Anda di halaman 1dari 19

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Kutai TImur

Kutai Timur adalah satu di antara kabupaten di Provinsi Kalimantan

Timur, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Sangatta. Kabupaten ini

memiliki jumlah berpenduduk sebanyak 253.847 jiwa (hasil Sensus Penduduk

Indonesia 2010) dengan kepadatan 4,74 jiwa/km² dan pertumbuhan penduduk

selama 4 tahun terakhir rata-rata 4,08% setiap tahun.

Kabupaten Kutai Timur merupakan wilayah hasil pemekaran dari Kabupaten

Kutai yang dibentuk berdasarkan UU No. 47 Tahun 1999, tentang Pemekaran

wilayah Provinsi dan Kabupaten. Diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada

tanggal 28 Oktober 1999.

Dengan luas wilayah 35.747,50 km², Kutai Timur terletak di

wilayah khatulistiwa dengan koordinat di antara 115°56'26"-118°58'19" BT dan

1°17'1" LS-1°52'39" LU. Dengan batas – batas wilayah

Utara : Kabupaten Berau

Timur : Selat Makasar

Selatan : Kabupaten Kutai Kertanegara dan Bontang

Barat : Kabupaten Kutai Kartanegara

Keadaan topografi yang bervariasi, mulai dari daerah dataran seluas

536.200 ha, lereng bergelombang (1,42 juta ha), hingga pegunungan (1,6 juta ha),

tersimpan potensi batu bara 5,35 miliar ton.


40

B. Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Timur

Dinas Pendidikan merupakan unsur pelaksana pemerintahan daerah, dipimpin

oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Dinas Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan

Daerah di bidang pendidikan dan perpustakaan. Dalam menyelenggarakan tugas

tersebut Dinas Pendidikan mempunyai fungsi :

a) Perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan;

b) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelaksanaan pelayanan umum di

bidang pendidikan

c) Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas di bidang pendidikan;

d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Kepala Dinas

Dikdas Seketariat

Dikmen Sub Bag. Program

Pendidikan Luar Sub Bag. Umum


Sekolah
Sub Bag Keuangan
PMPTK

Gambar 4.1. Struktur Organisasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten


Kutai Timur (http://kutaitimur.siap.web.id/profil-dinas/profil-
struktur/)

1. Susunan Organisasi
41

Susunan Organisasi Dinas Pendidikan digambarkan pada Gambar 4.1 terdiri

dari :

1. Kepala Dinas

2. Sekretaris, membawahkan :

 Sub Bagian Program

 Sub Bagian Umum

 Sub Bagian Keuangan

3. Bidang Pendidikan Dasar, membawahi

 Seksi Kurikulum dan Evaluasi SD dan SMP

 Seksi Ketenagaan

 Seksi Sarana dan Prasarana

4. Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen) membawahi :

 Seksi Kurikulum dan Evaluasi SMA/MA dan SMK

 Seksi Ketenagaan

 Seksi Sarana dan Prasarana

5. Bidang Pengawasan, membawahkan:

 Seksi Pengawasan Usia Dini, TK dan SD

 Seksi Pengawasn SLTP

 Seksi Pengawasan Menengah Umum, Kejuruan dan Pendidikan Non

Formal.

6. Pendidikan Luar Sekolah (PLS)

7. Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

8. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

9. Kelompok Jabatan Fungsional


42

Pegawai dilingkungan Dinas Pendidikan dapat dibedakan menjadi 2

golongan yang pertama golongan Pegawai Negeri Sipil berjumlah 99 orang atau

sebesar 45% dan Pegawai TK2D (Tenaga Kerja Kontrak Daerah) yang berjumlah

121 orang atau 55% sehingga total pegawai di Dinas Pendidikan berjumlah 220

orang.

