Anda di halaman 1dari 10

Khairil Fitryadi, Sutikno

Pengenalan Jenis Golongan Darah Menggunakan


Jaringan Syaraf Tiruan Perceptron

Khairil Fitryadi*1), Sutikno*2)

**
Jurusan Ilmu Komputer/Informatika, Fakultas Sains dan Matematika,
Universitas Diponegoro
1
khairilfitryadi@gmail.com, 2)tik@undip.ac.id

Abstrak

Darah merupakan salah satu bagian penting dalam tubuh. Darah dibedakan menjadi
beberapa golongan yaitu A, B, O, dan AB. Secara konvensional, mendeteksi golongan
darah dengan cara meneteskan serum anti-A dan serum anti-B ke darah yang akan
dikenali kemudian melakukan pengamatan langsung terhadap reaksi tetesan serum
tersebut. Hal ini yang menyebabkan terjadi kesalahan identifikasi mulai dari kurang teliti
dan terburu-buru dalam mengamati. Pada penelitian ini, pengenalan golongan darah
pada citra digital menggunakan metode jaringan syaraf tiruan perceptron. Hasil dari
penelitian ini yaitu banyaknya variasi citra data pelatihan mempengaruhi tingkat akurasi
sistem pengenalan jenis golongan darah dan algoritma yang digunakan mampu
menghasilkan tingkat akurasi 80,25%.

Kata kunci: Jaringan syaraf tiruan, perceptron, golongan darah, darah, citra digital

Abstract

Blood is one of the important parts of the body. Blood can be divided into several groups,
namely A, B, O and AB. Conventionally, detecting blood group with dripping serum anti-
A and anti-B serum of blood to be recognized then direct observation of the reaction of
the serum droplets. This is causing the identification error occurs from less scrupulous
and rush in to observe. In this study, the identification of blood group on digital images
using artificial neural network perceptron. Results from this research that many
variations of the image of the training data affects the accuracy of the recognition system
blood group types and algorithms in use are capable of producing 80.25% accuracy rate.

Keywords: Artificial neural network, perceptron, blood type, blood, digital image

Naskah diterima 22 April 2016; revisi naskah diterima 23 Juni 2016; diterima untuk
publikasi 11 November 2016; dipublikasikan secara online 21 November 2016

1 PENDAHULUAN plasma tempat elemen selular diantaranya


eritrosit, leukosit, dan trombosit. Eritrosit
Darah adalah kendaraan untuk (sel darah merah) pada hakikatnya adalah
transport masal jarak jauh dalam tubuh kantung hemogoblin terbungkus membran
untuk berbagai bahan antara sel dan plasma yang mengangkut O2 dalam darah.
lingkungan eksternal antara sel-sel itu Leukosit (sel darah putih) satuan pertahanan
sendiri. Darah terdiri dari cairan kompleks

Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 7, Nomor 1, ISSN 2086 – 4930 1


