GENETIKA
DISUSUN OLEH
KELOMPOK VII
Andriani (2016310309)
MUHAMMADIYAH BULUKUMBA
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Genetika yang berjudul “Tautan, Crossing Over, dan Pemetaan pada
Eukariotik”.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi
Muhammaad SAW, yang dimana telah membawa kita semua dari zaman
kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti saat ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
yang membacanya dan dapat sedikit mewujudkan pengetahuan di dalam lembaran
ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
A. Kesimpulan ......................................................................................... 18
B. Saran .................................................................................................... 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Genetika (ilmu keturunan) tergolong dalam ilmu hayat yang
mempelajari turun temurunnya sifat-sifat induk atau orang tua kepada
keturunannya. Kemudian William Bateson dan Reginald Punnett, untuk
pertama kali melaporkan adanya penyimpangan data F2 terhadap Hukum
Perpaduan Bebas Mendel (Hk.Mendel II).
Penyimpangan hukum Mandel selain terjadi melalui peristiwa
interaksi antar alel dan genetik, juga dapat terjadi karena adanya tautan
dan pindah silang. Hal ini dikarenakan organisme memiliki jumlah gen
lebih banyak daripada jumlah kromosom. Misalnya manusia diperkirakan
memiliki 40.000 gen, namun hanya memiliki 22 autosom yang berbeda
dan kromosom X serta Y. Oleh karenanya terdapat banyak gen dalam tiap
kromosom.
Penyimpangan ini terjadi karena lokus-lokus terletak pada
kromosom yang sama atau disebut berada pada grup pautan (linkage
group) yang sama. Tautan atau pautan (linkage) adalah beberapa gen yang
terletak dalam kromosom yang sama, saling berkait atau berikatan, saat
proses pembentukkan gamet, disebabkan gen-gen tersebut terletak dalam
kromosom yang sama.
Pautan genetik dapat dipatahkan oleh peristiwa pindah silang, yang
terjadi pada tahap profase I dalam meiosis. Semakin dekat posisi dua
lokus, semakin rendah frekuensi pindah silangnya. Peristiwa pindah silang
menjamin terjaganya variasi maksimum pada keturunan yang sebesar-
besarnya. Usaha menentukan posisi gen atau lokus dalam kromosom
disebut pemetaan gen atau pemetaan kromosom.
1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang ada kami merumuskan beberapa rumusan
masalah diantaranya:
1. Jelaskan pengertian tautan/pautan (Lingkage)?
2. Sebutkan jenis-jenis tautan?
3. Jelaskan pengertian pindah silang?
4. Sebutkan macam-macam pindah silang?
5. Jelaskan faktor-faktor terjadinya pindah silang?
6. Jelaskan pemetaan kromosom pada eukariotik?
7. Jelaskan pembuatan peta kromosom autosom?
8. Jelaskan pembuatan peta kromosom kelamin – X?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah yang ada terdapat beberapa tujuan
diantaranya:
1. Untuk mengetahui pengertian tautan/pautan (Lingkage).
2. Untuk mengetahui jenis-jenis tautan.
3. Untuk mengetahui pengertian pindah silang.
4. Untuk mengetahui macam-macam pindah silang.
5. Untuk mengetahui faktor-faktor terjadinya pindah silang.
6. Untuk mengetahui pemetaan kromosom pada eukariotik.
7. Untuk mengetahui pembuatan peta kromosom autosom.
8. Untuk mengetahui pembuatan peta kromosom kelamin – X.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Salah satu contoh pautan terjadi pada penelitian oleh illiam
Bateson dan R.C. Punnet sekitar 1905. Mereka mengembangkan tanaman
ercis galur murni yang mengandung gen P untuk warna bunga ungu yang
dominan terhadap gen P untuk warna bunga merah. Tanaman tersebut juga
mengandung gen L untuk polen lonjong yang dominan terhadap gen l
untuk polen bulat. (Campbell NA, dkk, 2004)
Pertama, mereka menyilangkan tanaman dengan alel homozigot.
Hasilnya, semua generasi F1 menghasilkan tanaman bunga ungu dengan
polen lonjong (PpLl) seperti yang telah diduga sebelumnya. Ketika sesama
F1 disilangkan, perbandingan fenotipe yang tidak biasa dihasilkan.
Perhatikan diagram berikut :
4
Berdasarkan persilangan tersebut, terlihat bahwa terdapat pautan antara
gen P dengan L dan p dengan l. Oleh karena itu, meskipun genotipe F1
adalah PpLl, gamet yang dihasilkan tetap bergenotipe PL dan pl. Hal ini
menghasilkan generasi F2 dengan perbandingan 3:1 (bunga ungu, polen
lonjong : bunga merah, polen bulat).
B. Jenis-Jenis Pautan
1. Pautan sempurna
Gen-gen yang terangkai letaknya amat berdekatan, maka selama
meiosis gen-gen itu tidak mengalami perubahan letak. Sehingga, gen-
gen tersebut bersama- sama menuju gamet.
