Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makalah ini kami susun dalam rangka mencoba menyelesaikan tugas mata kuliah
Pendidikan Agama Islam yang berjudul “NILAI ISLAM DALAM MEWUJUDKAN
MASYARAKAT MADANI”. Agar mengetahui kekurangan maupun kelebihan mahasiswa
dalam menjabarkan isi makalah sesuai dengan pengetahuan kami serta bagaimana cara
pembuatan makalah tentunya. Dan juga sebagai penunjang untuk penilaian dari Bapak Dosen
yang mengajarkan mata kuliah Pendidikan Agama Islam.

Di dalam makalah ini yang berjudul “NILAI ISLAM DALAM MEWUJUDKAN


MASYARAKAT MADANI” kami akan memaparkan di dalamnya maksud dari masyarakat
madani dan hal-hal lain yang berkaitan dengan masyarakat madani.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian masyarakat madani ?
2. Bagaimana Peran islam dalam mewujudkan masyarakat madani?
3. Apa saja Nilai-nilai islam dalam mewujudkan masyarakat madani?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian Masyarakat Madani
dan untuk mengetahui peran Islam Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani sebagai bekal
ilmu bagi seorang mahasiswa.

D. Manfaat Penulisan

Sesuatu usaha yang telah dilakukan harus dapat bermanfaat untuk diri sendiri dan orang
lain. Demikian halnya pada penulisan makalah ini sangat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca.

1
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Konsep masyarakat madani

Masyarakat madani merupakan penerjemahan atau pengislaman konsep “civil


society” . orang yang pertama kali mengungkapkan istilah ini adalah anwar Ibrahim.

1. Pengertian masyarakat madani

Masyarakat madani adalah masyarakat dengan sistem sosial yang beradab, didasarkan
pada prinsip ketuhanan dan moral, yang menjamin keseimbangan antara kebebasan
perorangan dengan kestabilan masyarakat, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, yang
maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Allah swt memberikan gambaran dari masyarakat madani dengan firmannya dengan
Q.S.Saba’ ayat 15 yang artinya : “ sesungguhnya bagi kaum saba’ ada tanda (kekuasaan
tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah
kiri.(kepada mereka dikatakan) : “ makan lah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan)
tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepadanya. (negerimu) adalah negeri yang baik dan
tuhanmu adalah tuhan yang maha pengampun”.

2. Masyarakat madani dalam sejarah

Ada dua masyarakat dalam sejarah yang terdokumentasi sebagai masyarakat madani yaitu :

a) Masyarakat saba’ : masyarakat di masa nabi sulaiman.


Yang mana keadaan masyarakat saba’ yang dikisahkan dalam al-quran itu
mendiami negeri yang baik, yang subur dan nyaman. Negeri yang indah itu adalah wujud
dari kasih sayang allah yang disediakan bagi masyarakat saba’.
Oleh karena itu masyarakat saba’ harus bersyukur kepada allah, kisah masyarakat
saba’ ini disebut juga baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur.
b) Masyarakat madinah setelah terjadi traktat, perjanjian dengan penduduk madinah yang
beragama yahudi dan beragama watsani dari Aum dan Kharaj.

2
Perjanjian madinah berisi kesepakatan ketiga unsur masyarakat untuk saling
tolong menolong, menciptakan kedamaian dalam kehidupan sosial, menjadikan al-quran
sebagai konstitusi, menjadikan rasul-rasul sebagai pemimpin dengan ketaatan penuh
terhadap keputusan-keputusannya dan memberikan kebebasan bagi penduduknya untuk
memeluk agama serta beribadah sesuai ajaran agama yang dianutnya.
3. Karakteristik masyarakat madani
a) Bertuhan
artinya bahwa masyarakat tersebut adalah masyarakat yang beragama, yang mengakui
adanya tuhan dan menempatkan hokum tuhan sebagai landasan mengatur kehidupan social
tersebut
b) Damai
artinya masing-masing elemen masyarakat baik secara individu maupun kelompok
menghormati pihak lain secara adil. Kelompok social mayoritas hidup berdampingan dengan
kelompok minoritas sehingga tidak muncul kecemburuan social.
c) Tolong-menolong
tanpa mencampuri urusan internal individu lain yang dapat mengurangi kebebasannya.
Prinsip tolong-menolong didasarkan pada aspek kemanusiaan.
d) Toleran
artinya tidak mencampuri urusan pribadi pihak lain yang telah diberikan oleh Allah swt
sebagai kebebasan manusia dan tidak merasa terganggu oleh aktivitas pihak lain yang
berbeda.
e) Keseimbangan antara hak dan kewajiban sosial
Setiap masyarakat memiliki hak dan kewajiban yang seimbang untuk menciptakan
kedamaian, kesejahteraan dan keutuhan masyarakatnya sesuai dengan kondisi masing-
masing.
f) Berperadaban tinggi
artinya bahwa masyarakat tersebut memiliki kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan
memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan untuk kemashlahatan hidup umat manusia
g) Berakhlak mulia
h) Terintegrasinya individu-individu dan kelompok-kelompok eksklusif kedalam
masyarakat melalui kontrak sosial dan aliansi sosial.

