Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI DASAR

FOTOSINTESIS

NAMA : MUHAMMAD RHOFLI NUR IRSYAH


NIM : H041 17 1313
KELOMPOK : I (SATU)
HARI / TANGGAL : RABU, 27 SEPTEMBER 2017
ASISTEN : ANDY NUGRAHA

LABORATORIUM BIOLOGI DASAR


UNIT PELAKSANA TEKNIS – MATA KULIAH UMUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Masa depan manusia sedikit banyak ditentukan oleh produksi bahan

makanan, bahan bakar dan serat melalui proses fotosintesis. Proses sintesis

karbohidrat dari bahan-bahan anorganik (CO2 dan H2O) pada tumbuhan

berpigmen dengan bantuan energi cahaya matahari disebut fotosintesis (Ai, 2012).

Berdasarkan reaksi fotosintesis di atas, CO2 dan H2O merupakan substrat

dalam reaksi fotosintesis dan dengan bantuan cahaya matahari dan pigmen

fotosintesis (berupa klorofil dan pigemen-pigmen lainnya) akan menghasilkan

karbohidrat dan melepaskan oksigen. Energi cahaya diubah menjadi energi kimia

oleh pigmen fotosintesis yang terdapat pada membran interna atau tilakoid.

Pigmen fotosintesis yang utama ialah klorofil dan karotenoid (Ai, 2012).

Fotosintesis mengalami evolusi sehingga dikenal adanya tumbuhan C3, C4

dan CAM yang dapat diamati sebagai variasi dalam fotosintesis fase II atau reaksi

fiksasi CO2. Tulisan ini akan menguraikan penggolongan tumbuhan C3, C4 dan

CAM, proses evolusi fotosintesis yang berkaitan dengan perubahan kondisi

atmosfir bumi berserta faktor-faktor lingkungan yang menguntungkan bagi

keberadaan tumbuhan dengan tipe-tipe fotosintesis tersebut (Ai, 2012).

Fotosintesis adalah proses sintesis karbohidrat dari bahan-bahan anorganik

(CO2 dan H2O) pada tumbuhan berpigmen dengan bantuan energi cahaya

matahari. Fotosintesis terdiri atas 2 fase, yaitu fase I yang berlangsung pada grana
dan menghasilkan ATP dan NADPH2 serta fase II yang berlangsung pada stroma

dan menghasilkan karbohidrat. Molekul air tidak dipecah dalam fotosintesis

primitif dan setelah evolusi molekul air dipecahkan melalui 2 fotosistem sehingga

O2 dilepaskan ke atmosfir. Fotosintesis berkembang menjadi lebih kompleks

secara biokimia sampai terjadinya pemisahan antara respirasi dan fotosintesis

beserta regulasinya. Evolusi tipe-tipe fotosintesis seperti C4 dan CAM merupakan

akibat menurunnya rasio CO2/O2 dan radiasi yang intensif pada atmosfir.

Fotosintesis merupakan penyusunan/pembuatan makanan yang terjadi di daun,

dilakukan oleh klorofil dengan bantuan energy cahaya. Secara alami fotosintesis

berlangsung dengan bantuan energi cahaya matahari dan terjadi di siang hari.

Fotosintesis bisa juga terjadi pada malam hari dengan bantuan cahaya lampu atau

cahaya lainnya (Ai, 2012).

Berdasarkan reaksi fotosintesis di atas, CO2 dan H2O merupakan substrat

dalam reaksi fotosintesis dan dengan bantuan cahaya matahari dan pigmen

fotosintesis akan menghasilkan karbohidrat dan melepaskan oksigen. Cahaya

matahari meliputi semua warna dari spektrum tampak dari merah hingga ungu,

tetapi tidak semua panjang gelombang dari spektrum tampak diserap oleh pigmen

fotosintesis. Atom O pada karbohidrat berasal dari CO2 dan atom H pada

karbohidrat berasal dari H2O. Pigmen fotosintesis yang utama ialah klorofil dan

karotenoi (Ai, 2012).

Oleh karena itu, percobaan fotosintesis perlu dilakukan agar dapat

dibuktikan bahwa proses fotosintesis dapat menghasilkan glukosa dan melepaskan

oksigen (Ai, 2012).


