Anda di halaman 1dari 17

MODEL PERHITUNGAN

RETURN TIDAK NORMAL


KELOMPOK :
 ILHAMI PUTRI 16011013010023
 SYADZA FADHILLAH 1601103010024
 LIVYA ZAHARA 1601103010053
 RAIHAN FAKHIRA 1601103010033
 MAGHFIRAH MUKAMMIL 1601103010050
 PUTRI NAZARAH 1601103010071
RETURN TIDAK NORMAL
Return tidak normal (abnormal return) merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi
terhadap return normal. Return normal merupakan return. Dengan demikian, return tidak normal
adalah selisih antara return yang sesungguhnya terjadi dengan return ekspektasi.

𝑹𝑻𝑵𝒊𝒕 = 𝑹𝒊𝒕 − 𝑬(𝑹𝒊𝒕 )


Dimana :
• 𝑅𝑇𝑁𝑖𝑡 = Abnormal Return (return tidak normal) sekuritas ke-i pada periode ke-t.
• 𝑅𝑖𝑡 = Return sesungguhnya yang terjadi pada sekuritas ke-i pada periode ke-t.
• 𝐸(𝑅𝑖𝑡 ) = Return ekspektasian sekuritas ke-i pada periode ke-t.
LANJUTAN…
Return sesungguhnya adalah return yang terjadi pada waktu tertentu (pada waktu ke-t) yang merupakan
selisih harga sekarang relatif terhadap harga saham sebelumnya. Sedangkan return ekspektasi merupakan
return yang harus diestimasi.
𝑷𝒊𝒕 − 𝑷𝒊.𝒕−𝟏
𝑹𝒊𝒕 =
𝑷𝒊.𝒕−𝟏
Dimana :
• 𝑅𝑖𝑡 = Return sesungguhnya yang terjadi pada sekuritas ke-i pada periode ke-t.
• 𝑃𝑖𝑡 = Harga saham sekuritas i pada periode ke-t.
• 𝑃𝑖.𝑡−1 = Harga saham sekuritas i pada periode ke-t-1.
CARA MENGHITUNG RETURN TIDAK NORMAL
DENGAN BERBAGAI MODEL
Menurut Brown dan Warner (1985), return ekspektasi dapat dihitung menggunakan 3 model estimasi yaitu
sebagai berikut :
1. Model sesuaian rata-rata (mean-adjusted model), menganggap bahwa return ekspetasian bernilai
konstan yang besarnya sama dengan rata-rata return realisasian sebelumnya selama periode estimasi.
Periode estimasi merupakan periode sebelum periode peristiwa, dan periode peristiwa disebut juga
sebagai periode pengamatan atau jendela peristiwa. Dirumuskan sebagai berikut :
σ𝒕𝟐
𝒋=𝒕𝟏 𝑹𝒊𝒋
𝑬 𝑹𝒊𝒕 =
𝑻
Dimana :
• 𝐸 𝑅𝑖𝑡 = return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode peistiwa ke-t
• 𝑅𝑖𝑗 = return sesungguhnya sekuritas i pada periode estimasi ke-j
• T = lamanya periode estimasi yaitu dari t1 sampai dengan t2
Market Model, perhitungan return ekspektasi dengan model ini dilakukan dengan 2 tahap, yaitu :
• Dengan membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi,

• Menggunakan model ekspektasi tersebut untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela. model ekspektasi
tersebut dapat dibentuk dengan menggunakan regresi Ordinary Least Square (OLS).
Teknik regresi dilakukan dengan mengestimasi return sesungguhnya saham ke-i sebagai variabel dependen dan return pasar
sebagai variabel independen. Teknik regresi OLS dapat dirumuskan sebagai berikut :
𝑹𝒊𝒋 = 𝜶𝒊 + 𝜷𝒊 . 𝑹𝑴𝒋 + 𝜺𝒊𝒋

Dimana :

𝑅𝑖𝑗 = Return realisasian sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j

𝛼𝑖 = Intercept untuk sekuritas ke-i


𝛽𝑖 = Koefisien kemiringan yang merupakan beta dari sekuritas ke-i

𝑅𝑀𝑗 = Return indeks pasar pada periode estimasi ke-j

𝜀𝑖𝑗 = kesalahan residu sekuitas ke-i pada periode estimasi ke-j


3. Market-Adjusted Model, menggunakan perhitungan dengan menggunakan return indeks pasar
untuk mengestimasi return saham. Model ini menganggap bahwa return saham yang diestimasi
adalah sama dengan indeks pasar pada saat tersebut. Oleh karena itu, return yang diharapkan untuk
semua saham besarnya sama dengan return indeks pasar pada saat tertentu, sehingga tidak perlu
menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi. Indeks pasar yang dapat dipilih
untuk pasar BEI misalnya indeks harga saham gabungan (IHSG).

