Anda di halaman 1dari 5

RINGKASAN MATERI KULIAH TEORI PASAR MODAL DAN ANALISIS INVESTASI BAB 17: MODEL PERHITUNGAN RETURN TAK

K NORMAL

Kelas C Dosen Pengampu: Drs. Agus Budi, S.E., M.Si.

Kelompok 10: Queenaria Jayanti (100418341) Thomas Julianto S (100418386)

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 2013

17.1 PENDAHULUAN Efisiensi pasar diuji dengan melihat abnormal return yang terjadi. Pasar dikatakan tidak efisien jika satu atau beberapa pelaku pasar dapat menikmati rerturn yang tidak normal dalam jangka waktu yang cukup lama. Beberapa model perhitungan yang digunakan adalah model sesuaian rata-rata (mean-adjusted model), model pasar (market model), dan model sesuaian pasar (market-adjusted model).

17.2 RETURN TIDAK NORMAL Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasian (return yang diharapkan investor). Dengan demikian return tidak normal adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasian. RTNi,t = Ri,t E[Ri,t] RTNi,t = abnormal return sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t. Ri,t E[Ri,t] = return realisasian yang terjadi untuk sekuritas ke i pada periode peristiwa ke-t. = return ekspektasian sekuritas ke-i untuk periode peristiwa ke-t.

17.2.1

Mean-Adjusted Model

Model ini menganggap bahwa return ekspektasian bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasian sebelumnya selama periode estimasi. Periode estimasi umumnya merupakan periode sebelum periode peristiwa. Periode peristiwa (event period) disebut juga dengan periode pengamatan atau jendela peristiwa ( event window). Umumnya periode jendela juga melibatkan hari sebelum tanggal peristiwa untuk mengetahui apakah terjadi kebocoran informasi (apakah pasar sudah mendengar informasi sebelum informasi diumumkan). Periode jendela sabagai periode pengamatan merupakan periode yang akan dihitung nilai abnormal returnnya.

17.2.2

Market Model Perhitungan return ekspektasian dengan model pasar dilakukan dengan 2 tahap, yaitu: 1. Membentuk model ekspektasian dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi. 2. Menggunakan model ekspekasi ini untuk mengestimasi return ekspektasian di periode jendela. = i + i. Rm,j +i,j = return realisasian sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j. = intercept untuk sekuritas ke-i = koefisien slope yang merupakan beta dari sekuritas ke-i = return indeks pasar pada periode estimasi ke-j = kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j.

Ri,j Ri,j i i Rm,j i,j

17.2.3

Market-Adjusted Model

Model ini menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar.

17.3 RATA-RATA RETURN TIDAK NORMAL Pengujian adanya abnormal return tidak dilakukan untuk tiap-tiap sekuritas, tetapi dilakukan secara agregrat dengan menguji rata-rata return tidak normal seluruh sekuritas secara cross-section untuk tiap-tiap hari di periode peristiwa. Rata-rata return tidak normal untuk hari ke-t dapat dihitung berdasarkan rata-rata aritmatika. Pengujian rata-rata return tidak normal digunakan pengujian t-test yang menguji hipotesis nol bahwa rata-rata return tidak normal adalah sama dengan nol.

17.4 AKUMULASI RETURN TIDAK NORMAL

Akumulasi return tidak normal (ARTN) atau cummulative abnormal return (CAR) merupakan penjumlahan return tidak normal hari sebelumnya di dalam periode peristiwa untuk masing-masing sekuritas. Akumulasi rata-rata return tidak normal (ARRTN) dapat juga dihitung dengan mengakumulasikan rata-rata return tidak normal untuk hari-hari sebelumnya.

17.5 PENGUJIAN STATISTIK TERHADAP RETURN TIDAK NORMAL

Pengujian ini mempunyai tujuan untuk melihat signifikansi return tidak normal yang ada di periode peristiwa. Signifikansi yang dimaksud adalah bahwa abnormal return tersebut secara statistik signifikan tidak sama dengan nol (positif untuk kabar baik dan negatif untuk kabar buruk) dengan pengujian t-test.

Pengujian-t yang menguji hipotesis nol bahwa nilai suatu parameter sama dengan nol : t= t = t-hitung = parameter yang aka diuji signifikansinya

17.5.1 Kesalahan standar estimasi berdasarkan rata-rata return periode estimasi Cara pertama menghitung kesalahan standar estimasi dilakukan berdasarkan deviasi nilai-nilai return dari nilai rata-rata returnnya selama periode estimasi.

17.5.2 Kesalahan standar estimasi berdasarkan prediksi return periode estimasi Cara kedua menghitung kesalahan standar estimasi berdasarkan deviasi nilai-nilai return dari nilai estimasinya selama periode estimasi. Dengan demikian perbedaan cara pertama dan kedua dalam menghitung kesalahan standar estimasi adalah terletak di standar yang digunakan untuk mengukur penyimpangan returnreturnnya selama periode estimasi. Di cara pertama, nilai standar yang digunakan adalah nilai rata-rata returnya, sedangkan di cara kedua, nilai standar yang digunakan adalah nilai estimasi returnnya.

17.5.3 Kesalahan standar estimasi secara cross-section

Cara ketiga dari perhitungan kesalahan standar estimasi didasarkan pada deviasi standar return-return tidak normal dari k-sekuritas secara cross-section untuk setiap hari di periode peristiwa. Cara ketiga ini menghitung kesalahan standar estimasi langsung di periode peristiwa, tidak menggunakan periode estimasi. Cara ini lebih tepat digunakan untuk menghitung model sesuaian pasar (market adjusted model) yang hanya menggunakan periode peristiwa dan tidak menggunakan periode estimasi.

17.6 PENJELASAN RETURN TIDAK NORMAL

Beberapa penelitian berusaha menetukan faktor spesifik perusahaan yang dapat menjelaskan terjadinya abnormal return dengan menggunakan teknik regresi. Akumulasi return tidak normal (ARTN) digunakan sebagai dependen variabel dan faktor-faktor spesifik perusahaan digunan sebagai independen variabel sebagai berikut:

ARTN i.t4 = f(faktor-faktor spesifik perusahaan)

Anda mungkin juga menyukai