Anda di halaman 1dari 20

BAB 11

PENILAIAN
SAHAM
Achmad Yusuf Junaedi 1710313310001
Feliks Kristanto Putro 1710313210027
M. Irfan Pratama 1710313110027
Muhammad Parid Wajdi 1710313310049
Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu:
nilai buku, nilai pasar, dan nilai intrinsik saham. Nilai buku
merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan
perusahaan penerbit saham (emiten). Nilai pasar adalah
nilai saham di pasar, yang ditunjukkan Oleh harga saham
tersebut di pasar. Sedangkan nilai intrinsik atau dikenal
sebagai nilai teoritis adalah nilai saham yang sebenarnya
atau Seharusnya terjadi.
Investor berkepentingan untuk mengetahui ketiga nilai
tersebut sebagai informasi penting dalam pengambilan

Nilai Intrinsik dan keputusan investasi yang tepat. Dalam membeli atau
menjual saham, investor akan membandingkan nilai
Nilai Pasar intrinsic dengan nilai pasar sahanm yang bersangkutan

Contoso Ltd.
Pendekatan Nilai Sekarang
Penentuan nilai saham dengan menggunakan pendekatan nilai sekarang pada
prinspnya sama dengan prinsip perhitunggan nilai sekarang obligasi. Perhitungan
nilai saham dilakukan dengan mendiskontokan semua aliran kas yang diharapkan
di masa datang dengan tingkat diskonto sebesar tinggkat return yang disyaratkan
investor.

nilai suatu saham tergantung dari aliran kas yang diharapkan investor dimasa
datang. Dengan demikian, proses penilaian suatu saham akan melputi:
1. Estimasi aliran kas saham dimasa depan. Hal ini ditentukan dengan melakukan
jumlah dan waktu aliiran kas yang digharapkan.

2. Estimasi tingkat return yang disyaratkan. Estimasi ini dibuat dengan


mempertimbangkan risiko aliran kas di masa depan dan besarnya return dari
alternative lain akibat pemilihan investasi pada saham, atau disebut sebagai biaya
kesempatan (opportunity cost). Tingkat return harapan dari setiap aliran kas ini
bersifat konstan sepanjang waktu atau berubah ubah.

3. Mendiskontokan setiap aliran kas dengan tingkat diskonto sebesar tingkat return
yang disyaratkan.

4. Nilai sekarang setiap aliran kas tersebut dijumlahkan, sehingga diperoleh nilai
intrinsic saham besangkutan.
Pendekatan Nilai Sekarang

Dalam hal ini:


Vo = nilai sekarang dari suatu saham
C = aliran kas yang diharapkan pada periode t
= return yang disyaratkan pada periode t
n = jumlah periode aliran kas
Model Diskonto Dividen
Merupakan model untuk menentukan estimasi harga saham dengan mendiskontokan semua
aliran dividen yang akan diterima di masa datang.secara matematis

= + + …………

Dalam hal ini:


= nilai intrinsik saham dengan model diskonto dividen
= dividen yang akan diterima di masa datang
K = tingkat return yang disyaratkan
Model Pertumbuhan Nol
Model ini berasumsi bahwa dividen yang dibayarkan perusahaan tidak akan mengalami
pertumbuhan. Dengan kata lain, jumlah dividen yang dibayarkan akan tetap sama dari
waktu ke waktu.
=

Dalam hal ini, Do adalah dividen yang akan diterima dalam jumlah konstan selama periode
pembayaran dividen di masa datang, dan k adalah tingkat return yang disyaratkan investor.
Contoh Model Pertumbuhan Nol
Contoh: Misalkan saham A menawarkan dividen tetap sebesar Rp800. Tingkat return
yang disyaratkan investor adalah 20%. Dari data di atas, kita bisa menghitung nilai saham A
sebesar Rp4.000.
Jawab :

Soal: Anggap sebuah saham saat ini membayar dividen Rp150 per lembar dan
diharapkan tidak berubah di waktu mendatang. Investor mensyaratkan tingkat return 15%
untuk berinvestasi pada saham tersebut. Berapakah nilai intrinsik saham?
Jawab: dividen diharapkan tidak berubah atau pertumbuhan nol. Nilai saham adalah:
/ 0,15 = Rp1000
Jadi, saham seharusnya dijual pada harga Rp1000.
Model Pertumbuhan Konstan
Model ini dipakai untuk menentukan nilai saham, jika dividen yang dibayarkan
mengalami pertumbuhan secara konstan selama waktu tak terbatas.

Rumus tersebut bisa disederhanakan menjadi :

Dimana :

= Harga saham (nilai intrinsik).


