Anda di halaman 1dari 128

ANALISIS KEMAMPUAN ALGORITMA PEMROGRAMAN

DELPHI MAHASISWA SEMESTER SATU JURUSAN


PENDIDIKAN MATEMATIKA IAIN MATARAM
TAHUN AKADEMIK 2010/2011

oleh

Syaharuddin
NIM. 15.1.07.4.002

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2010
ANALISIS KEMAMPUAN ALGORITMA PEMROGRAMAN
DELPHI MAHASISWA SEMESTER SATU JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA IAIN MATARAM
TAHUN AKADEMIK 2010/2011

Skripsi
diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram
untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar
Sarjana Pendidikan

oleh

Syaharuddin
NIM. 15.1.07.4.002

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM
MATARAM
2010
PERSETUJUAN

Skripsi Syaharuddin, NIM 15.1.07.4.002 yang berjudul ”Analisis Kemampuan


Algoritma Pemrograman Delphi Mahasiswa Semester Satu Jurusan Pendidikan
Matematika IAIN Mataram Tahun Akademik 2010/2011” telah memenuhi syarat
dan disetujui untuk di-munaqasyah-kan. Disetujui pada tanggal, .........................
2011

Di bawah bimbingan :

Pembimbing I Pembimbing II

Irzani, S.Pd, M.Si M. Iwan Fitriani, M.Pd


NIP 197607182005011002 NIP 197908232006041001
NOTA DINAS

Hal : Munaqasyah
Mataram, ...................... 2011
Kepada
Yth. Rektor IAIN Mataram
di-
Mataram
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah diperiksa dan diadakan perbaikan sesuai masukan pembimbing
dan pedoman penulisan skripsi, kami berpendapat bahwa skripsi Syaharuddin,
NIM 151.07.4.002 yang berjudul “Analisis Kemampuan Algoritma Pemrograman
Delphi Mahasiswa Semester Satu Jurusan Pendidikan Matematika IAIN Mataram
Tahun Akademik 2010/2011” telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang
munaqasyah skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Mataram.
Demikian, atas perhatian Bapak Rektor disampaikan terima kasih.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Pembimbing I Pembimbing II

Irzani, S.Pd, M.Si M. Iwan Fitriani, M.Pd


NIP 197607182005011002 NIP 197908232006041001
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Syaharuddin
NIM : 15.1.07.4.002
Jurusan : Pendidikan Matematika
Fakultas : Tarbiyah
Institus i : IAIN Mataram
Dengan ini menyatakan bahwa SKRIPSI dengan judul “ Analisis
Kemampuan Algoritma Pemrograman Delphi Mahasiswa Semester Satu Jurusan
Pendidikan Matematika IAIN Mataram Tahun Akademik 2010/2011” ini secara
keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian
yang dirujuk sumbernya.
Apabila dibelakang hari ternyata karya tulis ini tidak asli, saya siap
dianulir gelar kesarjanaan saya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di IAIN
Mataram.

Mataram, ................... 2011


Saya yang menyatakan,

Syaharuddin
NIM 15.1.07.4.002
PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Analisis Kemampuan Algoritma Pemrograman


Delphi Mahasiswa Semester Satu Jurusan Pendidikan Matematika IAIN Mataram
Tahun Akademik 2010/2011” yang diajukan oleh Syaharuddin, NIM
15.1.07.4.002., Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Tarbiyah IAIN Mataram
telah dimunaqasyahkan pada hari...........................2011 dan dinyatakan telah
memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan .

Dewan Munaqasyah

1. Ketua Sidang/ Irzani, S.Pd, M.Si (.........................)


NIP 197607182005011002
Pembimbing I

2. Sekretaris Sidang/ M. Iwan Fitriani, M.Pd (.........................)


NIP 197908232006041001
Pembimbing II

3. Penguji I (.........................)

4. Penguji II (.........................)

Mengetahui
Pgs. Dekan Fakultas Tarbiyah

Dr. Muhammad, M.Pd, M.S


NIP 196801051994031003
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :
 Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
(Q.S. Al Insyiroh: 6)
 Wahai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada
Allah) dengan sabar dan sholat. Sesungguhnya Allah beserta orang-
orang yang sabar
(Q.S Al Baqarah: 153)

Persembahan :
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
1. Ibunda dan Ayahandaku tercinta (Hadijah dan Musthafa) yang
senantiasa banting tulang untuk kesuksesanku. Nasehat yang selalu
menjadi penerang di setiap langkah dan do’a yang selalu terucap demi
keselamatanku.
2. Ummi dan Abah yang selalu memberikan saya nasehat dan motivasi
untuk tidak mudah menyerah.
3. Kakakku tersayang (Syarifuddin & Saita), kakak iparku (Syukri),
adikku (Muhammad Hidayat, Ovi Hafifa, & Husnul Al Musthafa), dan
keponakanku (Ilham Al Musthafa & Rusda Putri Fadlia).
4. Kekasihku tercinta (Sariatun Habibah) yang selalu menjadi lilin putihku.
5. Sahabat-sahabat seperjuanganku.
6. Almamaterku tercinta.
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan rahmat dan hidayah – Nya kepada kita semua sehingga kita bisa

melakukan aktivitas kita dengan baik, sehat wal„afiat khususnya kepada penulis

sehingga skripsi yang berjudul “Analisis Kemampuan Algoritma Pemrograman

Delphi Mahasiswa Semester Satu Jurusan Pendidikan Matematika IAIN Mataram

Tahun Akademik 2010/2011” ini bisa digarap dengan baik.

Tak lupa juga kita sampaikan salam dan shalawat kepada junjungan kita

Nabi besar Muhammad Saw yang telah mengayomi kita semua dengan cinta kasih

serta perjuangan beliau sehingga kita bisa menghirup udara segar ini penuh

dengan nikmat yang tak akan mampu kita menghitungnya.

Penulis menyadari bahwa selama penelitian sampai penulisan skripsi ini

tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Irzani, S.Pd, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika

sekaligus sebagai Pembimbing I dan Bapak M. Iwan Fitriani, M.Pd

sebagai Pembimbing II yang dengan sabar dan ikhlas membimbing penulis

sehingga skripsi ini bisa diselesaikan dengan baik.

2. Bapak Dr. H. Nashuddin, M.Pd selaku Rektor IAIN Mataram.

3. Ibu Dr. Muhammad, M.Pd, M.S. selaku Pgs. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Mataram.
4. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini yang

tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Sebagaimana kata pepatah mengatakan bahwa “Tak Ada Gading yang Tak

Retak”, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua

pihak yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penelitian selanjutnya.

Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi

penulis pada khususnya, Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Mataram, 04 April 2011

Peneliti
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN JUDUL ........................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................. ii

HALAMAN NOTA DINAS ................................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ......................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. v

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................... vi

KATA PENGANTAR ........................................................................ vii

DAFTAR ISI ....................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xiv

ABSTRAK .......................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................

A. Latar Belakang .........................................................................

B. Fokus Penelitian .......................................................................

C. Rumusan Masalah ....................................................................

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................

E. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ......................................

F. Kajian Pustaka..........................................................................

1. Algoritma Pemrograman .......................................................


2. Program Delphi .....................................................................

G. Kerangka Berpikir ....................................................................

H. Metode Penelitian.....................................................................

1. Pendekatan Penelitian ............................................................

2. Instrumen dan Kehadiran Peneliti ..........................................

3. Sumber dan Jenis Data ..........................................................

4. Teknik Pengumpulan Data.....................................................

a. Observasi (Pengamatan) ...................................................

b. Interview (Wawancara) .....................................................

c. Dokumentasi ....................................................................

5. Teknik Analisa Data ..............................................................

a. Analisis Domain ...............................................................

b. Analisis Taksonomi ..........................................................

c. Analisis Komponensial .....................................................

d. Analisis Tema ...................................................................

6. Keabsahan Data dan Temuan .................................................

I. Sistematika Skripsi ................................................................

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ..............

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .........................................

B. Deskripsi Proses Praktikum Delphi Semester Ganjil ................

C. Berbagai Kesalahan Penulisan Algoritma Pemrograman Delphi

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesalahan Penulisan

Algoritma Pemrograman Delphi ...............................................


BAB III PEMBAHASAN ...................................................................

A. Berbagai Kesalahan Penulisan Algoritma Pemrograman Delphi

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesalahan Penulisan

Algoritma Pemrograman Delphi ...............................................

C. Upaya-upaya yang Dilakukan untuk Mengatasi Kesalahan

Penulisan Algoritma Pemrograman Delphi ...............................

BAB IV PENUTUP ............................................................................

A. Simpulan ..................................................................................

B. Saran ........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Hal
1.1 Tingkat Keberhasilan Pelaksanaan Praktikum Program Delphi 4
Tahun Akademik 2009/2010
1.2 Macam-macam Tipe Data String 31
1.3 Macam-macam Tipe Data Integer 31
1.4 Macam-macam Tipe Data Real 31
1.5 Macam-macam Tipe Data Character 32
1.6 Macam-macam Tipe Data Boolean 32
1.7 Macam-macam Operator Aritmatika 32
1.8 Macam-macam Operator Logika 33
1.9 Macam-macam Operator Relasional 33
2.1 Representasi Dari Karakteristik Penelitian Kualitatif 37
2.2 Jumlah Mahasiswa Semester Ganjil Jurusan Pendidikan 43
Matematika IAIN Mataram Tahun Akademik 2010/2011
2.3 Jumlah Mahasiswa Semester 1 Jurusan Pendidikan Matematika 45
IAIN Mataram
3.1 Nama Jurusan dan Ketua Jurusan Fakultas Tarbiyah 64
3.2 Jumlah Mahasiswa Semester Ganjil Jurusan Pendidikan 68
Matematika IAIN Mataram Tahun Akademik 2010/2011
3.3 Daftar Komponen Matematika Komputasi Program Delphi Tahun 70
Akademik 2009/2010
3.4 Tingkat Keberhasilan Pelaksanaan Praktikum Program Delphi 71
Tahun 2009/2010
3.5 Daftar Komponen Matematika Komputasi Program Delphi Tahun 72
Akademik 2010/2011
3.6 Perbedaan Waktu Mengenal Komputer 84
DAFTAR GAMBAR

Hal
1.1 Bagian-bagian Utama Program Delphi 22
1.2 Menu Bar Program Delphi 22
1.3 Speed Bar Program Delphi 23
1.4 Objekct Inspektor Program Delphi 23
1.5 Form Designer Program Delphi 26
1.6 Code Editor Program Delphi 27
1.7 Komponen Pallete Program Delphi 28
2.1 Tahap Observasi Penelitian Kualitatif 47
2.2 Macam-macam Uji Keabsahan Data Penelitian Kualitatif 56
2.3 Uji Kredibilitas data dalam penelitian kualitatif 57
2.4 Tahapan Penelitian Kualitatif menurut Spradley 61
3.1 Struktur Organisasi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas 66
Tarbiyah IAIN Mataram
3.2 Jumlah Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika Tahun 2004- 69
2010
3.3 Unit: Tempat Penulisan Algoritma Pemrograman Delphi 75
3.4 Contoh kesalahan penulisan pada var 76
3.5 Contoh kesalahan penulisan tanda titik, titik dua, sama dengan dan 77
kurung
3.6 Contoh kesalahan penulisan pada huruf 78
3.7 Contoh kesalahan penulisan pada end 78
3.8 Frekuensi Kesalahan Penulisan Algortima Pemrograman Delphi 80
Pada Masing-masing Kelas
3.9 Bentuk dan Frekuensi Kesalahan Penulisan Algoritma 80
Pemrograman Delphi
4.1 Bentuk dan Frekuensi Kesalahan Penulisan Algoritma 87
Pemrograman Delphi
4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesalahan Penulisan Algoritma 91
Pemrograman Delphi
DAFTAR LAMPIRAN

Hal
1 Rencana Pelaksanaan Penelitian 106
2 Daftar Nilai Praktikum Program Delphi Tahun Akademik 107
2009/2010
3 Daftar Nama-Nama Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika 108
Semster I Fakultas Tarbiyah Iain Mataram
4 Bentuk dan Frekuensi Kesalahan Penulisan Algoritma 109
Pemrograman Delphi
5 Keadaan Dosen Tetap Dan Tidak Tetap Jurusan Pendidikan 110
Matematika IAIN Mataram
6 Daftar Nama Dosen Jurusan Pendidikan Matematika Iain Mataram 112
Tahun Akademik 2010/2011
7 Jadwal Praktikum Semester Ganjil Labotatorium Jurusan 113
Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah Iain Mataram
8 Pedoman Pengumpulan Data 114
9 Pedoman Wawancara 115
10 Foto Suasana Praktikum Delphi 7.0 Semester Ganjil 116
11 Foto Suasana Interview Asisten Pembina Program Delphi 117
2009/2010 dan 2010/2011
12 Foto Suasana Interview Ketua HMJ P.Matematika 2009/2010,
Ketua Laboratorium, Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan
Matematika
13 Lembar Analisis Data Model Spradley
Diagnosis Kesalahan Penulisan Algoritma Pemrograman Delphi
Pada Semester Ganjil Jurusan Pendidikan Matematika IAIN Mataram
Tahun Akademik 2010/2011

Oleh:
Syaharuddin
NIM 15.1.07.4.002
ABSTRAK :
Program Delphi merupakan salah satu bahasa pemrograman yang
berorientasi perhitungan untuk menyelesaikan permasalahan matematika secara
numerik. Namun perlu diketahui bahwa setiap program pasti memiliki susunan
penulisan algoritma yang berbeda. Sehingga seorang programer dituntut untuk
mampu berlogika dengan baik untuk menyusun algoritma. Menurut hasil obervasi
awal, kualitas dari output perkuliahan matematika komputasi khususnya program
Delphi di jurusan pendidikan matematika IAIN Mataram masih sangat rendah,
terbukti dari laporan hasil praktikum tahun 2009/2010 yang hanya mencapai
67,17%.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan objek penelitian
adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika IAIN Mataram Tahun
Akademik 2010/2011. Dengan menggunakan purposive sampling, maka sampel
dalam penelitian ini berjumlah 139 mahasiswa. Metode pengumpulan data terdiri
dari metode observasi, interview, dan dokumentasi. Kemudian data yang
terkumpul dianalisa menggunakan analisa data model Spradley yang terdiri dari:
Analisis Doamin, Taksonomi, Komponensial, dan Tema. Sedangkan tujuan dari
penelitian ini adalah mendiagnosis kesalahan penulisan algoritma pemrograman
delphi pada semester ganjil (semester I) jurusan pendidikan matematika IAIN
Mataram Tahun Akademik 2010/2011.
Kata Kunci : Algoritma, Pemrograman, Program Delphi.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, dunia semakin maju dengan berbagai perkembangan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Dengan berbagai kemajuan tersebut

membuat dunia semakin kaya dengan nilai dan bentuk peradaban yang sungguh

mengagumkan, khususnya di bidang matematika. Hal ini menjadi perbAndingan

tingkat perkembangan dimasa dahulu dengan sekarang. Dulu, setiap permasalahan

yang berbentuk hitungan, manusia hanya bisa menyelesaikannya dengan cara

manual, namun sekarang semua pekerjaan menjadi mudah karena setiap

permasalahan yang tidak bisa diselesaikan secara analisis diselesaikan secara

numerik menggunakan bantuan program komputer. Numerik berarti penyelesaian

komputasi yang hasilnya berupa angka-angka yang bertumpu pada kemampuan

komputer untuk melaksanakan operasi numeris 1. Sedangkan metode numerik

adalah teknik yang digunakan untuk memformulasikan persoalan matematik

sehingga dapat dipecahkan dengan operasi perhitungan/aritmatika biasa (tambah,

kurang, kali, dan bagi) 2.

Fenomena tersebut tentu menjadi stimulasi bagi kita untuk menjadi

seorang ilmuan yang bersikeras untuk menciptakan berbagai alternatif yang bisa

digunakan dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada khususnya

permasalahan matematika yang tiap waktu berkembang dan semakin kompleks.

1
Ardi Pujianta, Komputasi Numerik dengan Matlab (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 1.
2
Rinaldi Munir, Metode Numerik (Bandung: Informatika, 2008), h. 5.

1
Sebagai seorang ilmuan, yakni orang yang berilmu, usaha untuk selalu

mendalami, mengembangkan, dan mencari temuan baru dalam bidang keilmuan

khususnya matematika merupakan tugas dan tanggung jawabnya. Salah satu

metode kerja seorang ilmuan dalam upaya menguji dan atau menemukan

pengetahuan ilmiah adalah penelitian ilmiah.

Penelitian ilmiah adalah pencerminan dari berpikir ilmiah, yakni berpikir

yang menggabungkan logika deduktif atau berpikir rasional dengan logika

induktif atau berpikir empiris3. Pendapat lain mengatakan bahwa penelitian

dipandang sebagai kegiatan yang dilakukan secara sistematik untuk menguji

jawaban-jawaban sementara (hipotesis) tentang permasalahan yang diteliti melalui

pengamatan yang cermat terhadap fakta-fakta empiris4. Ada juga yang

berpendapat bahwa penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan

percobaan secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu untuk mendapatkan fakta-

fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru

dan menaikkan tingkat ilmu dan teknologi5. Namun secara garis besar penelitian

dibedakan menjadi dua jenis yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.

Dalam hal ini peneliti akan melakukan penelitian kualitatif terhadap

sebuah permasalahan yang terjadi di kalangan mahasiswa Jurusan Pendidikan

Matematika Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram Tahun Akademik

2010/2011. Pada hakikatnya memang setiap orang selalu ingin keluar dari sebuah

permasalahan. Sebelum itu, perlu dideskripsikan bagaimana karakteristik dari

3
Nana Sudjana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah (Bandung: Sinar Baru Algensindo,2009),h.1.
4
Amirul Hadi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia, 1998), h. 11.
5
Ibid., h. 39.
permasalahan tersebut sehingga bisa ditentukan metode apa yang digunakan untuk

menyelesaikan permasalahan tersebut.

Penelitian ini berawal dari permasalahan yang ada di kalangan mahasiswa

yang mengikuti kuliah matematika komputasi. Matematika komputasi ini

diaplikasikan dalam bentuk pembelajaran berbagai program komputer. Adapun

program komputer tersebut terdiri dari program Delphi, Mathlab, Macromedia

Flash, SPSS, C++, Maple, QS, dan Iteman. Program-program ini diberikan sesuai

dengan jenjang (semester), Asisten Pembina, dan Pembina masing-masing

program. Delapan program komputer tersebut memiliki ciri khas tersendiri.

Sehingga tingkat penguasaan konsep, keterampilan dan motivasi mahasiswa

terhadap program tersebut juga berbeda.

Menurut hasil observasi dan wawancara yang dilaksanakan pada minggu

pertama dan kedua pada bulan Nopember 2010 kepada para Asisten Pembina

program dan praktikan angkatan 2009, diperoleh data bahwa jika dipandang dari

segi kesulitan penulisan dan teknik algoritma pemrograman dari masing-masing

program ternyata Delphi merupakan program yang sifatnya simpel tapi

membutuhkan ketelitian dalam penulisan algoritma pemrogramannya. Di samping

itu juga, yang menjadi permasalahan adalah keadaan mahasiswa yang dominan

masih awam akan program-program komputer. Sehingga pada saat praktikum,

mereka masih kaku untuk mengembangkan diri dalam menguasai program

komputer. Sementara sebagaimana yang diketahui bersama bahwa matematika

merupakan ilmu berbasis perhitungan mulai dari permasalahan sederhana

(analitis) sampai permasalahan kompleks (numerik). Sehingga peran dari


beberapa program komputer tersebut benar-benar dibutuhkan demi ketercapaian

penguasaan teori, konsep, dan aplikasi matematika secara keseluruhan.

Menurut hasil observasi tersebut juga dijelaskan juga bahwa setiap

praktikan (mahasiswa) sering melakukan kesalahan dalam penulisan algoritma

pemrograman Delphi. Mereka mengatakan bahwa setiap pertemuan (pembuatan

aplikasi program) pasti ada kesalahan penulisan yang terjadi ketika program

dalam posisi di-run atau dijalankan. Kesalahan tersebut bervariasi namun tidak

pernah keluar dari algoritma pemrogramannya. Sehingga terkadang kesalahan

penulisan tersebut membuat para praktikan mengeluh dan enggan melaksanakan

praktikum. Tentu fenomena ini akan melahirkan masalah baru lagi.

