Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspetasian (return yang diharapkan investor). Dengan demikian return taknormal adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspetasian. Brown dan Warner (1985) mengestimasi return ekspetasian menggunakan model estimasi mean-adjusted model, market model, dan market- adjustable model. a. Mean-adjusted Model Model sesuaian rata-rata ini menganggap bahwa return ekspetasian bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasian sebelumnya selama periode estimasi. Periode estimasi umunya merupakan periode sebelum periode peristiwa. Periode peristiwa disebut juga dengan periode pengamatan atau jendela peristiwa. b. Market Model Perhitungan return ekspetasian dengan model pasar ini dilakukan dengan dua tahap yaitu: - Membentuk model ekspetasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi - Menggunakan model ekspetasi untuk mengestimasi return ekspetasian di periode jendela. Model ekspetasi ini dibentuk memggunakan teknik regresi OLS. c. Market-adjusted Model Model sesuaian-pasar menganggap bahwa penduga terbaik untuk mengestimasi return sesuai sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar. 2. Rata-Rata Return Taknormal Pengujian adanya abnormal return tidak dilakukan untuk tiap-tiap sekuritas, tetapi dilakukan secara agregat dengan menguji rata-rata return taknormal seluruh sekuritas secara cross-section untuk tiap-tiap hari diperiode peristiwa. Rata-rata return taknormal untuk hari ke-t dapat dihitung berdasarkan rata-rata aritmatika. 3. Akumulasi Return Taknormal Beberapa penelitian mengenai studi peristiwa juga menggunakan akumulasi return taknormal. Akumulasi return taknormal (ARTN) atau cumulative abnormal return (CAR) merupakan penjumlahan return taknormal sebelumnya didalam periode peristiwa untuk masing-masing sekuritas. Akumulasi rata-rata return taknormal juga dapat dihitung dengan mengakumulasikan rata-rata return taknormal untuk hari-hari sebelumnya. Jika rata-rata return taknormal hari ke-t adalah ARTNt, maka akumulasi rata-rata return taknormal hari ke-t (ARRTNt). 4. Pengujian Statistik terhadap Return Taknormal Pengujian statistic terhadap return taknormal mempunyai tujuan untuk melihat signifikasi return taknormal yang ada di periode peristiwa. Signifikansi yang dimaksud adalah bahwa abnormal return tersebut secara sttistik signifikan tidak sama dengan nol (positif untuk kabar baik dan negative untuk kabar buruk). Pengujian t-(t-test) digunakan untuk maksud ini. Dengan demikian pengujian-t dilakukan dengan cara standarisasi dari nilai return taknormal. Standarisasi yang dilakukan adalah membagi nilai return taknormal dengan nilai kesalahan standar estimasinya. Kesalahan standar estimasi merupakan kesalahan standar pada waktu mengestimasi nilai abnormal return. Standarisasi dilakukan untuk return taknormal masing-masing sekuritas. Permasalahan yang timbul adalah nilai kesalahan standar estimasi bagaimana yang dapat digunakan. Beberapa cara telah digunakan untuk menentukan kesalahan standar estimasi yang akan digunakan, sebagai berikut: a. Kesalahan standar estimasi ditentukan berdasarkan deviasi standar return-return selama periode estimasi dengan nilai standarnya yang digunakan adalah nilai rata-rata returnya b. Kesalahan standar estimasi ditentukan berdasarkan deviasi standar return-return selama periode estimasi dengan nilai standar yang digunakan adalah nilai prediksi returnya. c. Kesalahan standar estimasi ditentukan berdasarkan deviasi standar return-return hati ke-t secara cross-section selama periode peristiwa.
Cara pertama dan kedua dilakukan untuk masing-masing sekuritas
ke-i. Cara kesatu dan kedua membutuhkan periode estimasi, sehingga hanya dapat diterapkan untuk model pasar dan model sesuaian rata-rata dan tidak sesuai untuk model sesuaian pasar, karena model ini tidak menggunakan periode estimasi.
Cara ketiga dilakukan secara agregat untuk semua sekuritas. Cara
ketiga ini membutuhkan periode peristiwa dan tidak membutuhkan periode estimasinya. Oleh karena itu, model sesuaian-pasar tepat digunakan untuk cara yang ketiga ini. Model-model yang lain yaitu market model, mean adjusted model dapat juga menggunakan cara ketiga ini.
5. Penjelas Return Taknormal
Beberapa penelitian berusaha untuk menemukan factor-faktor spesifik perusahaan yang dapat menjelaskan terjadinya abnormal tersebut. Untuk menjawab pertanyaan ini, teknik regresi banyak digunakan. Akumulasi return taknormal digunakan sebagai dependen variabel dan faktor-faktor spesifik perusahaan digunakan sebagai independen variabel. Sejak tahun 1995, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) no.2 mewajibkan perusahaan menyertakan laporan arus kas dalam laporan keuangan. Dengan demikian pada waktu laporan keuangan diumumkan ke public, tidak hanya informasi laba perusahaan saja yang diterima public, tetapi ada juga informasi arus kas. Jika pasar bereaksi dengan adanya abnormal return di sekitar tanggal pengumuman laporan keuangan tersebut mengandung informasi.
Pendekatan sederhana untuk kandil jepang dalam berinvestasi: Panduan pengantar untuk trading kandil dan strategi analisis teknikal yang paling efektif dalam bidang kandil Jepang
Rencana akumulasi yang dibuat sederhana: Bagaimana dan mengapa berinvestasi di bidang keuangan dengan membangun rencana akumulasi otomatis yang disesuaikan untuk memanfaatkan tujuan Anda