C. Gambaran Responden Penelitian

Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pegawai Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kutai Timur baik yang PNS maupun yang

TK2D. Sampel yang diambil sebanyak 30% dari Pegawai Negeri Sipil dan 30% dari

TK2D sehingga kuisioner yang disebar sebanyak 64 orang yang disebar pada tanggal

30 Juli 2016 sampai dengan 30 September 2016.

Dari hasil pemeriksaan (chaker) terhadap kuisioner yang dikirim sebanyak 64

kuisoner yang kembali sebanyak 62 kuisioner atau sebesar 96% termasuk 2 kuisioner

yang tidak lengkap, sehingga kuisioner yang dapat digunakan adalah sebesar 59

kuisioner atau sebesar 95%.

Adapun rincian pengiriman dan pengembalian kuisioner dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 4.1. Tingkat pengembalian kuisioner

Keterangan Jumlah

Kuisioner yang dikirm 64


Kuisioner yang kembali 96,8% 62
Kuisioner yang tidak lengkap 4,8% -3
Kuisioner yang dapat digunakan 92,2% 59
Sumber : Data primer yang diolah (2016)

Karakteristik dari responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.
43

Tabel 4.2. Karakteristik responden penelitian


Uraian Jumlah Persentase
Jenis Kelamin :
a. Pria 36 61%
b. Wanita 23 39%
Umur :
a. < 31 tahun 1 1%
b. 31 – 40 tahun 18 31%
c. 41 – 50 tahun 25 43%
d. 51 – 60 tahun 12 20%
e. > 60 tahun 3 5%
Pendidikan :
a. S3
b. S2 12 20%
c. S1 29 49%
d. D3
e. SLTA 18 31%
Masa kerja :
a. 1 – 10 tahun 30 51%
b. 11 – 20 tahun 19 32%
c. 21 – 30 tahun 10 17%
d. > 30 tahun
Sumber : Data primer yang diolah, 2016

Tabel 4.2 di atas memperlihatkan bahwa dari 59 responden yang datanya

bisa diolah sebanyak 36 orang (61%) respondennya adalah pria dan 23 orang (39%)

respondennya adalah wanita, dengan umur responden sebanyak 1 orang (1%)

berumur dibawah 31 tahun, responden yang berusia 31 – 40 tahun sebanyak 18 orang

(31%), untuk responden yang berusia antara 41 – 50 tahun jumlahnya 25 orang

(43%) dan yang berusia antara 51 – 60 tahun yaitu sebanyak 12 orang (20%) dan

responden yang berusia diatas 60 tahun sebanyak 3 orang 5%. Untuk jenjang

pendidikan responden yang terendah adalah SLTA (sederajat) sebanyak 18 orang

(31%) dan yang tertinggi adalah S (Strata) 1 sebanyak 29 orang (49%), dalam masa

kerja memperlihatkan data bahwa sebanyak 30 orang (51%) memiliki masa kerja 1 –
44

10 tahun, untuk masa kerja antara 11 – 20 tahun sebanyak 19 orang (32%) dan yang

bekerja 21 – 30 tahun sebanyak 10 orang (17%).

D. Deskripsi Data Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (X) per-

Indikator

1. Basis Akutansi

Basis akuntansi yang digunakan dalam Penyusunan laporan keuangan

pemerintah sebelum tahun 2014 adalah basis akrual untuk pengakuan aset,

kewajiban, dan ekuitas. Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasar

basis kas, berarti pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas

diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan; serta

belanja, transfer dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari

Rekening Kas Umum Negara/Daerah.