Pengenalan Jenis Golongan Darah Menggunakan Jaringan…

sistem imun, diangkut dalam darah tempat Penelitian penentuan tipe golongan
cedera atau tempat invasi mikro organisme darah dengan teknik image prosessing telah
penyebab penyakit. Trombosit penting dilakukan [3,4,6]. Penelitian tersebut
dalam homeostasis, penghentian pendarahan bertujuan agar proses penentuan golongan
dari pembuluh yang cedera [5]. Jika darah darah dapat dilakukan dengan cepat
mengalami gangguan, maka segala proses diantaranya dengan melakukan proses
metabolisme tubuh akan terganggu pula. analisi secara otomatis, mulai proses
Salah satu penyakit yang terjadi pencampuran, pembacaan dan penentuan
karena gangguan darah adalah gagal ginjal. hasil golongan darah. Pada penelitian ini
Gagal ginjal terjadi karena kesalahan dalam menggabungkan penentuan golongan darah
transfusi darah yang mengakibatkan darah dengan metode image processing dan
dengan berbeda golongan tercampur dan jaringan syaraf tiruan perceptron.
membuat kerja ginjal menjadi lebih berat. Jaringan syaraf tiruan (JST)
Kesalahan dalam transfusi darah ini pernah merupakan representasi buatan yang
terjadi karena kesalahan dalam pengambilan mencoba mensimulasikan proses
data golongan darah seorang pasien. pembelajaran pada otak manusia. Beberapa
Kesalahan mendeteksi golongan darah metode JST yang dapat digunakan untuk
biasanya terjadi karena kurang teliti dan mengenali suatu citra atau pola adalah
terburu-buru dalam melakukan pengamatan. Backpropagation, Learning Vector
Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah metode Quantization (LVQ), dan Perceptron.
yang mampu mengenali jenis golongan Model JST Perceptron merupakan
darah secara otomatis sehingga diharapkan metode pelatihan terbimbing (supervised).
dapat mempermudah petugas medis dalam Metode terbimbing merupakan metode
melakukan pemeriksaan golongan darah. pelatihan yang memasukkan target keluaran
Secara manual, pengenalan golongan dalam data untuk proses pelatihannya. Hasil
darah dilakukan dengan cara mengambil dua dari pelatihan tersebut akan menghasilkan
tetes darah yang akan diindetifikasi. Darah bobot baru yang digunakan untuk proses
tersebut akan diletakkan pada sebuah pengenalan. Beberapa penelitian yang telah
preparat dan dibagi dalam 2 bagian. Masing- dilakukan dengan menerapkan JST
masing bagian darah akan ditetesi serum perceptron khususnya dalam bidang
anti A dan anti B. Setelah di campur, akan pengenalan pola diantaranya “Pengenalan
dilakukan pengamatan secara langsung Motif Batik Dengan Rotated Wavelet Filter
dengan mata telanjang terhadap reaksi yang dan Neural Network” oleh saudara
terjadi pada darah yang telah ditetesi serum. Bernardinus Arisandi, dkk dengan tingkat
Dari hasil pengamatan ini akan ditentukan akurasi mencapai 78,26% [1]. “Pengenalan
darah tersebut masuk dalam golongan A, B, Citra Objek Sederhana dengan Jaringan
AB atau O. Secara komputerisasi, golongan Syaraf Tiruan Metode Perceptron” oleh
darah dapat dikenali melalui pola dari citra saudara Ardi Pujianta dengan tingkat
darah yang telah telah ditetesi serum anti A akurasi mencapai 92,65% [9].
dan anti B. Setelah melalui beberapa tahap “Perancangan Pengenal QR (Quick
pengolahan citra, sistem akan melakukan Response) Code dengan Jaringan Syaraf
proses klasifikasi untuk menentukan jenis Tiruan Metode Perceptron” oleh saudari
golongan darah dari citra darah tersebut. Novalia dengan tingkat akurasi mencapai
87,25% [8]. Metode JST Peceptron sudah

2 Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 7, Nomor 1, ISSN 2086 – 4930


Khairil Fitryadi, Sutikno

banyak digunakan pada pengenalan pola


dengan tingkat akurasi yang lebih dari 75%,
sehingga sangat memungkinkan metode ini
diterapkan untuk mengenali jenis golongan
darah.

Gambar 1 Proses Pemotongan Citra


2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGOLAHAN CITRA


2.3 GRAYSCALLING (CITRA ABU-
Pengolahan citra (image processing) ABU)
adalah pemrosesan citra (image), khususnya
Citra grayscale merupakan citra
dengan menggunakan komputer, menjadi
digital yang hanya memiliki satu nilai kanal
citra yang kualitasnya lebih baik. Biasanya
pada setiap pixelnya, dengan kata lain nilai
operasi-operasi pada pengolahan citra
bagian RED = GREEN = BLUE. Sedangkan
diterapkan pada citra apabila [2]:
grayscalling merupakan proses mengubah
a. Perbaikan atau modifikasi citra perlu
citra RGB menjadi citra grayscale.[2]
dilakukan untuk meningkatkan kualitas
Cara mengubah citra berwarna yang
penampakan atau untuk menonjolkan
mempunyai nilai matrik masing - masing r,
beberapa aspek informasi yang
g dan b menjadi citra grayscale dengan nilai
terkandung di dalam citra.
s, maka konversi dapat dilakukan dengan
b. Elemen di dalam citra perlu
mengambil rata-rata dari nilai r, g dan b,
dikelompokkan, dicocokkan atau diukur.
seperti rumus 1.
c. Sebagian citra perlu digabung dengan
(1)
citra lain

