Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan

1. Hasil Ekstraksi Biji Pala

No. Berat Sampel Kering Jumlah Cairan Berat Ekstrak


Penyari Kering
1.

2. Hasil KLT

No. Nama Ekstrak Eluen Jumlah Noda (Nampak


pada sinar UV)
1. Metanol CHCl3-MeOH-H2O 3
(16 : 6 : 1)
2. Metanol EtOAc-EOH-H2O 3
(10 : 2 : 1)
3. Metanol Benzen-EtOAc 2
(8 : 2)
4. Metanol Heksana-EtOAc 1
(7 : 3)
5. Eter Benzen-EtOAc 1
(8 : 2)
6. Eter Heksana-EtOAc 1
(7 : 3)
7. n – Butanol CHCl3-MeOH-H2O 4
(16 : 6 : 1)

8. n – Butanol EtOAc-EOH-H2O 4
(10 : 2 : 1)

B. Pembahasan

Pada praktikum kali ini, dilakukan ekstraksi dari bahan - bahan alam yang

mengandung zat berkhasiat yang berada di lingkungan sekitar. Bahan alam yang

digunakan pada percobaan kali ini adalah biji pala (Myristica fragrans).

Percobaan ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui dan memahami

cara mengekstraksi dan mengidentifikasi komponen kimia yang terkandung dalam

bahan alam atau simplisia. Pada praktikum kali ini, ekstrak komponen kimia dilakukan
dengan metode sokletasi kemudian diisolasi dengan cara ekstraksi cair - cair setelah

itu di KLT.

Adapun pemilihan metode untuk ekstraksi simplisia, disesuaikan dengan

tekstur dari bahan alam yang akan diekstraksi. Biji pala (Myristica fragrans) memiliki

struktur yang agak keras sehingga diekstraksi dengan metode sokletasi. Proses

sokletasi merupakan proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut secara berulang-

ulang, Proses ekstraksi minyak dari biji pala dimulai dengan dimasukkan kertas saring

yang di isi dengan biji pepaya yang telah di haluskan dan dimasukkan pelarut metanol

sedikit demi sedikit. Digunakan pelarut metanol karena metanol memiliki sifat semi

polar sehingga senyawa polar dan non polar pada biji pala akan ditarik keluar oleh

metanol tersebut. Larutan metanol tersebut dipanaskan di atas hot plate. Pada

pemanasan metanol tersebut terjadi penguapan, uap tersebut melewati sifon masuk ke

dalam kondensor. Di dalam kondensor uap pelarut akan didinginkan atau disebut

terkondensasi. Uap pelarut yang terkondensasi akan jatuh membasahi simplisia biji

pala hingga mencapai 22 siklus. Pada saat itu terjadi proses ekstraksi dengan metode

dingin. Ekstrak dari biji pala tersebut akan mengalir menuju labu alas melalui pipa F.

Ekstrak cair yang diperoleh disaring dan diuapkan pada rotavapor hingga memperoleh

ekstrak metanol kental. Ekstrak yang diperoleh dimasukkan ke dalam cawan dan

diuapkan lagi pada waterbath hingga ekstrak benar - benar lebih kental lagi.

Selanjutnya diekstraksi lebih lanjut dengan ekstraksi cair - cair (corong pisah).

Diekstraksi dengan masing - masing eter dan n - butanol, ekstrak yang diperoleh

dimasukkan kedalam vial dan diuapkan lagi di waterbath.

Prinsip ekstraksi cair - cair adalah menggunakan 2 fase pelarut yang tidak

bercampur, yaitu pelarut polar (air) dan pelarut non polar (eter) sehingga kedua pelarut

akan terpisah di dalam corong pisah. Pada keadaan tersebut, zat aktif yang bersifat

polar akan tertarik ke dalam air dan yang bersifat non polar tertarik ke dalam eter.
Pelarut n - butanol bersifat polar sehingga harus dijenuhkan dengan air agar di dalam

corong pisah n - butanol tidak lagi menarik air sehingga kedua pelarut tetap terpisah.

Ekstrak methanol, eter dan n - butanol kemudiaan diidentifikasi komponen

kimianya secara kromatografi lapis tipis. Metode KLT didasarkan pada prinsip

adsirbsi dan partisi. Komponen kimia akan teradsorbsi pada fase diam (silika gel) dan

terpartisi oleh fase gerak (eluen). Lempeng KLT yang telah ditotol dengan ekstrak

dimasukkan ke dalam eluen sesuai kepolarannya.

Untuk ekstrak eter yang bersifat non polar dimasukkan dalam chamber berisi

eluen benzene-EtOAc (8 : 2), bersama esktrak metanol. Ekstrak n - butanol yang

bersifat polar dimasukkan ke dalam chamber berisi eluen CHCl3-MeOH-H2O (16 : 6 :

1) bersama ekstrak metanol. Kemudian lempeng dibiarkan hingga terelusi sampai

batas atas. Adanya perbedaan kepolaran tiap komponen kimia menyebabkan terjadinya

pemisahan. Komponen kimia ini akan tampak sebagai noda pada lempeng KLT jika

dilihat dengan lampu UV.

Pada sampel biji pala (Myristica fragrans), ekstrak metanol biji pala

menggunakan eluen polar yaitu CHCl3-MeOH-H2O (16 : 6 : 1) terdapat 3 noda, pada

eluen EtOAc-EOH-H2O (10 : 2 : 1) terdapat 3 noda, pada eluen non polar benzene-

EtOAc (8 : 2) terdapat 2 noda dan pada eluen heksana-EtOAc (7 : 3) terdapat 1 noda.