Misalnya pada hari pengumuman peristiwa, indeks pasar adalah 18%, dengan metode sesuaian-pasar
(market-adjusted method) ini, maka return ekspetasian semua sekuritas di hari yang sama adalah sama
dengan return indeks pasarnya, yaitu sebesar 18% tersebut. Jika return suatu sekuritas di hari
pengumuman peristiwa adalah 35%, maka besarnya abnormal return yang terjadi adalah 17% (35%-18%).
RATA-RATA RETURN TIDAK NORMAL
Pengujian adanya return tidak normal tidaklah dilakukan pada tiap-tiap sekuritas, tetapi
dilakukan secara agregat dengan menguji rata-rata return tidak normal seluruh sekuritas
secara cross-section untuk tiap-tiap hari pada periode peristiwa. Rata-rata return tidak
normal pada hari ke-t merupakan total abnormal return semua jenis saham yang terjadi pada
hari t dibagi dengan jumlah sample perusahaan yang diteliti.
Perhitungan average abnormal return memungkinkan hasilnya memiliki nilai positif atau
negatif. Atau bisa dirumuskan sebagai berikut :
σ𝒌𝒊=𝟏 𝑹𝑻𝑵𝒊𝒕
𝑹𝑹𝑻𝑵𝒕 =
𝒌

Dimana :
𝑅𝑅𝑇𝑁𝑡 = Rata-rata return tidak normal pada hari ke-t
𝑅𝑇𝑁𝑖𝑡 = return tidak normal untuk sekuritas ke-i pada hari ke-t
k = jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa
AKUMULASI RETURN TIDAK NORMAL
Akumulasi return tidak normal (ARTN) atau cummulative abnormal return (CAR) merupakan penjumlahan
return tidak normal hari sebelumnya di dalam periode peristiwa untuk masing-masing sekuritas. Akumulasi
rata-rata return tidak normal (ARRTN) dapat juga dihitung dengan mengakumulasikan rata-rata return tidak
normal untuk hari-hari sebelumnya, yang bisa dirumuskan sebagai berikut:

𝑨𝑹𝑻𝑵𝒊𝒕 = ෍ 𝑹𝑻𝑵𝒊𝒂
𝒂=𝒕𝟑
Dimana :
𝐴𝑅𝑇𝑁𝑖𝑡 = akumulasi return tidak normal sekuritas ke-i pada hari ke-t, yang diakumulasi dari return tidak
normal sekurtias ke-i mulai hari awal periode peristiwa (t3) sampai hari ke-t
𝑅𝑇𝑁𝑖𝑎 = return tidak normal untuk sekuritas ke-i pada hari ke-a, yaitu mulai t3 (hari awal periode jendela)
sampai hari ke-t
LANJUTAN…

Jika terdapat k buah sekuritas, maka akumulasi rata-rata return tidak normal (ARRTN) dapat dihitung
sebagai berikut:

𝑨𝑹𝑹𝑻𝑵𝒕 = ෍ 𝑨𝑹𝑻𝑵𝒊𝒕
𝒊=𝟏

Dimana:
𝐴𝑅𝑅𝑇𝑁𝑡 = akumulasi rata-rata return tidak normal pada hari ke-t.
𝐴𝑅𝑇𝑁𝑡 = akumulasi return tidak normal sekuritas ke-i pada hari ke-t.
k = jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa
LANJUTAN…
Akumulasi rata-rata return tidak normal dapat juga dihitung dengan mengakumulasi rata-rata
return tidak normal untuk hari-hari sebelumnya. Dengan rumus berikut :

𝑨𝑹𝑹𝑻𝑵𝒕 = ෍ 𝑹𝑹𝑻𝑵𝒂
𝒂=𝒕𝟑
Dimana:
𝐴𝑅𝑅𝑇𝑁𝑡 = akumulasi rata-rata return tidak normal pada hari ke-t.
𝑅𝑅𝑇𝑁𝑎 = rata-rata return tidak normal pada hari ke-a, yaitu mulai t3 ( hari awal periode
jendela) sampai hari ke-t.
PENGUJIAN STATISTIC TERHADAP RETURN TIDAK
NORMAL
Pengujian statistik terhadap return tidakk normal mempunyai tujuan untuk melihat tingkat signifikansi
return tidak normal yang ada pada suatu periode peristiwa. Signifikansi yang dimaksud adalah bahwa
return tidak normal tersebut secara statistik signifikan tidak sama dengan nol (positif untuk kabar baik
dan negative untuk kabar buruk). Secara umum pengujian-t yang menguji hipotesisi nol bahwa nilai
suatu parameter sama dengan nol adalah sebagai berikut:

𝜷
𝒕=
𝑲𝒆𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓 𝒆𝒔𝒕𝒊𝒎𝒂𝒔𝒊

Dimana :
t = t-hitung
𝛽 = parameter yang akan diuji signifikansi nya (misalnya koefisien dari regresi, rata-rata suatu nilai, dsb)
LANJUTAN…
Pengujian-t ini dilakukan dengan cara standarisasi dari nilai return tidak normal. Standarisasi yang
dilakukan adalah dengan membagi nilai return tidak normal dengan nilai standar estimasinya.
Kesalahan standar estimasi merupakan kesalahan standar pada waktu mengestimasi nilai abnormal
returnnya. Standarisasi dilakukan untuk return tidak normal masing-masing sekuritas.
Return tidak normal standarisasi dapat dirumuskan sebagai berikut :

𝑹𝑻𝑵𝒊𝒕
𝑹𝑻𝑺𝑵𝒊𝒕 =
𝑲𝒆𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓 𝒆𝒔𝒕𝒊𝒎𝒂𝒔𝒊 𝒌𝒆 − 𝒊

Dimana :
𝑅𝑇𝑆𝑁𝑖𝑡 = Standardized abnormal return (return tidak normal standarisasi).
𝑅𝑇𝑁𝑖𝑡 = Abnormal return (return tidak normal) sekuritas ke-i periode ke-t.
BEBERAPA CARA YANG DIGUNAKAN UNTUK
MENENTUKKAN KESALAHAN STANDAR ESTIMASI YANG
AKAN DIGUNAKAN
1. Kesalahan standar estimasi berdasarkan rata-rata return periode estimasi
Cara pertama untuk menghitung kesalahan standar estimasi berdasarkan deviasi nilai-nilai
return dari nilai rata-rata returnnya selama periode estimasi sehingga hanya dapat diterapkan
untuk market model dan market-adjusted model.

Dimana:
KSEi = Kesalahan standar estimasi untuk sekuritas ke-i.
Ri,j = return sekuritas ke-i untuk hari ke-j selama periode estimasi.
Rഥi = rata-rata return sekuritas ke-i selama periode estimasi.
T1 = jumlah hari diperiode estimasi, yaitu dari hari ke-t1 sampai dengan hari ke-t2.
LANJUTAN…
2. Kesalahan standar estimasi berdasarkan prediksi return periode estimasi
Pada cara kedua, menghitung kesalahan standar estimasi berdasarkan deviasi nilai-nilai return dari nilai
estimasinya selama periode estimasi. Dengan demikian, perbedaan cara pertama dan cara kedua adalah
terletak pada standar yang digunakan untuk mengukur penyimpangan return-returnnya selama periode
estimasi. Pada cara kedua ini nilai standar yang digunakan adalah nilai estimasi returnnya dan hanya
dapat diterapkan untuk market model dan market-adjusted model.

Dimana :
KSEi = Kesalahan standar estimasi untuk sekuritas ke-i.
Ri,j = return sekuritas ke-i untuk hari ke-j selama periode estimasi.
E(Ri,j) = estimasi return sekuritas ke-1 untuk hari ke-j selama periode estimasi.
T1 = jumlah hari diperiode estimasi, yaitu dari hari ke-t1 sampai dengan hari ke-t2.
LANJUTAN…

3. Kesalahan standar estimasi secara cross-section


Cara ketiga ini didasarkan pada deviasi standar return-return tidak normal dari sekuritas secara cross-
section untuk tiap hari periode peristiwa. Cara ketiga ini lebih tepat digunakan untuk model market-
adjusted model karena hanya menggunakan periode pasar dan tidak menggunakan periode estimasi. Akan
tetapi, cara ketiga ini juga dapat digunakan untuk market model dan mean-adjusted model.

Dimana:
KSEt = Kesalahan standar estimasi untuk sekuritas ke-t.
RTNi,t = return tidak normal sekuritas ke-i untuk hari ke-t di periode peristiwa.
RTNt = rata-rata return tidak normal k-sekuritas untuk hari ke-t di periode peristiwa.
K = jumlah sekuritas.
PENJELAS RETURN TIDAK NORMAL

Beberapa penelitian berusaha menetukan faktor spesifik perusahaan yang dapat menjelaskan
terjadinya return tidak normal dengan menggunakan teknik regresi. Akumulasi return tidak
normal (ARTN) digunakan sebagai dependen variabel dan faktor-faktor spesifik perusahaan
digunan sebagai independen variabel.
𝐴𝑅𝑇𝑁𝑖.𝑡4 = f(faktor-faktor spesifik-perusahaan)
𝐴𝑅𝑇𝑁𝑖.𝑡4 = akumulasi return tidak normal pada hari terakhir di periode jendela, yaitu pada
hari ke-t4 untuk perusahaan ke-i. Akumulasi return ini juga dapat dihitung dengan menjumlahkan
semua return tidak normal dalam periode jendela untuk masing-masing perusahaan ke-i.

Anda mungkin juga menyukai