2. Pautan tidak sempurna
Gen-gen yang terangkai pada satu kromosom letaknya tidak
berdekatan satu sama lainnya. Sehingga, gen-gen itu dapat mengalami
perubahan letak yang disebabkan karena adanya perubahan segmen
dari kromatid-kromatid pada sepasang kromosom homolognya
Dalam tautan dikenal dua susunan gen yang menunjukkan lokasi alel
pada kromosom, yaitu :
1. Coupling (cis)
Gen-gen dominan terangkai pada satu kromosom, sedangkan
gen-gen resesif terangkai pada kromosom homolognya.
2. Repulsion (trans)
Gen dominan terangkai dengan gen resesif yang bukan alelnya
pada satu kromosom, sedangkan gen resesif dari sel pertama dan
gen dominan dari sel kedua terangkai pada kromosom
homolognya.
Contoh Tautan
5
1. Gen-gen pada kromosom-kromosom yang berbeda
berpasangan secara bebas saat meiosis, sehingga rasio hasil uji
silangnya adalah 1 : 1 : 1 : 1
Gamet: AB Ab Ab ab ab
Gamet: AB ab ab
6
C. Pengertian Pindah Silang (Crossing over)
Gen-gen mengalami tautan pada satu kromosom tidak selalu
bersama-sama pada saat pembentukan gamet melalui pembelahan meiosis.
Gen-gen yang bertaut tersebut dapat mengalami pindah silang. Jadi,
pindah silang (Crossing over) adalah peristiwa pertukaran gen-gen suatu
kromatid dengan gen-gen kromatid homolognya. Peristiwa pindah silang
diikuti oleh patah dan melekatnya kromatid sewaktu profase dalam
pembelahan meiosis. Pada saat pembelahan meiosis, masing-masing
kromosom mengalami duplikasi dan membentuk kromosom-kromosom
homolog.
Peristiwa pindah silang umum terjadi pada setiap gametogenesis
pada kebanyakan makhluk, seperti tumbuh-tumbuhan, hewan dan
manusia. Pindah silang terjadi ketika meiosis I (akhir profase I atau
permulaan metafase I), yaitu pada saat kromosom telah mengganda
menjadi dua kromotid.
Pada waktu kromosom-kromosom hendak memisah (yaitu pada
anafase I), kromatid-kromatid yang bersilang itu melekat dan putus di
bagian kiasma, kemudian tiap potongan itu melekat pada kromatid
sebelahnya secara timbal balik. Berhubung dengan itu gen-gen yang
terletak pada bagian yang pindah itu akan berpindah pula tempatnya ke
kromatid sebelah.
7
( Gambar Peristiwa pindah silang)
8
Gambar Pindah Silang Tunggal
2. Pindah silang ganda, ialah pindah silang yang terjadi pada dua tempat.
Jika pindah silang ganda (bahasa inggris "Double Crossing Over")
berlangsung diantar dua buah genyang terangkai, maka terjadinya
pindah pindah silang ganda itu tidak akan nampak dalam fenotip,
sebab gamet-gamet yang dibentuk hanya dari tipe parental saja atau
dari tipe rekombinasi saja atau dari tipe parental dan tipe rekombinasi
akibat pindah silang tunggal. Akan tetapi andai kata diantara gen A
dan B masih ada gen ke tiga, misalnya gen C, maka terjadinya pindah
silang ganda antara gen A dan B akan nampak.
9
E. Faktor Terjadinya Pindah Silang
Kemungkinan terjadinya pindah silang ternyata di pengaruhi oleh
beberapa faktor seperti:
1. Temperatur.
Temperatur yang melebihi atau kurang dari temperatur biasa dapat
memperbesar kemungkinan terjadinya pindah silang.
2. Umur. Makin tua suatu individu, makin tua mengalami pindah silang.
3. Zat kimia tertentu dapat memperbesar kemungkinan pindah silang.
4. Penyinaran dengan sinar-X dapat memperbesar kemungkinan pindah
silang.
5. Jarak antara gen-gen yang terangkai. Makin jauh letak satu gen dengan
gen lainnya, makin besar kemungkinan terjadinya pindah silang.
6. Jenis kelamin. Pada umumnya pindah silang dijumpai pada makhluk
betina dan jantan. Namun demikian ada perkecualian, yaitu pada ulat
sutera (Bombix mori) yang betina tidak pernah terjadi pindah silang,
demikian pula pada lalat Drosophila yang jantan. Yang terakhir ini di
buktikan oleh T.H. Morgan dan C. B. Bridges sebagai berikut:
10
( jumlah tipe rekombinasi)
Nps = X 100 %
(jumlah seluruh individu)
Jarak antara gen satu dengan gen lainnya yang berangkai disebut
Jarak Peta. Adapun peta kromosom tanpa menunjukkan letak sentromer
disebut Peta Relatif. Untuk membuat peta kromosom harus menggunakan
11
individu trihibrid yang berangkai yang di uji silang. Umumnya pembuatan
peta kromosom banyak dilakukan pada organisme-organisme yang cepat
menghasilkan keturunan, mudah dipelihara, dan memiliki jumlah
kromsom sedikit, misalnya pada lalat Drosophila melanogaster.