I.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :

1. Membuktikan proses fotosintesis akan menghasilkan glukosa.

2. Membuktikan proses fotosintesis melepaskan O2 atau oksigen.

I.3 Waktu dan Tempat Praktikum

Adapun waktu dan tempat percobaan ini yaitu, dilaksanakan pada hari

rabu tanggal 27 September 2017, dari pukul 07.30 sampai 10.00 wita. Bertempat

di Laboratorium Biologi Dasar, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Fotosintesis

Salah satu proses kehidupan tanaman ialah fotosintesis yang merupakan

proses biokimia untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi), dimana karbon

dioksida (CO2) dan air (H2O) dibawah pengaruh cahaya diubah ke dalam

persenyawaan organik yang berisi karbon dan kaya energi. Fotosintesis

merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon

bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi.

Reaksi dalam fotosintesis yang menghasilkan glukosa ialah sebagai berikut :

6H2O + 6CO2 → C6H12O6 (glukosa) + 6O2 (Pertamawati, 2010).

Glukosa digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti

selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung

melalui respirasi seluler. Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler

berkebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan

senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida,

air, dan energi kimia (Pertamawati, 2010).

Fotosintesis menyediakan makanan bagi hampir seluruh kehidupan dunia

baik secara langsung ataupun tak langsung. Organisme memperoleh senyawa

organik yang digunakannya untuk energi dan rangka karbon dengan satu atau dua

cara utama : nutrisi autotrofik atau heterotrofik. Tumbuhan disebut autotrof

karena nutrien satu – satunya yang mereka butuhkan adalah karbondioksida dari

udara dan air serta mineral dari tanah. Secara khusus, tumbuhan merupakan
fotoautotrof yaitu organisme yang menggunakan cahaya sebagai sumber energi

untuk mensintesis lipid, protein dan bahan organik lainnya. Fotosintesis juga

terjadi dalam algae termasuk protista tertentu, dan dalam sebagian prokariota

(Campbell, 2008).

II.2 Tempat Berlangsungnya Fotosintesis

Organ utama tumbuhan tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun.

Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil yang

memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang

disebut kloroplas, dimana fotosintesis berlangsung tepatnya pada bagian stroma

(Pertamawati, 2010).

Fotosintesis merupakan proses pemanfaatan energi matahari yang

dilakukan oleh tumbuhan hijau untuk mengubah bahan kimia anorganik menjadi

bahan makanan. Cahaya matahari yang digunakan dalam proses fotosintesis

adalah spektrum cahaya tampak, dari ungu sampai merah. Selama proses

fotosintesis dihasilkan karbohidrat dan oksigen (Maylinda, 2013).

Energi cahaya yang diserap klorofil inilah yang menggerakan sintesis

molekul makanan dalam kloroplas. Kloroplas ditemukan terutama dalam sel

mesofil, yaitu jaringan yang terdapat dibagian dalam daun. Karbondioksida masuk

kedalam daun, dan oksigen keluar, melalui pori mikroskopik yang disebut

stomata. Air yang diserap oleh akar dialirkan ke daun melalui berkas pembuluh.

Daun menggunakan berkas pembuluh untuk mengirimkan gula ke akar dan bagian

– bagian dari tumbuhan yang tidak berfotosintesis (Campbell, 2008).


II.3 Tahapan Fotosintesis

Sebenarnya, fotosintesis bukanlah merupakan proses tunggal, tetapi dua

proses yang masing – masing terdiri dari banyak langkah. Kedua tahap ini dikenal

sebagai reaksi terang dan siklus Calvin.

II.3.1 Reaksi Terang

Reaksi terang merupakan langkah – langkah fotosintesis yang mengubah

energi matahari menjadi energi kimiawi. Cahaya yang diserap oleh klorofil

menggerakkan transfer elektron dan hidrogen dari air ke penerima (akseptor) yang

disebut NADP+, yang menyimpan elektron berenergi ini untuk sementara. Air

terurai dalam proses ini, sehingga reaksi terang fotosintesislah yang melepas O2

sebagai produk samping (Campbell, 2008).