Selanjutnya, dari Laporan Pelaksanaan Praktikum Jurusan Pendidikan

Matematika IAIN Mataram Tahun Akademik 2009/2010 diperoleh data tentang

tingkat keberhasilan pelaksanaan praktikum program Delphi sebagai berikut:

Tabel 1.1
Tingkat Keberhasilan Pelaksanaan Praktikum Program Delphi
Tahun Akademik 2009/2010
Rata-rata
No Kelas
Penguasaaan Konsep Keterampilan Motivasi Keberhasilan
1 III.A 63,91 68,46 62,86 65,08
2 III.B 65,71 64,71 70,71 67,04
3 III.C 69,00 69,31 68,41 68,91
4 III.D 66,71 69,02 67,17 67,63
Rata-rata 66,33 67,88 67,28 67,17
Sumber: Hasil observasi pada tanggal 5 Nopember 2010

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa tingkat keberhasilan pelaksanaan

perkuliahan matematika komputasi untuk program Delphi masih tergolong rendah

karena dari segi penguasaan konsep hanya mencapai rata-rata 66,33, dari segi

keterampilan hanya mencapai rata-rata 67,88, dan dari segi motivasi untuk belajar
bahasa pemrograman Delphi hanya mencapai rata-rata 67,28, maka secara

keseluruhan tingkat keberhasilan pelaksanaan praktikum program delphi hanya

mencapai rata-rata 67,17. Sehingga bisa dikatakan bahwa penguasaan konsep,

keterampilan, dan motivasi mahasiswa untuk belajar bahasa pemrograman Delphi

masih tergolong rendah. Nilai ini masih jauh dari harapan untuk menciptakan

matematikawan yang memiliki kompetensi matematika berbasis komputer.

Setiap masalah memiliki solusi. Namun sebelum menemukan solusi, maka

harus disusun algoritma penyelesaian masalah mulai dari diagnosis “mengapa”

dan “darimana” masalah itu datang, pemilihan metode penyelesaian, pelaksanaan,

sampai penarikan kesimpulan (solusi). Berdasarkan apa yang dikemukakan di

atas, maka peneliti mengambil judul dalam penelitian ini adalah “Diagnosis

Kesalahan Penulisan Algoritma Pemrograman Delphi Pada Semester Ganjil

Jurusan Pendidikan Matematika IAIN Mataram Tahun Akademik 2010/2011”.

Peneliti berharap semoga penelitian ini bisa menjadi salah satu alternatif

dalam mengatasi permasalahan perkuliahan matematika komputasi di

Laboratorium Matematika IAIN Mataram khususnya bagi Pembina dan para

Asisten Pembina program Delphi untuk memperbaiki prosedur pelaksanaan

praktikum program komputer agar tujuan pencapaian yang diharapkan benar-

benar maksimal.
B. Fokus Penelitian

Karena adanya keterbatasan baik tenaga, dana, dan waktu serta supaya

hasil penelitian lebih terfokus, maka peneliti tidak akan melakukan penelitian

terhadap keseluruhan yang ada pada objek atau situasi sosial tertentu tetapi perlu

menentukan fokus penelitian. Hal ini juga dilakukan untuk menghindari

keambiguan penafsiran tentang substansi dan proses penelitian. Penelitian ini

hanya fokus pada permasalahan Diagnosis Kesalahan Penulisan Algoritma

Pemrograman Delphi Pada Semester Ganjil Jurusan Pendidikan Matematika IAIN

Mataram Tahun Akademik 2010/2011.

1. Diagnosis adalah suatu upaya untuk mencari dan menentukan sebab akibat

suatu kejadian dengan cara meneliti atau memeriksa gejala-gejalanya.

2. Algoritma Pemrograman berarti suatu metode khusus yang tepat dan

terdiri dari serangkaian langkah yang terstruktur dan dituliskan secara

sistematis, yang akan dikerjakan untuk menyelesaikan masalah dengan

bantuan komputer.

3. Delphi adalah sebuah bahasa pemrograman yang digunakan untuk

membuat aplikasi VCL (Virtual Component Library), aplikasi berbasis

Web (Web Application dan Web Service dengan ASP.NET) , aplikasi

database (Database Application dengan ADO.NET, dan aplikasi Windows

(Windows Application dengan Windows Form) serta berbasis audio

visual6.

6
Hendrayudi, Pemrograman Delphi 8.0 (Bandung: Yrama Widya, 2008), h. 1.
C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka

dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

D. Bagaimana kesalahan penulisan algoritma pemrograman Delphi pada

semester ganjil Jurusan Pendidikan Matematika IAIN Mataram Tahun

Akademik 2010/2011 ?

E. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kesalahan penulisan algoritma

pemrograman Delphi pada semester ganjil Jurusan Pendidikan Matematika

IAIN Mataram Tahun Akademik 2010/2011 ?

F. Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kesalahan

penulisan algoritma pemrograman Delphi pada semester ganjil Jurusan

Pendidikan Matematika IAIN Mataram Tahun Akademik 2010/2011 ?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Mendiagnosis kesalahan penulisan algoritma pemrograman Delphi

pada semester ganjil jurusan Pendidikan Matematika IAIN Mataram

Tahun Akademik 2010/2011

b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesalahan penulisan

algoritma pemrograman Delphi pada semester ganjil jurusan

Pendidikan Matematika IAIN Mataram Tahun Akademik 2010/2011


c. Menelusuri upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kesalahan

penulisan algoritma pemrograman Delphi pada semester ganjil

jurusan Pendidikan Matematika IAIN Mataram Tahun Akademik

2010/2011.

2. Manfaat Penelitian

Peneliti berharap semoga hasil dari penelitian ini dapat memberikan

manfaat baik secara teoritis maupun praktis bagi pengembangan dan kemajuan

Jurusan Pendidikan Matematika khususnya di perkuliahan matematika

komputasi.

a. Manfaat Praktis.

1) Bagi Asisten Pembina Program Delphi. Hasil penelitian ini

diharapkan bisa memberikan konstribusi yang cukup bagi para

Asisten Pembina program khususnya program Delphi baik dalam

mengembangkan tujuan perkuliahan, metode, materi pembuatan

aplikasi program, maupun upaya untuk mengatasi kendala atau

permasalahan selama pelaksanaan perkuliahan (praktikum).

2) Bagi Laboran. Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan

sebagai bahan evaluasi proses pelaksanaan perkuliahan matematika

komputasi khususnya program Delphi demi kemajuan dan

pengembangan kemampuan metode numerik mahasiswa secara

khusus dan Jurusan Pendidikan Matematika IAIN Mataram pada

umumnya.
b. Manfaat Teoritis. Adapun tujuan teoritis yang ingin dicapai dari

penelitian ini adalah diharapkan bisa menambah wahana, teori, dan

konsep baru dalam penulisan algoritma pemrograman Delphi

khususnya bagi mahasiswa, para Asisten Pembina dan Pengelola

Laboratorium Jurusan Pendidikan Matematika IAIN Mataram.

E. Setting dan Ruang Lingkup Penelitian

Setiap penelitian memiliki lokasi yang berkaitan erat dengan proses

pemilihan kasus penelitian. Lokalisasi adalah pemilihan tempat tertentu yang

berhubungan secara langsung dengan kasus dan situasi masalah yang akan

diteliti7.

Berdasarkan sumber data dalam penelitian ini, maka penelitian akan

dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Matematika Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Mataram Tahun Akademik 2010/2011 tepatnya dari bulan

Oktober-Desember 2010 dengan ruang lingkup penelitian terbatas pada

mahasiswa jurusan pendidikan matematika semester ganjil (semester satu) IAIN

Mataram tahun akademik 2010/2011. Sedangkan objek penelitian yakni tentang

diagnosis kesalahan penulisan algoritma pemrograman Delphi.

Pemilihan lokasi penelitian ini dikarenakan beberapa hal:

1. Sumber masalah dan objek penelitian lahir dari proses dan hasil praktikum

program Delphi yang ada pada Jurusan Pendidikan Matematika IAIN

Mataram.

7
Afifuddin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Pustaka Setia, 2009), h. 91.
2. Hanya di Laboratorium Jurusan Pendidikan Matematika IAIN Mataram

terdapat perkuliahan matematika komputasi program Delphi untuk jurusan

pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa dalam

meningkatkan kemampuan komputasi numerik berbasis pemrograman

komputer.

3. Di lokasi ini belum pernah ada yang meneliti tentang diagnosis kesalahan

penulisan algoritma pemrograman Delphi. Jadi penelitian ini merupakan

penelitian baru dilaksanakan di lokasi ini yakni IAIN Mataram.

F. Kajian Pustaka

1. Algoritma Pemrograman

a. Algoritma

1) Konsep Algoritma

Algoritma berasal dari kata algoris dan ritmis yang pertama

kali diungkapkan oleh Abu Ja‟far Mohammad Ibn Musa Al

Khowarizmi (825 M) dalam buku Al-Jabr Wa-al Muqobla8. Dalam

buku tersebut dikatakan bahwa Algoritma adalah kumpulan

instruksi/perintah/langkah yang berhingga jumlahnya, dituliskan secara

sistematis dan digunakan untuk menyelesaikan masalah/persoalan

logika dan matematika dengan bantuan komputer9. Pendapat lain

mengatakan bahwa algoritma adalah sebuah strategi yang

mengandalkan kemampuan berpikir secara logis untuk memecahkan

8
Sudtejo, Algoritma & Teknik Pemrograman (Yogyakarta: ANDI, 2004), h. 5.
9
Heri Sismoro, Algoritma dan Pemrograman (Yogyakarta: ANDI, 2005), h. 29.
suatu masalah10. Secara sederhana, algoritma dapat didefinisikan

sebagai urutan langkah-langkah logis penyelesaian masalah yang

disusun secara sistematis. Kata logis berarti bahwa nilai kebenarannya

harus dapat ditentukan, benar atau salah. Langkah-langkah yang tidak

benar dapat memberikan hasil yang salah. Jadi, dalam bidang

pemrograman, algoritma berarti suatu metode khusus yang tepat dan

terdiri dari serangkaian langkah yang terstruktur dan dituliskan secara

sistematis, yang akan dikerjakan untuk menyelesaikan masalah dengan

bantuan komputer.

Hubungan antara algoritma, masalah dan solusi dapat

digambarkan sebagai berikut :

Masalah Algoritma Solusi

(1) Tahap pemecahan masalah adalah proses dari masalah hingga

terbentuk suatu algoritma.

(2) Tahap implementasi adalah proses penerapan algoritma hingga

menghasilkan solusi.

(3) Solusi yang dimaksud adalah suatu program yang merupakan

implementasi dari algoritma yang disusun.

Dari ketiga tahap tersebut maka dapat diuraikan tahapan

dalam penyelesaian masalah sebagai berikut :

10
Bambang Wahyudi, Pengantar Struktur Data dan Algoritma (Yogyakarta: ANDI, 2004), h. 9.
1) Mendefinisikan masalah.
2) Mencari model-model penyelesaian masalah yang cocok
(berkaitan dengan data dan struktur data).
3) Menyusun konsep langkah-langkah penyelesaian masalah
(berupa algoritma).
4) Tahap pelaksanaan urutan langkah-langkah penyelesaian masalah
secara nyata (penyusunan program yang dijalankan oleh
komputer)11.

Algoritma pemrograman yang baik memiliki ciri-ciri sebagai

berikut :

a) Algoritma memiliki logika perhitungan atau metode yang tepat,


benar, sederhana, dan efektif dalam menyelesaikan masalah.
b) Menghasilkan output yang tepat dan benar dalam waktu yang
singkat.
c) Algoritma ditulis dengan bahasa yang standar secara sistematis
dan rapi sehingga tidak menimbulkan arti ganda (ambiguous).
d) Algoritma ditulis dengan format yang mudah dipahami dan
mudah diimplementasikan ke dalam bahasa pemrograman.
e) Semua operasi yang dibutuhkan terdefinisi dengan jelas.
f) Semua proses dalam algoritma harus berakhir setelah sejumlah
langkah dilakukan12.

2) Macam-macam Algoritma

Ada beberapa macam algoritma jika dilihat dari segi

penulisannya, yakni:

(a) Algoritma dengan merumuskan langkah-langkah pemecahan

masalah melalui kalimat yang terstruktur (tersusun secara logis)

(b) Algoritma yang menggabungkan kalimat dengan penggalan

statements yang ada di bahasa pemrograman.

(c) Algoritma dengan menggunakan diagram alur (flowchart).

11
Asep Kokasih, Algoritma dan Pemrograman dengan Bahasa Delphi 5.0 (Bandung: Yrama
Widya, 2006), h. 23.
12
Ibid., h. 5.
Meskipun banyak cara menuliskan sebuah algoritma, tetapi

diharapkan algoritma yang ditulis dapat dimengerti oleh orang lain.

3) Algoritma Pemrograman.

a. Struktur Pemrograman

Dalam sebuah algoritma langkah-langkah penyelesaian

masalahnya dapat berupa struktur urut (sequence), struktur

pemilihan/keputusan (selection), dan struktur pengulangan

(repetition). Ketiga jenis langkah tersebut membentuk konstrukti

suatu algoritma.

a) Struktur Urut (sequence). Struktur urut adalah suatu

struktur program dimana setiap baris program akan

dikerjakan secara urut dari atas ke bawah sesuai dengan

urutan penulisannya.

b) Struktur Pemilihan/Keputusan (selection) atau Penyeleksian

Kondisi. Struktur pemilihan adalah struktur program yang

melakukan proses pengujian untuk mengambil suatu

keputusan apakah suatu baris atau blok instruksi akan

diproses atau tidak. Struktur pemilihan dalam penulisan

program diimplementasikan dengan instruksi IF. Berikut

macam-macam struktur IF :

1) IF (Jika)

Ada dua bentuk pernyataan if, yaitu if...then

dan if...then...else. Bentuk pertama dipakai jika


kondisi tidak bercabang. Sedangkan bentuk yang kedua

dipakai jika terdapat percabangan.

Penulisan statemen if...then yang paling dasar adalah

sebagai berikut13:

if <syarat> then
<instruksi>

Ekspresi menghasilkan nilai Boolean. Jika ekspresi

bernilai True maka pernyataan akan diekskusi,

sebaliknya jika ekspresi bernilai False maka pernyataan

tidak diekskusi.

Sintaks pernyataan if...then...else adalah14:

if <syarat_1> then
<instruksi_1>
else if <syarat_2> then
<instruksi_2>
else if <syarat_3> then
<instruksi_3>
else if <syarat_m> then
<instruksi_m>
else
<instruksi_n>

2) CASE OF

Perintah percabangan case fungsinya sama seperti


percabangan if. Akan tetapi biasanya perintah
percabangan case digunakan pada kondisi yang
mempunyai range data. Selain itu percabangan CASE

13
Antony Pranata, Algoritma dan Pemrograman (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), h. 49
14
Ibid., h. 49
juga akan baik digunakan untuk menangani kondisi
yang jumlahnya cukup banyak.
Bentuk umum pernyataan dari percabangan

case...of adalah sebagai berikut 15:

case ekspresi_pemilih of
daftar kasus_1 : pernyataan_1;
...
daftar kasus_n : pernyataan_n;
end

c) Struktur Pengulangan (repetition). Struktur pengulangan

merupakan struktur yang melakukan pengulangan terhadap

satu baris atau satu blok baris program beberapa kali sesuai

dengan persyaratan yang diberikan. Struktur pengulangan

mempunyai beberapa bentuk :

1) Struktur for.

Struktur pengulangan dengan instruksi for

digunakan untuk mengulang satu baris instruksi atau satu

blok instruksi sampai jumlah perulangan yang disyaratkan

terpenuhi. Ciri utama pengulangan for adalah terdapat

nilai awal dan nilai akhir yang menunjukkan banyaknya

pengulangan yang akan dilakukan. Statemen for

mengharuskan kita untuk menentukan secara eksplisit

banyaknya iterasi yang anda inginkan dikerjakan oleh

15
Ibid., h. 51
Loop. Sintaks dasar dari statemen for adalah sebagai

berikut16:

for countur:=nilai_awal to nilai_akhir


do pernyataan
atau

for counter:=nilai_awal down to


nilai_akhir do pernyataan
Countur adalah sebuah variabel lokal dengan tipe ordinal.

Nilai-awal dan Nilai_akhir adalah ekspresi kompatibel

(bertipe sama) dengan Counter. Pernyataan adalah

pernyataan terstruktur yang tidak mengubah nilai Counter.

2) Struktur do...while.

Struktur pengulangan dengan instruksi do…while

digunakan untuk mengulang satu baris instruksi atau satu

blok baris instruksi sampai syarat tidak terpenuhi. Ciri

utama pengulangan do…while adalah syarat akan uji

setelah instruksi yang akan diulang dikerjakan, dengan kata

lain dalam instruksi do…while syarat akan diuji

dibelakang, sehingga baris instruksi yang masuk dalam

blok do…while minimal akan dikerjakan satu sekali.

Bentuk umum pernyataan pengulangan while adalah

sebagai berikut17:

16
Ibid., h. 73
17
Ibid., h. 75
while kondisi do

<instruksi yang akan diulang>

3) Statemen repeat...until.

Dipakai untuk mengulang proses sampai suatu

kondisi tertentu tercapai. Jika kondisi tersebut sudah

terpenuhi, maka perulangan akan dihentikan sintaksnya

adalah sebagai berikut 18:

repeat statemen_1;...statemen_n;

until <instruksi>

Dimana ekspresi menghasilkan nilai bertipe Boolean.

b. Bahasa Pemrograman

Program adalah kata, ekspresi, pernyataan atau kombinasi

yang disusun dan dirangkai menjadi satu kesatuan prosedur yang

menjadi urutan langkah untuk menyesuaikan masalah yang

diimplementasikan dengan bahasa pemrograman. Pemrograman

merupakan proses mengimplementasikan urutan langkah-langkah

untuk menyelesaikan suatu masalah dengan bahasa pemrograman.

Kemudian pemrograman terstruktur merupakan proses

mengimplementasikan urutan langkah-langkah untuk

menyelesaikan suatu masalah dalam bentuk program yang

memiliki rancang bangun yang terstruktur dan tidak berbelit-belit

sehingga mudah ditelusuri, dipahami dan dikembangkan oleh siapa

18
Ibid., h. 75
saja19. Bahasa pemrograman merupakan prosedur atau tata cara

penulisan program dalam bahasa pemrograman, terdapat dua faktor

penting yaitu sintaksis dan semantik. Sintak adalah aturan-aturan

gramatikal yang mengatur tata cara penulisan kata, ekspresi dan

pernyataan sedangkan semantik adalah aturan-aturan untuk

menyatakan suatu arti.

Ciri-ciri teknik pemrograman terstruktur :

1) Mengandung teknik pemecahan masalah yang tepat dan


benar.
2) Memiliki algoritma pemecahan masalah yang bersifat
sederhana, standar dan efektif dalam menyelesaikan masalah.
3) Teknik penulisan program memiliki struktur logika yang
benar dan mudah dipahami.
4) Program semata-mata terdiri dari tiga struktur yaitu sequence
structure, looping structure dan selection structure.
5) Menghindarkan penggunaan instruksi go to (peralihan proses
tanpa syarat tertentu) yang menjadikan program tidak
terstruktur lagi.
6) Membutuhkan biaya testing yang rendah.
7) Memiliki dokumentasi yang baik.
8) Membutuhkan biaya perawatan dan pengembangan yang
rendah20.

c. Pemrograman Komputer

Program komputer adalah kumpulan instruksi (statements)

yang disusun secara logis untuk memecahkan suatu masalah 21.

Instruksi-instruksi yang digunakan disesuaikan dengan jenis bahasa

pemrograman yang digunakan (reserved word yang disediakan).

19
Sudtejo, Algoritma ..., h. 3.
20
Ibid., h. 4.
21
Bambang, Pengantar…, h. 21.
Program komputer yang baik memiliki kriteria, antara lain:

1. Menghasilkan keluaran (output) yang sesuai dan benar.

2. Memiliki kompleksitas algoritma yang minimal.

3. Memiliki kecocokan dengan peruntukan bahasa

pemrogramannya.

4. Memiliki batas akhir penyelesaian22.

Komputer dikenal sebagai pemroses data yang tidak

memiliki inisiatif sama sekali (kecuali bila dimasukkan unsure

Artificial Intelligence atau Expert System), karenanya dikenal

istilah garbage in garbage out atau “sampah yang dimasukkan,

sampah pula yang dihasilkan”.