3
i) Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan-kepentingan yang mendominasi dalam
masyarakat dapat dikurangi oleh kekuatan-kekuatan alternatif.
j) Dilengkapinya program-program pembangunan yang didominasi oleh negara dengan
program-program pembangunan yang berbasis masyarakat.
k) Terjembataninya kepentingan-kepentingan individu dan negara karena keanggotaan
organisasi-organisasi volunter mampu memberikan masukan-masukan terhadap
keputusan-keputusan pemerintah.
l) Tumbuh kembangnya kreatifitas yang pada mulanya terhambat oleh rejim-rejim
totaliter.
m) Meluasnya kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan (trust) sehingga individu-individu
mengakui keterkaitannya dengan orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri.
n) Adanya pembebasan masyarakat melalui kegiatan lembaga-lembaga sosial dengan
berbagai ragam perspektif.

Ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi untuk menjadi masyarakat madani, yakni
adanya democratic governance (pemerintahan demokratis) yang dipilih dan berkuasa secara
demokratis dan democratic civilian (masyarakat sipil yang sanggup menjunjung nilai-nilai civil
security; civil responsibility dan civil resilience).

Apabila diurai, dua kriteria tersebut menjadi tujuh prasyarat masyarakat madani sebagai
berikut :

1. Terpenuhinya kebutuhan dasar individu, keluarga, dan kelompok dalam masyarakat.

2. Berkembangnya modal manusia (human capital) dan modal sosial (social capital) yang
kondusif bagi terbentuknya kemampuan melaksanakan tugas-tugas kehidupan dan terjalinya
kepercayaan dan relasi sosial antar kelompok.

3. Tidak adanya diskriminasi dalam berbagai bidang pembangunan; dengan kata lain terbukanya
akses terhadap berbagai pelayanan sosial.

4
4. Adanya hak, kemampuan dan kesempatan bagi masyarakat dan lembaga-lembaga
swadayauntuk terlibat dalam berbagai forum dimana isu-isu kepentingan bersama dan kebijakan
publik dapat dikembangkan.

5. Adanya kohesifitas antar kelompok dalam masyarakat serta tumbuhnya sikap saling
menghargai perbedaan antar budaya dan kepercayaan.

6. Terselenggaranya sistem pemerintahan yang memungkinkan lembaga-lembaga ekonomi,


hukum, dan sosial berjalan secara produktif dan berkeadilan sosial.

7. Adanya jaminan, kepastian dan kepercayaan antara jaringan-jaringan kemasyarakatan yang


memungkinkan terjalinnya hubungan dan komunikasi antar mereka secara teratur, terbuka dan
terpercaya.

Tanpa prasyarat tesebut maka masyarakat madani hanya akan berhenti pada jargon.
Masyarakat madani akan terjerumus pada masyarakat “sipilisme” yang sempit yang tidak
ubahnya dengan faham militerisme yang anti demokrasi dan sering melanggar hak azasi
manusia. Dengan kata lain, ada beberapa rambu-rambu yang perlu diwaspadai dalam proses
mewujudkan masyarakat madani (lihat DuBois dan Milley, 1992).

B. Nilai umat islam dalam mewujudkan masyarakat madani

Nilai islam dalam mewujudkan masyarakat yang madani sangat beragam bentuknya.
Dalam konteks masyarakat Indonesia, dimana umat islam adalah mayoritas, peranan umat islam
dalam mewujudkan masyarakat madani sangat benar-benar menentukan kondisi masyarakat
Indonesia sangat tergantung pada konstribusi yang diberikan oleh umat islam di nusantara.

Nilai umat islam itu dapat direalisasikan melalui jalur hukum, sosial-politik, ekonomi dan
masih banyak lainnya di negara Indonesia, memberikan ruang untuk menyalurkan aspirasinya
secara konstruktif bagi kepentingan bangsa secara keseluruhan.