2.2 CROPPING (PEMOTONGAN


2.4 THRESHOLDING (OPERASI
CITRA)
PENGAMBANGAN)
Cropping adalah proses pemotongan
Operasi pengambangan
citra pada koordinat tertentu pada area citra.
mengelompokkan nilai derajat keabuan
Proses pemotongan bagian dari citra
setiap pixel ke dalam 2 kelas, hitam dan
digunakan dua koordinat, yaitu koordinat
putih. Dua pendekatakan yang digunakan
awal yang merupakan awal koordinat bagi
dalam operasi pengambang adalah
citra hasil pemotongan dan koordinat akhir
pengambang secara global dan pengambang
yang merupakan titik koordinat akhir dari
secara lokal [2].
citra hasil pemotongan. Sehingga akan
membentuk bangun segi empat yang mana
tiap–tiap pixel yang ada pada area koordinat 2.4.1 PENGAMBANGAN SECARA
tertentu akan disimpan dalam citra yang GLOBAL
baru. Berikut ini adalah Gambar 1 yang
berisi proses pemotongan citra [2]. Setiap pixel di dalam citra dipetakan
ke dalam dua nilai, 1 atau 0 dengan fungsi
pengambang seperti pada rumus 2.

Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 7, Nomor 1, ISSN 2086 – 4930 3


Pengenalan Jenis Golongan Darah Menggunakan Jaringan…

( )
( ) Dimana (Pi, Li) adalah ukuran citra
{ ( )
input, (Po, Lo) adalah ukuran citra output,
dan (Sp, Sl) adalah variabel pengskalaan
yang diinginkan. Jika variabel pengskalaan
Dengan fB(i,j) adalah citra biner dari
bernilai lebih besar dari 1 maka hasil
citra grayscale fg(i,j), dan T menyatakan
pengskalaan akan memperbesar ukuran
nilai ambang. Nilai T memegang peranan
citra, sebaliknya apabila variabel
yang sangat penting dalam proses
pengskalaannya lebih kecil dari 1 maka
pengambangan. Kualitas hasil citra sangat
hasilnya akan memperkecil ukuran citra
tergantung pada nilai T yang digunakan.
[10].

2.4.2 PENGAMBANGAN SECARA LOKAL


2.6 DETEKSI TEPI
Pengambangan secara lokal dilakukan
Tepi (edge) adalah perubahan nilai
terhadap daerah-daerah di dalam citra.
intensitas derajat keabuan yang mendadak
Dalam hal ini citra dipecah menjadi bagian-
(besar) dalam jarak yang singkat. Perbedaan
bagian kecil, kemudian proses
intensitas inilah yang menampakkan rincian
pengambangan dilakukan secara lokal. Nilai
pada gambar. Tepi biasanya terdapat pada
ambang untuk setiap bagian belum tentu
batas antara dua daerah berbeda pada suatu
sama dengan bagian lain. Sebagai contoh
citra. Tepian dari suatu citra mengandung
pengambangan dilakukan terhadap daerah
informasi penting dari citra bersangkutan.
citra berukuran 3x3 atau 5x5 pixel . Nilai
Tepian citra merepresentasikan objek-objek
ambangnya ditentukan sebagai fungsi rata-
yang terkandung dalam citra seperti bentuk
rata derajat keabuan di dalam daerah citra
dan ukuran serta terkadang juga informasi
tersebut. Intensitas pixel yang berbeda
tentang teksturnya.[2]
secara signifikan dari nilai rata-rata tersebut
Tujuan operasi pendeteksian tepi
dianggap mengandung informasi kontras
adalah untuk meningkatkan penampakan
dan ini harus dipertahankan di dalam citra
garis batas suatu daerah atau objek di dalam
biner.
citra. Terdapat berbagai operator deteksi tepi
yang telah dikembangkan, salah satunya
2.5 SCALLING (PENSKALAAN)
adalah operator sobel. Operator sobel
Scalling (pengskalaan) adalah sebuah merupakan operator yang sensitif terhadap
operasi geometri yang memberikan efek tepian diagonal daripada tepian vertikal dan
memperbesar atau memperkecil ukuran citra horisontal. Operator ini terbentuk dari
input sesuai dengan variabel pengskalaan matriks berukuran 3x3 seperti pada rumus 5.
citranya. Ukuran baru hasil pengskalaan
[ ] [ ] (5)
didapat melalui perkalian antara ukuran citra
input dengan variabel pengskalaan. Proses
pengskalaan dapat dilakukan dengan rumus
3 dan 4. 2.7 JARINGAN SYARAF TIRUAN
( ) PERCEPTRON
( ) Jaringan syaraf tiruan pertama kali
didesain oleh Waren McCulloch dan Walter
Pits (1943), namun teknologi yang tersedia