Berikut ini ada beberapa langkah yang harus dilakukan

dalam pemrograman komputer:

1. Mendefinisikan masalah. Mendefinisikan masalah adalah


hal yang sangat vital. Jadi mendefinisikan masalah
merupakan langkah pertama dalam pemecahan masalah
logika atau matematika.
2. Menentukan solusi. Langkah selanjutnya adalah mencari
jalan bagaimana masalah tersebut diselesaikan. Apabila
masalah terlalu kompleks, biasanya kita harus menbaginya
ke dalam beberapa modul kecil agar lebih mudah
diselesaikan.
3. Memilih algoritma. Langkah ini merupakan langkah
penting. Karena pemilihan algoritma yang salah maka akan
menyebabkan program memiliki unjuk kerja yang kurang
baik.
4. Menulis program. Dalam menulis program, kita harus
menentukan bahasa pemrograman mana yang akan kita
gunakan.

22
Bambang, Pengantar…, h. 21.
5. Menguji program. Setelah program selesai ditulis maka kita
harus mengujinya. Kita harus mengetahui apakah program
yang kita buat sudah bias bekerja dengan baik atau belum.
6. Menulis dokumentasi. Hal ini biasanya dilakukan
bersamaan dengan menulis program, artinya pada setiap
baris program atau setiap beberapa baris program, Anda
menambahkan komentar yang menjelaskan kegunaan dari
suatu pernyataan.
7. Merawat program. Ini adalah langkah terakhir, dilakukan
setelah program selesai dibuat dan sudah digunakan oleh
pengguna (Anda) 23.

Kesalahan dalam program bisa terdiri dari:

1. Kesalahan penulisan (statements). Jika dalam kesalahan

penulisan, maka compiler atau interpreter komputer akan

memberitakan kesalahan tersebut.

2. Kesalahan logika. Jika terjadi kesalahan logika, pemrogram

sendirilah yang harus menelusurinya. Itulah perlunya

penyusunan suatu algoritma (terutama untuk program-

program besar) agar penelusuran kesalahan logika itu dapat

cepat ditemukan.

2. Program Delphi

a. Sejarah Singkat Lahirnya Program Delphi

Borland Delphi dirilis pertama kali pada bulan Februari 1995 oleh

Charlie Calvert dan Zack Urlocker. Mareka berdua tergabung dalam

Borland International Corporation yang diketuai oleh Anders H 24.

Kemudian pada tahun 1996 dirilis kembali Delphi 2. Sekarang, di tahun

2010 ini sudah mencapai perkembangannya sampai dengan Delphi 8 yang

23
Antony, Algoritma…, h. 4-6
24
Jaja Jamaluddin, Kumpulan Tugas Pemrogrman Delphi (Yogyakarta: ANDI, 2006), h. 1.
dirilis pada tahun 2005. Delphi adalah sebuah bahasa pemrograman yang

digunakan untuk membuat aplikasi VCL (Virtual Component Library),

aplikasi berbasis Web (Web Application dan Web Service dengan

ASP.NET) , aplikasi database (Database Application dengan ADO.NET,

dan aplikasi Windows (Windows Application dengan Windows Form) serta

berbasis audio visual25. Delphi merupakan bahasa pemrograman yang

mudah, karena Delphi adalah bahasa perograman tingkat tinggi (high

level) sehingga sangat memudahkan user untuk bermain-main di tingkat

ini, apa lagi bagi mereka yang malas berurusan dengan level-level yang

rendah. Pemrograman Delphi sangatlah mudah, kita tinggal click and

drag, dan jadilah program aplikasi yang kita inginkan. Program Delphi ini

merupakan program berbasis audio visual atau berorientasi obyek.

Pemrograman berorientasi obyek merupakan pemrograman yang

menganggap semua data-data sebagai objek, dimana setiap objek ini

mempunyai atribut. Ada tiga hal yang menjadi ciri dari pemrograman

berorientasi objek yaitu encapsulation, inheritance, dan polymorphism.

Encapsulation adalah kombinasi data dan fungsionalitas ke dalam

sebuah unit tunggal. Inheritance artinya objek membawa fungsionalitas

dari objek lain (ancestor), objek yang bersangkutan dapat merubah sifat

dari objek aslinya. Sedangkan polymorphism adalah objek-objek yang

25
Hendrayudi, Pemrograman Delphi 8.0 (Bandung: Yrama Widya, 2008), h. 1.
berbeda, yang diturunkan dari ancestor yang sama mempunyai metode

yang sama26.

b. Bagian – bagian Utama Program Delphi

Bagian – bagian utama program Delphi terdiri dari 7 bagian, yakni

Menu Bar, Speed Bar, Object Inspector, Form, Code Explorer, Component

Pallete, dan Object Treeview27.

Gambar 1.1 Bagian-bagian Utama Program Delphi

Dari gambar terlihat bahwa bagian – bagian utama pemrograman

Delphi adalah :

1) Main Windows (Menu Bar)

Gambar 1.2 Menu Bar Program Delphi

26
Pujianto, Praktis Belajar Borland Delphi 8.0 (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 4-5.
27
Antony Pranata, Pemrograman Borland Delphi (Yogyakarta: ANDI, 2003), h. 4.
Menu pada Delphi memiliki kegunaan seperti menu pada

aplikasi Windows lainnya. Dari menu ini, Anda bisa memanggil atau

menyimpan program, menjalankan dan sebagainya. Singkatnya,

segala sesuatu yang berhubungan dengan IDE Delphi, dapat Anda

lakukan dari menu.

2) Speed Bar

Gambar 1.3 Speed Bar Program Delphi

Speed bar atau sering juga disebut toolbar berisi kumpulan

tombol yang tidak lain adalah pengganti beberapa item menu yang

sering digunakan. Dengan kata lain, setiap tombol pada speed bar

menggantikan salah satu item menu. Sebagai contoh, tombol kiri atas

adalah penganti menu | File |, | New |, tombol disebelah kanannya

adalah pengganti menu | File |, | Open | dan seterusnya.

3) Object Inspector

Gambar 1.4 Objekct Inspektor Program Delphi


Object Inspector digunakan untuk mengubah karakteristik

sebuah komponen. Pada Object Inspector, Anda melihat dua tab,

yaitu Properties dan Events. Anda dapat mengaktifkan salah satu tab

ini dengan mengklik teks Properties atau Events. Pada Tab

Properties, Anda bisa mengubah properti dari komponen Anda.

Secara mudah, properti dapat dijelaskan sebagai data yang

menentukan karakteristik komponen. Sedangkan Pada Tab Events,

Anda dapat menyisipkan kode untuk menangani kejadian tertentu.

Kejadian bisa dibangkitkan karena beberapa hal, seperti pengklikan

mouse, penekanan tombol keyboard, penutupan jendela dan

sebagainya.

Beberapa contoh pada properties :

a) Font. Menunjukan font yang akan kita gunakan. Dalam menu

ini juga terdapat macam-macam font berikut style dan

ukurannya.

b) Caption. Merupakan judul dari form itu. Perhatikan

perbedaannya dengan name.

c) Name. Merupakan nama dari komponen itu. Biasanya bila kita

mengambil sebuah komponen, Delphi otomatis menyediakan

nama sesuai dengan nama komponen tersebut. Namun nama ini

dapat dengan mudah kita ubah agar mudah mengingatnya.

Berbeda dengan caption, pada caption kita tidak mengubah

nama componen, melainkan hanya mengubah juduk yang


tertera pada komponen tersebut. Sehingga bila kita ingin

menggunakan komponen tersebut, yang kita gunakan adalah

namanya, dan bukan nama pada caption.

d) Enabled. Menunjukan bahwa komponen ini bisa digunakan

atau tidak. Perintah ini cukup penting bila kita tidak ingin user

menekan tombol yang tidak diinginkan.

e) Height. Merupakan tinggi dari komponen yang bakalan kita

taruh pada form, atau komonen lainnya.

f) Width. Merupakan lebar komoponen.

g) Popup menu. Fungsi ini berguna saat kita mengkilik kanan dan

akan tampil perintah. Pada penggunaanya kita mengambil

komponen popup menu dan menset popup menu pada form.

h) Auto size. Fungsi ini berisi mengenai apakah form yang kita

miliki bisa diperbesar atau tidak.

i) Text. Biasanya tedapat pada komponen edit dan mask edit.

Kegunaannya untuk menaruh kata-kata pada komponen ini.

j) Color. Warna pada komponen. Kita dapat mengubah warna-

warna tiap komponen (hanya yang disediakan) dengan point

ini.

k) Visible. Berfungsi untuk menampilkan dan tidak menampilkan

komponen yang kita inginkan.

l) Hint. Bila kursor kita di atas komponen, maka akan muncul

suatu keterangan. Keterangan ini yang disebut dengan hint.


Jangan lupa untuk mengganti properti show hint menjadi true

untuk mengaktifkannya..

m) Borderstyle. Menunjukan berbagai macam bingkai yang

diinginkan.

Beberapa contoh pada event.

a) Onclick. Bila kita mengklik komponen tersebut maka prosedur

yang kita inginkan akan dijalankan oleh program tersebut.

b) Onkeypress. Bila kita menekan suatu key (tombol) maka

komponen tersebut akan aktif.

4) Form Designer

Gambar 1.5 Form Designer Program Delphi

Sesuai dengan namanya, form designer merupakan tempat

dimana Anda dapat merancang jendela dari aplikasi windows Anda.

Perancangan form dilakukan dengan meletakan komponen – komponen

yang diambil dari Component Pallete.

Dalam membuat rancangan, secara otomatis kita berhadapan

dengan form yang disesuaikan dengan format yang anda gunakan untuk
membuat aplikasi. Dalam setiap format, ada dua macam komponen,

yaitu sebagai berikut:

a. Komponen Visual.
Komponen visual langsung terlihat pada saat kita bekerja dengan
form. Komponen visual tersebut diantaranya adalah label (text),
tombol (Button), dan lain sebagainya. Dikatakan komponen
visual karena komponen ini langsung dapat dilihat pada saat kita
berada dalam perancangan atau pada saat aplikasi dalam keadaan
run time (sudah dijalankan).
b. Komponen Nonvisual.
Komponen nonvisual adalah komponen yang hasilnya tidak
terlihat oleh mata pada saat pembuatan aplikasi tetapi dalam
proses runtime akan terlihat hasilnya. Contohnya adalah
komponen/perintah-perintah koneksi yang digunakan dalam
mengolah tabel database (Ttable, Tquery, dan lain sebagainya).

5) Code Editor

Gambar 1.6 Code Editor Program Delphi

Code Editor merupakan tempat dimana Anda menuliskan

program. Disini Anda meletakkan pernyataan-pernyataan dalam bahasa

Pascal. Pemrograman Borland Pascal pasti tidak asing lagi dengan Code

Editor karena sangat serupa dengan editor milik Borland Pascal. Yang

perlu diperhatikan pada Code Editor adalah Anda tidak perlu menuliskan
seluruh kode sumber. Delphi telah menuliskan semacam kerangka untuk

Anda.

6) Komponen Pallete

Component pallete berisi kumpulan ikon yang melambangkan

komponen-komponen pada VCL ( Visual Component Library ). Perlu

Anda ketahui bahwa komponen VCL merupakan pustaka komponen

yang dapat Anda gunakan untuk membangun suatu aplikasi. Pada

component pallete, Anda melihat beberapa Tab, yaitu Standard,

Additional, Win32, System, Internet, Data Access , Data Controls, ADO

dan seterusnya. Sesuai gambar dibawah ini :

Gambar 1.7 Komponen Pallete Program Delphi

Beberapa komponen pallete beserta fungsinya sebagai berikut :

a) Button/Bitbtn. Biasa digunakan sebagai tombol kendali.

Perbedaan antara bitbtn dengan btn : Pada bitbtn kita dapat

menyisipkan warna pada tombol dan ikon tertentu, lain halnya

bila kita menggunakan btn.


b) Panel. Panel berfungsi untuk mengelompokan komponen-

komponen didalamnya.

c) Label. Kita dapat menamakan atau memberi keterangan pada

program.

d) Edit. Berfungsi sebagai masukan data (input) dalam bentuk

string, dari bentuk string ini kita dapat mengolahnya menjadi

bentuk integer atau bentuk lainnya. Yang kemudian dapat

digunakan untuk operasi selanjutnya.

e) Chart. Data-data yang telah kita analisa, dapat kita tampilkan

ke dalam grafik, sehinga memudahkan kita untuk

menganalisanya.

f) Stringgrid. Berguna untuk menaruh data string kedalam bentuk

kolom tabel, seperti pada Excel. Kita harus mengubah tipe data

ke dalam bentuk string bila data yang ingin kita tampilkan data

bukan string.

g) PopupMenu. PopupMenu berfungsi sebagai perintah yagn aktif

bila kita meng-klik kanan mouse, Untuk mengaktifkannya kita

harus mengaktifkan popup menu pada komponen yang

dinginkan, caranya : ubah pada object inspector.

h) MainMenu. Contoh main menu adalah Option pada tiap

aplikasi porgram, dengan komponen ini, kita bisa menaruh

fungsi-fungsi program seperti pada aplikasi umumnya.


i) ComboBox. Berfungsi sebagai petunjuk untuk pemilihan

berbagai masukan.

j) CheckBox. Bila komponen ini di check maka ada aplikasi yang

bisa disetting untuk bekerja di bawahnya.

k) RadioButton. Prinsip kerjanya hampir sama dengan check box,

cuma tampilannya saja yang berbeda.

l) MediaPlayer. Biasa digunakan untuk mennyalakan atau

memainkan musik (format wav atau midi) dan menjalankan

film (format avi).

m) Timer. Timer berfungsi sebagai jam yang telah disediakan

Delphi. Dengan timer kita juga dapat mendecode time,

sehingga dapat terjadi akusisi data.

n) Clientsocket. Digunakan di client pada saat koneksi ke server.

o) Serversocket. Digunakan di server, yang akan menyediakan

layanan koneksi ke client.

c. Tipe Data dan Operator dalam Program Delphi

1) Tipe Data Pada Program Delphi

Pada umumnya Delphi menggunakan tipe data yang sama

dengan pascal. Namun tipe data pada Delphi lebih lengkap dibAnding

pascal. Tipe data yang biasa digunakan pada program Delphi, yakni28:

28
Pujianto, Praktis…, h. 22
a) Tipe String. String adalah sederetan karakter yang membentuk

kesatuan. Tipe string ini dapat digunakan untuk menyimpan data

nama, alamat, kota dan lain-lain.

Tabel 1. 2
Macam-macam Tipe Data String
Tipe Panjang Isi
ShortString 225 ANSIChar
ANSIString Sampai 3 GB ANSIChar
String 255 atau sampai 3 GB ANSIChar
WideString Sampai 1,5 GB WideChar

b) Tipe Integer. Tipe integer dipakai untuk menyatakan bilangan yang

tidak memiliki decimal atau bilangan bulat.

Tabel 1. 3
Macam-macam Tipe Data Integer
Memori
Tipe Jangkauan
(byte)
Byte 0-255 1
Word 0-65535 2
ShortInt -128-127 1
SmallInt -32768-32767 2
Integer -2147483648-2147483647 4
Cardinal 0 - 2147483647 4
LongInt -2147483648-2147483647 4

c) Tipe Real. Tipe data real dipakai untuk menyimpan bilangan yang

mempunyai desimal.

Tabel 1. 4
Macam-macam Tipe Data Real
Memori
Tipe Jangkauan
(byte)
Real ± 2,9 * 10-39 - ± 1,7 * 1038 6
Single ± 1,5 * 10-45 - ± 3,4 * 1038 4
Double ± 5,0 * 10-324 - ± 1,7 * 10308 8
Extended ± 3,4 * 10-4932 - ± 1,1 * 104392 10
Comp -263 - 263 – 1 8
d) Tipe Character. Tipe character diapai untuk menyimpan satu

huruf (satu digit).

Tabel 1. 5
Macam-macam Tipe Data Character
Tipe Ukuran (byte) Isi
ANSIChar 1 1 karakter ANSI
WideChar 2 1 karakter Unicode
Char 1 Sama dengan WideChar

e) Tipe Boolean. Tipe Boolean dipakai untuk menyatakan nilai

logika. Variabel tipe ini hanya berisi nilai TRUE atau FALSE29.

Tabel 1. 6.
Macam-macam Tipe Data Boolean
Ukuran
Tipe
(byte)
Boolean 1
ByteBool 1
Bool 2
WordBool 2
LongBool 4

2) Macam-macam Operator

Operator adalah bentuk-bentuk penguasaan pada sebuah ekspresi

program. Jenis-jenis operator yang dikenal oleh Delphi secara umum

adalah:

a. Operator Aritmethika

Tabel 1. 7
Macam-macam Operator Aritmatika
Operator Operasi Tipe Operand Tipe Hasil
+ Penjumlahan Integer, Real Integer, Real
- Pengurangan Integer, Real Integer, Real

29
Pujianto, Praktis ...., h. 22-25
* Perkalian Integer, Real Integer, Real
/ Pembagian Integer, Real Real
DIV Pembagian Integer Integer Integer
MOD Sisa Integer Integer

b. Operator Logika
Tabel 1. 8.
Macam-macam Operator Logika
Operator Operasi Tipe Operand Tipe Hasil
not Negasi Integer Integer
and Konjungsi Integer Integer
or Disjungsi Integer Integer
xor Disjungsi Eksklusif Integer Integer
shl Shift Left Integer Integer
shr Shift Right Integer Integer

c. Operator Relasional
Tabel 1. 9.
Macam-macam Operator Relasional
Operator Operasi Tipe Operand Tipe Hasil
Simpel, class,
class
reference,
= Persamaan Boolean
interface,
string, packed
string
Simpel, class,
class
reference,
<> Pertidaksamaan Boolean
interface,
string, packed
string
Simpel,
< Kurang dari string, packed Boolean
string, PChar
Simpel,
> Lebih dari string, packed Boolean
string, PChar
Kurang dari Simpel,
<= Boolean
atau sama string, packed
dengan string, PChar
Simpel,
Lebih dari atau
>= string, packed Boolean
sama dengan
string, PChar

3) Konversi Tipe Data

Dalam pengolahan data biasanya kita memerlukan suatu konversi

tipe data, banyak sekali konversi data yang bisa dilakukan pada Delphi.

Contoh konversi tipe data:

a) Strtoint. Mengubah tipe data string ke integer.

b) Inttostr. Mengubah tipe data integer ke string.

c) Timetostr. Mengubah tipe data time ke dalam bentuk string.

d) Strtofloat. Mengubah tipe data string ke dalam bentuk real.

e) Floattostr. Mengubah tipe data real ke dalam bentuk string.

G. Kerangka Berpikir

Algoritma didefinisikan sebagai urutan langkah-langkah logis yang

disusun secara sistematis untuk menyelesaikan masalah/persoalan logika dan

matematika dengan bantuan komputer. Penyusuan algoritma berawal dari sebuah

masalah yang ingin diketahui solusinya dengan menggunakan alat bantu yakni

program komputer. Susunan algoritma tergantung dari bahasa pemrograman yang

digunakan.

Algoritma pemrograman Delphi adalah serangkaian langkah yang

terstruktur dan dituliskan secara sistematis dengan menggunakan bahasa Pascal


(Delphi) untuk menyelesaikan masalah matematika atau masalah lain yang

berbasis perhitungan dengan bantuan komputer.

Selama penyusuan algoritma kemungkinan terjadinya kesalahan pasti ada

baik kesalahan penulisan maupun kesalahan logika. Kesalahan penulisan

(statements) ataupun kesalahan logika dalam bahasa pemrograman Delphi

ditandai dengan warna merah tempat terjadi kesalahan tersebut ketika di-run

sehingga pemrogram sendirilah yang harus menelusurinya.

Ruang lingkup dari penulisan algoritma tersebut terdiri dari konversi tipe

data, definisi variabel, operator yang digunakan, dan tanda baca ketika

mendefinisikan setiap variabel atau karakter komponen algoritma. Kurangnya

ketelitian dalam memperhatikan ruang lingkup tersebut maka kemungkinan

terjadinya kesalahan dalam menyusun algoritma sangat besar, begitu juga

sebaliknya jika ruang lingkup tersebut benar-benar diperhatikan dan dipahami

maka algoritma yang disusun pasti benar sehingga aplikasi program yang

dibuatpun berjalan dengan lancar.