cu sr e Cu Sr E
P: ♀ X ♂
cu sr e Cu Sr E
Cu Sr E
F1:
cu sr e
F1 diujisilang
cu Sr E cu sr e
P2 ♀ X ♂
cu sr e cu sr e
sayap lurus, tubuh tak bergaris sayap lurus, tubuh tak bergaris
12
menghasilkan keturunan sebagai berikut :
Cu Sr E
1. sayap lurus, tak bergaris, tubuh kelabu = 786 lalat
Cu sr e
cu sr e
2. sayap berkeluk, tak bergaris, hitam = 753 lalat
cu sr e
Cu sr e
3. sayap lurus, bergaris, hitam = 107 lalat
cu sr e
cu Sr E
4. sayap berkeluk, tak bergaris, kelabu = 97 lalat
u sr ec
Cu Sr e
5. sayap lurus, tak beragris, hitam = 86 lalat
cu sr e
cu sr E
6. sayap berkeluk, bergaris, kelabu = 94 lalat
cu sr e
Cu sr E
7. sayap lurus, bergaris, kelabu = 1 lalat
cu sr e
cu Sr e
8. sayap berkeluk, tak bergaris, hitam = 2 lalat
cu sr e
Jumlah : 1926 lalat
1. Hasil uji silang dinyatakan gen-gennya dan diurutkan mana saja yang
berasal dari gamet tipe parental dan gamet tipe rekombinasi baik hasil
pindah silang tunggal maupun ganda.
13
2. Mencari urutan letak gen yang sebenarnya dari parental (P2), maka letak
gen-gen tipe PAR dengan PSG ditulis dan selanjutnya diperhatikan dengan
seksama apakah sudah letak gen pada tipe PAR sudah benar.
Cu Sr E Cu sr E
Cu sr e cu Sr e
Dari hasil di atas memperlihatkan bahwa letah gen-gen pada tipe PAR
sudah benar
3. Menghitung jarak antara gen-gen tersebut, yaitu dengan menghitung
prosentase pindah silang anatara gen-gen tersebut berdasarkan tipe PAR
yang benar. Caranya sebagai berikut :
Jarak antara gen cu – sr
(Cu sr e)+ (cu Sr E)+ (Cu sr E)+ (cu Sr e)
= x 100 %
1926
107+97+1+2
= x 100 %
1926
207
= x 100 %
1926
= 10,75 %
86+94+1+2
= x 100 %
1926
= 9,50 %
14
4. Menggambar peta kromosom dalam bentuk garis linear sebagai berikut :
cu 10,75 sr 9,50 e
●———————————●————————●
1+2
- Pindah silang ganda yang sesungguhnya = = 0,0016
1926
- Pindah silang ganda yang diharapkan = 0,1075 x 0,095 = 0,0102
0,0016
KK = = 0,16
0,0102
KI = 1- 0,16 = 0,84
15
akan mempunyai fenotip yang bermacam-macam. Oleh karena itu dalam
pembuatan peta kromosom kelamin-x difokuskan pada pengamatan
individu-individu jantan. Contohnya adalah sebagai berikut :
Pada lalat Drosophila melanogaster terdapat gen-gen yang
berangkai pada kromosom kelamin, yaitu :
WYF wyf
P1 ♀ X ♂
WYF wyf
WYF
F1
wyf
16
4 mata putih, tubuh kuning, bulu tak bercabang (w y F)
Jumlah: 300
wyf wYF
WYF Wyf
46 + 50 +4 + 2
= x 100%
300
103
= = 0,34 = 34 %
300
4 + 9 + 4 +2
= x 100%
300
= 6,33 %
Y 34 W 6,33 F
kromosom - x
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tautan atau pautan (linkage) adalah beberapa gen yang terletak dalam
kromosom yang sama, saling berkait atau berikatan, saat proses
pembentukkan gamet, disebabkan gen-gen tersebut terletak dalam
kromosom yang sama. Pindah silang (Crossing over) adalah peristiwa
pertukaran gen-gen suatu kromatid dengan gen-gen kromatid homolognya.
Peristiwa pindah silang diikuti oleh patah dan melekatnya kromatid
sewaktu profase dalam pembelahan meiosis. Peta kromosom adalah
gambar skema sebuah kromosom yang dinyatakan sebagai sebuah garis
lurus dimana diperlihatkan lokus setiap genyang terletak pada kromosom
itu.
B. Saran
Kritik dan saran yang membangun diperlukan untuk kesempurnaan
tugas-tugas selanjutnya sehingga membangun motivasi dan minat bagi
para pembacanya.
18
DAFTAR PUSTAKA
Elrod, Susan. 2006. Genetika Edisi Keempat. PT. Gelora Aksara Pratama. Jakarta.
19