Standar Akutansi Pemerintahan (SAP) diterapkan dilingkup pemerintah,

yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah dan satuan organisasi dilingkungan

pemerintah pusat/daerah, jika menurut peraturan perundang-undangan satuan

organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan. Adapun prinsi akutansi

yang digunakan dalam akutansi dan pelaporan keuangna pemerintah sesuai Peraturan

Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 adalah sebagai berikut :

a) Berbasis akutansi

b) prinsip nilai historis

c) Prinsip realisasi

d) Prinsip substansi mengungguli bentuk formal

e) Prinsip priodisitas

f) Prinsip Konsistensi
45

g) Prinsip Pengungkapan lengkap

h) Prinsip penyajian wajar

Dalam penelitian ini indicator yang akan dinilai dengan menggunakan skala

linkert dari 1 sampai dengan 5. Point tersebut akan diberikan keterangan sebagai

berikut :

Keterangan:

5. SD = Seluruhnya Diterapkan

4. SBD = Sebagian Besar Diterapkan

3. KKD = Kadang-kadang Diterapkan

2. SKD = Sebagian Kecil Diterapkan

1. TD = Tidak Diterapka

Berikut ini adalah tanggapan responden berkaitan dengan penerapan basis

akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan SKPD Kabupaten Enrekang

Tabel 4.3. Tanggapan responden terhadap Penerapan Basis Akuntansi


No. KK SK SK Tota
Indikator SD SBD TD
Pert D D D l
Penerapan Basis Akrual 1 19 33 7 - - - 59
untuk Pengakuan Aset, 2 40 18 1 - - - 59
Kewajiban, dan Ekuitas 3 28 29 2 - - - 59
Penerapan Basis kas untuk 4 37 22 - - - - 59
Pengakuan Pendapatan, 5 14 36 9 - - - 59
Belanja, dan Pembiayaan 6 50 9 - - - - 59
Total 188 145 19 - - - 352
Sumber : Data primer yang diolah, 2016

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden telah menerapkan

sebagian besar basis akuntansi sesuai dengan yang ditentukan. Hal ini dapat dilihat

dari tanggapan mayoritas responden yang menyatakan telah menerapkan sebagian

besar basis akrual untuk pengakuan asset, kewajiban, dan ekuitas. Untuk penerapan
46

basis kas mayoritas responden menyatakan bahwa telah menerapkan secara

keseluruhan untuk pengakuan pendapatan dan pembiayaan dan menerapkan secara

keseluruhan untuk pengakuan belanja.

2. Prinsip Nilai Historis

Nilai historis lebih dapat diandalkan daripada penilaian yang lain karena

lebih obyektif dan dapat diverifikasi. Dalam hal yang tidak terdapat nilai historis,

dapat digunakan nilai wajar aset atau kewajiban terkait. Berikut ini adalah tanggapan

responden berkaitan dengan penggunaan prinsip nilai historis

Tabel 4.4. Tanggapan responden terhadap Penerapan Prinsip Nilai Historis


No.
Indikator SD SBD KKD SKD SKD TD Total
Prtny
Penilaian Aset 7 12 33 14 - - - 59
Penilaian Kewajiban 8 45 14 - - - - 59
Total 57 47 14 118
Sumber : Data primer yang diolah, 2016

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa mayoritas responden menyatakan

sebagian belum diterapkan untuk penilaian aset sesuai dengan Standar Akuntansi

Pemerintah yang telah ditentukan yaitu sebanyak 33 responden. Hal ini dapat

dilihat dari penilaian asset dengan menggunakan nilai wajar. Untuk Penilaian

kewajiban, mayoritas responden menyatakan menerapkan secara keseluruhan standar

akuntansi pemerintah untuk penilaian kewajiban yaitu sebanyak 45 responden. Hal

ini dapat dilihat dari pencatatan kewajiban sebesar jumlah kas dan setara kas yang

diharapkan akan dibayarkan.

