Anda di halaman 1dari 3

Evolusi Kangguru

Kanguru merupakan salah satu mamalia yang bergerak dengan cara melompat, namun
siapa sangka jika dulu hewan khas Australia ini bisa berjalan seperti manusia. Kanguru
merupakan salah satu mamalia yang bergerak dengan cara melompat. Namun baru-baru ini
sebuah penelitian menyatakan bahwa pada zaman dahulu kanguru berjalan seperti manusia.

Kabarnya kangguru merupakan jenis dari hewan prasejarah yang mampu bertahan
dari evolusi yang mereka alami. Menurut para ilmuwan, dahulu bentuk dari anatomi tubuh
kangguru tidak sama dengan yang sekarang, pada 100 ribu tahun yang lalu kangguru
memiliki bentuk tubuh yang besar, dan wajah yang pendek. Bahkan dahulu cara berjalan
kangguru itu dipercaya tidak melompat seperti sekarang, melainkan berjalan dengan dua kaki
layaknya manusia. munurut para ilmuan, cara berjalan kangguru berubah dengan melompat
adalah karena kangguru menyadari bahwa melompat merupakan cara lebih efisien untuk
berpindah tempat. Tahapan evolusi yang di lalui, membuat anatomi kaki kangguru menjadi
berubah lebih fleksibel untuk melakukan lompatan.

Dalam jurnal PLoS One dikatakan bahwa dahulu kanguru berjalan tegak dengan dua
kaki seperti manusia. Para peneliti mengklaim bahwa spesies kanguru ini telah punah berjuta
tahun yang lalu.

Peneliti mengatakan bahwa kanguru jenis ini merupakan salah satu keluarga dari
kanguru dengan genus sthenurine, dan beberapa spesiesnya memiliki ukuran raksasa dengan
berat lebih dari 220 kilogram. Sthenurine adalah jenis kanguru yang memiliki ekor kuat. Saat
ini ada lebih dari 30 kanguru modern dengan genus Sthenurine berkeliaran di Australia.
Christine Janis, salah seorang penulis laporan tersebut mengatakan bahwa ketika kanguru
melompat untuk mencapai kecepatan yang tinggi, mereka menggunakan ekornya sebagai
kaki ketiga. Namun kanguru Sthenurine tidak bisa melakukan gerakan seperti ini. "Mereka
melakukan hal lain untuk bergerak dengan perlahan seperti manusia," ujar Janis dikutip dari
TheGuardian.

Janis dan beberapa rekannya meneliti berbagai komponen dan struktur kerangka
kanguru Sthenurine dan mengidentifikasi beberapa perbedaan dengan kanguru modern.
Sthenurine memiliki otot pinggul yang lebih besar dengan sendi lutut yang lebih luas
sehingga memungkinkan memiliki otot gluteal yang lebih besar. Dengan ukuran otot ini,
kanguru dapat berjalan seperti manusia. Janis menambahkan bahwa Sthenurine selain
berjalan dengan gaya seperti manusia, juga dapat melompat dengan kecepatan tinggi mirip
kanguru Sthenurine modern. Selain itu para peneliti juga memperkirakan bentuk tubuh
kanguru ini menyerupai kelinci dengan ukuran yang besar.

Janis dan beberapa peneliti menghabiskan waktu sekitar sembilan tahun untuk
mempelajari kanguru jenis ini. Menurutnya fisiologis dan beberapa struktur tubuh mereka
sangat berlawanan dengan kanguru yang berjalan dengan melompat. Hingga saat ini para
peneliti akan mempelajari struktur rangka dan melakukan pencarian fosil dengan lebih lanjut
agar dapat diketahui di wilayah mana saja kanguru Sthenurine primitif ini tinggal.

Dua spesies kanguru purba, yang tak melompat, telah muncul sebagai nenek moyang
dari penerus mereka di era modern, dan diyakini telah mengalahkan spesies lain yang
memiliki taring, dalam lomba evolusi untuk bertahan hidup.

Kanguru, yang bisa menjadi nenek moyang dari semua kanguru modern dan walabi di
Australia, itu ditemukan oleh tim ilmuwan dari Museum Australia Barat, Universitas
Queensland (UQ) dan Universitas New South Wales.

Kurator Mamalia di Museum Australia Barat, Dr Kenny Travouillon, mengatakan,


spesies itu hidup sekitar 15-23 juta tahun yang lalu. "Mereka cukup kecil dibandingkan
dengan kanguru modern, mereka seukuran walabi. Kanguru ini bergerak dengan merangkak,
kami tahu mereka tak bisa melompat karena kaki dan pergelangan tulang mereka bentuknya
tak tepat," jelasnya.

Spesies baru ini ditemukan dari pemeriksaan fosil yang dikumpulkan oleh mahasiswa
PhD UQ, Kaylene Butler, dari wilayah Warisan Dunia Riversleigh di barat Queensland. Dr
Kenny mengatakan, spesies itu tergolong genus baru dari hewan yang disebut ‘Cookeroo’.
"Dua spesies baru dalam genus itu merupakan Cookaroo bulwidarri, yang hidup sekitar 23
juta tahun yang lalu dan Cookaroo hortusensis, yang hidup 20-18 juta tahun yang lalu,"
terangnya. "Dua spesies ini, khususnya, muncul satu demi satu ... mereka memberitahu kami
tentang evolusi yang berkelanjutan dari genus kanguru dan lintasan serta evolusi kanguru
secara bersamaan,” imbuhnya. "Kami tahu sangat sedikit tentang evolusi marsupial sebelum
26 juta tahun yang lalu. Penemuan ini, pada dasarnya, mengisi kekosongan untuk
memberitahu kami bagaimana mereka berevolusi," sambung Dr Kenny.

Tim ini percaya, spesies baru tersebut bersaing langsung dengan kelompok kedua
kanguru, disebut ‘balbarid’ atau kanguru bertaring, yang juga tinggal di Riversleigh pada saat
itu. "Tampaknya spesies baru selamat dan keturunan mereka berkembang, kami percaya itu
berkembang menjadi spesies kanguru lompat dan walabi modern, sementara sepupu mereka
yang bertaring, punah," jelas Dr Kevin. Ia mengemukakan, "Setiap kali kami menemukan
spesies baru itu menambahkan pohon keluarga, dan kami bisa menganalisis serta memproses
pemahaman kami sehingga itu terus berubah karena penemuan-penemuan baru."

Sumber : - Radio Australia. (2016, 19 februari). Nenek Moyang Kanguru Ternyata Tak
Bisa Melompat. Diakses pada 2 Februari 2017, dari
http://www.radioaustralia.net.au/indonesian/2016-02-19/nenek-moyang-
kanguru-ternyata-tak-bisa-melompat/1550192.

- CNN Indonesia. (2014). Tidak Cuma Melompat Dulu Kanguru Bisa Berjalan.
Diakses pada 2 Februari 2017, dari
http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20141020132529-199-6962/tidak-cuma-
lompat-dulu-kanguru-bisa-berjalan

Nama : Muh Rhofli Nur Irsyah H


Kelas : XII IPA 1

Anda mungkin juga menyukai