Anda di halaman 1dari 4

Nadia Jasmin/ 2002135905

MODEL PERHITUNGAN RETURN TAKNORMAL

1. Return Tak Normal


Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari
return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal
merupakan return ekspetasian (return yang diharapkan investor). Dengan
demikian return taknormal adalah selisih antara return sesungguhnya yang
terjadi dengan return ekspetasian.
Brown dan Warner (1985) mengestimasi return ekspetasian menggunakan
model estimasi mean-adjusted model, market model, dan market-
adjustable model.
a. Mean-adjusted Model
Model sesuaian rata-rata ini menganggap bahwa return ekspetasian
bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasian
sebelumnya selama periode estimasi. Periode estimasi umunya
merupakan periode sebelum periode peristiwa. Periode peristiwa
disebut juga dengan periode pengamatan atau jendela peristiwa.
b. Market Model
Perhitungan return ekspetasian dengan model pasar ini dilakukan
dengan dua tahap yaitu:
- Membentuk model ekspetasi dengan menggunakan data realisasi
selama periode estimasi
- Menggunakan model ekspetasi untuk mengestimasi return
ekspetasian di periode jendela. Model ekspetasi ini dibentuk
memggunakan teknik regresi OLS.
c. Market-adjusted Model
Model sesuaian-pasar menganggap bahwa penduga terbaik untuk
mengestimasi return sesuai sekuritas adalah return indeks pasar pada
saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu
menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi,
karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return
indeks pasar.
2. Rata-Rata Return Taknormal
Pengujian adanya abnormal return tidak dilakukan untuk tiap-tiap
sekuritas, tetapi dilakukan secara agregat dengan menguji rata-rata return
taknormal seluruh sekuritas secara cross-section untuk tiap-tiap hari
diperiode peristiwa. Rata-rata return taknormal untuk hari ke-t dapat
dihitung berdasarkan rata-rata aritmatika.
3. Akumulasi Return Taknormal
Beberapa penelitian mengenai studi peristiwa juga menggunakan
akumulasi return taknormal. Akumulasi return taknormal (ARTN) atau
cumulative abnormal return (CAR) merupakan penjumlahan return
taknormal sebelumnya didalam periode peristiwa untuk masing-masing
sekuritas.
Akumulasi rata-rata return taknormal juga dapat dihitung dengan
mengakumulasikan rata-rata return taknormal untuk hari-hari sebelumnya.
Jika rata-rata return taknormal hari ke-t adalah ARTNt, maka akumulasi
rata-rata return taknormal hari ke-t (ARRTNt).
4. Pengujian Statistik terhadap Return Taknormal
Pengujian statistic terhadap return taknormal mempunyai tujuan
untuk melihat signifikasi return taknormal yang ada di periode peristiwa.
Signifikansi yang dimaksud adalah bahwa abnormal return tersebut secara
sttistik signifikan tidak sama dengan nol (positif untuk kabar baik dan
negative untuk kabar buruk). Pengujian t-(t-test) digunakan untuk maksud
ini.
Dengan demikian pengujian-t dilakukan dengan cara standarisasi
dari nilai return taknormal. Standarisasi yang dilakukan adalah membagi
nilai return taknormal dengan nilai kesalahan standar estimasinya.
Kesalahan standar estimasi merupakan kesalahan standar pada waktu
mengestimasi nilai abnormal return. Standarisasi dilakukan untuk return
taknormal masing-masing sekuritas. Permasalahan yang timbul adalah
nilai kesalahan standar estimasi bagaimana yang dapat digunakan.
Beberapa cara telah digunakan untuk menentukan kesalahan standar
estimasi yang akan digunakan, sebagai berikut:
a. Kesalahan standar estimasi ditentukan berdasarkan deviasi standar
return-return selama periode estimasi dengan nilai standarnya yang
digunakan adalah nilai rata-rata returnya
b. Kesalahan standar estimasi ditentukan berdasarkan deviasi standar
return-return selama periode estimasi dengan nilai standar yang
digunakan adalah nilai prediksi returnya.
c. Kesalahan standar estimasi ditentukan berdasarkan deviasi standar
return-return hati ke-t secara cross-section selama periode peristiwa.

Cara pertama dan kedua dilakukan untuk masing-masing sekuritas


ke-i. Cara kesatu dan kedua membutuhkan periode estimasi, sehingga
hanya dapat diterapkan untuk model pasar dan model sesuaian rata-rata
dan tidak sesuai untuk model sesuaian pasar, karena model ini tidak
menggunakan periode estimasi.

Cara ketiga dilakukan secara agregat untuk semua sekuritas. Cara


ketiga ini membutuhkan periode peristiwa dan tidak membutuhkan periode
estimasinya. Oleh karena itu, model sesuaian-pasar tepat digunakan untuk
cara yang ketiga ini. Model-model yang lain yaitu market model, mean
adjusted model dapat juga menggunakan cara ketiga ini.

5. Penjelas Return Taknormal


Beberapa penelitian berusaha untuk menemukan factor-faktor
spesifik perusahaan yang dapat menjelaskan terjadinya abnormal tersebut.
Untuk menjawab pertanyaan ini, teknik regresi banyak digunakan.
Akumulasi return taknormal digunakan sebagai dependen variabel dan
faktor-faktor spesifik perusahaan digunakan sebagai independen variabel.
Sejak tahun 1995, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) no.2
mewajibkan perusahaan menyertakan laporan arus kas dalam laporan
keuangan. Dengan demikian pada waktu laporan keuangan diumumkan ke
public, tidak hanya informasi laba perusahaan saja yang diterima public,
tetapi ada juga informasi arus kas. Jika pasar bereaksi dengan adanya
abnormal return di sekitar tanggal pengumuman laporan keuangan tersebut
mengandung informasi.

Anda mungkin juga menyukai