 persen, dan pada kelompok kronis tergantung terhadap kepatuhan pasien
kontrol didapatkan rata-rata kenaikan IDWG dalam mempertahankan berat badan diantara
sebesar 4,55 persen. Berdasarkan hasil tersebut dua waktu hemodialisa. Sesuai dengan
terdapat perbedaan antara kelompok intervensi penelitian yang dilakukan oleh Riyanto (2011)
dan kelompok kontrol sebesar 0,87 persen. Hal yang mendapatkan hasil bahwa terdapat
ini menunjukkan kenaikan IDWG pada hubungan yang signifikan antara penambahan
kelompok intervensi lebih tinggi bila berat badan diantara dua waktu hemodialisa
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil dengan kualitas hidup (p = 0,000, α = 0,05).
analisis menggunakan impaired t-test IDWG dianggap sebagai ukuran
didapatkan p value 0,34 sehingga secara kepatuhan pasien dalam menjalani terapi
statistik membuktikan bahwa tidak ada hemodialisa. Karena IDWG menunjukkan
perbedaan yang bermakna dalam hal IDWG seberapa besar retensi cairan yang terjadi
antara kelompok intervensi dan kelompok diantara dua waktu hemodialisa. Masalah
control umum yang banyak dialami oleh pasien
hemodialisa adalah ketidakpatuhan terhadap
PEMBAHASAN regimen terapeutik. Ketidakpatuhan dalam
Gagal ginjal kronik merupakan salah satu pembatasan intake cairan merupakan aspek
penyakit kronis yang terus terjadi peningkatan yang sulit dilakukan untuk sebagian besar
jumlah kasus dalam setiap tahunnya, dimana pasien. Ketidakpatuhan dalam pembatasan
Penefri (Persatuan Nefrologi Indonesia) cairan tersebut dapat mengakibatkan kelebihan
memperkirakan akan terjadi peningkatan cairan secara kronik yang dapat meningkatkan
jumlah kasus sekitar 10 % setiap tahun risiko kematian karena berbagai komplikasi
(Husna, 2010). Oleh karena itu pelayanan organ yang dialaminya.
hemodialisa menjadi salah satu sarana
Beberapa penelitian menyebutkan faktor- mendasari temuan tersebut dapat dikaji dari
faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien aktivitas kedua kelompok selama menjalani
gagal ginjal kronik dalam mempertahankan HD. Kedua kelompok pasien telah sering
IDWG yaitu pengetahuan pasien, dukungan mendapatkan edukasi secara konvensional dan
sosial, dan self efficacy. Self efficacy adalah kedua kelompok secara tidak langsung
keyakinan seseorang akan keberhasilan dalam diberikan stimulus agar dapat meningkatkan
melakukan perawatan diri untuk mencapai keyakinan dirinya dalam mempertahankan
hasil yang diinginkan (Lev & Owen 1996, IDWG. Sampel dari penelitian ini diambil
Bandura 1997 dalam Tsay 2003). Teori self berdasarkan kriteria telah menjalani HD
efficacy didasarkan pada harapan seseorang minimal 1 tahun, tanpa mengontorol faktor
berkaitan dengan rangkaian tindakan tertentu. lain yang dapat mempengaruhi self efficacy.
Hasil penelitian menunjukkan penerapan Berdasarkan penelitian Bonsaksen, Lerdal, &
edukasi terstruktur pada kelompok intervensi Fagermoen (2012), self efficacy pasien yang
meningkatkan kemampuan yang bermakna mengalami penyakit kronik dipengaruhi oleh
dalam hal keyakinan diri pasien untuk faktor eksternal dan internal diri pasien. Faktor
mengontrol cairan diantara dua waktu dialisa eksternal yang mampu meningkatkan self
(p=0,00, α=0,05). Begitu juga dalam hal efficacy pasien adalah support system yang
mempertahankan IDWG antar waktu dialisa baik, dalam hal ini keluarga terdekat. Faktor
secara statistik membuktikan pemberian internal yang dapat menurunkan self efficacy
edukasi terstruktur menurunkan IDWG seorang pasien adalah respon emosional
(p=0,04, α=0,05). Sedangkan kelompok terhadap penyakitnya. Hal tersebut merupakan
kontrol yang diberikan edukasi sesuai dengan akumulasi dari kontrol personal, fokus pasien,
kebiasaan di ruangan ditambah dengan dan pemahaman akan penyakitnya. Penelitian
pemberian leaflet secara statistik ini tidak mengontrol pasien yang memiliki
meningkatkan keyakinan diri pasien untuk persamaan support system dan respon emosi
mengontrol cairan diantara dua waktu dialisa terhadap penyakit ginjal kroniknya dalam
(p=0,03, α=0,05), namun tidak menurunkan menjalani hemodialisa. Fokus dari penelitian
IDWG pada pasien hemodialisa (p=0,053, ini dibatasi dari segi kognitif akan pemahaman
α=0,05). pasien terhadap makanan dan minuman yang
Self efficacy adalah dasar dari motivasi dianjurkan serta yang dilarang agar dapat
manusia, prestasi dan kesejahteraan mengontrol IDWG.
emosional. Teori self efficacy didasarkan pada
harapan seseorang berkaitan dengan rangkaian
tindakan tertentu. Menurut Bandura (2006) SIMPULAN DAN SARAN
menyebutkan bahwa ada empat proses Hasil penelitian dapat disimpulkan:
pembentukan self eficacy yaitu proses kognitif, 1. Edukasi terstruktur pada kelompok
proes motivasional, proses afektif, dan seleksi perlakuan dapat meningkatkan secara
yang berlangsung sepanjang kehidupan. Proses bermakna self efficacy dan IDWG pada
kognitif akan mempengaruhi bagaimana pola pasien hemodialisa di RSUD Indramayu.
pikir yang akan mendorong atau menghambat 2. Tidak ada perbedaan yang bermakna dalam
perilaku individu. Individu yang memiliki self self efficacy dan IDWG antara kelompok
efficacy yang tinggi akan berperilaku sesuai perlakuan dan kelompok kontrol.
dengan yang diharapkan dan akan memiliki
komitmen untuk mempertahankan perilaku Saran dari hasil penelitian ini adalah:
tersebut. 1. Saran ditujukan untuk perawat ruangan
Hasil analisa menunjukkan bahwa tidak agar dapat meningkatkan edukasi kepada
ada perbedaan yang signifikan antara self pasien yang menjalani hemodialisa.
efficacy kelompok yang diberikan edukasi Edukasi perlu dilakukan dengan
terstruktur maupun yang hanya diberikan memperbanyak metode dan media
edukasi konvensional berupa leaflet. Self pembelajaran sehingga pasien akan lebih
efficacy kedua kelompok sama-sama tertarik untuk mengikutinya. Selain itu
mengalami peningkatan dan saat dibandingkan perawat juga perlu meningkatkan
diantara kedua kelompok tersebut, tidak pengetahuannya terkait penyakit gagal
terdapat perbedaan signifikan. Hal yang ginjal kronik dan hemodialisa.
Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia 2(1) : 22-28 (2016) 27
Wahyunah, Saefulloh, M., & Nuraeni, W.