Oleh karena itu ketelitian dalam penulisan atau penyusunan algoritma

permrograman Delphi perlu dilakukan melalui peningkatan pemahaman tentang

teknik mengkonversi data, mendefinisikan variabel, menentukan operator, dan

menguasai maksud penggunaan string untuk dikonversikan.


H. Metode Penelitian

Untuk melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus terlebih

dahulu menguasai metode atau cara yang tepat untuk mendukung penelitian yang

akan dilakukannya. Sehingga dalam melakukan penelitian, peneliti lebih mudah

mendapatkan data-data yang diperlukan. Oleh karena itu seorang peneliti harus

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Pendekatan Penelitian

Menjadi ciri khas penelitian kualitatif adalah bersifat deskriptif,

peneliti langsung sebagai instrumen penelitian, menggunakan triangulasi

dalam pemeriksaan kebenaran data, sampel dipilih secara purposif dan

menggunakan audit trail30.Penelitian deskripsi berusaha memberikan dengan

sistematis dan cermat fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu31. Namun

substansi pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif induktif. Penelitian deskriptif induktif adalah penelitian yang

dilakukan dengan pengambilan kesimpulan dimulai dari pernyataan atau

fakta-fakta khusus menuju pada kesimpulan yang bersifat umum. Data dan

fakta hasil pengamatan empiris disusun, diolah, dikaji, untuk kemudian ditarik

maknanya dalam bentuk pernyataan atau kesimpulan yang bersifat umum 32.

30
Amirul Hadi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Bandung : Pustaka Setia, 1998), h. 65
31
Ibid., h. 50.
32
Nana Sudjana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah (Bandung: Sinar Baru
Algensindo,2009),h.7.
Djam‟ah Satori dan Aan Komariah (2009) dalam bukunya

“Metodologi Penelitian Kualitatif”, menjelaskan representasi dari karakteristik

penelitian kualitatif yaitu, seperti terangkum dalam tabel berikut 33.

Tabel 1.10
Representasi Dari Karakteristik Penelitian Kualitatif
Desain Emergent, berkembang saat penelitian berlangsung
Penelitian segingga desain awal bisa direvisi, dilengkapi dan
dikembangkan lagi.
Permasalahan Dibatasi oleh fokus studi yang dikembangkan lagi menjadi
kategori, sub kategori.
Teori yang Referensi untuk rujukan teori tidak mutlak harus teori,
digunakan tetapi bisa berupa paradigma. Tujuannya tidak menguji
teori/membuktikan kebenaran suatu teori.
Data yang Pernyataan-pernyataan, tulisan, angka-angka yang
dikumpulkan dideskripsikan dan dimaknai, gambar, simbol-simbol,
gaya/gerak/sikap/perilaku.
Sumber data Natural setting/situasi alamiah, wajar tanpa direkayasa.
Peneliti mencari informasi dari orang-orang/dokumen yang
tepat yang berada dalam lingkup situasi alamiah tersebut.
Populasi dan Populasinya adalah situasi sosial berdasarkan fokus studi.
sampel Sampel adalah kasus yang kaya informasi untuk diteliti
secara mendalam yang objeknya berupa
narasumber/informan yang diperoleh secara purposive dan
snoeball sampling.
Instrumen Human instrument. Peneliti sebagai key instrument
penelitian (instrumen kunci) yang kapabel melakukan penelitian
kualitatif dengan alat bantu buku catatan, tape recorder,
handycam untuk menangkap situasi sosial dari orang-orang
yang menjadi informan yang bisa berkedudukan sebagai
guru bagi peneliti yang mampu mendeskripsikan fokus
studi.
Teknik Data dikumpulkan dengan melakukan observasi partisipasi,
pengumpulan studi dokumen, wawancara mendalam, dan melakukan
data triangulasi.
Analisis data Sejak mengumpulkan data dan dimulai dengan membuat
catatan lapangan dan memberikan refleksi terhadap data
yang dicatat. Analisis bersifat terbuka (open ended) artinya
adaptif terhadap perubahan, perbaikan, penyempurnaan
berdasarkan data baru yang masuk.
Tingkat Tergantung pada kredibilitas dan rekam jejak proses

33
Djam‟ah Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta,
2009), h. 33
kepercayaan penelitiannya (credibility, Dependability, dan
penelitian Confirmability). Keterpakaian hasil penelitian untuk
praktik terbaik (Transferability).

Oleh sebab itu, dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan

kualitatif dengan alasan sebagai berikut:

a. Peneliti kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada


konteks dari suatu keutuhan (entity).
b. Peneliti sebagai instrumen kunci. Dalam penelitian kualitatif, peneliti
sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data
utama. Hal ini karena hanya manusia sajalah yang dapat berhubungan
langsung dengan responden atau objek lainnya, dan hanya manusialah
yang mampu memahami kaitan kenyataan-kenyataan di lapangan.
c. Pendekatan kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan
kenyataan jamak.
d. Mampu menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti
dan responden.
e. Lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak
penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
f. Lebih mementingkan proses daripada hasil34.

Di samping itu, jika dipandang dari segi data yang terkumpul melalui

teknik pengumpulan data nantinya (observasi dan interview) merupakan data

berbentuk deskriptif bukan data dalam bentuk angka atau hasil pengukuran.

Karena data kualitatif adalah data yang berbentuk kalimat, kata atau gambar 35.

2. Instrumen dan Kehadiran Peneliti

Pada prinsipnya, meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap

fenomena sosial maupun alam, maka perlu ada alat ukur yang baik. Karena

alat ukur tersebut akan berpengaruh pada kualitas hasil pengukuran. Terdapat

dua hal utama yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian yaitu, kualitas

instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Dalam penelitian

34
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010),
h. 8-11.
35
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 23.
kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu

sendiri36.

Dalam hal instrumen penelitian kualitatif, Nasution (1988) dalam

Sugiyono menyatakan:

“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan


manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa,
segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus
penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil
yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan
jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang
penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu,
tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu –
satunya yang dapat mencapainya37”.

Nasution (1988) dalam Djam‟ah dan Komariah (2009) menerangkan

bahwa peneliti dikatakan sebagai instrumen penelitian karena memiliki ciri-

ciri sebagai berikut:

a. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus
dan lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi
penelitian.
b. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek
keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
c. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrument
berupa test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi,
kecuali manusia.
d. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami
dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya kita perlu sering
merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.
e. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang
diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan
segera untuk menentukan arah pengamatan, untuk mentest hipotesis
yang timbul seketika.
f. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan
berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan

36
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2010),h.
222.
37
Sugiyono, Metode ..., h. 223.
segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, dan
perbaikan38.

Gambaran tersebut, relevan dengan apa yang dikemukakan Lincolin

dan Guba (1981) dalam Djam‟ah dan Komariah (2009) mengatakan bahwa

karakteristik manusia sebagai instrument penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri

sebagai berikut:

a. Renponsif. Manusia sebagai instrumen responsif terhadap lingkungan


dan terhadap pribadi-pribadi yang menciptakan lingkungan.
b. Dapat menyesuaikan diri. Manusia sebagai instrumen hamper tidak
terbatas dapat menyesuaikan diri pada keadaan dan situasi
pengumpulan data.
c. Menekankan keutuhan. Manusia sebagai instrumen memanfaatkan
imajinasi dan kreativitasnya dan memandang dunia ini sebagai suatu
keutuhan, jadi sebagai konteks yang berkesinambungan di mana
mereka memandang dirinya sendiri dan kehidupannya sebagai sesuatu
yang real, benar, dan mempunyai arti.
d. Mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan. Sewaktu peneliti
melakukan fungsinya sebagai pengumpul data dengan menggunakan
berbagai metode, tentu saja ia sudah dibekali dengan pengetahuan dan
mungkin latihan-latihan yang diperlukan.
e. Memproses data secepatnya. Kemampuan lain yang ada pada manusia
ialah memproses data secepatnya setelah instrumen diperolehnya,
menyusunnya kembali, mengubah arah inkuiri atas dasar
penemuannya, merumuskan hipotesis kerja sewaktu berada di
lapangan, dan mengetes hipotesis kerja itu pada respondennya.
f. Memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasikan dan
mengikhtisarkan. Manusia sebagai instrument memiliki kemampuan
lainnya, yaitu kemampuan untuk menjelaskan sesuatu yang kurang
dipahami oleh subjek atau responden.
g. Memanfaatkan kesempatan untuk mencari respons yang tidak lazim
dan idiosinkratik. Manusia sebagai instrument memiliki pula
kemapuan untuk menggali informasi yang lain dari yang lain, yang
tidak direncanakan semula, yang tidak diduga terlebih dahulu, atau
yang tidak lazim terjadi39.

38
Djam‟ah dan Komariah, Metodologi…, h. 63
39
Ibid., h. 63-66.
Oleh karena itu, peneliti sebagai instrumen juga harus ”divalidasi”

seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya

terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi

validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan

wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki

objek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Yang melakukan

validasi adalah peneliti sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh

pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan

terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan.

Pendapat lain mengatakan bahwa validasi terhadap peneliti terletak

pada hal-hal yang berkaitan dengan kinerjanya, yaitu:

a. kebenaran peneliti melakukan penelitian dengan terjun langsung ke


lapangan;
b. pemahaman peneliti terhadap metodologi penelitian kualitatif dan
berbagai pendekatannya;
c. pemahaman dan wawasan peneliti terhadap metode yang dipilih
sehubungan dengan penelitian kualitatif yang digunaknnya;
d. wawasan teoritis dan konsepsional tentang focus dan masalah yang
diteliti;
e. kemampuan logistic, kesiapan anggaran, waktu dan mentalitas peneliti;
dan
f. pemahaman ilmiah terhadap bidang yang diteliti40.

Peneliti kualitatif sebagai human instrumen, berfungsi menetapkan

fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan

pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan

membuat kesimpulan atas temuannya.

40
Afifuddin dan Ahmad, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Pustaka Setia, 2009), h. 125.
Dari uraian di atas, jelas sekali bahwa instrumen kunci dalam

penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Dengan kedudukan peneliti

sebagai instrumen penelitian maka kehadiran peneliti dalam proses

pengumpulan data sangat diharapkan secara maksimal agar data yang

terkumpul memiliki kualitas validitas yang tinggi.

Meskipun tidak ada keharusan bagi peneliti kualitatif untuk menyusun

instrumen penelitian, ia tetap harus berpijak pada rambu-rambu yang tepat

agar tidak terjadi deviasi data yang dikumpulkan. Salah satu cara yang dapat

dilakukan untuk memperkuat fokus dan mengakses data secara komprehensif

dan mendalam adalah dengan memasangkan beberapa jenis instrumen

penelitian sebagai alat pengumpul data. Jenis instrumen tersebut terdiri dari

angket terbuka, wawancara mendalam, observasi partisipan, dan format-

format untuk data lapangan41.

3. Sumber dan Jenis Data

Menurut Lofland (1984) dalam Moleong sumber data utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data

tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu maka jenis

data dibagi ke dalam bentuk kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis

(dokumentasi), foto, dan statistik 42. Jadi, sumber data dalam penelitian

kualitatif adalah subjek dari mana data tersebut diperoleh baik dalam ruang

lingkup kata-kata maupun perbuatan dari populasi atau sampel.

41
Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif (Bandung: Pustaka Setia, 2002), h. 137.
42
Moleong, Metodologi…, h. 157.
Populasi adalah semua nilai, baik hasil perhitungan maupun

pengukuran, baik kualitatif maupun kuantitatif dari karakteristik tertentu

mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas 43. Pendapat lain

mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya 44.

Adapun populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan

Pendidikan Matematika IAIN Mataram yang terdiri dari mahasiswa semester

I, III, V, dan VII sesuai dengan tabel berikut ini :

Tabel 1.11
Jumlah Mahasiswa Semester Ganjil Jurusan Pendidikan Matematika
IAIN Mataram Tahun Akademik 2010/2011
Jumlah
Semester Kelas
L P Total
A 9 24 33
B 11 25 36
I
C 14 20 34
D 14 22 36
A 8 26 34
B 15 17 32
III
C 6 28 34
D 18 18 36
A 11 17 28
V B 10 16 26
C 11 19 30
A 14 21 35
B 11 22 33
VII
C 9 23 32
D 12 18 30
Jumlah 173 316 489
Sumber : Hasil Obsrvasi tanggal 01 Desember 2010

43
Amirul Hadi, Metodologi..., h. 83.
44
Sugiyono, Metode … , h. 80.
Sampel (contoh) adalah sebagian anggota populasi yang diambil

dengan menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling 45.

Pendapat lain mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi46. Pengambilan sampel dapat

dilakukan dalam penelitian ketika populasi terlalu banyak namun sampel yang

diambil harus representatif terhadap populasinya 47.

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa ciri khas penelitian kualitatif

bersifat deskriptif, peneliti langsung sebagai instrumen penelitian,

menggunakan triangulasi dalam pemeriksaan kebenaran data, sampel dipilih

secara purposif dan menggunakan audit trail48. Sedangkan Patton dalam

Afifuddin mengatakan bahwa ada dua teknik pemilihan partisipan (sampling

strategies) dalam penelitian kualitatif. Pertama, Random probability sampling,

yakni pengambilan sampel dari populasi secara random dengan

memperhatikan jumlah sampel. Kedua, Purposeful sampling, yaitu sampel

yang dipilih bergantung pada tujuan penelitian tanpa memerhatikan

kemampuan generalisasinya 49.

Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa dalam penelitian

kualitatif, teknik sampling yang sering digunakan adalah purposive sampling

dan snowball sampling. Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu50. Sedangkan Snowball Sampling adalah teknik

45
Ibid., h. 84.
46
Sugiyono, Statistika..., h. 62.
47
Ibid., h. 62.
48
Amirul Hadi, Metodologi..., h. 65.
49
Afifuddin dan Ahmad, Metodologi…, h. 130
50
Sugiyono. Statistika..., h. 68
pengambilan sampel sumber data yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-

lama menjadi besar. Hal ini terjadi karena sumber data yang ada belum

mampu memberikan data yang memuaskan.

Dari penjelasan di atas maka dalam penelitian ini peneliti

menggunakan purposive sampling. Namun dalam penelitian ini peneliti hanya

melakukan teknik purposive sampling. Dilakukannya teknik ini karena

praktikum Delphi pada semester ganjil hanya diberikan pada semester satu

(1). Adapun jumlah sampel penelitian sebagai berikut

Tabel 1.12
Jumlah Mahasiswa Semester 1
Jurusan Pendidikan Matematika IAIN Mataram
No Kelas/ Mahasiswa
Semester L P Jumlah
1 A.1 9 24 33
2 B.1 11 25 36
3 C.1 14 20 34
4 D.1 14 22 36
Jumlah 48 91 139
Sumber : Hasil Observasi tanggal 8 Nopember 2010

Dari tabel di atas terlihat bahwa sampel penelitian yang diambil

melalui teknik purposive sampling terdiri dari 139 mahasiswa.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data erat sekali kaitannya dengan data yang

diperlukan, karena pengumpulan data yang tepat akan memperoleh hasil yang

diharapkan. Teknik pengumpulan data yaitu metode atau cara-cara yang dapat

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik (metode atau cara)

menggunakan suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda,

tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui angket, wawancara,


pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, dan lain-lain. 51. Teknik atau alat

pengumpulan data pada penelitian kualitatif, yaitu wawancara, riset

partisipatif, pengamatan, studi pustaka, dan sumber data berasal dari

dokumen, koran, majalah, jurnal ilmiah, dan lain-lain52. Jadi, dalam penelitian

kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang

alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak

pada observasi berperan serta (partisipan observation), wawancara mendalam

(in depth interview) dan dokumentasi.

Berdasarkan penjelasan di atas maka ada tiga teknik pengumpulan data

yang dipilih oleh peneliti yakni:

1. Observasi (Pengamatan)

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis

terhadap gejala-gejala yang diteliti53. Sedangkan menurut Nawawi dan

Martini dalam Afifuddin, observasi adalah pengamatan dan pencatatan

secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala

atau gejala-gejala dalam objek penelitian54. Jadi, observasi adalah

pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung

maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan

dalam penelitian.

51
Ridwan, Skala...., h. 24.
52
Afifuddin dan Ahmad, Metodologi..., h. 69.
53
Amirul Hadi, Metodologi..., h. 94.
54
Afifuddin dan Ahmad, Metodologi..., h. 134.
Ada beberapa alasan mengapa dalam penelitian kualitatif,

pengamatan dimanfaatkan sebesar-besarnya seperti yang dikemukakan

oleh Lincoln dan Guba (1981: 191-193) dalam Moleong (2010) sebagai

berikut:

a. Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara


langsung.
b. Teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati
sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana
yang terjadi pada keadaan sebenarnya.
c. Teknik pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa
dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proposisional
maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data.
d. Sering terjadi ada keraguan pada peneliti, jangan-jangan pada data
yang dijaringnya ada yang keliru atau bias.
e. Teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami
situasi-situasi yang rumit.
f. Dalam kasus-kasus tertentu di mana teknik komunikasi lainnya
tidak dimungkinkan55.

Ada dua indra yang sangat vital di dalam melakukan pengamatan,

yaitu mata dan telinga. Dalam melakukan pengamatan mata lebih dominan

dibandingkan telinga. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

observasi partisipasi (participant observation) dan bersifat langsung

(direct). Observasi partisipasi ialah jika observer terlibat langsung secara

aktif dalam objek yang diteliti. Sedangkan observasi langsung ialah

pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat

terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga peneliti berada bersama

objek yang diselidiki56. Pemilihan metode observasi partisipasi dan

bersifat langsung ini karena selama penelitian nanti peneliti akan secara

55
Moleong, Metodologi..., h. 174
56
Amirul Hadi, Metodologi..., h. 129.
aktif bersama objek penelitian dalam proses praktikum program Delphi

berlangsung sehingga data yang terkumpul bersifat primer dan lebih akurat

kebenarannya.

Maka dari itu, terdapat beberapa tahapan observasi yang harus

dilewati oleh peneliti sesuai dengan gambar berikut ini:

Tahap Deskripsi Tahap Reduksi Tahap Seleksi


Memasuki situasi Menentukan fokus: Mengurai fokus:
sosial: Tempat, memilih diantara menjadi komponen
Actor, aktivitas yang telah yang lebih rinci
dideskripsikan

Gambar 1.8 Tahap Observasi Penelitian Kualitatif

a. Tahap Deskripsi. Tahap ini merupakan observasi awal yang

bersifat alami, yakni aktivitas pertama yang dilakukan peneliti

untuk terjun ke lokasi penelitian tanpa membawa paradigma

apapun. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran umum

lokasi dan objek penelitian yang sifatnya deskriptif. Jadi, melalui

observasi ini peneliti dapat memperoleh data tentang:

1) Deskripsi proses berlangsungnya praktikum baik keadaan

para Asisten Pembina program maupun keadaan praktikan.

Praktikan adalah mahasiswa yang sedang melaksanakan

praktikum.

2) Deskripsi berbagai bentuk kesalahan penulisan algoritma

pemrograman Delphi oleh para praktikan secara langsung.

b. Tahap Reduksi. Tahap ini merupakan observasi yang terfokus pada

permalasahan yang telah dipersempit pada tahap deskripsi.


Dikatakan terfokus karena pada tahap ini peneliti melakukan

analisis taksonomi sehingga dapat menemukan fokus permasalahan

penelitian yakni klasifikasi (taksonomi) bentuk kesalahan

penulisan algoritma pemrograman Delphi.

c. Tahap Seleksi. Tahap ini merupakan observasi yang terpilih dan

terpilah. Pada tahap ini peneliti melakukan analisis komponensial

terhadap fokus, sehingga peneliti mampu menemukan

karakteristik, kontras-kontras/perbedaan dan kesamaan antar

kategori, serta menemukan hubungan antara satu kategori dengan

kategori yang lain. Jadi, pada tahap ini diharapkan peneliti telah

dapat menemukan pemahaman yang mendalam khususnya hasil

diagnosis kesalahan penulisan algoritma pemrograman Delphi.

2. Interview (Wawancara).

Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih

secara langsung57. Pendapat lain mengatakan bahwa wawancara adalah

metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada

seseorang yang menjadi informan atau responden58. Jadi, wawancara

adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang

digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab.

Teknik wawancara yang digunakan adalah teknik wawancara terstruktur.

Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pertanyaan-pertanyaannya

57
Amirul Hadi. Metodologi..., h. 97
58
Afifuddin dan Ahmad, Metodologi..., h. 131
telah disiapkan, seperti menggunakan pedoman wawancara 59. Tujuan

digunakan wawancara terstruktur agar data yang diperoleh terstruktur dan

mudah dalam proses pengolahan data nantinya.

Adapun objek interview terdiri dari:

a. Para Praktikan (mahasiswa). Praktikan merupakan sumber utama

yang melahirkan data dalam penelitian ini. Dari interview ini

peneliti akan memperoleh data tentang berbagai kesalahan

penulisan yang terjadi ketika praktikum berlangsung, faktor-faktor

yang mempengaruhi terjadi kesalahan penulisan algoritma

pemrograman, serta deskripsi solusi untuk mengatasi kesalahan

penulisan algoritma pemrograman Delphi tersebut.

b. Para Asisten Pembina Program. Setiap praktikum memiliki Asisten

Pembina masing-masing yang terbagi dalam setiap kelas. Asisten

Pembina program Delphi terdiri dari 5 orang, satu sebagai

koordinator dan empat sebagai penanggungjawab disetiap kelas.

Interview terstruktur dilakukan kepada para Asisten Pembina baik

kepada Asisten Pembina Program tahun 2009/2010 maupun tahun

2010/2011 untuk memperoleh data tentang proses pelaksanaan

praktikum, perkembangan dan kemajuan praktikan selama

praktikum, kesalahan yang sering terjadi, keluhan para praktikan,

dan alternatif solusi dalam mengatasi masalah tersebut.

59
Ibid., h. 133
c. Ketua HMJ Pendidikan Matematika. Ketua HMJ yang dalam hal

ini adalah Saudara Habibi Ratu Perwira Negara merupakan sumber

data yang berorientasi pada tingkat perkembangan dan kemajuan

seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika jika dipandang

dari segi penguasaan metode numerik dalam bahasa pemrograman.

Jadi data yang diperoleh dari sini adalah deskripsi tentang

perkembangan dan kemajuan praktikum khususnya praktikum

Delphi pada setiap semester.

d. Kepala Labotatorium Jurusan Pendidikan Matematika. Jalannya

praktikum berada di bawah pengawasan kepala laboratorium yang

dalam hal ini adalah Bapak Al Khusairi, M.Pd . Dari interview ini,

peneliti akan memperoleh data tentang struktur, prosedur,

perkembangan, dan kebijakan baik sebelum maupun sesudah

praktikum berakhir. Sehingga nantinya peneliti secara tidak

langsung memperoleh deskripsi solusi atau upaya dalam mengatasi

permasalahan yang dihadapi oleh praktikan.

e. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika. Ketua

Jurusan Pendidikan Matematika yang dalam hal ini adalah Bapak

Irzani, S.Pd, M.Si dan sekretarisnya yakni Bapak Drs. H. Lalu

Mukhtar, M.Pd merupakan sumber data yang lebih mengarah

kepada deskripsi keadaan Jurusan Pendidikan Matematika sejak

berdiri sampai sekarang. Adapun data yang diperoleh dari

interview ini, yakni tentang sejarah berdiri dan perintisnya Jurusan


Pendidikan Matematika, keadaan serta perkembangan sarana dan

prasarana, keadaan pegawai/dosen, dan keadaan mahasiswa dari

tahun ke tahun.

3. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan

data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen60. Sedangkan Renier

(1997) dalam Djam‟ah dan Komariah membagi dokumen dalam tiga

pengertian yaitu:

a. Dalam arti luas, yaitu yang meliputi semua sumber, baik sumber
tertulis maupun sumber lisan.
b. Dalam arti sempit, yaitu yang meliputi semua sumber tertulis saja.
c. Dalam arti spesifik, yaitu hanya meliputi surat-surat resmi dan
surat-surat negara, seperti surat perjanjian, undang-undang,
konsesi, hibah, dan sebagainya 61.

Teknik ini digunakan oleh peneliti hanya bersifat sebagai

pendukung dalam pengolahan data. Dokumen-dokumen yang diambil

berasal dari Pengelola Laboratorium Matematika mengenai data hasil

Praktikum Program Delphi tahun 2009. Dokumen ini nantinya bisa

digunakan sebagai pembanding dengan hasil praktikum dari objek

penelitian sekarang yakni tahun 2010. Di samping itu juga, berbagai

dokumen dari Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika

tentang sejarah, sarana dan prasarana, struktur organisasi, keadaan

pegawai/dosen, dan keadaan mahasiswa merupakan data pendukung dalam

mendeskripsikan lokasi dan objek penelitian.

60
Ibid., h. 110.
61
Djam‟ah dan Komariah, Metodologi..., h. 147
5. Teknik Analisa Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan

ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Analisis data

merupakan aktivitas pengorganisasian data.

Analsis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen 1982) dalam

Moleong adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilih-memilahnya menjadi satuan yang dapat

dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa

yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat

diceritakan kepada orang lain.

Di pihak lain, analisis data kualitatif menurut Seidel (1998) dalam

Moleong, proses berjalannya sebagai berikut:

a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi


kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.
b. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan,
membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya.
c. Berfikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai
makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan
membuat temuan-temuan umum62.

Selanjutnya menurut Janice McDrury (1999) dalam Moleong, tahapan

analisis data kualitatif adalah:

a. Membaca/mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang


ada dalam data.
b. Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang
berasal dati data.
c. Menuliskan “model” yang ditemukan.
d. Koding yang telah dilakukan63.

62
Moleong, Metodologi..., h. 248.
Dari beberapa penjelasan di atas tahapan-tahapan analisis data sesuai

dengan model Spradley sebagai berikut:

Dalam hal ini Spradley menyatakan :

“Analisis domain merupakan langkah pertama dalam penelitian


kualitatif, langkah selanjutnya adalah analisis taksonomi yang
aktivitasnya adalah mencari bagaimana domain yang dipilih itu
dijabarkan menjadi lebih rinci. Selanjutnya analisis komponensial
aktivitasnya adalah mencari perbedaan yang spesifik setiap rincian
yang dihasilkan taksonomi. Yang terakhir adalah analisis tema yang
aktivitasnya adalah mencari hubungan diantara domain dan bagaimana
hubungannya dengan keseluruhan, selanjutnya dirumuskan dalam
suatu tema atau judul penelitian64”.

1. Analisis Domain (Domain Analysis).

Analisis Domain merupakan langkah pertama yang dilakukan untuk

memperoleh gambaran umum dan menyeluruh tentang situasi social yang

diteliti atau objek penelitian. Observasi deskriptif akan berakhir dengan

analisis domain. Analisis domain ini sama dengan analisis reduksi data pada

analisis data model Miles and Huberman. Dari teknik analisis ini peneliti

akan menemukan dan mereduksi data kedalam berbagai kategori yang

menjadi kesalahan penulisan algoritma pemrograman Delphi.

Ada enam tahap yang dilakukan dalam analisis domain yaitu:

a. memilih salah satu hubungan semantik untuk memulai dari sembilan


hubungan semantik yang tersedia: hubungan termasuk, spasial,
sebab-akibat, rasional, lokasi tempat bertindak, fungsi, alat-tujuan,
urutan, dan memberi atrubut atau nama,
b. menyiapkan lembar analisis domain,
c. memilih salah satu sample catatan lapangan yang dibuat terakhir,
untuk memulainya,

63
Ibid., h. 248.
64
Sugiyono. Statistika..., h. 256.
d. mencari istilah acuan dan istilah bagian yang cocok dengan
hubungan semantik dari catatan lapangan,
e. mengulangi usaha pencarian domain sampai semua hubungan
semantik habis, dan
f. membuat daftar domain yang ditemukan (teridentifikasikan) 65.

2. Analisis Taksonomi (Taxonomic Analysis)

Domain yang dipilih (reduksi) tersebut selanjutnya dijabarkan

menjadi lebih rinci, untuk mengetahui struktur internalnya. Jadi analisis

taksonomi adalah analisis terhadap keseluruhan data yang terkumpul

berdasarkan domain yang telah ditetapkan. Hasil analisis taksonomi dapat

disajikan dalam bentuk diagram kotak (box diagram), diagram garis dan

simpul (lines and node diagram), dan outline. Analisis ini dilakukan dengan

observasi terfokus.

Ada tujuh langkah yang dilakukan dalam analisis taksonomi yaitu:

a. memilih satu domain untuk dianalisis,


b. mencari kesamaan atas dasar hubungan semantik yang sama yang
digunakan untuk domain itu,
c. mencari tambahan istilah bagian,
d. mencari domain yang lebih besar dan lebih inklusif yang dapat
dimasukkan sebagai subbagian dari domain yang sedang dianalisis,
e. membentuk taksonomi sementara,
f. mengadakan wawancara terfokus untuk mengecek analisis yang telah
dilakukan, dan
g. membangun taksonomi secara lengkap 66.

3. Analisis Komponensial (Componential Analysis).

Dalam analisis komponensial peneliti berupaya mencari ciri spesifik

pada setiap struktur internal dengan cara mengkontraskan antar elemen.

65
Moleong, Metodologi..., h. 305.
66
Ibid., h. 306.
Analisis ini dilakukan melalui observasi dan wawancara terseleksi dengan

pertanyaan yang mengkontraskan.

Ada delapan langkah yang dilakukan dalam analisis komponen yaitu:

a. memilih domain yang akan dianalisis,


b. mengidentifikasikan seluruh kontras yangt telah ditemukan,
c. menyiapkan lembar paradigma,
d. mengidentifikasikan dimensi kontras yang memiliki dua nilai,
e. menggabungkan dimensi kontras yang berkaitan erta menjadi satu,
f. menyiapkan pertanyaan kontras untuk cirri yang tidak ada,
g. mengadakan pengamatan (observasi) terpilih untuk melengkapi data,
dan
h. menyiapkan paradigma lengkap 67.

4. Analisis Tema (Discovering Cultural Theme).

Analisis terakhir adalah analisis tema. Dimana peneliti mencari

hubungan diantara domain, dan bagaimana hubungan dengan keseluruhan,

dan selanjutnya dinyatakan ke dalam tema/judul penelitian.

Ada tujuh cara untuk menemukan tema yaitu:

a. melebur diri,
b. melakukan analisis komponen terhadap istilah acuan,
c. perspektif yang lebih luas melalui pencarian domain dalam
pemandangan budaya,
d. menguji dimensi kontas seluruh domain yang telah dianalisis,
e. mengidentifikasikan domain terorganisir,
f. membuat gambar untuk memvisualisasi hubungan antar domain,
g. mencari tema universal, dipilih satu dari enam topic: konflik social,
kontradiksi budaya, teknik control social, hubungan social pribadi,
memperoleh dan menjaga status dan memecahkan masalah. Sesuai
dengan topic penelitian maka yang dipilih adalah memecahkan
masalah68.

67
Ibid., h. 307.
68
Ibid., h. 307.
6. Keabsahan Data dan Temuan

Kepercayaan
(credibility)

Keteralihan
(transferability)
Uji Keabsahan
Data
Kebergantungan
(depenability)

Kepastian
(confirmability)
Gambar 1.9 Macam-macam Uji Keabsahan Data Penelitian Kualitatif

Untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan

teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas

sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat

kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan

(depenability), dan kepastian (confirmability)69.

a. Uji Kredibilitas. Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap hasil

penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan

pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi,

diskusi dengan teman sejawat, analsis kasus negatif, dan

membercheck.

69
Sugiyono, Metode..., h. 270
Hal ini sesuai dengan gambar berikut:

Perpanjangan
Pengamatan

Peningkatan
Ketekunan

Triangulasi
Uji Kredibilitas
Data Diskusi Teman
Sejawat

Analisis Kasus
Negatif

Membercheck

Gambar 1.10 Uji Kredibilitas data dalam penelitian kualitatif

1) Perpajangan Pengamatan. Dengan perpanjangan pengamatan

berati peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan,

wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui

maupun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan ini berarti

hubungan peneliti dengan nara sumber akan semakin terbuka,

akrab, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang

disembunyikan lagi.

2) Meningkatkan Ketekunan. Meningkatkan ketekunan berarti

melakukan pengamatan secara lebih cermat dan

berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data

dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan

sistematis.
3) Triangulasi. Proses triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data

itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding

terhadap data itu. Ada empat macam triangulasi sebagai teknik

pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu sebagai berikut:

a. Triangulasi data. Menggunakan berbagai sumber data, seperti

dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga

dengan mewawancarai lebih dari satu objek yang dianggap

memiliki sudut pandang yang berbeda.

b. Triangulasi pengamat. Adanya pengamat di luar peneliti yang

turut memeriksakan hasil pengumpulan data. Dalam

penelitian ini, misalnya pembimbing bertindak sebagai

pengamat (expert judgment) yang memberikan masukan

terhadap hasil pengumpulan data.

c. Triangulasi teori. Penggunaan berbagai teori yang berlainan

untuk mamastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah

memenuhi syarat.

d. Triangulasi metode. Penggunaan berbagai metode untuk

meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode

observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode

wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada

saat wawancara dilakukan.


4) Diskusi dengan teman sejawat. Teknik ini mengadung beberap

maksud sebagai salah satu teknik pemeriksaan keabsahan data.

Pertama, untuk membuat agar peneliti tetap mempertahankan

sikap terbuka dan kejujuran. Kedua, diskusi dengan sejawat ini

memberikan suatu kesempatan awal yang baik untuk mulai

menjajaki dan menguji hipotesis kerja yang muncul dari

pemikiran peneliti.

5) Analisis Kasus Negatif. Teknik analisis kasus negatif dilakukan

dengan jalan mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai

dengan pola dan kecendrungan informasi yang telah

dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding.

6) Pengecekan Anggota. Pengecekan dengan anggota yang terlibat

dalam proses pengumpulan data sangat penting dalam

pemeriksaan derajat kepercayaan. Yang dicek dengan anggota

yang terlibat meliputi data, kategori analisis, penafsiran, dan

kesimpulan.

b. Uji Keteralihan (Transferability). Transferability ini merupakan

validitas eksternal dalam penelitian kuantitatif atau sering disebut

dengan keabsahan eksternal. Keabsahan eksternal mengacu pada

seberapa jauh hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada kasus

lain. Walaupun dalam penelitian kualitatif tidak ada kesimpulan yang

pasti, dapat dikatakan bahwa penelitian kualitatif memiliki


keabsahan eksternal terhadap kasus-kasus lain selama kasus tersebut

memiliki konteks yang sama.

c. Uji Kebergantungan (depenability). Suatu penelitian yang reliabel

adalah apabila orang lain dapat mengulangi/mereplikasi proses

penelitian tersebut. Depenabilitas diebut juga keajegan (reliabilitas).

Keajegan merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh

penelitian berikutnya akan mencpai hasil yang sama apabila

penelitian yang sama dilakukan kembali. Pada penelitin kualitatif,

keajegan mengacu pada kemungkinan peneliti selanjutnya

memperoleh hasil yang sama apabila penelitian dikakukan kembali

dalam subjek yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa konsep

keajengan penelitian kualitatif menekankan pada desain penelitian

dan metode serta teknik pengumpulan data dan analisis data.

d. Uji Kepastian (confirmability). Penelitian dikatakan obyektif bila

hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Menguji

konfirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan

proses yang dilakukan.


Dari beberapa penjelasan di atas maka Spradley (1980) dalam Sugiyono

membagi penelitian kualitatif ke dalam beberapa tahapan, yakni: memilih situasi

sosial (Place, Actor, Activity), melaksanakan observasi partisipan, mencatat hasil

observasi dan wawancara, melakukan observasi deskriptif, melakukan analisis

domain, melakukan observasi terfokus, melaksanakan analisis taksonomi,

melakukan observasi terseleksi, melakukan analisis komponensial, melakukan

analisis tema, temuan budaya, dan menulis laporan penelitian kualitatif 70.

Situasi Sosial
(Place, Actor, Activity)

Observasi Hasil observasi


Partisipan dan wawancara

Observasi Analisis
Deskriptif Domain

Observasi Analisis
Terfokus Taksonomi

Observasi Analisis
Terseleksi Komponen

Temuan Budaya Analisis Tema

Menulis Laporan Penelitian Kualitatif

Gambar 1.11 Tahapan Penelitian Kualitatif menurut Spradley

70
Ibid., h. 254
I. Sistematika Skripsi

Dalam penulisan skripsi ini secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian

yaitu bagian pendahuluan skripsi, bagian isi skripsi dan bagian akhir skripsi.

1. Bagian awal skripsi. Terdiri dari Halaman Sampul, Halaman Judul,

Halaman Persetujuan Pembimbing, Halaman Nota Dinas, Halaman

Pernyataan Keaslian, Halaman Pengesahan, Halaman Motto dan

Persembahan, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar,

Daftar Lampiran, dan Abstrak

2. Bagian tengah (isi) skripsi. Terdiri dari :

a. Bab I Pendahuluan. Bab ini terdiri dari Latar Belakang, Fokus

Penelitian, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Ruang

Lingkup dan Setting Penelitian, Kajian Pustaka, Kerangka Berpikir,

Metode Penelitian., dan Sistematika Skripsi.

b. Bab II Paparan Data dan Temuan Penelitian. Bab ini terdiri dari Data-

data hasil (temuan) penelitian yang terbagi dalam beberapa paparan

yakni, Gambaran Umum Lokasi Penelitian, Deskripsi Proses

Praktikum Delphi Semester Ganjil, Berbagai Kesalahan Penulisan

Algoritma Pemrograman Delphi, dan Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Kesalahan Penulisan Algoritma Pemrograman Delphi

c. Bab III Pembahasan. Bab ini terdiri dari pembahasan tentang Berbagai

Kesalahan Penulisan Algoritma Pemrograman Delphi, Faktor-faktor

yang Mempengaruhi Kesalahan Penulisan Algoritma Pemrograman


Delphi, dan Upaya-upaya yang Dilakukan untuk Mengatasi Kesalahan

Penulisan Algoritma Pemrograman Delphi.

d. Bab IV Penutup. Bab ini berisi simpulan dan saran dari penelitian.

3. Bagian akhir skripsi. Terdiri dari Daftar Pustaka dan Lampiran.


BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

E. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram

a. Sejarah Berdiri IAIN Mataram

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram berdiri pada tahun

2004 berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Kepres RI)

Nomor 91, tentang alih status STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri)

Mataram menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram. Sedangkan

STAIN Mataram berdiri pada tanggal 7 Januari 1997 berdasarkan Keputusan

Presiden RI Nomor 11, tahun 1997 tentang pendirian Sekolah Tinggi Agama

Islam Negeri (STAIN) Mataram. Sebelumnya, lembaga ini merupakan

cabang dari IAIN Sunan Ampel Surabaya yang terdiri dari Fakultas

Tarbiyah dan Fakultas Syari‟ah dan telah berada di Mataram sejak tahun

1996. IAIN Mataram merupakan satu-satunya lembaga pendidikan agama

islam negeri di kawasan tenggara Indonesia yang berada di ibu kota provinsi

Nusa Tenggara Barat yakni Mataram.

b. Letak Geografis

Dari segi geografis IAIN Mataram terletak di jalan pendidikan

nomor 35 Mataram Jurusan Cakra Negara-Ampenan. Berada di wilayah kota

Mataram, yakni pusat ibu kota provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Posisi

ini mudah dijangkau dan sangat strategis untuk menunjang aktivitas dosen

65
dan mahasiswa dalam menjalankan kegiatan proses belajar mengajar.

Adapun batas-batas lain sebagai berikut :

Sebelah Barat : Jln. Pemuda dan kampus Universitas Mataram

(UNRAM) lama.

Sebelah Timur : MAN 1 Mataram

Sebelah Utara : Jln. Pendidikan dan Kantor Pelayanan Piutang

dan Lelang Negara (KP2LN)

Sebelah Selatan : Universitas Nusa Tenggara Barat (UNTB)

2. Fakultas Tarbiyah IAIN Mataram

Fakultas Tarbiyah merupakan satu dari tiga fakultas yang ada di IAIN

Mataram. Fakultas ini didirikan pada tanggal 24 Oktober 1997.

a. Struktur Organisasi

Sesuai dengan amanat statute IAIN Mataram, yakni pasal 45

organisasi Fakultas Tarbiyah IAIN Mataram terdiri atas :

1) Senat Fakultas

2) Dekan dan Pembantu Dekan

3) Bagian Tata Usaha

4) Dosen

5) Laboratorium/studio

6) Program Diploma/Akta IV

7) Unsur Unit Penunjang lain, diantaranya : Lembaga Pengabdian

Masyarakat (LPM), Perpustakaan, Lembaga Pengembangan Bahasa


dan Budaya, dan Pusat Teknologi Informatika dan Komputer

(PUSTIKOM)

b. Jurusan/Program Studi di Fakultas Tarbiyah IAIN Mataram.