Permasalahan pokok yang masih menjadi kendala saat ini adalah kemampuan,
eksistensi dan konsistensi umat islam di Indonesia terhadap karakter dasarnya untuk

5
mengimplementasikan ajaran islam dalam kehidupan beragama, berbangsa dan
bernegara melalui jalur-jalur yang telah disediakan.
Sekalipun umat islam secara kuantitatif adalah mayoritas, tetapi secara kulitatif
masihrendah sehingga perlu ada pembaharuan dan pemberdayaan secara sistematis dan
efisien.
Hal itu dapat dilihat dari fenomena-fenomena sosial yang sangatlah
bertentangan dengan ajaran islam, seperti angka kriminalitas yang masih sangatlah
tinggi, korupsi yang telah menjadi budaya di seluruh sektor kepemerintahan,
kurangnya rasa aman dan nyaman si negara sendiri, krisis kepercayaan antara
masyarakat dengan pemerintah dan lain sebagainya. Bila umat islam sudah benar-benar
mencerminkan sikap hidup yang islami dan memiliki ketebalan iman yang cukup,
pastinya bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kuat dan sejahtera.

C. Upaya dalam mewujudkan masyarakat madani


Nilai umat islam di Indonesia untuk mewujudkan masyarakat madani sangat
diperlukan dikarenakan umat islam merupakan masyarakat mayoritas. Untuk
mewujudkan harus ada.
Upaya-upaya yang perlu dilakukan yaitu :
a) Keniscayaan peranan umat islam
Umat islam adalah umat yang diberikan oleh Allah di antara pemeluk agama yang
lainnya. Umat islam memiiki aturan hidup yang sempurna dan sesuai dengan fitrah
hidupnya. Dalam konteks masyarakat Indonesia, dimana umat islam adalah mayoritas
maka sudah sangat pasti peranan umat islam sangat menentukan.
b) Keniscayaan sistem ekonomi dan kesejahteraan umat
Sistem ekonomi islam menggunakan prinsip ekonomi yang diasaskan dan dibatasi
oleh ajaran islam. Diman dalam Al-Qur’an dan Hadits dipelajari adanya motif laba
(protif) dalam kegiatan ekonomi, namun terbatasi oleh syarat-syarat moral kehidupan.
Kehidupan sosial dan pembatasan pada setiap diri masyakat.
Islam mengharamkan riba, tipu daya, pemaksaan dan eksploitasi berlebihan dan
muderat.Islam lebih mengedepankan ekonomi pasar untuk mengembangkan harta.Sebab

6
harta bukan saja untuk kesejahteraan pribadi tetapi juga melihat kesejahteraan sosial
dalam kehidupan bermasyarakat.
c) Zakat dan wakaf sebagai instrumen kesejahteraan umat
Dalam ajaran islam ada dua dimensi hubungan yang harus dipelihara yaitu hubungan
manusia dengan Allah dan hubungan manusia lain dalam kehidupan bermasyarakat, kedua
hubungan ini harus berjalan seimbang dan penuh dengan aturan.
Dengan terlaksanakannya hubungan tersebut maka manusia akan sejahtera baik dunia
maupun akhirat. Untuk mencapai tujuan itu, maka diadakan zakat, sedekah, infaq, hibah dan
wakaf. Dengan pengelolaan zakat dan wakaf dengan baik maka akan terwujud masyarakat
madani yaitu masyarakat akan sejahtera sosial ekonomi.
D. Prinsip masyarakat madani
Berikut adalah prinsip masyarakat madani yang terkandung dalam Al-Qur’an dan AL-Hadits :
1. Keadilan
Dalam islam sudah diterangkan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits tentang aspek
kehidupan dalam bermasyarakat.
2. Supremasi Hukum
Pentingnya berlaku adil karena sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa-apa yang
kita kerjakan.
3. Persamaan
Saling menghargai dan menghormati karena umat manusia harus bersatu walaupun
berbeda-beda
4. Pluralisme (kemajemukan)
Bersikap toleran yang tinggi dan saling menghormati.
5. Pengawasan sosial
Keterbukaan sebagai konsekuensi logis dari pandangan positif dan optimis terhadap
sesama manusia.
Perilaku politik yang memperlihatkan karakter penegakan civil society para khulafa’ al-
rasyidin dapat dilihat dalam berbagai dimensinya :
1. Penegakan hidup musyawarah
2. Transparansi dalam pengelolaan baitulmal
3. Perilaku menjalankan pemerintahan

7
4. Penegakan supremasi hukum
5. Kesadaran pluralism.
E. Peran Umat Islam Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani

Dalam sejarah Islam, realisasi keunggulan normatif atau potensial umat Islam terjadi
pada masa Abbassiyah. Pada masa itu umat Islam menunjukkan kemajuan di bidang kehidupan
seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, militer, ekonomi, politik dan kemajuan bidang-bidang
lainnya. Umat Islam menjadi kelompok umat terdepan dan terunggul.

Nama-nama ilmuwan besar dunia lahir pada masa itu, seperti Ibnu Sina, Ubnu Rusyd,
Imam al-Ghazali, al-Farabi, dan yang lain.

