96 281 1 PB PDF
96 281 1 PB PDF
Abstrak
Minyak goreng memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Minyak goreng pada umumnya digunakan
untuk memasak. Dengan kondisi harga minyak goreng yang semakin melambung tinggi, membuat sejumlah
kalangan masyarakat untuk berpikir kreatif mendaur ulang minyak goreng bekas pakai. Melalui penelitian,
diketahui bahwa ampas tebu memiliki daya adsorpsi yang kuat terhadap kadar air, kandungan asam lemak
bebas, serta angka penyabunan yang terdapat pada minyak bekas pakai. Variabel penelitian berupa
intensitas pemakaian minyak, lama perendaman serta ukuran partikel ampas tebu yang digunakan. Kondisi
optimum yang diperoleh berada pada intensitas penggorengan selama 4 jam dengan penurunan kadar air
mencapai 0,0050%; perendaman ampas tebu selama 2x24 jam dengan adsorpsi kadar asam lemak bebas
hingga mencapai 0,0999%; serta ukuran partikel ampas tebu sebesar 150 µm yang menurunkan angka
penyabunan dengan titik terendah mencapai 161,5042.
Cooking oil is high enough economic value. Cooking oil generally used to cook. In the condition
which the price of cooking oil is higher than before, making some community to think creative by recycling
the oil which has been used cooking oil. According the research, we know that reed waste have strong
adsorption potency to water content, free fatty acid content, and also safonification value of used cooking oil.
The variable of this research are oil using intensity, the rinsing time, and also the size of reed waste particle.
The optimum condition reaches to frying intensity in 4 hour with the reduction water content reach 0.0050%;
the rinse of reed waste in 2x24 hours with free fatty acid intensity adsorption to 0.0999%; and also the size of
reed waste particle is 150 µm which decrease safonification value with minimum level reaches 161.5042.
2 jam penggorengan
4 jam penggorengan Ampas tebu dengan ukuran partikel paling
0.1
kecil ini mampu menurunkan kadar asam lemak
6 jam penggorengan
bebas yang terkecil hingga 0,0999% pada minyak
0.05 selama 4 jam penggorengan. Dari ketiga grafik
yang menunjukkan kadar FFA di atas dapat
0 disimpulkan bahwa semakin lama perendaman
1 x 24 jam 2 x 24 jam 3 x 24 jam maka akan berpengaruh pada kadar FFA yang
Lama Perendaman dihasilkan. Sehingga diperoleh waktu perendaman
yang optimum.
Gambar 4.5 Grafik hubungan antara kadar FFA
Plot grafik memberikan perubahan yang
terhadap lama perendaman dengan
lebih baik terhadap penurunan kadar asam lemak
ukuran partikel ampas tebu 180 µm
bebas dibandingkan dengan grafik-grafik
sebelumnya. Diperoleh kondisi perendaman
Pada grafik di atas, untuk minyak dengan 4
optimum dalam analisa kadar FFA minyak
jam penggorengan, kadar asam lemak bebas yang
jelantah. Perubahan terjadi, khususnya untuk
diperlihatkan selama 1x24 jam hingga 3x24 jam
Angka Penyabunan
2x24 jam.
Hal ini juga membuktikan bahwa ukuran 200 2 jam penggorengan
partikel ampas tebu juga turut mempengaruhi
150 4 jam penggorengan
daya adsorpsinya untuk menyerap sejumlah asam
6 jam penggorengan
lemak bebas yang terikat pada minyak jelantah. 100
Artinya, semakin kecil ukuran partikel ampas
50
tebu, maka kemampuan adsorpsi akan semakin
baik. Tentunya hal ini juga didukung oleh 0
lamanya waktu perendaman optimum ampas tebu 1 x 24 jam 2 x 24 jam 3 x 24 jam
dalam minyak jelantah untuk melakukan proses Lama Perendaman
adsorpsi.
Gambar 4.8 Grafik hubungan antara angka
penyabunan terhadap lama
Hasil Analisa Angka Penyabunan
perendaman dengan ukuran partikel
ampas tebu 180 µm
300
250
Sama halnya dengan Grafik 4.7, grafik di
Angka Penyabunan