Fakultas Tarbiyah terdiri dari enam (6) jurusan sesuai dengan tabel

di bawah ini:

Tabel 2.1
Nama Jurusan dan Ketua Jurusan Fakultas Tarbiyah
No Jurusan/Prodi Ketua Jurusan
1 IPS Ekonomi Drs. M. Fachri, M.Pd
2 PGMI Dra. Rabiatul Adawiyah, M.Ag
3 Pendidikan IPA Biologi Ir. Edy M. Jayadi, MP
4 Pendidikan Bahasa Arab Drs. H. Moh. Nasikin, M.Ag
5 Pendidikan Agama Islam Drs. H. Baehaqi, M.Pd
6 Pendidikan Matematika Irzani, S.Pd, M.Si
Sumber : Hasil Observasi pada tanggal 20 Desember 2010

3. Jurusan Pendidikan Matematika IAIN Mataram

a. Sejarah Berdirinya Jurusan Pendidikan Matematika

Berdasarkan Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi Islam No:

E/123/2001 IAIN Mataram diberikan kesempatan untuk mendirikan

sebuah jurusan baru yakni Jurusan Tadris Matematika. Kemudian atas

kerja keras dari Institusi dan Jurusan untuk mengembangkan Jurusan

paling muda ini akhirnya membuahkan hasil dengan diakreditasi Jurusan

Tadris Matematika pada tahun 2007. Perjuanganpun belum berhenti

sehingga pada tahun 2008 Jurusan Tadris Matematika beralih status

menjadi Jurusan Pendidikan Matematika. Semua ini tak lepas dari Visi dan

Misi didirikannya jurusan Pendidikan Matematika. Berikut Visi dan Misi

Jurusan Pendidikan Matematika IAIN Mataram.


Visi : Terkemuka dalam menghasilkan tenaga pendidik dan
kependidikan di bidang matematika berbasis keislaman,
keilmuan, dan keindonesiaan.
Misi : a. Mengembangkan pendidikan, pengajaran, dan penelitian
dalam bidang pendidikan matematika secara profesional,
kompetitif, dan integrative.
b. Meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak dalam
melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi terutama di
bidang pendidikan matematika
c. Menegakkan nilai, etika, professional dan moral akademis
untuk pengendalian mutu dan menjaga kewibawaan
pendidikan matematika71.

b. Struktur Organisasi Jurusan Pendidikan Matematika IAIN Mataram

Dalam sebuah lembaga, baik swasta maupun negeri, sudah pasti

memiliki struktur organisasi untuk menunjang terlaksananya segala bentuk

pekerjaan dengan baik sehingga setiap tugas tidak tumpang tindih.

Mengenai struktur organisasi Jurusan Pendidikan Matematika IAIN

Mataram dapat dilihat pada gambar berikut ini:

71
Irzani, dkk, Buku Saku Jurusan Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah IAIN Mataram (Mataram:
Jurusan T. Matematika, 2009), h. 3
Dekan Fakultas Tarbiyah
Dra. H. Nurul Yakin, M.Pd Senat Fakultas

Pembantu Dekan I Pembantu Dekan II Pembantu Dekan III


Dra. Hj. Lubna, M.Pd Drs. Ramli, M.Pd Drs. H. Lukman H, M.Pd

Ketua Jurusan P. Matematika


Irzani, S.Pd, M.Si

Sekretaris Jurusan P. Matematika


Drs. H. Lalu Mukhtar, M.Pd

Kabag TU Fakultas Tarbiyah


Laboratorium/Studio Drs. H. Subki, M.PD

Subbag Umum Subbag Akademik


& Kepegawaian & Mahasiswa
Drs. Burhanuddin Saimun, M.Si

Administrasi Jurusan/Prodi

Kelompok Dosen/Fungsional

: Garis Komando
Mahasiswa
------ : Garis Koordinasi

Gambar 2.1
Struktur Organisasi Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Tarbiyah IAIN Mataram

c. Keadaan Tenaga Pengajar (Dosen atau Pegawai)

Sebagaimana kita ketahui bahwa dosen merupakan salah satu

komponen penting dalam proses pembelajaran di perguruan tinggi. Dosen

berperan sebagai pendidik, pengajar, pembimbing sekaligus sebagai

administrator terutama dalam proses pembelajaran di kelas atau di luar

kelas. Untuk mendukung kelancaran proses pendidikan di suatu perguruan


tinggi, maka haruslah didukung oleh tenaga pengajar yang cukup memadai

sehingga kualitas dan kuantitas kelulusan pendidikan lebih baik. Dalam

hal ini Jurusan Pendidikan Matematika IAIN Mataram memiliki dosen

yang cukup memadai dimana dosen tetap pada Jurusan Pendidikan

Matematika sebanyak 17 dosen, 7 diantaranya merupakan dosen dengan

bidang akademisi matematika. Selain itu, Jurusan Pendidikan Matematika

memiliki dosen tidak tetap yang ikut serta dalam proses pendidikan yang

berlangsung di Jurusan Pendidikan Matematika yang berjumlah 52 dosen

baik yang berasal dari dalam maupun luar IAIN Mataram. Dengan

sebanyak 69 dosen tersebut bisa dikatakan bahwa Jurusan Pendidikan

Matematika memiliki dosen yang cukup memadai dalam melaksanakan

proses pendidikan karena seluruh dosen memiliki standar lulusan yang

baik dan semuanya sudah menempuh gelar magister bahkan sebagiannya

sudah bergelar doctor.

d. Keadaan Mahasiswa

Mahasiswa merupakan unsur terpenting dalam pendidikan, karena

mahasiswa merupakan tolak ukur dari keberhasilan pendidikan atau proses

belajar mengajar. Jumlah mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika

dapat dijelaskan pada tabel berikut ini :

Tabel 2.2
Jumlah Mahasiswa Semester Ganjil Jurusan Pendidikan Matematika
IAIN Mataram Tahun Akademik 2010/2011
Jumlah
Semester Kelas
L P Total
A 9 24 33
I B 11 25 36
C 14 20 34
D 14 22 36
A 8 26 34
B 15 17 32
III
C 6 28 34
D 18 18 36
A 11 17 28
V B 10 16 26
C 11 19 30
A 14 21 35
B 11 22 33
VII
C 9 23 32
D 12 18 30
Jumlah 173 316 489
Sumber : Hasil Observasi tanggal 01 Desember 2010

Menurut hasil observasi juga ditemukan data tentang jumlah

mahasiswa jurusan pendidikan matematika selama 6 tahun terakhir

berdasarkan jumlah yang diterima sebagai mahasiswa jurusan pendidikan

matematika IAIN Mataram, yakni:

Jumlah Mahasiswa Jurusan Pendidikan


Matematika Tujuh Tahun Terakhir

140
120
100
80
Jumlah
60
40
20
0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Tahun

Gambar 2.2.
Jumlah Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika
Tahun 2004-2010
Berdasarkan diagram batang di atas dapat diketahui bahwa jumlah

mahasiswa jurusan pendidikan matematika dari tahun ke tahun semakin

bertambah. Ini membuktikan bahwa kuantitas minat masyarakat untuk

belajar matematika di IAIN Mataram semakin tinggi. Terbukti dengan

adanya peningkatan jumlah mahasiswa yakni pada tahun 2004 sebanyak 36

mahasiswa, tahun 2005 sebanyak 68 mahasiswa, tahun 2006 sebanyak 93

mahasiswa, tahun 2007 sebanyak 101 mahasiswa, tahun 2008 sebanyak 98

mahasiswa, tahun 2009 sebanyak 139 mahasiswa, dan pada tahun 2010

sebanyak 136 mahasiswa.

F. Deskripsi Praktikum Program Delphi

1. Proses Praktikum Program Delphi Tahun 2009/2010

a. Komponen Praktikum

Sarana dan prasarana praktikum merupakan hal yang sangat

urgensi selama pelaksanaan perkuliahan matematika komputasi. Karena

keberhasilan untuk menciptakan generasi yang cinta kepada matematika

komputasi ditentukan oleh beberapa komponen seperti : komputer/labtop,

Pembina dan Asisten Pembina, serta modul atau buku petunjuk praktikum.

Tabel 2.3
Daftar Komponen Matematika Komputasi
Program Delphi Tahun Akademik 2009/2010
No KelasNo Asisten Pembina Keterangan
1 III.A Syaharuddin
2 III.B Habib RPN
Jamaluddin, S.T 6 Unit Komputer
3 III.C M. Fauzi
4 III.D Farizal Aziz
Sumber: Dokumentasi Buku Laporan Pelaksanaan Praktikum 2009/2010
b. Tingkat Keberhasilan

Seperti diketahui bahwa keadaan sarana dan prasarana sangat

menentukan tingkat keberhasilan pelaksanaan perkuliahan matematika

komputasi (praktikum) khususnya program Delphi. Berdasarkan Tabel 2.3

bisa dikatakan bahwa keadaan sarana praktikum khususnya komputer masih

sangat minim. Sehingga hasil yang diperoleh pula masih jauh dari harapan

seperti yang dijelaskan pada tabel berikut ini.

Tabel 2.4
Tingkat Keberhasilan Pelaksanaan Praktikum
Program Delphi Tahun 2009/2010
Rata-rata
No Kelas Penguasaaan
Keterampilan Motivasi Keberhasilan
Konsep
1 III.A 63,91 68,46 62,86 65,08
2 III.B 65,71 64,71 70,71 67,04
3 III.C 69,00 69,31 68,41 68,91
4 III.D 66,71 69,02 67,17 67,63
Rata-rata 66,33 67,88 67,28 67,17
Sumber: Hasil observasi pada tanggal 5 Nopember 2010

Dari tabel di atas terlihat bahwa tingkat keberhasilan pelaksanaan

perkuliahan matematika komputasi untuk program Delphi masih tergolong

rendah karena dari segi penguasaan konsep hanya mencapai rata-rata

66,33, dari segi keterampilan hanya mencapai rata-rata 67,88, dan dari segi

motivasi untuk belajar bahasa pemrograman Delphi hanya mencapai rata-

rata 67,28, maka secara keseluruhan tingkat keberhasilan pelaksanaan

praktikum program Delphi hanya mencapai rata-rata 67,17. Sehingga bisa

dikatakan bahwa penguasaan konsep, keterampilan, dan motivasi

mahasiswa untuk belajar bahasa pemrograman Delphi masih tergolong


rendah. Nilai ini masih jauh dari harapan untuk menciptakan

matematikawan yang memiliki kompetensi matematika berbasis komputer.

2. Proses Praktikum Program Delphi Tahun 2010/2011

a. Komponen Praktikum

Melihat keadaan sarana dan prasarana pada praktikum sebelumnya,

maka oleh ketua jurusan pendidikan matematika mengadakan penambahan

jumlah unit komputer untuk praktikum dari 6 unit menjadi 8 unit

komputer.

Tabel 2.5
Daftar Komponen Matematika Komputasi
Program Delphi Tahun Akademik 2010/2011
No Kelas Asisten Pembina Keterangan
1 I.A Lalu Hambali
2 I.B M. Munir 8 Unit
Habibi RPN
3 I.C M. Irfan Komputer
4 I.D Ilham

b. Tingkat Keberhasilan

Beradasarkan hasil observasi dan interview baik kepada mahasiswa

(praktikan) maupun kepada para asisten pembina, diperoleh data bahwa

tingkat keberhasilan pelaksanaan perkuliahan matematika komputasi

khususnya pada program Delphi cukup meningkat yakni rata-rata sekitar

80%. Hal ini terlihat dari tingkat motivasi mahasiswa sangat tinggi ingin

belajar dan menguasai bahasa pemrograman khususnya program Delphi.

Kecepatan dan ketepatan dalam penulisan algoritma pemrograman juga

sangat tinggi.
G. Berbagai Kesalahan Penulisan Algoritma Pemrograman Delphi

Secara garis besar ada empat tempat seorang programmer beroperasi

ketika membuat sebuah aplikasi program Delphi yakni di component pallete,

form, object inspectore, dan unit (code editor). Kemudian code editor-lah sebagai

tempat inti pembuatan aplikasi program Delphi karena penulisan algoritma

pemrograman dilakukan disini.

Ada tiga jenis unit yang terdapat dalam program Delphi yakni:

1. Unit yang terikat dengan sebuah form, yaitu unit yang mempunyai bentuk

paling umum digunakan.

2. Unit yang hanya digunakan untuk menyimpan function dan procedure.

3. Unit yang digunakan untuk membangun komponen.

4. Unit yang terikat dengan sebuah form mempunyai struktur penulisan

program sebagai berikut:

unit Unit1;
interface
uses
Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes,
Graphics, Controls, Forms,
Dialogs;
tipe
TForm1 = class(TForm)
procedure FormCreate(Sender: TObject);
private
{ Private declarations }
public
{ Public declarations }
end;
var
Form1: TForm1;
implementation
{$R *.dfm}
procedure TForm1.FormCreate(Sender: TObject);
begin
end;
end.
Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing bagian yang dapat

ditemukan atau dibentuk dalam sebuah unit:

1. Header unit, dinyatakan dengan kata Unit yang diikuti dengan nama unit

yang juga merupakan file unit yang disimpan dengan ekstensi.pas.

2. Interface merupakan bagian yang dapat berisi deklarasi tipe data

(termasuk kelas), konstanta, variabel, procedure atau function. Segala

sesuatu yang dideklarasikan pada bagian ini dapat diakses oleh unit lain.

Bagian ini harus diletakkan sebelum kata kunci unit dan sebelum bagian

implementation.

3. Implementation merupakan bagian yang berisi implementasi metode kelas,

procedure dan function yang telah dideklarasikan pada bagian interface.

Bagian ini juga dapat berisi deklarasi tipe data, variabel, konstanta,

procedure atau function yang bersifat internal terhadap unit. Bagian

implementation harus diletakkan setelah kata kunci interface dan sebelum

initialization atau finalization (jika ada).

4. Initialization merupakan tempat untuk melakukan inisialisasi data. bagian

ini harus diletakkan setelah kata kunci implementation dan sebelum end

atau finalization (jika ada).

5. Finalization merupakan tempat untuk melakukan pembersihan, seperti

mendealokasikan memori. Bagian ini harus diletakkan setelah kata kunci

initialization atau implementation dan sebelum end.

6. Uses merupakan klausa yang menyatakan library yang akan dikomplikasi

menjadi file eksekusi. Delphi secara otomatis akan menambahkan


beberapa unit yang dituliskan pada bagian ini. Anda juga dapat

menambahkan unit buatan anda sendiri pada bagian ini.

7. Tipe merupakan bagian yang digunakan untuk mendeklarasikan variabel

8. Private. Modul dalam suatu private tidak dapat dipanggil dari modul lain.

Properti dalam suatu private tidak dapat dibaca atau dituliskan pada modul

lain.

9. Public. Modul dalam suatu public dapat dipanggil dari modul lain.

Properti dalam suatu public dapat dibaca atau dituliskan pada modul lain.

10. Var merupakan bagian yang dapat digunakan untuk mendeklarasikan

variabel termasuk variabel objek.

11. {$R *.DFM}. Pada sebuah unit, Delphi menambahkan {$R *.DFM}. ini

sangat penting karena untuk mengikat form ke file.dfm. jangan membuang

bagian ini.

Di samping itu, perlu diketahui juga setelah file Unit dan Project

disimpan, maka Delphi akan membentuk file-file dengan ekstensi berikut ini:

1. *.pas. Merupakan source file, disini akan disimpan kode pascal yang kita

tulis. atau Unit yang digunakan untuk menangani kejadian (event) pada

form.

2. *.dpr. Merupakan project file. Sebagai project file, file ini berguna untuk

meggabungkan satu atau lebih file-file source (*.pas). atau Project yang

berisi program utama dari aplikasi.

3. *.dcu (Delphi Compiled Unit). Pada saat kita membuat sebuah aplikasi,

Delphi akan membuat file ini. File ini berfungsi untuk me-link-kan kita
dengan file lain (*.dcu) sehingga kita bisa membuat beberapa form yang

terhubung satu dengan yang lainnya atau Unit Object merupakan file unit

(.pas) yang telah dikompilasi oleh compiler yang akan dihubungkan

dengan file eksekusi.

4. *.dfm (Delpi Form). File ini berisi informasi mengenai data-data form.

atau Form yang berisi daftar komponen berikut properti-propertinya.

5. *.res (Windows Resources). File Resources yang berisi sebuah icon yang

digunakan oleh project.

6. *.dof (Delphi Project Options). Kita dapat mengubah icon aplikasi

tersebut, dan datanya disimpan pada file ini atau options merupakan file

yang berisi option-option dari suatu project yang dinyatakan melalui

perintah Options dari menu project.

7. *.exe. Merupakan appllication file setelah kita compile program kita atau

executable yang dibentuk oleh kompiler dan merupakan file eksekusi

(executable) dari program aplikasi.

Namun secara garis besar ketika kita ingin membuat sebuah aplikasi

program maka kita akan bertemu dengan unit yang memiliki bagian tertentu

seperti terlihat pada gambar berikut ini.


Gambar 2.3
Unit Tempat Penulisan Algoritma Pemrograman Delphi

Kesalahan penulisan algoritma pemrograman selalu ditandai dengan warna

merah di tempat salah penulisan ketika program dalam posisi dieksekusi (run)

melalui tombol yang ada pada Speed Bar atau F9 yang ada di keyboard.

Berdasarkan hasil analisa data maka diperoleh data tentang berbagai bentuk

kesalahan penulisan algoritma pemrograman Delphi sebagai berikut:

1. Tidak mendeklarasikan (mendefinisikan) variabel yang digunakan dalam

rumus atau instruksi. Pada gambar di bawah ini merupakan contoh

kesalahan penulisan karena tidak menulis kata var (variabel) untuk

mendefinisikan variabel yang akan digunakan.


Gambar 2.4
Contoh kesalahan penulisan pada var

2. Kesalahan penulisan pada tanda baca, seperti tanda baca titik , koma, titik

dua, titik koma, tanda kurung, dan sama dengan. [ . , : ; ( ) = ]. Contohnya:

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 2.5
Contoh kesalahan penulisan
tanda titik, titik dua, sama dengan dan kurung
Pada gambar 2.5 (a) di atas terlihat kesalahan penulisan pada tanda

titik yang sebenarnya adalah tanda koma, pada gambar 2.5 (b) kesalahan

penulisan karena tidak menaruh tanda sama untuk mendefinisikan jenis

tipe data dan letak instruksi akan dieksekusi, pada gambar 2.6 (c)

kesalahan penulisan pada tanda titik dua yang sebenarnya adalah tanda

titik koma, dan pada gambar 2.5 (d) kesalahan penulisan pada kurung siku

[ ] yang sebenarnya adalah kurung biasa ( ).

3. Kesalahan penulisan pada huruf, baik pada konversi data yang terdiri dari

(a) Strtoint, mengubah tipe data string ke integer, (b) Inttostr, mengubah

tipe data integer ke string, (c) Timetostr, mengubah tipe data time ke

dalam bentuk string, (d) Strtofloat, mengubah tipe data string ke dalam

bentuk real, dan (e) Floattostr, mengubah tipe data real ke dalam bentuk

string, maupun pada penulisan huruf yang lainnya. Contohnya:

Gambar 2.6
Contoh kesalahan penulisan pada huruf
Pada gambar 2.6 di atas terlihat kesalahan penulisan pada tanda huruf

yakni kata strtoofloat yang sebenarnya adalah kata strtofloat.

4. Kesalahan dalam mengkhiri instruksi pemrograman. Contohnya:

Gambar 2.7
Contoh kesalahan penulisan pada end

Pada gambar 2.7 di atas terlihat kesalahan penulisan dalam mengkhiri

instruksi pemrograman yakni kata end; yang sebenarnya adalah kata end.
Dari berbagai bentuk kesalahan penulisan algoritma pemrograman

Delphi tersebut maka terdapat sepuluh (10) bentuk kesalahan yakni

sebagai berikut:

a. Tanda titik

b. Tanda koma

c. Tanda titik dua

d. Tanda titik koma

e. Tanda kurung

f. Tanda sama dengan

g. Huruf/kata

h. Var/begin

i. Operasi

j. End

Dari hasil observasi diperoleh data tentang frekuensi kesalahan

penulisan algoritma pemrograman Delphi seperti terlihat pada diagram

berikut ini.

