Tahap persiapan :
1. Penentuan daerah pertanggung jawaban dan manajer yang bertanggung jawab.
2. Penetapan kriteria pengukuran kinerja.
3. Pengukuran kinerja sesungguhnya.
Tahap penilaian
1. Perbandingan kinerja sesungguhnya dgn sasaran.
2. Penentuan penyebab terjadinya penyimpangan.
Penegakan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk mencegah perilaku
yang tidak diinginkan
.
Tahap Persiapan
b. Pencondongan (biasing)
Perilaku tidak semestinya yang lain yang kemungkinan timbul dalam proses pengukuran
kinerja sesungguhnya adalah pencondongan, yang merupakan metode manipulasi data yang
digunakan oleh manajer dengan memilih pesan diantara berbagai rangkaian pesan yang
mungkin dihasilkan, yang kemungkian menghasilkan gambaran yang paling menguntungkan
bagi kinerja manajer tersebut. Jika kemungkinan untuk memilih, manajer
cenderung akan memilih metode akuntansi yang memberikan gambaran yang paling baik
bagi manajer.
c. Permainan (gaming)
Manipulasi hasil kerja dapat pula dilaksanakan dengan memanfaatkan berbagai aspek
hubungan antara atasan dengan bawahannya.
Jika misalnya manajer atas menetapkan aturan main dalam pengukuran kinerja seperti target
laba, biaya standar, aturan untuk pendistribusian penghargaan, manajer bawahnya kemudian
memilih satu diantara altematif tindakan yang mungkin dilaksanakan, yang menghasilkan
dampak yang paling menguntungkan bagi dirinya. Permainan ini dapat dicegah dengan
mengukur kinerja manajer tidak dengan kriteria tunggal tapi dengan kriteria beragam
(multiple creteria) atau kriteria gabungan (composite criteria).
Tahap Penilaian
3) Penguatan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk mencegah
perilaku yang tidak diinginkan
Tahap akhir penilaian kinerja adalah tindakan koreksi untuk menegakkan perilaku
tertentu didalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan.Sasaran yang dicapai dengan
menggunakan perilaku tidak seperti yang diinginkan bukan merupakan tujuan penilaian
kinerja.Perilaku merupakan tindakan orang untuk memproduksi hasil.
Hasil merupakan petunjuk efektifitas kinerja.Organisasi harus melakukan evaluasi atas
keduanya, perilaku dan hasil yang dicapai dari perilaku tersebut. Hasil dimasa yang akan
datang dapat dipengaruhi oleh penegakkan perilaku yang diinginkan melalui sistem
penghargaan yang didasarkan atas kinerja. Sistem akuntansi memiliki fungsi yang penting
dalam evaluasi kinerja manajer dengan cara menyediakan data kuantitatif untuk menentukan
bagaimana, kepada siapa, dan untuk apa penghargaan didistribusikan atau tidak
didistribusikan. Sistem akuntansi juga dapat menunjukkan bidang yang didalamnya perlu
diadakan perubahan perilaku untuk penyehatan dan pertumbuhan perusahaan dimasa yang
akan datang.
2.6. Aspek Perilaku dari Penilaian Kinerja yang Menggunakan Informasi Akuntansi
Informasi akuntansi pada semua level perusahaan atau pusat pertanggung jawaban sangat
berperan untuk melakukan penilaian kinerjanya. Jika informasi akuntansi dipakai sebagai
salah satu dasar penilaian kinerja maka yang akan dibutuhkan adalah informasi akuntansi
manajemen yang dihubungkan dengan peran kunci individu dalam suatu perusahaan. Orang
juga akan bereaksi pada kinerja yang kurang baik yang dihasilkan dari informasi akuntansi
dan menggunakannya sebagai alasan.
Informasi akuntansi mencerminkan nilai sumber daya yang diperoleh perusahaan dari
bisnisnya dan yang dikorbankan oleh para manajer untuk menjalankan aktivitas bisnis
perusahaan. Beberapa faktor yang mempengaruhi:
Hubungan antara struktur organisasi dengan struktur laporan keuangan.
Tingkat partisipasi dalam penetapan standar.
Tingkat pemahaman managemen terhadap informasi akuntansi dan sistem akuntansi.