Reaksi terang menggunakan tenaga matahari untuk mereduksi NADP+

menjadi NADPH dengan cara menambahkan sepasang elektron bersama dengan

nukleus hidrogen, atau H+ . reaksi terang juga menghasilkan ATP dengan

memberi tenaga bagi penambahan gugus fosfat pada ADP, suatu proses yang

disebut fotofosforilasi. Dengan demikian, energi cahaya mula – mula diubah

menjadi energi kimiawi dalam dua senyawa : NADPH, sumber dari elektron dan

tenaga ATP, energi peredaran sel yang serbaguna. Reaksi terang tidak

menghasilkan gula. Reaksi terang terjadi di tilakoid (Campbell, 2008).

II.3.2 Reaksi Gelap

Gula terjadi pada tahap kedua fotosintesis, pada siklus Calvin. Siklus ini

berawal dari pemasukan CO2 dari udara ke dalam molekul organik yang telah
disiapkan dalam kloroplas. Pemasukan awal karbon ini ke dalam senyawa organik

dikenal sebagai fiksasi karbon (Campbell, 2008).

Siklus Calvin kemudian mereduksi karbon terfiksasi ini menjadi

karbohidrat melalui penambahan elektron. Tenaga pereduksian ini berasal dari

NADPH, yang memperoleh elektron berenergi dalam reaksi terang. Untuk

mengubah CO2 menjadi karbohidrat, siklus Calvin juga membutuhkan energi

kimiawi dalam bentuk ATP, yang juga dihasilkan oleh reaksi terang. Dengan

demikian, siklus Calvin inilah yang membuat gula. Langkah – langkah dalam

siklus Calvin biasanya disebut dengan reaksi gelap. Tempat siklus Calvin terjadi

yaitu di stroma (Campbell, 2008).

II.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fotosintesis

Beberapa faktor yang menentukan laju fotosintesis ialah intensitas cahaya,

konsentrasi karbon dioksida, suhu, dan kadar air (Pertamawati, 2010).

1. Cahaya

Intensitas cahaya laju fotosintesis akan berjalan maksimum ketika banyak

cahaya. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang

mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya

(Pertamawati, 2010).

Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan,

menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan

daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk

mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air yang

berlebihan (Pertamawati, 2010).


2. Konsentrasi karbon dioksida

Semakin banyak karbon dioksida di udara, semakin banyak jumlah bahan

yang dapat digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis. Jika kadar

CO2 dalam sel rendah (misalnya karena meningkatnya penyinaran dan suhu

sehingga laju produksi oksigen sangat tinggi dan stomata menutup), maka

fotosintesis akan menurun (Pertamawati, 2010).

Sebaliknya bila intensitas cahaya tinggi dan suhu rendah atau bila

intensitas cahaya rendah dan suhu tinggi atau intensitas cahaya rendah dan suhu

rendah , maka proses fotosintesis tidak akan berjalan optimal, bahkan tidak terjadi

proses fotosintesis (Pertamawati, 2010).

3. Suhu

Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja

pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan

meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim (Pertamawati, 2010).

4. Kadar air

Persentase berat kering planlet berhubungan dengan kadar air planlet.

Kekurangan air menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon

dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis. Akibatnya fotosintat yang

dihasilkan menurun jumlahnya, selain itu kadar oksigen (O2) yang dibebaskan

juga berkurang sehingga planlet yang dihasilkan akan lebih rendah persentase

berat keringnya (Pertamawati, 2010).


II.5 Tumbuhan C3, C4, Cam, dan C2

Ada 4 macam reaksi fiksasi CO2, diantaranya:

II.5.1 Daur C3 (daur Calvin)

Daur reaksi ini disebut daur C3 karena senyawa yang pertama kali

dihasilkan adalah senyawa dengan 3 atom karbon yaitu asam fosfogliserat dari

CO2; ribulosa-1,5-bifosfat dan H2O. Tumbuhan yang melaksanakan daur tersebut

disebut tumbuhan C3 (Ai, 2012).

2. Daur C4 (daur Hatch dan Slack)

Daur reaksi ini disebut daur C4 karena sebagian besar senyawa yang

pertama kali dihasilkan adalah senyawa dengan 4 atom karbon yaitu asam malat

dan asam aspartat dan tumbuhan yang melaksanakan daur tersebut disebut

tumbuhan C4. Yang termasuk tumbuhan C4 adalah beberapa spesies Gramineae

di daerah tropis termasuk jagung, tebu, sorghum (Ai, 2012).

