Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH MANAJEMEN PEMILIHAN PEMBIBITAN SAPI POTONG

Oleh :
Nama : Thomas Fajar Nuralam
Nim : D1A016217
Kelas :A
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS)
dalam bidang peternakan, maka pengembangan perbibitan ternak diarahkan pada peni
ngkatan mutu ternak, sumber daya ternak, daya dukung wilayah, pengawasan mutu
dan penguasaan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan
produktifitas ternak.
Untuk mendapatkan bibit sapi potong yang bermutu perlu di lakukan pengawasan
mutu bibit sesuai dengan standar, salah satu langkah pengawasan adalah perlunya di
lakukan pemilihan/ penilaian sapi potong. Seleksi atau pemilihan sapi yang akan
dipelihara merupakan salah satu faktor penentu dan mempunyai nilai strategis dalam
upaya mendukung terpenuhinya kebutuhan daging, sehingga diperlukan upaya
pengembangan pembibitan sapi potong secara berkelanjutan.
Bibit ternak merupakan salah satu sarana produksi yang memiliki peran yang
sangat penting dan strategis dalam upaya meningkatkan jumlah dan mutu produksi
ternak, dan sebagai salah satu faktor dalam penyediaan pangan asal ternak yang
berdaya saing tinggi. Untuk dapat menghasilkan bibit ternak yang unggul dan
bermutu tinggi diperlukan proses manajemen pemeliharaan, pemuliabiakan
(breeding), pakan dan kesehatan hewan ternak yang terarah dan berkesinambungan.
Produksi bibit ternak tersebut diarahkan agar mampu menghasilkan bibit ternak
yang memenuhi persyaratan mutu untuk didistribusikan dan dikembangkan lebih
lanjut oleh instansi pemerintah, masyarakat maupun badan usaha lainnya yang
memerlukan dalam upaya pengembangan peternakan secara berkelanjutan dan
berdaya saing tinggi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana tahapan manajemen pemilihan bibit sapi potong
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tahapan tahapan manajemen pemilihan bibit sapi potong
II PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Pemuliaan adalah merupakan suatu usaha untuk memperbaiki atau meningkatkan
mutu genetik ternak melalui pengembanganbiakan ternak-temak yang memiliki potensi
genetik yang baik sehingga diperoleh kinerja atau potensi produksi yang diharapkan.
Sedangkan arti pembibitan adalah suatu tindakan peternak untuk menghasilkan
ternak bibit, dimana yang dimaksud dengan temak bibit adalah ternak yang memenuhi
persyaratan dan karakter tertentu untuk dikembangbiakan dengan tujuan standar produksi
kinerja yang ditentukan.
2.2 Bangunan dan Peralatan Semi Intensif
Untuk pembibitan sapi potong sistem semi intensif diperlukan bangunan dan
peralatan seperti kandang yang dapat menampung dan melindungi ternak pada malam
hari atau selesai digembalakan. Pemagaran kandang dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan jumlah dan daya tamping dan halaman sekitar kandang (Cattle Yard)
yaitu bagian dari kandang yang dapat digunakan untuk tempat sapi berjalan jalan, tempat
mengawinkan, penanganan sapi dalam hal vaksinasi, bongkar muat, dan sebagainya ada
juga peralatan yang harus diperhatikan yaitu tempat pakan dan tempat minum berupa bak
dari beton berukuran tinggi 60cm, lebar 60 cm dan panjang sesuai panjang kandang, atau
dapt pula menggunakan drum plastik, peralatan kebersihan kandang, seperti sekop, sapu
lidi, sikat lantai, ember untuk membersihkan kandang dan keperluan lainnya dan
peralatan penanganan ternak seperti tambang pengikat ternak yaitu agar ternak mudah
dikendalikan.
2.3 Bangunan dan Peralatan Intensif
Untuk pembibitan sapi potong sistem pemeliharaan intensif diperlukan bangunan,
peralatan, persyaratan teknis dan tataletak kandang yang memenuhi persyaratan yaitu
seperti bangunan kandang pemeliharaan, kandang isolasi, gudang pakan dan peralatan
dan unit penampungan dan pengolahan limbah adapun peralatan meliputi tempat pakan
dan tempat minum, alat pemotong dan pengangkut rumput, alat pembersih kandang dan
pembuatan kompos, peralatan kesehatan hewan
2.4 Klasifikasi bibit
Bibit sapi potong diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu bibit dasar
(elite/foundation stock), diperoleh dari proses seleksi rumpun atau galur yang mempunyai
nilai pemuliaan di atas nilai rata-rata, bibit induk (breeding stock), diperoleh dari proses
pengembangan bibit dasar, bibit sebar (commercial stock), diperoleh dari proses
pengembangan bibit induk.
Standar mutu bibit untuk menjamin mutu produk yang sesuai dengan permintaan
konsumen, diperlukan bibit ternak yang bermutu, sesuai dengan persyaratan teknis
minimal bibit harus sehat dan bebas dari segala cacat fisik seperti cacat mata (kebutaan),
punggung atau cacat tubuh lainnya, semua sapi bibit betina harus bebas dari cacat alat
reproduksi, abnormal ambing serta tidak menunjukkan gejala kemandulan, sapi bibit
jantan harus siap sebagai pejantan serta tidak menderita cacat pada alat kelaminnya.

Anda mungkin juga menyukai