1.Kualitas SDM Umat Islam

Dalam Q.S. Ali Imran ayat 110

Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”.

Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa Allah menyatakan bahwa umat Islam adalah umat
yang terbaik dari semua kelompok manusia yang Allah ciptakan. Di antara aspek kebaikan umat
Islam itu adalah keunggulan kualitas SDMnyadibanding umat non Islam. Keunggulan kualitas
umat Islam yang dimaksud dalam Al-Qur’an itu sifatnya normatif, potensial, bukan riil.

2. Posisi Umat Islam

SDM umat Islam saat ini belum mampu menunjukkan kualitas yang unggul. Karena itu
dalam percaturan global, baik dalam bidang politik, ekonomi, militer, dan ilmu pengetahuan dan
teknologi, belum mampu menunjukkan perannya yang signifikan.

Di Indonesia, jumlah umat Islam lebih dari 85%, tetapi karena kualitas SDM nya masih
rendah, juga belum mampu memberikan peran yang proporsional. Hukum positif yang berlaku di
negeri ini bukan hukum Islam. Sistem sosial politik dan ekonomi juga belum dijiwai oleh nilai-
nilai Islam, bahkan tokoh-tokoh Islam belum mencerminkan akhlak Islam.

8
BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Untuk mewujudkan masyarakat madani dan agar terciptanya kesejahteraan umat maka kita
sebagai generasi penerus supaya dapat membuat suatu perubahan yang signifikan. Selain itu, kita
juga harus dapat menyesuaikan diri dengan apa yang sedang terjadi di masyarakat sekarang ini.
Agar di dalam kehidupan bermasyarakat kita tidak ketinggalan berita.

Adapun beberapa kesimpulan yang dapat kami ambil dari pembahasan materi yang ada
ialah bahwa di dalam mewujudkan masyarakat madani dan kesejahteraan umat haruslah berpacu
pada Al-Qur’an dan As-Sunnah yang diamanatkan oleh Rasullullah kepada kita sebagai umat
akhir zaman. Sebelumnya kita harus mengetahui dulu apa yang dimaksud dengan masyarakat
madani itu dan bagaimana cara menciptakan suasana pada masyarakat madani tersebut, serta
ciri-ciri apa saja yang terdapat pada masyarakat madani sebelum kita yakni pada zaman
Rasullullah.

Selain memahami apa itu masyarakat madani kita juga harus melihat pada potensi manusia
yang ada di masyarakat, khususnya di Indonesia. Potensi yang ada di dalam diri manusia sangat
mendukung kita untuk mewujudkan masyarakat madani. Karena semakin besar potensi yang
dimiliki oleh seseorang dalam membangun agama Islam maka akan semakin baik pula hasilnya.
Begitu pula sebaliknya, apabila seseorang memiliki potensi yang kurang di dalam membangun
agamanya maka hasilnya pun tidak akan memuaskan. Oleh karena itu, marilah kita berlomba-
lomba dalam meningkatkan potensi diri melalui latihan-latihan spiritual dan praktek-praktek di
masyarakat.

Adapun di dalam Islam mengenal yang namanya zakat, zakat memiliki dua fungsi baik
untuk yang menunaikan zakat maupun yang menerimanya. Dengan zakat ini kita dapat
meningkatkan taraf hidup masyarakat higga mencapai derajat yang disebut masyarakat madani.

9
Selain zakat, ada pula yang namanya wakaf. Wakaf selain untuk beribadah kepada Allah juga
dapat berfungsi sebagai pengikat jalinan antara seorang muslim dengan muslim lainnya. Jadi
wakaf mempunyai dua fungsi yakni fungsi ibadah dan fungsi sosial.

Maka diharapkan kepada kita semua baik yang tua maupun yang muda agar dapat
mewujudkan masyarakat madani di negeri kita yang tercinta ini yaitu Indonesia. Yakni melalui
peningkatan kualiatas sumber daya manusia, potensi, perbaikan sistem ekonomi, serta
menerapkan budaya zakat, infak, dan sedekah. Insya Allah dengan menjalankan syariat Islam
dengan baik dan teratur kita dapat memperbaiki kehidupan bangsa ini secara perlahan.

Demikianlah materi yang dapat kami sampaikan pada kesempatan kali ini semoga di dalam
penulisan ini dapat dimengerti kata-katanya sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman di
masa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

10
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.google.com/search?q=nilai%20islam%20dalam%20mewujudkan%20masyar
akat%20madani&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-
US:official&client=firefox-a&channel=np&source=hp
2. Harahap.Syahrin.2015.”ISLAM DAN MODERNITAS”, dalam islam dan civil
society.Jakarta:PRENADAMEDIA GROUP.

11

Anda mungkin juga menyukai