Frekuensi Kesalahan Penulisan Algoritma


Pemrograman Delphi Pada Kelas IA

25

20

Frekuensi 15
Kesalahan
10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Frek uensi 7 12 4 10 0 12 21 1 11 0

(a)
Frekuensi Kesalahan Penulisan Algoritma
Pemrograman Delphi Pada Kelas IB

40

30

Frekuensi
20
Kesalahan

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Frek uensi 3 9 10 21 5 33 26 10 13 7

(b)

Frekuensi Kesalahan Penulisan Algortima


Pemrograman Delphi Pada Kelas IC

25

20

Frekuensi 15
Kesalahan
10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Frek uensi 0 2 6 14 3 16 23 8 11 12

(c)

Frekuensi Kesalahan Penulisan Algoritma


Pemrograman Delphi Pada Kelas ID

40

30

Frekuensi
20
Kesalahan

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Frek uensi 1 3 4 6 2 23 38 7 5 16

(d)
Gambar 2.8 (a,b,c,d)
Frekuensi Kesalahan Penulisan
Algortima Pemrograman Delphi Pada Masing-masing Kelas
Bentuk dan Frekuensi Kesalahan Penulisan
Algoritma Pemrograman Delphi

120
Titik
100
Koma
80 Titik dua
Frekuensi Titik koma
Kesalahan 60
Kurung
40 Sama dengan
Huruf
20
Var/Begin
0 Operasi
1
End
Bentuk Kesalahan

Gambar 2.9
Bentuk dan Frekuensi Kesalahan Penulisan
Algoritma Pemrograman Delphi

H. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesalahan Penulisan Algoritma

Pemrograman Delphi

Berdasarkan hasil analisa data selama penelitian, peneliti menemukan

beberapa faktor yang mempengaruhi kesalahan penulisan algoritma pemrograman

Delphi yang terbagi dalam dua (2) kategori yakni faktor internal dan faktor

eksternal.

1. Faktor-faktor Internal

Adapun faktor internal yang mempengaruhi kesalahan penulisan

algoritma pemrograman Delphi yakni sebagai berikut:

a. Kemampuan komputerisasi mahasiswa masih kurang. Faktor ini

merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi kesalahan penulisan

algoritma pemrograman Delphi. Semakin tinggi pemahaman atau


pengetahuan mahasiswa akan komputer maka semakin sedikit

kemungkinan terjadinya kesalahan penulisan algoritma pemrograman

Delphi. Karena tinggi rendahnya pemahaman atau pengetahuan terhadap

komputer berpengaruh pada kemahiran mahasiswa dalam mengetik atau

menulis algoritma pemrograman (sintaksis) di komponen Code Explorer

atau Code Editor pada program Delphi. Berdasarkan hasil analisa data,

diperoleh data bahwa rata-rata mahasiswa jurusan pendidikan

matematika semester I memahami komputer atau bisa mengetik. Namun

tingkat kemahiran mahasiswa dalam mengetik yang berbeda. Hal ini

terjadi karena waktu mengenal komputer masing-masing mahasiswa

berbeda sesuai dengan tabel berikut ini.

Tabel 2.6
Perbedaan Waktu Mengenal Komputer
No Jenjang Jumlah
1 SD 1,39 %
2 SMP 40,3 %
3 SMA 45,83 %
4 PT 13 %
Jumlah 100 %

b. Kurangnya ketelitian dalam menulis algoritma pemrograman Delphi.

Ketelitian merupakan salah satu sikap yang harus dimiliki oleh seorang

programer untuk menghindari kesalahan baik pada prosedur maupun

penulisan algoritma pemrograman. Hasil observasi dan interview

menunjukkan bahwa kesalahan penulisan algoritma pemrograman

Delphi juga dipengaruhi oleh kurangnnya ketelitian mahasiswa dalam

menulis algoritma pemrograman Delphi.


c. Minimnya pemahaman terhadap algoritma pemrograman Delphi.

Pemahaman terhadap algoritma pemrograman merupakan faktor yang

sangat penting untuk menghindari kesalahan penulisan algoritma

pemrograman. Minimnya pemahaman terhadap algoritma pemrograman

Delphi tersebut disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:

a. Mahasiswa tidak mengulangi pelajaran yang telah

diberikan/dipelajari. Dengan mengulangi berarti mahasiswa

berupaya untuk memperlancar atau menguasai secara penuh terhadap

materi yang telah diperoleh.

b. Jadwal perkuliahan matematika komputasi belum teratur dan efektif.

Jadwal praktikum berorientasi pada waktu belajar mahasiswa dalam

mempelajari program Delphi secara penuh.

c. Kurangnya sugesti tentang maksud algoritma dari asisten pembina

ketika praktikum berlangsung.

d. Tidak ada rasa iri atau semangat untuk berkompetensi dalam diri

mahasiswa.

d. Mayoritas mahasiswa belum mengetahui tujuan pembelajaran program

Delphi. Tujuan pembelajaran merupakan tolak ukur untuk

membangkitkan semangat dan motivasi seseorang untuk belajar.

Semakin tinggi pengetahuan mahasiswa akan tujuan pembelajaran

khususnya manfaat dari program Delphi maka akan semakin tinggi

minat dan motivasi mahasiswa untuk belajar program Delphi.


Kurangnya pengetahuan akan tujuan pembelajaran program Delphi

disebabkan beberapa hal sebagai berikut:

1) Rendahnya tingkat kesadaran akan pentingnya belajar program

Delphi yang merupakan aplikasi dari teori dan konsep matematika.

2) Adanya asumsi bahwa matematika komputasi tidak termasuk mata

kuliah.

3) Disebabkan kesibukan, seperti kegiatan berorganisasi atau aktivitas

perkuliahan.

2. Faktor-faktor Eksternal

Adapun faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kesalahan penulisan

algoritma pemrograman Delphi yakni sebagai berikut:

a. Rendahnya tingkat profesionalisme asisten pembina. Profesionalisme

asisten pembina merupakan indikator penting bagi kelancaran proses

perkuliahan matematika komputasi. Karena profesionalisme

berpengaruh pada metode dan strategi yang digunakan, serta

penguasaan konsep tentang algoritma pemrograman Delphi.

b. Sarana atau fasilitas kurang memadai (lengkap). Fasilitas praktikum

merupakan indikator paling urgensi dalam meningkatkan kualitas hasil

perkuliahan matematika komputasi.

c. Mutu isi modul atau panduan praktikum masih kurang kompetensi.

Kualitas isi modul/panduan praktikum memiliki peran penting dalam

menentukan output dari praktikum itu sendiri. Karena kualitas isi yang

baik dan interaktif akan mampu menanamkan konsep-konsep bahasa


pemrograman khususnya program Delphi kepada mahasiswa.

Sehingga akan lahir ide-ide baru dalam mengembangkan konsep yang

sudah ada. Tentu hal ini akan berpengaruh pada kualitas hasil

praktikum terutama pada mahasiswa sendiri sebagai objek praktikum.

Namun yang terlihat di laboratorium matematika IAIN Mataram,

kualitas isi modul masih tergolong rendah dan kurang interaktif

terutama modul praktikum program Delphi. Hal ini terbukti dari output

praktikum yang masih tergolong rendah akan pemahaman tentang

konsep-konsep bahasa pemrograman.

d. Materi perkuliahan matematika komputasi untuk program Delphi tidak

memiliki korelasi dengan materi perkuliahan matematika yang lainnya.

Menurut hasil dokumentasi diperoleh data bahwa isi/materi yang ada

dalam buku panduan praktikum Delphi tidak memiliki korelasi dengan

materi perkuliahan matematika lainnya. Hal ini mengakibatkan

mahasiswa/praktikan tidak memiliki motivasi dan kreativitas yang

tinggi untuk belajar program delphi. Di samping itu, karena tidak

memiliki hubungan antar mata kuliah maka mahasiswa merasa bahwa

aplikasi program yang dibuat tidak memiliki manfaat dan pengaruh

bagi pengembangan kemampuan matematika mahasiswa khususnya

transferisasi teori dan konsep matematika menjadi algoritma

pemrograman khususnya program Delphi.


BAB III

PEMBAHASAN

G. Berbagai Kesalahan Penulisan Algoritma Pemrograman Delphi

Kesalahan kerja yang dilakukan oleh seorang programer merupakan

tanggung jawabnya sendiri. Sehingga ketika terjadi kesalahan kerja baik pada

prosedur maupun penulisan algoritma pemrograman maka programerlah yang

harus mencari letak kesalahan kemudian memperbaikinya. Oleh sebab itu, dalam

kejadian seperti ini dibutuhkan pemahaman konsep yang kuat tentang bahasa

pemrograman.

Program Delphi merupakan salah satu bahasa pemrograman yang

memiliki banyak manfaat baik dalam bidang matematika, ekonomi, industri,

maupun sosial. Karena program ini memiliki komponen yang bisa digunakan

untuk membuat berbagai macam bentuk aplikasi baik aplikasi perhitungan

(matematika) maupun aplikasi berbasis database. Namun dalam pembuatan

aplikasi sering terjadi kesalahan khususnya pada penulisan algoritma

pemrograman.

Kesalahan penulisan algoritma pemrograman selalu ditandai dengan warna

merah di tempat salah penulisan ketika program dalam posisi dieksekusi (run)

melalui tombol yang ada pada Speed Bar atau F9 yang ada di keyboard.

Bentuk kesalahan bermacam-macam, misalnya: (1) Tidak mendeklarasikan

(mendefinisikan) variabel yang digunakan dalam rumus atau instruksi, (2)

Kesalahan penulisan pada tanda baca, seperti tanda baca titik, koma, titik dua, titik

90
koma, tanda kurung, dan sama dengan, (3) Kesalahan penulisan pada huruf, baik

pada konversi data yang terdiri dari (a) Strtoint, mengubah tipe data string ke

integer, (b) Inttostr,. mengubah tipe data integer ke string, (c) Timetostr,

mengubah tipe data time ke dalam bentuk string, (d) Strtofloat, mengubah tipe

data string ke dalam bentuk real, dan (e) Floattostr, mengubah tipe data real ke

dalam bentuk string, maupun pada penulisan huruf yang lainnya, dan (4)

Kesalahan dalam mengakhiri instruksi pemrograman. Menurut hasil observasi dan

interview kesalahan penulisan tersebut memiliki frekuensi yang berbeda-beda,

seperti yang tertera pada diagram di bawah ini.

Bentuk dan Frekuensi Kesalahan Penulisan


Algoritma Pemrograman Delphi

120
Titik
100
Koma
80 Titik dua
Frekuensi Titik koma
Kesalahan 60
Kurung
40 Sama dengan
Huruf
20
Var/Begin
0 Operasi
1
End
Bentuk Kesalahan

Gambar 3.1
Bentuk dan Frekuensi Kesalahan Penulisan
Algoritma Pemrograman Delphi

Berdasarkan diagram batang di atas diperoleh data bahwa kesalahan

penulisan pada huruf memiliki frekuensi paling tinggi dan tanda kurung paling

rendah. Memang pada dasarnya program Delphi tidak memperhatikan huruf besar

(kapital) atau huruf kecil namun memperhatikan urutan dan bentuk huruf.
Sehingga sepanjang penulisan algoritma seseorang programmer harus konsisten.

Artinya, ketika programer mendefinisikan variabel dengan huruf kapital maka

sampai selesai penulisan algoritma pemrograman tersebut harus huruf kapital agar

tidak terjadi kesalahan penulisan algoritma pemrograman. Kesalahan pada huruf

juga dikarenakan programmer kurang paham tentang huruf-huruf yang dipilih

oleh bahasa pemrograman Delphi dalam konversi data yang terdiri dari Strtoint,

Inttostr, Timetostr, Strtofloat dan Floattostr. Serta masih banyak lagi bentuk huruf

atau kata yang tertera dalam aturan penulisan algoritma pemrograman Delphi.

H. Faktor-factor yang Mempengaruhi Kesalahan Penulisan Algoritma

Pemrograman Delphi

Ada beberapa faktor yang menentukan keberhasilan seseorang untuk

menguasai sesuatu, yakni sebagai berikut:

b. Bakat untuk mempelajari sesuatu

c. Mutu pengajaran

d. Kesanggupan untuk memahami pengajaran

e. Ketekunan

f. Waktu yang tersedia untuk belajar 72 .

Bakar atau aptitude menurut Hilgard adalah: “the capacity to learn”73.

Dengan kata lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru

akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.

72
Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara,
2010), h. 38-48
73
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.
57.
Bakat, misalnya inteligensi, mempengaruhi tingkat keberhasilan seseorang dalam

menguasai sesuatu. Jika pelajaran yang dipelajarinya sesuai dengan bakatnya,

maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selajutnya

ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu.

Mutu pengajaran yang meliputi kurikulum, sifat pengajaran (klasikal atau

modern), buku panduan (pegangan), profesionalisme tenaga pengjar, dan sarana

pendukung lainnya secara otomatis akan mempengaruhi pribadi seseorang untuk

belajar dan mempelajari sesuatu secara menyeluruh dan mendalam. Karena mutu

pengajaran yang baik akan menjadi tolak ukur dalam meningkatkan perhatian,

minat, bakat, motivasi, kreativitas, dan keberhasilan belajar seseorang.

Kemampuan seseorang untuk menguasai suatu bidang studi banyak

bergantung pada kemampuannya untuk memahami ucapan pendidiknya 74.

Seorang pendidik menyampaikan bahan pelajaran melalui bahasa. Agar pelajaran

dapat dipahami, pendidik sendiri harus berbahasa dan mampu menyesuaikan

bahasanya dengan kemampuan peserta didik sehingga mereka dapat memahami

bahan yang disampaikannya. Untuk memperluas komunikasi dapat dilakukan

berbagai usaha, antara lain: (1) belajar kelompok, (2) bantuan tutor, (3) pelajaran

berprograma, dan (4) alat audio-visual75. Di samping itu, kesanggupan untuk

memahami pengajaran juga dipengaruhi oleh kematangan dan kesiapan seseorang

sebelum belajar.

Ketekunan itu nyata dari jumlah waktu tertentu yang diberikan untuk

belajar mempelajari sesuatu. Ketekunan belajar itu tampaknya bertalian dengan

74
Nasution, Berbagai Pendekatan..., h. 42
75
Ibid., h. 43-45
sikap dan minat terhadap pelajaran. Bila suatu pelajaran tidak menarik minatnya,

maka ia segera menyampingkannya jika menjumpai kesulitan. Begitu juga

sebaliknya, jika suatu pelajaran menarik minatnya, maka pelajaran tersebut akan

selalu menjadi motivator bagi dirinya untuk menguasai pelajaran tersebut.

Begitu juga waktu yang tersedia untuk belajar sangat mempengaruhi

tingkat penguasaan seseorang terhadap suatu pelajaran. Karena faktor waktu

sangat esensial untuk menguasai bahan pelajaran tertentu sepenuhnya.

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang

mempengaruhi tingkat keberhasilan seseorang untuk menguasai sesuatu terdiri

dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang ada

dalam diri individu yang sedang belajar. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor

yang ada di luar individu.

Faktor internal merupakan faktor utama yang mempengaruhi tingkat

keberhasilan seseorang dalam mempelajari sesuatu. Salah satu contoh adalah

factor psikologis yang sungguh melekat erat dalam pribadi seseorang. Berbagai

contoh factor psikologis adalah: Inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif,

kematangan, dan kesiapan.

Menjadi seorang programmer memerlukan psikologi yang mantap dan

kuat akan berbagai halangan dan rintangan selama berkarya atau membuat sebuah

aplikasi program yang bermanfaat bagi orang banyak. Factor psikologi sangat

menentukan keberhasilan tersebut.

Sama halnya dalam menguasai bahasa pemrograman Delphi dibutuhkan

intelligensi, bakat, minat, motif yang tinggi, perhatian penuh, kematangan yang
cukup dan persiapan yang lama. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hakikat dari

pembuatan aplikasi pemrograman khususnya aplikasi matematika.

Berdasarkan hasil analisa data selama penelitian peneliti menemukan

beberapa faktor yang mempengaruhi kesalahan penulisan algoritma pemrograman

Delphi, seperti tertera dalam bagan di bawah ini.

Faktor-factor yang Mempengaruhi Kesalahan Penulisan


Algoritma Pemrograman Delphi

Faktor Internal/ Faktor Eksternal/


Faktor Dalam Faktor Luar

Kemampuan Rendahnya tingkat


komputerisasi mahasiswa profesionalisme asisten
masih kurang pembina

Minimnya pemahaman Sarana atau fasilitas


terhadap algoritma kurang memadai
pemrograman (lengkap)

Mayoritas mahasiswa Mutu isi modul atau


belum mengetahui tujuan panduan praktikum masih
pembelajaran program kurang kompetensi
Delphi

Gambar 3.2
Faktor-factor yang Mempengaruhi Kesalahan Penulisan
Algoritma Pemrograman Delphi

Berdasarkan gambar di atas, kita bisa mengetahui bahwa factor internal

sangat menentukan keberhasilan seseorang menguasai sesuatu karena factor


tersebut lahir dari dalam diri seseorang tanpa paksaan dari orang lain. Salah satu

contoh kemampuan komputerisasi mahasiswa. Kemampuan komputerisasi

merupakan kemampuan internal yang dimiliki oleh mahasiswa. Tinggi rendahnya

kemampuan mahasiswa akan computer tergantung dari waktu dan ketekunan

mahasiswa belajar computer. Disamping factor motif, minat, bakat, dan perhatian

tentang computer. Kemampuan computer ini akan berimplikasi pada factor-faktor

yang lain seperti tingkat ketelitian ketika menulis/mengetik algoritma. Semakin

mahir seseorang dalam mengetik maka semakin sedikit peluang untuk salah

selama penulisan.

Faktor lain adalah minimnya pemahaman mahasiswa terhadap algoritma

pemrograman. Algortima pemrograman merupakan hal yang asing bagi

mahasiswa. Karena dua buah kata ini baru dikenal di jurusan pendidikan

matematika IAIN Mataram pada tahun 2009. Jadi, pemahaman tentang bahasa

pemrograman masih tergolong rendah. Di samping itu, minimnya pemahaman

terhadap algortima pemrograman Delphi disebabkan oleh beberapa faktor seperti:

(1) Rata-rata mahasiswa tidak pernah belajar bahasa pemrograman sebelumnya

sehingga masih kaku dengan bahasa pemrograman khuusnya pembuatan atau

penulisan algoritma dalam menyelesaikan permasalahan matematika, (2) Jadwal

perkuliahan matematika komputasi belum teratur dan efektif. Seperti diketahui

bahwa jadwal praktikum berorientasi pada waktu belajar mahasiswa dalam

mempelajari program Delphi secara penuh. Fenomena yang terjadi di

laboratorium matematika adalah jawdal perkuliahan matematika komputasi sering

bersamaan dengan perkuliahan yang lainnya. Sehingga masih banyak mahasiswa


yang tidak bisa mengikuti praktikum di samping faktor malas dan tidak peduli

dengan pembelajaran bahasa pemrograman.

(2) Sugesti kurang dan berbeda dari masing-masing asisten pembina terhadap

praktikan. Pada saat praktikum, sugesti atau penjelasan mendetail merupakan

indikator yang mampu memberikan pengetahuan kepada mahasiswa (praktikan)

tentang tujuan pembelajaran, tujuan dan manfaat pembuatan aplikasi, serta

maksud dari algoritma pemrograman Delphi. dan (3) Tidak ada rasa iri atau

semangat untuk berkompetensi. Rasa iri merupakan sikap terpuji jika kita iri

dalam hal kebaikan, begitu juga sebaliknya. Sesungghunya rasa iri terhadap hasil

karya orang lain perlu ada karena hal tersebut bisa menjadi motivator dalam diri

seseorang untuk bekerja keras dalam menghasilkan karya yang lebih baik.