4 Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 7, Nomor 1, ISSN 2086 – 4930


Khairil Fitryadi, Sutikno

pada saat itu belum memungkinkan mereka b = bias


berbuat lebih jauh [7]. w1, wi, wn = bobot
Jaringan syaraf tiruan adalah
paradigma pemrosesan suatu informasi Tujuan dari jaringan ini adalah
yang terinspirasi oleh sistem sel syaraf mengklasifikasikan setiap pola input ke
biologi, sama seperti otak yang memproses dalam kelas tertentu. Apabila output +1,
suatu informasi. Elemen mendasar dari maka input yang diberikan termasuk kelas
paradigma tersebut adalah struktur yang tertentu, sebaliknya jika output -1, maka
baru dari sistem pemrosesan informasi. input yang diberikan tidak masuk dalam
Jaringan syaraf tiruan, seperti manusia, kelas tertentu.
belajar dari suatu contoh. Jaringan syaraf Nilai threshold atau fungsi aktifasi di
tiruan tidak diprogram untuk menghasilkan tentukan dengan rumus 6.
keluaran tertentu. Semua keluaran atau
kesimpulan yang ditarik oleh jaringan ( ) { ( )
didasarkan pada pengalamannya selama
mengikuti proses pembelajaran. Pada proses Secara geometris, fungsi aktivasi
pembelajaran, ke dalam jaringan syaraf membentuk 2 garis sekaligus masing-
tiruan dimasukkan pola-pola input (dan masing dengan persamaan 7 dan 8:
output) lalu jaringan akan diajari ( )
memberikan jawaban yang bisa diterima.
Teknik perceptron seperti ditemukan ( )
oleh seorang psikolog bernama Frank
Rosenblatt di penghujung tahun 1950-an.
Teknik ini merupakan pemodelan sederhana 3 METODE PENELITIAN
dari retina mata manusia. Arsitektur jaringan 3.1 PENGGUNAAN MODEL PROSES
perceptron ditunjukkan seperti pada Gambar PENGEMBANGAN SISTEM
2 [7].
Pembuatan aplikasi pengenalan
golongan darah ini dengan menggunakan
model proses waterfall atau sering disebut
classic life cycle. Waterfall memiliki
karakteristik yang sistematis dan sekuensial,
satu proses harus diselesaikan dahulu
sebelum proses yang lain dijalankan yang
terdiri dari tahapan communication,
planning, modeling, contruction dan
deployment [11].
Pada penelitian ini, tahapan proses
pemodelan fungsional digambarkan
Gambar 2. Arsitektur Jaringan Perceptron
menggunakan data context diagram (DCD)
dan data flow diagram (DFD) serta
Keterangan : pemodelan data digambarkan menggunakan
x1, xi, xn = neuron input entity relationship diagram (ERD).
y = neuron output Sedangkan pada proses tahapan contruction

Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 7, Nomor 1, ISSN 2086 – 4930 5


Pengenalan Jenis Golongan Darah Menggunakan Jaringan…

menerjemahkan hasil perancangan sistem


yang telah dibuat ke dalam bentuk code atau
bahasa pemograman yang digunakan.
Implementasi menggunakan bahasa
pemograman Matlab dan database microsoft
access.
Gambar 3. Contoh citra Darah untuk Pelatihan
3.2 PENGUMPULAN DATA