3. Prinsip Substansi Mengungguli Bentuk Formal

Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi serta

peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka transaksi atau peristiwa lain tersebut

perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, dan bukan
47

hanya aspek formalitasnya. Berikut ini adalah tanggapan responden berkaitan denga

penyajian transaksi dan peristiwa lain dalam laporan keuangan Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan:

Tabel 4.5. Tanggapan responden terhadap Penerapan Prinsip substansi


mengungguli bentuk formal
No.
Indikator SD SBD KKD SKD SKD TD Total
Prtny
Penyajian wajar 9 25 34 - - - - 59
Transaksi
Penyajian wajar peristiwa 10 12 47 - - - - 59
lain
Total 37 81 118
Sumber : Data primer yang diolah, 2016

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa mayoritas responden menyatakan

telah menerapkan sebagian besar penyajian wajar transaksi sesuai dengan Standar

Akuntansi Pemerintah yang telah ditentukan yaitu sebanyak 34 responden. Hal ini

dapat dilihat dari penyajian dengan wajar transaksi yang seharusnya disajikan,

dimana transaksi tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan

realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek formalitas. Untuk Penyajian wajar

peristiwa lain, mayoritas responden menyatakan telah menerapkan sebagian besar

penyajian wajar peristiwa lain sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah yang

telah ditentukan yaitu sebanyak 47 responden. Hal ini dapat dilihat dari penyajian

dengan wajar peristiwa lain yang seharusnya disajikan, dimana transaksi tersebut

perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, dan bukan

hanya aspek formalitas.

4. Prinsip Periodisitas

Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan perlu dibagi

menjadi periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi

sumber daya yang dimilikinya dapat ditentukan. Berikut ini adalah tanggapan
48

responden berkaitan dengan periode pelaporan laporan keuangan SKPD Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan:

Tabel 4.6. Tanggapan responden terhadap Penerapan Prinsip Periodesitas


No.
Indikator SD SBD KKD SKD SKD TD Total
Prtny
Periode Pelaporan 11 22 37 - - - - 59
Sumber : Data primer yang diolah, 2016

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa mayoritas responden menyatakan

telah menerapkan sebagian besar periode pelaporan yang telah ditentukan yaitu

sebanyak 46 responden. Hal ini dapat dilihat dari penyajian laporan keuangan tiap

SKPD telah sesuai dengan Periode yang telah ditentukan.

5. Prinsip Konsistensi

Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa dari

periode ke periode oleh suatu entitas pelaporan (prinsip konsistensi internal). Berikut

ini adalah tanggapan responden berkaitan dengan prinsip konsistensi dalam laporan

keuangan SKPD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

Tabel 4.7. Tanggapan responden terhadap Penerepan Prinsip Konsistensi


No.
Indikator SD SBD KKD SKD SKD TD Total
Prtny
Penerapan Metode 12 26 33 - - - - 59
Akuntansi
Sumber : Data primer yang diolah, 2016

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa mayoritas responden menyatakan telah

menerapkan sebagian besar metode akuntansi yang sama untuk kejadian yang serupa

dari peride ke periode pada laporan keuangan SKPD Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan sebesar 33 responden.

6. Prinsip Pengungkapan Lengkap

Laporan keuangan yang baik dapat menyajikan secara lengkap informasi

yang dibutuhkan oleh pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan
49

keuangan dapat ditempatkan pada lembar muka (on the face) laporan keuangan atau

Catatan atas Laporan Keuangan. Berikut ini adalah tanggapan responden berkaitan

dengan prinsip konsistensi dalam laporan keuangan SKPD Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan:

Tabel 4.8 Tanggapan responden terhadap Penerepan Prinsip Pengingkapan Lengkap


No.
Indikator SD SBD KKD SKD SKD TD Total
Prtny
Kelengkapan Informasi 13 30 29 - - - - 59
Laporan Keuangan
Sumber : Data primer yang diolah, 2016

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa mayoritas responden menyatakan

telah menerapkan secara keseluruhan Prinsip pengungkapan lengkap sebanyak 30

responden. Hal ini dapat dilihat dari kelengkapan Informasi yang disajikan dalam

laporan keuangan pemerintah.

7. Prinsip Penyajian Wajar

Laporan keuangan diharuskan menyajikan dengan wajar laporan realisasi

anggaran, laporan perubahan saldo anggaran lebih, neraca, laporan operasional,

laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan.