Kemudian mayoritas mahasiswa belum mengetahui tujuan pembelajaran

program Delphi. Kurangnya pengetahuan akan tujuan pembelajaran program

Delphi disebabkan beberapa hal seperti: (1) Rendahnya tingkat kesadaran

pentingnya belajar program Delphi yang merupakan aplikasi dari teori

matematika, kurangnya kesadaran untuk belajar dan menguasai program Delphi

merupakan indikator kurangnya kepedulian akan masa depan perkembangan dan

kemajuan matematika. Karena teori dan konsep yang ada pada pembelajaran

matematika harus diaplikasikan di kehidupan sehari-hari salah satu contoh

menerapkannya melalui bahasa pemrograman. (2) Adanya asumsi bahwa

matematika komputasi tidak termasuk mata kuliah, Anggapan ini merupakan

pembunuh minat dan motivasi mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan

matematika komputasi untuk belajar bahasa pemrograman. dan (3) Disebabkan


kesibukan, seperti kegiatan berorganisasi atau aktivitas perkuliahan, kesibukan

berorganisasi atau aktivitas perkuliahan juga menentukan tinggi rendahnya

motivasi mahasiswa untuk belajar bahasa pemrograman khususnya program

Delphi.

Di samping faktor internal terdapat juga faktor eksternal yang berasal dari

luar diri mahasiswa selama belajar bahasa pemrograman delphi lebih khusus pada

kesalahan penulisan algoritma pemrograman. Faktor luar tersebut merupakan

implikasi dari perangkat atau komponen perkuliahan matematika komputasi yang

terdiri dari keadaan asisten pembina, komputer, dan modul atau petunjuk

praktikum yang digunakan selama perkuliahan berlangsung.

Salah satu faktor adalah rendahnya tingkat profesionalisme asisten

pembina. Profesionalisme asisten pembina merupakan indikator penting bagi

kelancaran proses perkuliahan matematika komputasi. Karena profesionalisme

berpengaruh pada metode, strategi, dan penguasaan konsep tentang algoritma

pemrograman Delphi. Menurut hasil observasi dan interview diperoleh data

bahwa tenaga pengajar untuk perkuliahan matematika komputasi masih kurang

khususnya program Delphi. Hal ini terlihat dari kebijakan jurusan dalam

menentukan tenaga pengajar, dimana tenaga pengajar untuk sebagian program

komputer masih menggunakan mahasiswa yang cukup mahir dengan program

tersebut.

Faktor lain adalah sarana atau fasilitas kurang memadai (lengkap).

Fasilitas praktikum merupakan indikator inti dalam meningkatkan kualitas hasil

perkuliahan matematika komputasi. Menurut hasil observasi dan interview sarana


praktikum misalnya komputer masih minim baik dari segi kualitas maupun

kuantitas, terkadang juga sering bermasalah.

Kemudian mutu isi modul atau panduan praktikum masih kurang

kompetensi. Kualitas isi petunjuk praktikum memiliki peran penting dalam

menentukan output dari praktikum itu sendiri. Karena kualitas isi yang baik dan

interaktif akan mampu menanamkan konsep-konsep bahasa pemrograman

khususnya program Delphi kepada mahasiswa. Sehingga akan lahir ide-ide baru

dalam mengembangkan konsep yang sudah ada. Tentu hal ini akan berpengaruh

pada kualitas hasil praktikum terutama pada mahasiswa sendiri sebagai objek

praktikum. Namun yang terlikat di laboratorium matematika IAIN Mataram

khususnya, kualitas isi modul masih tergolong rendah dan kurang interaktif

terutama modul praktikum program Delphi. Hal ini terbukti dari output praktikum

yang masih tergolong rendah akan pemahaman tentang konsep-konsep bahasa

pemrograman.

I. Upaya-upaya yang Dilakukan untuk Mengatasi Kesalahan Penulisan

Algoritma Pemrograman Delphi

Setiap permasalahan pasti memiliki solusi. Maka dari berbagai bentuk

kesalahan penulisan algoritma pemrograman peneliti mencari sebab dari

kesalahan tersebut yang terklasifikasi dalam faktor-faktor yang mempengaruhi

kesalahan penulisan algoritma pemrograman delphi. Kemudian terakhir, peneliti

melakukan observasi dan interview kembali untuk menemukan solusi atau upaya-

upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi kesalahan penulisan algortima


pemrograman delphi secara khusus dan peningktan kualitas hasil perkuliahan

matematika komputasi secara umum.

Menurut hasil observasi dan interview diperoleh beberapa upaya sebagai

berikut:

1. Pihak Jurusan

Pihak jurusan sebagai penyelenggara memiliki peran penting dalam

mengatasi permasalahan yang ada di laboratorium khususnya perkuliahan

matematika komputasi yang merupakan ciri khas bagi jurusan pendidikan

matematika IAIN Mataram. Maka dalam hal ini sebagai penyelenggara,

pihak jurusan perlu melakukan tindakan sebagai berikut:

a. Perlu adanya perbaikan dan peningkatan pada sarana perkuliahan

matematika komputasi. Sarana seperti komputer memiliki peran

penting karena tanpa komputer perkuliahan matematika komputasi

tidak dapat di lakukan. Namun pada kenyataan yang kita lihat bahwa

keadaan komputer di laboratorium sangat memperihatinkan. Dimana

kondisi komputer jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah

mahasiswa yakni 8 : 40. Setiap kali praktikum mahasiswa rata-rata

sebanyak 40 perkelas harus duduk di depan komputer yang hanya

terdiri dari 8 unit. Maka dari itu, perlu ada tindakan dari jurusan selaku

penanggung jawab serta penyelenggara perkuliahan matematika

komputasi untuk memperbaiki dan meningkatkan keadaan sarana

perkuliahan khususnya penambahan jumlah komputer.


b. Dikaitkan dengan mata kuliah. Asumsi bahwa matematika komputasi

tidak memiliki kaitan dan pengaruh pada nilai mata kuliah lain

membuat mayoritas mahasiswa enggan mengikuti perkuliahan

matematika komputasi. Keadaan ini sangat menyurutkan semangat dan

minat mahasiswa untuk belajar bahasa pemrograman. Ketika semangat

dan minat sudah tidak ada maka secara ototmatis hasilnyapun tidak

ada. Sementara berbagai program yang ada di perkulahan matematika

komputasi memiliki banyak manfaat terhadap materi mata kuliah lain

atau aplikasinya di kehidupan sehari-hari khususnya program delphi,

seperti pada mata kuliah: Matematika Diskrit, Aljabar Elementer,

Aljabar Linear, Kalkulus, Pengantar Dasar Matematika, Metode

Numerik, Teori Bilangan, Metode Statistika, Trigonomettri, dan

Geometri. Maka dalam hal ini, untuk menarik minat mahassiswa untuk

mau belajar dan menguasai bahasa pemrograman pihak jurusan harus

mengaitkan antara matematika komputasi ini dengan mata kuliah yang

lain seperti beberapa mata kuliah tersebut di atas agar ada yang

mengikat mahasiswa untuk tidak mengikuti perkuliahan matematika

komputasi yang sungguh berpengaruh dalam penguasaan konsep dan

teori dari materi perkuliahan matematika yang lain.

c. Perlu adanya sentuhan/penyuluhan/pencerahan dari jurusan untuk

memotivasi mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan matematika

komputasi. Menanamkan motivasi merupakan hal yang tidak mudah.

Karena kita harus menguasai psikologi seseorang. Dalam keadaan


seperti ini pencerahan dari jurusan selaku penyelenggara sangat

dibutuhkan karena pencerahan tersebut akan mampu membuka

cakrawala berpikir mahasiswa tentang manfaat dari bahasa

pemrograman. Dengan mengetahui manfaat tersebut maka bakat,

minat, motif, dan perhatian akan bahasa pemrograman khususnya

program delphi akan semakin meningkat.

2. Pihak Laboran

Pihak laboran yang terdiri dari unsur pembina dan asisten pembina

merupakan penyelenggara inti dan langsung bertatap muka dengan

mahasiswa/praktikan. Berpijak dari faktor-faktor yang mempengaruhi

kesalahan penulisan algoritma pemrograman delphi di atas maka sebagai

penyelenggara inti dalam perkuliahan matematika komputasi harus

melakukan beberapa upaya sebagai berikut:

a. Tujuan pembelajaran (perkuliahan/praktikum) perlu disampaikan. Di

setiap pertemuan dalam pembuatan aplikasi program seorang pembina

atau asisten pembina perlu menyampaikan tujuan pembelajaran

minimal tujuan atau manfaat dari aplikasi yang dibuat. Karena

penyampaian tujuan tersebut akan mampu melahirkan minat atau

motivasi mahasiswa dalam belajar pembuatan aplikasi tersebut.

b. Pembina atau Asisten pembina harus profesional. Profesionalisme

seorang pembina atau asisten pembina akan berimplikasi pada gaya

mengajar dan gaya mengajar akan berimplikasi pada tingkat

pemahaman mahasiswa dalam menangkap apa yang dia sampaikan.


Ketika pembina atau asisten pembina memiliki tingkat profesionalisme

yang tinggi maka secara otomatis output dari perkuliahan tersebut akan

berkualitas tinggi pula. Salah satu upaya yang dilakukan oleh jurusan

penddikan matematika dalam meningkatkan profesionalisme pembina

dan asisten pembina dengan dilakukannya berbagai pelatihan tentang

bahasa pemrograman.

c. Modul perlu dilakukan perbaikan, materi ditambah dan diperdalam.

Kualitas isi petunjuk praktikum memiliki peran penting dalam

menentukan output dari praktikum itu sendiri. Karena kualitas isi yang

baik dan interaktif akan mampu menanamkan konsep-konsep bahasa

pemrograman khususnya program Delphi kepada mahasiswa.

Sehingga akan lahir ide-ide baru dalam mengembangkan konsep yang

sudah ada. Tentu hal ini akan berpengaruh pada kualitas hasil

praktikum terutama pada mahasiswa sendiri sebagai objek praktikum.

Menurut hasil observasi dan interview tentang keadaan modul

praktikum program delphi memang membutuhkan perbaikan,

kemudian materi ditambah dan diperdalam. Karena dengan

penambahan dan perdalam materi maka akan menambah wawasan

mahasiswa sebagai programer program delphi sehingga kualitas

perkuliahan matematika komputasi khususnya program delphi semakin

meningkat.

d. Metode perkuliahan harus memakai sistem pengelompokkan. Metode

kelompok (cooperative) merupakan metode yang sangat bagus dalam


peningkatan kualitas hasil dari suatu pembelajaran. Menurut observasi,

diperoleh bahwa sistem kelompok baik pada mahasiswa maupun

asisten pembina sangat baik. Tidak seperti yang terjadi di beberapa

praktikum tahun 2009/2010 seorang asisten pembia harus melayani

satu kelas atau 40 mahasiswa selama praktikum. Sehingga hasilnya

tidak memuaskan karena kebanyakan praktikan/mahasiswa tidak

mendapat arahan atau sugesti langsung dari asisten pembina. Maka

dari itu, asisten pembina harus secara berkelompok dalam waktu yang

bersamaan menangani praktikum agar kondisi laboratorium selama

praktikum berlangsung dalam keadaan aman, lancar, dan sukses.

Dengan demikian tingkat kesalahan penulisan algoritma pemrograman

delphi bisa diatasi atau diminimalisir.

3. Pihak Mahasiswa

Pihak terakhir yang harus berperan dalam mengatasi tingkat kesalahan

penulisan algoritma pemrograman delphi adalah mahasiswa/praktikan itu

sendiri. Adapun upaya-upaya yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Perlu adanya kesadaran dan kreatifitas berpikir pada diri mahasiswa

untuk menciptakan sesuatu yang baru (aplikasi). Karya sendiri adalah

suatu anugerah yang akan pernah bisa kita lupakan. Karena karya

tersebut merupakan hasil reatifitas berpikr kita selama ini. Namun yang

terlihat di kalangan mahasiswa jurusan pendidikan matematika

kesadaran dan kreatifitas berpikir pada diri mahasiswa untuk

menciptakan sesuatu yang baru (aplikasi) masih kurang atau hampir


tidak ada. Tentu hal ini berakibat pada motivasi dan minat mahasiswa

untuk berkarya. Seperti diketahui bersama bahwa semakin lama maka

ilmu semakin berkembang sehingga dibutuhkan kreatifitas untuk

berkarya dan jangan terlalu terpaku oleh buku panduan. Maka untuk

mengatasi masalah ini perlu adanya kesadaran dan kreatifitas berpikir

pada diri mahasiswa untuk menciptakan sesuatu yang baru (aplikasi)

agar ilmu matematika selalu hidup dan berkembang khususnya di

kalangan mahasiswa jurusan pendidikan matematika IAIN Mataram.

b. Adanya sikap iri ketika seseorang menemukan ide atau konsep baru.

Menurut hasil interview kepada para asisten pembina diperoleh data

bahwa kurangnya rasa iri dalam diri mahasiswa ketika seorang

mahasiswa lain menemukan ide atau konsep baru. Misalnya, ada seorang

mahasiswa berhasil membuat sebuah aplikasi program delphi yang

berawal dari ide atau kreatifitas sendiri maka oleh mahasiswa lain itu

sudah lebih dari cukup dan tidak perlu ada persaingan untuk

menciptakan yang baru lagi. Sikap iri seperti ini tidak ada dalam diri

mahasiswa jurusan pendidikan matematika IAIN Mataram. Sehingga

berpengaruh pada faktor lain yakni minimnya motivasi dan minat untuk

belajar algoritma pemrograman yang akan berimplikasi pada kurangnya

pemahaman tentang algoritma pemrograman dan ujungnya berpengaruh

pada tingkat kesalahan penulisan algoritma pemrograman. Untuk

menghindari hal seperti ini maka perlu adanya sikap iri ketika seseorang

menemukan ide atau konsep baru sebagai motivator dalam menciptakan


berbagai aplikasi matematika baru yang bermanfaat bagi orang banyak

khususnya mahasiswa matematika lainnya.


BAB IV

PENUTUP

C. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka peneliti dapat

menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Kesalahan penulisan algoritma pemrograman Delphi pada semester ganjil

Jurusan Pendidikan Matematika IAIN Mataram Tahun Akademik

2010/2011 terdiri dari beberapa bentuk, yakni:

a. Tidak mendeklarasikan (mendefinisikan) variabel yang digunakan

dalam rumus atau instruksi.

b. Kesalahan penulisan pada tanda baca, seperti tanda baca titik , koma,

titik dua, titik koma, tanda kurung, dan sama dengan.

c. Kesalahan penulisan pada huruf khususnya pada konversi data.

d. Kesalahan dalam mengkhiri instruksi pemrograman.

2. Faktor-factor yang mempengaruhi kesalahan penulisan algoritma

pemrograman Delphi pada semester ganjil Jurusan Pendidikan Matematika

IAIN Mataram Tahun Akademik 2010/2011 terdiri dari dua faktor, yakni:

3. Faktor-faktor Internal, terdiri dari:

a. Kemampuan komputerisasi mahasiswa masih kurang.

b. Minimnya pemahaman terhadap algoritma pemrograman Delphi.

Faktor ini disebabkan oleh beberapa hal seperti, jadwal perkuliahan

matematika komputasi belum teratur dan efektif, sugesti kurang

105
dan berbeda dari masing-masing asisten pembina terhadap

praktikan, dan tidak ada rasa iri atau semangat untuk

berkompetensi pada diri mahasiswa.

c. Mayoritas mahasiswa belum mengetahui tujuan pembelajaran

program Delphi. Faktor ini disebabkan beberapa hal seperti,

rendahnya tingkat kesadaran pentingnya belajar program Delphi

yang merupakan aplikasi dari teori matematika, adanya asumsi

bahwa matematika komputasi tidak termasuk mata kuliah, dan

disebabkan kesibukan, seperti kegiatan berorganisasi atau aktivitas

perkuliahan.

4. Faktor-faktor Eksternal, terdiri dari: rendahnya tingkat

profesionalisme asisten pembina, sarana atau fasilitas kurang

memadai (lengkap), dan mutu isi modul atau panduan praktikum

masih kurang kompetensi.

3. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kesalahan penulisan

algoritma pemrograman Delphi pada semester ganjil Jurusan Pendidikan

Matematika IAIN Mataram Tahun Akademik 2010/2011 melibatkan tiga

pihak yang terdiri dari:

a. Pihak Jurusan, upaya yang harus dilakukan adalah : melakukan

tindakan perbaikan dan peningkatan pada sarana perkuliahan

matematika komputasi, mengaitkan matematika komputasi dengan

mata kuliah lainnya, serta memberikan pencerahan untuk memotivasi

mahasiswa agar mengikuti perkuliahan matematika komputasi.


b. Pihak Laboran, upaya yang harus dilakukan adalah: tujuan

pembelajaran (perkuliahan/praktikum) perlu disampaikan, asisten

pembina harus profesional, Petunjuk praktikum harus diperbaiki

dengan cara materi diperdalam dan ditambah, serta metode perkuliahan

harus memakai sistem pengelompokkan baik terhdap mahasiswa

maupun asisten pembina.

c. Pihak Mahasiswa, upaya yang harus dilakukan adalah: Perlu adanya

kesadaran dan kreatifitas berpikir pada diri mahasiswa untuk

menciptakan sesuatu yang baru, jangan terpaku oleh buku panduan,

dan Adanya sikap iri ketika seseorang menemukan ide atau konsep

baru.

D. Saran

Diakhir laporan penelitian (skripsi) ini ada beberapa hal yang perlu

disampaikan, yakni:

1. Kepada pihak jurusan diharapkan kegiatan perkuliahan (praktikum)

matematika komputasi ini perlu diadakan evaluasi kegiatan untuk

mengetahui tingkat keberhasilan perkuliahan melihat selama ini evaluasi

tidak pernah dilakukan. Karena dengan mengadakan evaluasi kita akan

mengetahui sejauh mana pencapaian tujuan dari perkuliahan matematika

komputasi itu sendiri, baik untuk perkembangan laboratorium, mahasiswa,

maupun perkebangan program-program yang diajarkan khususnya

program Delphi.
2. Kepada pihak laboran untuk lebih giat dalam meningkatkan manajemen

laboratorium baik pada tingkat profesionalisme tenaga pengajar maupun

sarana yang digunakan selama perkuliahan (praktikum). Karena

keberhasilan perkuliahan tersebut sangat ditentukan oleh tenaga pengajar

dan sarana yang digunakan.

3. Kepada mahasiswa jurusan pendidikan matematika IAIN Mataram untuk

lebih giat dalam belajar bahasa pemrograman karena permasalahan

matematika semakin lama semakin kompleks sehingga butuh keahlian

dalam menyelesaiakan permasalahan tersebut, tentunya melalui konsep

algoritma pemrograman yang merupakan aplikasi dari teori dan konsep

matematika.
DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin dan Beni Ahmad S. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung :


Pustaka Setia, 2009

Amirul Hadi. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia, 1998.

Antony Pranata. Algoritma dan Pemrograman. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2005.

Antony Pranata. Pemrograman Borland Delphi 1.0. Yogyakarta : ANDI, 1997.

Antony Pranata. Pemrograman Borland Delphi 6.0. Yogyakarta : ANDI, 2003.

Asep Kokasih. Algoritma dan Pemrograman dengan Bahasa Delphi 5.0


Bandung : Yrama Widya, 2006.

Basrowi dan Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta,


2008.

Budi Sudtejo dan Michael AN. Algoritma dan Teknik Pemrograman.


Yogyakarta : Andi, 2004.

Djam‟ah Satori dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:


Alfabeta, 2009.

Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif : Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers,


2010

Hendrayudi. Pemrograman Delphi 8.0. Bandung : Yrama Widya, 2008.

Heri Sismoro. Pengantar Logika Informatika, Algoritma dan Pemrograman


Komputer. Yogyakarta : Andi, 2005.

Jaja Jamaluddin. Kumpulan Tugas Pemrogrman Delphi. Yogyakarta : ANDI,


2006.

Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja


Rosdakarya, 2010

Nana Sudjana. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung : Sinar Baru


Algensindo, 2009.

Nasution. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : TARSITO, 1996

109
Nasution. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta:
Bumi Aksara, 2010

Pujianto. Praktis Belajar Borland Delphi 8.0. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007.

Rinaldi Munir. Matematika Diskrit Edisi Ketiga. Bandung : Informatika, 2005.

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka


Cipta, 2010

Suarga. Algoritma Pemrograman. Yogyakarta : ANDI, 2006.

Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta, 2006

Sudarwan Danim. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung : Pustaka Setia, 2002

Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Jakarta : Alfabeta, 2009.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :


Alfabeta, 2010.

Anda mungkin juga menyukai