Anda di halaman 1dari 2

Pemetaan Kromosom

A.H Sturtevant membuat peta kromosom kelamin X drosophila melanogaster. Peta kromosom kelamin x
tersebut memperlihatkan posisi relatif dari faktor faktor gen y, w, v, m, dan r. Perhitungan frekuensi
rekombinan faktor faktor akibat peristiwa pindah silang dapat dipelajari berdasarkan data persilangan
yang melibatkan faktor faktor gen pada kromosom 2. Data pada gambar tersebut memperlihatkan
frekuensi tipe tipe rekombinan sebesar 30/480 atau 6.25%. Artinya frekuensi tipe tipe rekombinan itu
sangat jauh dari frekuensi sebesar 50% andaikata faktor faktor gen itu terletak pada kromosom berbeda.
Adanya tipe tipe rekombinan sebesar 6.25% merupakan akibat dari peristiwa pindah silang selama
meiosis pada autosom.

Pehitungan frekuensi rekombinan faktor faktor yang terpaut kelamin sama saja dengan yang terpaut
autosom. Atas dasar data tersebut terlihat bahwa frekuensi tipe tipe rekombinan sebesar 0,010 atau 1%
yang diperoleh dari 4/390 yang sama sekali tidak melibatkan frekuensi gabungan parental dan tipemtipe
rekombinan. Hal ini disebabkan karena genotip untuk faktor gen y tidak dapat diketahui sebagai akibat
dari kenyataam bahwa pada testcross ini semua individu betina memperoleh faktor y+ dari induk jantan.

Informasi yang terungkap dari data frekuensi rekombinan adalah jarak relatif antara dua faktor gen pada
suatu kromosom. Jarak relatif antara dua faktor gen itulah yang selanjutnya digunakan untuk
memperlihatkan posisi relatif faktor faktor gen pada kromosom itu. Dengan demikian berarti bahwa
sarana persilangan yang digunakan adalah minimal yang secara khusus memperhatikan dua tanda beda
dari faktor atau gen suatu kromosom. Sarana persilangan minimal itu disebut dihibridisasi dan kedua
faktor gen terletak pada kromosom yang sama. Sarana persilangan yang lain berupa trihibridisasi dan
seterusnta asalkan faktor faktor (gen) yang diperhatikan terletak pada kromosom yang sama.

Satuan jarak yang digunakan untuk memperlihatkan posisi faktor satu dengan yang lainnya pada suatu
kromosom disebut unit peta atsu map unit. Satu unit peta setara dengan 1% frekuensi rekombinan.
Makna unit peta tidak sama dan tidak berhubungan dengan satuan panjang seperti mikron, cm, dst.
Satuan unit peta biasanya ditulis dalan simbol mu atau cM.

1. Persilangan kromosom yang memanfaatkab sarana persilangan trihibridisasi

Contoh persilangan trihibridisasi adalah pada d melanogaster yang berlangsung antara strain +++ x strain
ywm. Gambaran frekuensi tipe tipe rekombinan tersebut terjadi karena faktor faktor y, w, dan memang
terletak pada satu kromosom. Macam macam tipe rekombinan yang muncul dari persilangan testcross
membuktikan bahwa telah terjadi pindah silang pada individu betina selama meiosis. Data tipe tipe
rekombinan itu terbentuk sebagai akibat dua peristiwa pindah silang selama periode meiosis yang sama.
Dalam hal ini terbukt bahwa semua tipe rekombinan tidak dapat terbentuk sendiri sendiri satu sama lain.

Urutan linier ketiga faktor yang mungkin pada kromosom adalah sebanyak tiga macam. Namun dari
ketiga alternatif tersebut hanya alternatif 1 yang sesuai dengan gambaran data frekuensi tipe tipe
rekombinan.

2. Interferensi genetik
Interferensi atau disingkat I menunjuk adanya pengaruh dari satu peristiwa rekombinasi atas peristiwa
rekombinasi lainnya. Nilai interferensi dapat dihitung dengan cara I=1-c, dengan c adalah koefisien
koinsiden yang merupakan hasil bagi (rasio) antara frekuensi peristiwa rekombinasi ganda yang terjadi
dan yang diharapkan. Besarnya nilai interferensi sangat tergantung kepada letak faktor faktor (gen) yang
terlibat pada peristiwa pindah silang. Apabila letak faktor faktor (gen) itu sangat jauh satu sama lain atau
terpisah oleh sentromer, nilai I dapat menjadi 0 dan sebaliknya. Interferensi yang memiliki rentang 0-1
disebut interferensi positif. Nilai interferensi positif menunjukkan bahwa pindah silang pertama
memengaruhi atau mengganggu kejadian pindah silang kedua yang berlangsung di dekatnya.

Pemetaan gen pada neurospora crassa, khamir, dan chlamydomonas reinhardii

Menurut russel (1992) pemetaan gen atas dasar frekuensi pindah silang sebagaimana yang diterapkan
pada makhluk hidup eukariotik diploid juga dapat diterapkan pada yang sedang berada dalam siklus
hidup haploid yaitu misalnya pada n.crassa. pada gambar terlihat bahwa suatu strain wild type n.crasda
disilangkan dengan suatu strain lain yang memiliki tiga gen mutan pada kromosom yang sama. Hasil
persilangan itu adalah turunan (zigot) diploid yang heterozigot. Jika zigot mengalami meiosis akan
dihasilkan turunan yang haploid. Secara potensial turunan turunan itu terkelompok dalam delapan
macam genotip (maupun fenotip).

Rekombinasi somatik

Pada mamalia ditemukan lima kelas protein antibodi atau immunoglobin (ig) yaitu ig A, ig D, ig E, ig G,
dan Ig M yang masing masing kelompok antibodi itu mempunyai rantai heavy (h) yang berbeda beda.
Selain rantai h(heavy), ada juga rantai light (l) yang memiliki dua tipe yaitu kappa (K) dan lambda.

Tiap rantai L(kappa atau lamda) mempunyai dua daerah, sedangkan rantai h dari ig g mempunyai empat
daerah, tetapi rantai h dari ig m memiliki lima daerah. Daerah terminal n dari rantai h maupun l memiliki
urut urutan asam amino yang sangat bervariasi. Daerah terminal n inilah yang merupakan tapak
pengikatan antigen dan disebut daerah variabel atau v (vh dan vl).

Anda mungkin juga menyukai