Di = Dividen pada periode ke-i.
k = Tingkat keuntungan yang dianggap relevan atau diharapkan.
g = Pertumbuhan dividen yang direncanakan.
Contoh Model Pertumbuhan Konstan
Misalkan PT Omega membayarkan dividen Rp1000 per tahun. Pertumbuhan dividen
direncanakan sebesar 5 % per tahun. Tingkat return yang diisyaratkan investor sebesar 15 %.
Misalnya, harga pasar saham PT Omega saat ini adalah 10.000. Dari data ini kita bisa
menghitung nilai intrinsic atau nilai teoritis saham PT Omega dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :

Jadi, nilai intrinsik saham PT Omega adalah Rp 10.500. Jika harga pasar saham tersebut Rp
10.000 (di bawah nilai intrinsik) investor sebaiknya membeli saham tersebut.
Model Pertumbuhan Tidak Konstan (Ganda)
Model pertumbuhan tidak konstan merupakan penentuan nilai saham jika dividen saham yang akan
dibayarkan mengalami pertumbuhan secara tidak konstan.
suatu perusahaan mengalami pertumbuhan fantastis selama 5 tahun dan bisa membayarkan tingkat dividen
dengan pertumbuhan 20 % pertahun (selama 5 tahun). Setelah itu hanya akan membayarkan dividen
dengan tingkat pertumbuhan 10 % pertahun untuk tahun berikutnya. Untuk penentuan nilai saham akan
meliputi empat langkah perhitungan sebagai berikut :
1. Membagi aliran dividen menjadi dua bagian : (a) bagian awal yang meliputi aliran dividen yang tidak
konstan, (b) aliran dividen ketika dividen mengalami pertumbuhan yang konstan
2. Menghitung nilai sekarang dari semua aliran dividen yang tidak konstan (bagian awal).
3. Menghitung nilai sekarang dari semua aliran dividen selama periode pertumbuhan konstan (bagian b)
4. Menjumlahkan kedua hasil perhitungan nilai sekarang dari kedua bagian perhitungan aliran dividen
(bagian a dan bagian b)
Proses untuk menghitung nilai saham dengan menggunakan model pertubuhan dividen
tidak konstan dengan rumus sebagai berikut :

Dalam hal ini :

= Nilai intrinsik saham dengan model pertumbuhan tidak konstan.


n = Jumlah tahun selama periode pembayaran dividen supernormal

= Dividen saat ini (tahun pertama).

= Pertumbuhan dividen supernormal.

= Pertumbuhan dividen yang konstan.


K = Tingkat return yang diisyaratkan investor.
Contoh : Misalkan data saham PT SGPC adalah sebagai berikut :
n = 3 tahun

= Rp.1000

= 10 %
k = 15 %

= 20 % per tahun selama 3 tahun pertama.


berdasarkan data diatas perhitungan menggunakan empat tahap sebagai berikut :
1. Membagi aliran dividen menjadi dua, yaitu bagian pertumbuhan tidak konstan (A) dan
bagian pertumbuhan konstan (B).
2. Menghitung nilai sekarang dari aliran dividen selama periode pertumbuhan tidak
konstan (PVDtk).
3. Menghitung nilai sekarang dari aliran dividen pertumbuhan konstan (PV P c).
4. Menjumlahkan kedua hasil perhitungan bagian awal dan kedua.
Tingkat return yang diisyarakatkan (k)
digunakan sebagai tingkat diskonto dividen. Tingkat return
yang diisyaratkan merupakan tingkat return minimal yang
diharapkan investor sebagai kompensasi atas risiko untuk
bersedia berinvestasi. Salah satu peluag investasi adalah
pada aset bebas risiko. Untuk berinvestasi pada aset lainnya
yang berisiko, maka investor akan mensyaratkan adanya
tambahan return sebagai premi risiko. Karena itu, untuk
menentukan tingkat return yang diisyaratkan pada saham,
suatu premi risiko ditambahkan dari tingkat return untuk
aset bebas risiko, KRF.

Menentukan Return Formulanya adalah sebagai berikut :


k = tingkat return bebas risiko + premi risiko
yang Disyaratkan .

Contoso Ltd.
Contoh : pada tahun 2003, tingkat
bunga tiga bulanan SBI adalah 8,15
%, sedangkan tingkat bunga per
tahun untuk deposito di bank BUMN
sekitar 10 %. Anggap tingkat return
bebas risiko yang dipilih adalah 10
%. Selanjutnya anggap investor
menentukan 3 % sebagai premi
risiko untuk berinvestasi pada saham
Telekomunikasi Indonesia. Dengan
demikian, tingkat return yang
disyaratkan investor untuk saham
Telekomunikasi Indonesia adalah :
k ( Telekomunikasi Indonesia ) = 10
% + 3 % = 13 %