3. Daur CAM (Crassulacean Acid Metabolism)

Daur CAM merupakan fiksasi CO2 pada spesies sukulen anggota famili

Crassulaceae (misalnya kaktus, nenas) yang hidup di daerah kering, mempunyai

daun tebal dengan rasio permukaan terhadap volume rendah, laju transpirasi

rendah, sel-sel daun mempunyai vakuola relatif besar dan lapisan sitoplasma yang

tipis. Fiksasi yang menghasilkan asam malat terjadi pada malam hari pada saat

stomata terbuka dan daur Calvin yang menghasilkan glukosa terjadi pada siang

hari pada saat stomata tertutup (Ai, 2012).


4. Daur C2 (daur glikolat atau fotorespirasi)

Selain bereaksi dengan CO2, enzim ribulosa bifosfat karboksilase yang

mengkatalisis pembentukan fosfogliserat dalam daur C3, juga dapat bereaksi

dengan O2, sehingga pada kondisi demikian enzim ini disebut ribulosa bisfosfat

oksigenase (Ai, 2012).

II.6 Percobaan Fotosintesis

II.6.1 Percobaan Ingenhousz

Pada tahun 1779, Jan Ingenhousz seorang ahli fisiologi dari Belanda
melakukan percobaan dengan menggunakan tumbuhan air (Hydrilla verticilata). J.
Ingenhousz adalah dokter istana Ratu Austria, yang menghabiskan musim panas
dekat London dengan melakukan lebih dari 500 eksperimen, di mana ia
menemukan bahwa cahaya memainkan peran utama dalam fotosintesis.
(Rianawaty, 2009).
Percobaannya menunjukan tiga hal penting, yaitu: 1. Gas yang dikeluarkan
oleh tumbuhan itu ternyata adalah O2. 2. Cahaya matahari dibutuhkan untuk
proses fotosintesis 3. Bagian yang berhijau daun saja yang mengeluarkan O2.
(Rianawaty, 2009).
II.6.2 Percobaan Sachs
Pada tahun 1962, Gustav Julius Von Sachs, membuktikan bahwa pada

fotosintesis terbentuk karbohidrat amilum. Adanya amilum dapat dibuktikan

dengan pengujian dengan yodium, amilum dengan yodium memberikan warna

hitam. Amilum hanya terdapat pada bagian daun yang hijau dan terkena sinar.

Amilum disusun di dalam kloroplas dan juga di dalam leukopas sebagai tempat

untuk menyimpannya, penyusunan amilum memerlukan bahan berupa glukosa-l-

pospat serta bantuan enzim berupa posporilase amilum. Pada penggandengan ini

terlepaslah molekul – molekul pospat (Campbell, 2008).


BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat

Alat yang digunakan pada percobaan fotosintesis yakni kertas timah,

penjepit, gelas piala, tabung reaksi, alkohol 95%, JKJ, air panas, dan corong.

III.1.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan fotosintesis yakni Mangga

(Mangifera indica) dan Tanaman Hydrilla verticillata Hoyle.

III.2 Cara Kerja

III.2.1 Perobaan Sachs

1. Menutup sebagian dari permukaan daun yang akan diperiksa yang belum

terkena sinar matahari (sebaiknya dilakukan sebelum jam 06.00) dengan

kertas timah dan jepit rapat (dengan paper clip), membiarkan beberapa

jam.

2. Memetik daun perccobaan tadi dan memasukkan/celupkan ke dalam air

mendidih sehingga daun tersebut layu, hal ini berfungsi untuk mematikan

sel.

3. Mencelupkan ke dalam alkohol mendidih beberapa saat , hal ini berfungsi

untuk melarutkan klorofil pada daun.

4. Mencelupkan lagi ke dalam larutan JKJ beberapa saat, selanjutnya

membilas dengan air mengalir agar sisa larutan JKJ hilang.


5. Mengamati apa yang terjadi terhadap daun percobaan tadi. Warna hitam

atau biru tua pada daun menunjukkan adanya amilum sebagai hasil proses

fotosintesis.

III.2.2 Percobaan Ingenhousz

1. Mengisi gelas piala dengan air kemudian memasukkan Hydrilla

verticillata ke dalamnya.

2. Memasukkan corong terbalik ke dalam gelas piala sedemikian rupa

sehingga Hydrilla verticillata semuanya berada di bawah corong.

3. Menutup pangkal corong tersebut dengan tabung reaksi terbalik yang

berisi sejumlah air.

