A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan lembaga yang mendidik anak sehingga dapat
membentuk kreativitas anak. Dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1, menyatakan pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan ialah segala pengalaman belajar
yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup serta
pendidikan dapat diartikan sebagai pengajaran yang diselenggarakan di
sekolah sebagai lembaga pendidikan formal (Mudyahardjo:2001:6 dalam
(Syaiful:2014:3).
Proses belajar terjadi ketika ada komunikasi antar guru dan peserta
didik ataupun peserta didik dengan peserta didik, sehingga dapat menambah
memori dalam mata pelajaran peserta didik dalam jangka waktu panjang.
Salah satunya pada mata pelajaran IPA. Dengan adanya komunikasi yang baik
akan mempermudah mereka mencapai ketuntasan penilaian yang telah
ditetapkan oleh guru maupun sekolah.
Dalam suasana belajar mengajar di lapangan dalam lingkungan
sekolah sering kita jumpai beberapa masalah. Para peserta didik meskipun
mendapatkan nilai-nilai yang tinggi dalam sejumlah mata pelajaran, namun
mereka tampak kurang mampu menerapkan perolehannya, baik berupa
pengetahuan, keterampilan, maupun sikap, kedalam situasi yang lain. Peserta
didik memang memiliki sejumlah pengetahuan, namun banyak pengetahuan
itu diterima dari guru sebagai informasi sedangkan mereka sendiri tidak
dibiasakan untuk mencoba menemukan sendiri pengetahuan atau informasi
itu. Akibatnya, pengetahuan itu tidak bermakna dalam kehidupan sehari-hari
dan cepat terlupakan (Conny, dkk:1985:6).
2
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, dapat
diidentifikasi permasalahan diantaranya :
a. Metode eksperimen masih jarang diterapkan oleh guru sebagai metode
pembelajaran di sekolah.
b. Rendahnya proses komunikasi guru dengan peserta didik maupun antar
peserta didik
c. Ketidak beranian dalam bertanya maupun malu untuk mengajukan
pertanyaan pada saat proses belajar dimulai.
d. Strategi pembelajaran yang digunakan masih belum menarik minat peserta
didik untuk aktif bertanya.
e. Pada saat proses pembelajaran berlangsung kebanyakan dari mereka
memilih untuk diam atau mengobrol
3. Batasan Masalah
Berdasarkan indentifikasi masalah, agar peneliti dapat terarah dan
dipahami perlu adanya batasan masalah :
a. Pembelajaran dibatasi dengan menggunakan metode eksperimen.
Dengan melakukan percobaan untuk mengetahui keadaan ikan pada air
bersih dan air tercemar.
b. Materi pembelajaran ini dibatasi pada konsep interaksi makhluk hidup
dengan lingkungannya yaitu tentang pola interaksi manusia mempengaruhi
Ekosistem, alam yang awalnya sebagai sahabat bagi manusia dapat
menjadi ancaman bagi kehidupan manusia.
c. Indikator siswa untuk memunculkan keterampilan berkomunikasi sains
siswa. Indikator yang akan dinilai yaitu ketepatan suatu pesan, kejelasan
perintah suatu pesan, konsistensi perintah untuk melakukan suatu perintah
pesan, cara penyampaian suatu pesan, kemampuan atas menjelaskan dan
memahami suatu pesan. Penelitian ini dibatasi pada ranah kognitif C1, C2,
C3 dan C5.
d. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII semesrter II SMPN I Indramayu.
6
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang dan identifikasi masalah yang diuraikan di
atas, maka diajukan rumusan masalah sabagai berikut :
Apakah metode pembelajaran eksperimen dapat berpengaruh terhadap
keterampilan berkomunikasi sains siswa pada materi pencemaran lingkungan
di SMPN I Indramayu?
5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan di atas maka penelitian
ini bertujuan :
Untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran eksperimen terhadap
keterampilan berkomunikasi siswa pada materi pencemaran lingkungan di
SMPN I Indramayu.
6. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan manfaat
teoritis dan manfaat praktis yang akan diartikan sebagai berikut :
a. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini metode eksperimen diharapkan dapat
dijadikan metode pembelajaran yang mandiri bagi perkembangan ilmu
pendidikan, terutama pada pengembangan ilmu pengetahuan, dan proses
pembelajaran untuk mengetahui keterampilan berkomunikasi sains siswa.
b. Manfaat Praktis
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini bagi siswa, guru,
sekolah dan peneliti adalah sebagai berikut :
1) Bagi siswa, penerapan metode eksperimen pada saat proses
pembelajaran dapat memunculkan keterampilan berkomunikasi sains
siswa terhadap materi yang diajarkan.
2) Bagi guru, menjadikan metode eksperimen untuk diterapkan pada
proses pembelajaran di sekolah.
3) Bagi sekolah, pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen
dapat dijadikan sebagai salah satu bahan masukan dalam rangka
7