Anda di halaman 1dari 2

Konsep Dasar Istirahat dan Tidur

Klasifikasi Gangguan Tidur


Klarifikasi gangguan tidur menurut Potter & Perry (2005), yaitu:
1. Insomnia
Insomnia adalah suatu keadaan ketidakmampuan mendapatkan tidur yang
adekuat, baik kualitas maupun kuantitas, dengan tidur yang hanya sebentar atau susah
tidur. Insomnia ini terbagi menjadi dua jenis yaitu: pertama initial insomnia yang
merupakan ketidakmampuan untuk jatuh tidur atau mengawali tidur, karena selalu
terbangun pada malam hari dan ketiga terminal insomnia merupakan ketidakmampuan
untuk tidur kembali setelah bangun tidur pada malam hari (Alimul, 2012).
2. Apnea Tidur
Apnea tidur adalah gangguan yang dicirikan dengan kurangnya aliran udara
melalui hidung dan mulut selama periode 10 detik atau lebih pada saat tidur (Potter &
Perry, 2005).
Ada tiga jenis apnea tidur: apnea sentral, obstruktif, dan campuran yang
mempunyai komponen apnea sentral dan obstruktif, dan campuran yang mempunyai
komponen apnea sentral dan obstruktif.
Bentuk yang paling banyak terjadi, apnea tidur obstruktif (obstructive sleep
apnea/OSA), terjadi pada saat otot atau struktur rongga mulut atau tenggorokan rileks
pada saat tidur. Jalan napas atas menjadi tersumbat sebagian atau seluruhnya, dan aliran
udara pada hidung berkurang (hipopnea) atau berhenti (apnea) selama 30 detik
(Guilleminault, 1994). The National Commission on Sleep Disorders Research (1993),
memperkirakan bahwa 18 juta orang di Amerika Serikat memenuhi kriteria diagnostik
untuk OSA.
Klien yang mengalami apnea tidur seringkali tidak memiliki tidur dalam yang
signifikan. Selain itu banyak juga terjadi keluhan mengantuk yang berlebihan di siang
hari, serangan tidur, keletihan, sakit kepala di pagi hari, dan menurunnya gairah seksual.
3. Narkolepsi
Keadaan yang tidak dapat dikendalikan untuk tidur seperti seseorang dapat tidur
dalam keadaan berdiri, mengemudikan kendaraan, dan lain-lain (Alimul, 2012).
4. Deprivasi Tidur
Deprivasi tidur adalah masalah yang dihadapi banyak klien sebagai akibat
insomnia. Penyebabnya dapat mencakup penyakit (misalnya, demam, sulit bernapas,
atau nyeri), stres emosional, obat-obatan, gangguan lingkungan (misalnya asuhan
keperawatan yang sering dilakukan) dan keanekaragaman waktu tidur yang terkait
dengan waktu kerja.
Deprivasi tidur melibatkan penurunan kuantitas dan kualitas tidur serta ketidak
konsistenan waktu tidur. Apabila tidur mengalami gangguan atau terputus-putus, dapat
terjadi perubahan urutan siklus tidur normal dant terjadi deprivasi tidur kumulatif.
5. Parasomnia
Parasomnia adalah kumpulan dari penyakit yang dapat mengganggu pola tidur seperti
somnambulisme (berjalan-jalan dalam tidur) yang banyak terjadi pada anak-anak dalam
tahap III dan IV dari tidur REM (Alimul, 2012)

Anda mungkin juga menyukai