Data yang digunakan dalam pengujian


di ambil dari unit donor darah Palang Merah
Indonesia (PMI) kota Semarang Jawa
Tengah. Data yang digunakan adalah citra Gambar 4. Contoh citra Darah untuk Pengenalan
darah yang telah ditetesi serum anti A dan
serum anti B.
Data dibagi menjadi 2 jenis, yaitu data 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
pelatihan dan data pengenalan. Data
4.1 ARSITEKTUR SISTEM
pelatihan berdasarkan 2 kelas yaitu citra
darah gumpal dan citra darah tidak gumpal, Arsitektur aplikasi pengenalan jenis
sehingga citra darah yang digunakan pada golongan darah ini seperti pada gambar 5.
proses pelatihan hanya satu tetes saja. Secara umum, sistem dibagi menjadi 2
Contoh darah yang digunakan untuk proses, yaitu proses pelatihan dan proses
pelatihan dapat dilihat pada Gambar 3. pengenalan. Semua proses dimulai dengan
Sedangkan data pengenalan adalah 2 tetes memasukkan citra reagen. Citra reagen
darah yang telah ditetesi serum anti A dan adalah citra darah yang telah ditetesi oleh
serum anti B seperti ditunjukkan pada serum anti A dan atau serum anti B.
Gambar 4.

6 Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 7, Nomor 1, ISSN 2086 – 4930


Khairil Fitryadi, Sutikno

Citra Reagen Citra Reagen


Pelatihan Pengenalan

Cropping
Pelatihan
Grayscalling
menggunakan JST
perceptron
Grayscalling

Thresholding

Thresholding
Auto Cropping DB

Auto Cropping
Scalling
Pengenalan
menggunakan JST
perceptron
Scalling
Edge
Detection

Edge
prepocessing Detection
Hasil Pengenalan

prepocessing
Tabel 1 Citra Pengenalan

A B AB O

Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 7, Nomor 1, ISSN 2086 – 4930 7


Pengenalan Jenis Golongan Darah Menggunakan Jaringan…

4.2 PENGUJIAN AKURASI SISTEM Tabel 3. Hasil Pengujian Akurasi Pengenalan


Golongan Darah - Nilai Laju Pemahaman 1
Pengujian dilakukan dengan
menggunakan 10 citra pengenalan untuk Jumlah Data Presentase Akurasi
setiap jenis golongan darah. Citra Pelatihan
pengenalan merupakan citra baru dan bukan A B O AB
citra yang digunakan pada proses pelatihan. 80 30% 70% 60% 100%
Seluruh citra pengenalan dapat dilihat pada 100 40% 60% 70% 100%
Tabel 1. 120 40% 80% 70% 100%
Pengujian dibagi menjadi 2 parameter 140 60% 80% 90% 100%
yaitu berdasarkan besar nilai laju
pemahaman dan banyaknya data latih yang 4.3 ANALISIS HASIL PENGUJIAN
digunakan. Laju pemahaman yang di uji
adalah 0.5 dan 1. Banyaknya data latih akan Berdasarkan hasil pengujian dapat
disimpulkan, penambahan data pelatihan
dimasukkan secara berkala, mulai dari 80,
yang lebih bervariasi dan besar nilai laju
100, 120, dan 140. Hasil pengujian dapat
pemahaman berpengaruh dengan akurasi
dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3
pengenalan jenis golongan darah. Semakin
Tabel 2. Hasil Pengujian Akurasi Pengenalan banyak variasi data pelatihan maka akan
Golongan Darah - Nilai Laju Pemahaman 0.5 semakin tinggi tingkat akurasi
pengenalannya. Tingkat akurasi terbaik
Jumlah Data Presentase Akurasi pengenalan golongan darah di dapatkan
Pelatihan 80,25%.
A B O AB Selain itu, dapat disimpulkan juga,
80 30% 50% 30% 100% sistem lebih memahami atau lebih
100 40% 50% 30% 100% cenderung mengenali bentuk pola darah
120 40% 70% 40% 100% yang menggumpal, ini dapat dilihat dari
140 60% 70% 60% 100%
hasil pengujian untuk pengenalan jenis

8 Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 7, Nomor 1, ISSN 2086 – 4930