4. Menempatkan percobaan ini di bawah matahari atau cahaya lampu yang

mempunyai intensitas tinggi.

5. Mengamati apakah terjadi gelembung-gelembung udara yang terkumpul di

dasar tabung reaksi. Jika ada berarti terbentuk oksigen (02).

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil
IV.1.1 Percobaan Sachs

( Gambar IV.1 prosedur kerja percobaan Sachs )

( Gambar IV. 2 Foto hasil percobaan Sachs )


IV.1.2 Percobaan Ingenhouz

(Gambar IV. 3 hasil percobaan ingenhouz reaksi terang ) (Gambar IV. 4 hasil percobaan ingenhouz reaksi gelap)
IV.2 Pembahasan
IV.2.1 Percobaan Sachs

Ketika daun yang telah direbus selama beberapa menit dibilas dengan air

dan di tetesi lugol, maka bagian daun yang tidak ditutupi alumunium tersebut

akan mengalami perubahan warna menjadi hitam. Hal tersebut menandakan

bahwa bagian daun yang tidak ditutupi kertas alumunium tetap dapat melakukan

fotosintetis, sehingga ketika bereaksi dengan lugol. Maka, bagian daun itu

mengalami perubahan warna menjadi hitam, yang menandakan bahwa proses

foosintetis menghasilkan amilum atau karbohidrat.

Keadaan daun Warna


Sebelum Sesudah
ditetesi lugol ditetesi lugol
Tertutup Hijau Hijau pucat
Terbuka Hujau terang Hitam

IV.2.2 Percobaan Ingenhouz

1. Reaksi terang
Interval Waktu n Gelembung
0 – 5 menit 2
5 – 10 menit 56
10 – 15 menit 390
15 – 20 menit 494

2. Reaksi terang

Interval Waktu n Gelembung


0 – 5 menit 0
5 – 10 menit 0
10 – 15 menit 0
15 – 20 menit 0
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau

energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri

dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan

energi cahaya matahari. Adapun persamaan reaksi fotosintesis yaitu:

6CO2 + 6H2O cahaya matahari + klorofil C6H12O6 + 6O2 + Energi

Dari hasil percobaan Ingenhousz dapat disimpulkan bahwa dalam proses

fotosintesis terjadi pelepasan O2 pada tanaman sedangkan dari hasil percobaan

Sachs dapat disimpulkan bahwa dalam proses fotosintesis dihasilkan glukosa atau

amilum. Percobaan yang berkaitan dengan fotosintesis: Ingenhousz, T.W

Engelmann, J.V. Sachs, Robert Hill,Blackman

Proses fotosintesis terdiri dari dua reaksi, yaitu reaksi gelap dan reaksi

terang. Faktor yang mempengaruhi fotosintesis: Intensitas cahaya, Konsentrasi

karbon dioksida, Suhu, Kadar air, Kadar fotosintat (hasil fotosintesis), Tahap

pertumbuhan. Peranan cahaya dalam fotosintesis adalah sebagai sumber energi

(foton).

V.2 Saran
Adapun saran yaitu lebih meningkatkan kebersihan didalam maupun

diluar ruangan, baik itu dari segi kebersihan alat maupun ruangan dan lebih

meningkatkan kecermatan dalam melakukan percobaan.


DAFTAR PUSTAKA

Ai, Nio Song. 2012. Evolusi Fotosintesis Pada Tumbuhan. Jurnal Ilmiah Sains.

Vol. 12 No. 1. Hal: 29-34.

Campbell, Reece, J.B. Urry, L.A., Wasserman, S.A., Minorsky, P.V., dan

Jackson,.

Pertamawati. 2010. Pengaruh Fotosintesis Terhadap Pertumbuhan Tanaman

Kentang (Solanum Tuberosum L.) Dalam Lingkungan Fotoautotrof

Secara Invitro. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia. Vol. 12, No. 1.

Hal: 31-37.

Rianawaty, Ida. 2009. Biologi Chapter 8 Fotosintesis.

Maharani, Maylinda uti. 2013. PENGEMBANGAN PETUNJUK PRAKTIKUM

IPA TERPADU TEMA FOTOSINTESIS BERBASIS LEARNING

CYCLE UNTUK SISWA SMP. Semarang.

Anda mungkin juga menyukai