Add a footer 14
Sebagai contoh tingkat return yang disyaratkan untuk saham Ekadharma Tape Industry
ditentukan dengan menggunakan CAPM. Anggap pada tahun 2003, investor menetapkan premi
risiko pasar saham di BEI adalah ( - ) = 6 %. Diketahui beta saham Ekadharma Tape
Industry (EKAD) untuk periode 1998 sapai dengan 2002 telah diestimasi sebesar 0,756.
Dengan tingkat return bebas risiko 10 %, maka tingkat return yang disyaratkan untuk
Ekadharma Tape Industy dihitung sebagai berikut :
k (Ekadharma Tape Industry) = 10 % + (0,756 x 6%) = 14,54 %
Menentukan Tingkat Pertumbuhan

Return on equity umumnya dihitung menggunakan


ukuran kinerja berdasarkan akuntansi dan dihitung
sebagai laba bersih perusahaan dibagi dengan ekuitas
pemegang saham biasa.
ROE = laba bersih / Ekuitas
Sebagai contoh anggap sebuah perusahaan mempunyai
ROE = 10%. Proyeksi menunjukkan bahwa laba per
lembar saham (earning per share), EPS = Rp 500 dan
dividen per lembar saham (dividend per share), DPS = Rp
200. berapakah rasio tingkat laba ditahan dan tingkat
pertumbuhan berkelanjutan?
Dividend payout perusahaan adalahRp 200 / Rp 500 =
0,4 atau 40%. maka rasio tingkat laba ditahan adalah 1 -
0,40 = 0,60 atau 60%. dengan demikian tingkat
pertumbuhan berkelanjutan adalah 10% x 60% = 0,40 ×
60% = 24%..
Penerapan Model
Diskonto Dividen
Sebagai contoh pada tahun 2003, PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk memberikan dividen Rp331 per lembar
saham. besarnya dividen Rp331 ini tidak mengalami
perubahan dari tahun sebelumnya (tahun 2002). Model
pertumbuhan nol mengasumsikan bahwa dividen tidak
mengalami perubahan dari tahun ke tahun. anggap
investor ingin menerapkan model pertumbuhan nol
untuk mengestimasi nilai saham ini. Tingkat return yang
disyaratkan investor adalah 13%. Maka dengan
menggunakan model pertumbuhan nol estimasi nilai
saham Telekomunikasi Indonesia adalah :
P = Rp331 / 0,13 = Rp2.546,15
Bagaimana dengan estimasi harga saham ini jika
dibandingkan dengan harga pasarnya pada waktu itu?
Pada akhir tahun 2003, saham Telekomunikasi Indonesia
diperdagangkan pada harga Rp6.750 . Estimasi harga
saham Rp2.546,15 adalah jauh lebih kecil dibandingkan
dengan harga pasarnya Rp6.750 .

Add a footer 17
Pada tahun 2003 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
membagikan dividen Rp331 per lembar saham. Besarnya
dividen tidak mengalami perubahan dari tahun
sebelumnya (tahun 2002). Akan tetapi gambaran lebih
optimis diperoleh dari tingkat pertumbuhan
perekonomian. Pada tahun 2003, tingkat pertumbuhan
perekonomian Indonesia adalah sebesar sekitar 5% dan
beberapa proyeksi pada tahun mendatang adalah sekitar
6%, dengan menggunakan g = 6% dan tingkat return yang
disyaratkan
investor k = 13%, nilai saham Telekomunikasi Indonesia
adalah :

P = Rp331 (1 + 0,06) /( 0,13 - 0,06) = Rp5.012,29

Penerapan Model Dibandingkan dengan harga Rp2.546,15 dari estimasi


dengan model pertumbuhan nol model pertumbuhan
Pertumbuhan konstan memberikan estimasi harga Rp5.012,29 yang lebih
mendekati harga pasar Rp6.750 pada akhir tahun 2003.

Contoso Ltd.
• Contoh misalnya harga saham DX saat ini adalah
Rp10.000 per lembar, dan tahun ini perusahaan
memperoleh earning sebesar 900 juta rupiah.
Jumlah saham beredar saat ini adalah 900 lembar
saham. Dari data tersebut kita bisa menghitung
PER dengan cara sebagai berikut :
• 1 Menghitung earning perlembar saham DX.

= Rp1.000 per lembar saham

Pendekatan
2 Menghitung PER dengan menggunakan rumus diatas

Price Earning
Jadi PER saham DX adalah 10 kali. Artinya, untuk memperoleh Rp1 dari earning perusahaan. DX, investor harus membayar Rp10.

Ratio (PER)
PER=

Add a footer 19
Pendekatan Penilaian Saham Lainnya

rasio harga terhadap nilai buku rasio harga terhadap aliran kas economic value added (EVA).

Add a footer 20

Anda mungkin juga menyukai