Khairil Fitryadi, Sutikno

golongan darah AB, tingkat akurasi ciri. Selain itu, pengambilan ciri tidak hanya
pengenalannya mencapai 100%. Hal ini bersarkan bentuk, tapi bisa dikembangkan
disebabkan karena setelah melalui proses dengan pengambilan ciri berdasarkan ciri
preprosesing ada beberapa citra pelatihan warna ataupun tekstur. Selain itu dapat di
untuk darah tidak gumpal terdapat derau gunakan metode JST yang lain untuk bagian
sehingga ciri yg diambil tidak sesuai yang pengenalannya.
diharapkan dan cenderung lebih mirip hasil
ciri untuk darah yang gumpal. Contoh
DAFTAR PUSTAKA
Ekstraksi ciri citra yang tidak gumpal dapat
dilihat pada Gambar 6. [1]. Arisandi, N. Suciati, dan A.Y. Wijaya,
Pengenalan Motif Batik dengan Rotated
Wavelet Filter dan Neural Network ,
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas
Teknologi Informasi, Institut Teknologi
Sepuluh November, 2011.
[2]. D. Putra, Pengolahan Citra Digital.
(a). Pola ciri sesuai citra darah tidak gumpal
Yogyakarta: Penerbit Andi, 2010.
[3]. Faras, F. Soares, dan V Carvalho. A
Prototype for Blood Typing Based on
Image Processing. Sensor Device 2013 :
The Fourth International Conference on
(b). Pola ciri tidak sesuai citra darah tidak Sensor Device Technologies and
gumpal
Gambar 6 Ekstraksi Ciri Citra yang Tidak Applications. 2013.
Gumpal [4]. Faras, V. Moreira, D. Silva, V. Carvalho,
dan F.O. Soares. Automatic System For
5 KESIMPULAN DAN SARAN Determination of Blood Types Using
Image Processing Techniques.
5.1 KESIMPULAN Bioengineering (ENBENG), IEEE 3rd
Banyaknya variasi citra data pelatihan Portuguese Meeting in. Braga. 2015. pp. 1-
6.
mempengaruhi tingkat akurasi sistem
pengenalan jenis golongan darah [5]. L. Sherwood, Fisiologi Manusia : dari Sel
menggunakan jaringan syaraf tiruan ke Sistem. Terjemahan Nella Yesdelita.
perceptron. Semakin banyak variasi data Jakarta: EGC. 2011.
latih serta kualitas citra pengenalan yang [6]. M.H. Talutder, M. Reza, M. Begum, R.
baik, akan semakin tinggi juga tingkat Islam, dan M. Hasan. Improvement of
akurasi pengenalannya. Accuracy of Human Blood Groups
Determination using Image processing
Techniques. International Journal of
5.2 SARAN
Advanced Research in Computer and
Proses preprosesing merupakan salah Communication Engineering. Vol. 4, issue
satu faktor yang dapat mempengaruhi 10. 2015.
tingkat akurasi pengenalan, untuk [7]. N. Puspita, Pengantar Jaringan Syaraf
pengembangannya diharapkan proses Tiruan. Yogyakarta: Penerbit Andi, 2006.
preprosesing yang digunakan bisa lebih [8]. Novalia, Perancangan Pengenal QR
beragam, khususnya pada bagian ekstraksi (Quick Response) Code dengan Jaringan

Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 7, Nomor 1, ISSN 2086 – 4930 9


Pengenalan Jenis Golongan Darah Menggunakan Jaringan…

Syaraf Tiruan Metode Perceptron, [10]. R. Munir, Pengolahan Citra Digital


Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas dengan Pendekatan Algoritmik. Bandung:
Komputer dan Teknologi Informasi, Penerbit Informatika, 2004.
Universitas Sumatra Utara, 2012. [11]. R. S. Pressman, Software Engeenering : A
[9]. Pujianta, Pengenalan Citra Objek Practitioner Approach 6th Edition. New
Sederhana dengan Jaringan Syaraf Tiruan York : The McGraw-Hill Companies.inc,
Metode Perceptron, Jurnal Informatika, 2005.
Vol. 3 No. 1, Tahun 2009, pp. 268-277.

10 Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 7, Nomor 1, ISSN 2086 – 4930

Anda mungkin juga menyukai