Ekstrak n - butanol biji pala menggunakan eluen polar yaitu CHCl3-MeOH-H2O (16 :

6 : 1) terdapat 4 noda, dan pada eluen EtOAc-EOH-H2O (10 : 2 : 1) terdapat 4 noda.

Ekstrak eter biji pala menggunakan eluen non polar benzene-EtOAc (8: 2) terdapat 1

noda dan pada eluen heksana-EtOAc (7 : 3) terdapat 1 noda. Pada hasil yang

didapatkan ,baik eluen semi polar maupun polar dan non polar dapat menghasilkan

senyawa - senyawa kimia. Yang dapat disimpulkan bahwa biji pala terdapat beberapa

senyawa kimia yang terkandung di dalamnya dan dapat dilihat dari noda yang muncul.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan :

Setelah dilakukan pengamatan di laboratorium, maka dapat disimpulkan bahwa

sampel biji pala terdapat :

1. Ekstrak metanol biji pala (Myristica fragrans)

Ekstrak metanol biji pala menggunakan eluen polar yaitu CHCl3-MeOH-H2O

(16 : 6 : 1) terdapat 3 noda, pada eluen EtOAc-EOH-H2O (10 : 2 : 1) terdapat

3 noda, pada eluen non polar benzene-EtOAc (8 : 2) terdapat2 noda dan pada

eluen heksana-EtOAc (7 : 3) terdapat 1 noda.

2. Ekstrak n - butanol biji pala (Myristica fragrans)

Ekstrak n - butanol biji pala menggunakan eluen polar yaitu CHCl3-MeOH-

H2O (16 : 6 : 1) terdapat 4 noda, dan pada eluen EtOAc-EOH-H2O (10 : 2 : 1)

terdapat 4 noda

3. Ekstrak eter biji pala (Myristica fragrans)

Ekstrak eter biji pala menggunakan eluen non polar benzene-EtOAc (8: 2)

terdapat 1 noda dan pada eluen heksana-EtOAc (7 : 3) terdapat 1 noda.

B. Saran
1. Usahakan sampel berada dalam keadaan kering
2. Hati-hati dalam pemanasan alat, ingat peralatan yang digunakan pada
percobaan ini mayoritas adalah barang mahal
3. Kenali jenis sampel agar mudah menentukan pelarut yang pas
4. Jangan lupa memasukkan batu didih agar tak terjadi bumping
5. Lakukan praktikum dengan tenang dan teratur agar praktikum menjadi lebih
kondusif
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1990. Diktat Kuliah Kimia Bahan Alam. Jakarta: Dapartemen Pendidikan
Universitas Terbuka.

Guenther, E. 1987. Biji Pala. Jilid I. Jakarta: UI Press.

Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Biji Pala. Jakarta : Balai Pustaka.

Khopkar, SM. 1987. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press.

Departemen Kesehatan RI. 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Jakarta : Direktorat


Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
Underwood, A. L dan Day A. R. 1990. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima.
Penerbit Jakarta.: Erlangga.
Asmiarti. Dkk. 2006. Pengaruh Jenis dan Perbandingan Pelarut terhadap Hasil
Ekstraksi Biji Pala Mawar. J. Hart : Vol 16 No.4: 356-359., diakses 11 Juli 2018
Skema Kerja Sokletasi

Simplisia Kering Biji pala 50 g

Dimasukkan di atas kertas saring dan

dibasahi sedikit demi sedikit

Larutan penyari dipanaskan

Terjadi penguapan pada larutan penyari

Uap melewati sifon masuk ke dalam kondensor

Di dalam kondensor, uap pelarut akan

didinginkan (terkondensasi)

Uap pelarut yang terkondensasi

akan jatuh membasahi sampel

Ekstrak akan mengalir menuju

labu alas melalui pipa F


Skema Kerja Ekstraksi Cair - Cair (Corong Pisah)

Bersifat semi polar EKSTRAK METANOL

Diuapkan hingga kental

Diidentifikasi komponen kimia KLT Disuspensi dengan air

Diekstraksi dengan pelarut eter


dalam corong pisah (diulang 3x)

Diperoleh

Bersifat non polar EKSTRAK ETER air

Diekstraksi dengan pelarut n -


butanol dalam corong pisah
(diulang 3x)

Diperoleh

Bersifat polar EKSTRAK N – BUTANOL air

Diuapkan hingga kental

Diidentifikasi komponen kimia secara KLT


Tabel Data Nilai Rf

No. Nama Ekstrak Jumlah Noda (Nampak Nilai Rf Warna Noda


pada sinar UV)
1. Metanol 3 0,94 Merah
CHCl3-MeOH- 0,84 Hijau
H2O 0,62 Hijau
(16 : 6 : 1)
2. Metanol 3 0,86 Merah
EtOAc-EOH- 0,74 Hijau
H2O 0,34 Hijau
(10 : 2 : 1)
3. Metanol 2 0,92 Merah
Benzen-EtOAc 0,8 Hijau
(8 : 2)
4. Metanol 1 0,94 Merah
Heksana-EtOAc
(7 : 3)
5. Eter 1 0,92 Merah
Benzen-EtOAc
(8 : 2)
6. Eter 1 0,84 Merah
Heksana-EtOAc
(7 : 3)
7. n – Butanol 4 0,94 Merah
CHCl3-MeOH- 0,82 Hijau
H2O 0,74 Hijau
0,56 Hijau
(16 : 6 : 1)
8. n – Butanol 4 0,94 Merah
EtOAc-EOH- 0,84 Hijau
H2O 0,78 Hijau
0,38 Hijau
(10 : 2 : 1)

Anda mungkin juga menyukai