Berikut ini adalah tanggapan responden berkaitan dengan prinsip konsistensi dalam

laporan keuangan SKPD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan:

Tabel 4.9. Tanggapan responden terhadap Penerepan Prinsip Penyajian Wajar


No.
Indikator SD SBD KKD SKD SKD TD Total
Prtny
Penyajian wajar laporan 14 12 37 - - - - 59
Keuangan
Sumber data primer yang diolah, 2016

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa mayoritas responden menyatakan telah

menerapkan sebagian besar Standar Akuntansi Pemerintah yang telah ditentukan


50

dalam hal penyajian wajar Laporan keuangan yaitu sebesar 37 responden. Hal ini

dapat dilihat dari penyajian wajar laporan realisasi anggaran, laporan perubahan

saldo anggaran lebih, neraca, laporan operasional, laporan arus kas, laporan

perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan.

E. Deskripsi Data Variabel Efektivitas Penerapan Standar Akuntansi

Pemerintahan (X) secara Keseluruhan

Tabel 4.10. Deskripsi Data Variabel Efektivitas Penerapan Standar Akuntansi


Pemerintahan (X) secara Keseluruhan
No.
Indikator SD SBD KKD SKD SKD TD Total
Prtny
Penerapan Basis Akrual 1 19 33 7 - - - 59
untuk Pengakuan Aset, 2 40 18 1 - - - 59
Kewajiban, dan Ekuitas 3 28 29 2 - - - 59
Penerapan Basis kas 4 37 22 - - - - 59
untuk Pengakuan 5 14 36 9 - - - 59
Pendapatan, Belanja, 6 50 9 - - - - 59
dan Pembiayaan
Penilaian Aset 7 12 33 14 - - - 59
Penilaian Kewajiban 8 45 14 - - - - 59
Penyajian wajar 9 25 34 - - - - 59
Transaksi
Penyajian wajar 10 12 47 - - - - 59
peristiwa lain
Periode Pelaporan 11 22 37 - - - - 59
Penerapan Metode 12 26 33 - - - - 59
Akuntansi
Kelengkapan Informasi 13 30 29 - - - - 59
Laporan Keuangan
Penyajian wajar laporan 14 12 37 - - - - 59
keuangan
372 411 33 816
Sumber : data primer yang diolah, 2016

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan

sebagian besar penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan telah dilakukan. Hal ini

dapat dilihat dari tanggapan respoden tentang penerapan Standar Akuntansi

Pemerintahan sebagian besar mencapai 411 tanggapan, menerapkan secara


51

keseluruhan sebanyak 372 tanggapan, dan 33 tanggapan menyatakan kadang-kadang

menerapkan. Dari hasil tabel tersebut dapat ditentukan kriteria pengklasifikasian

untuk variabel X:

Tabel 4.11. Rekapulasi Skor Jawaban Responden mengenai Standar Akuntansi


Pemerintah (Variabel X)
No. Total Skor Persen
Indikator Ketegori
Prtny Skor Ideal (%)
Sangat
1 248 295 84,07
Efektiv
Penerapan Basis Akrual untuk
Sangat
Pengakuan Aset, Kewajiban, dan 2 275 295 93,22
Efektiv
Ekuitas
Sangat
3 262 295 88,81
Efektiv
Sangat
4 273 295 92,54
Efektiv
Penerapan Basis kas untuk Pengakuan
5 241 295 81,69 Efektif
Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan
Sangat
6 285 295 96,61
Efektiv
Penilaian Aset 7 243 295 82,37 Efektif
Sangat
Penilaian Kewajiban 8 281 295 95,25
Efektiv
Sangat
Penyajian wajar Transaksi 9 261 295 88,47
Efektiv
Sangat
Penyajian wajar peristiwa lain 10 248 295 84,07
Efektiv
Sangat
Periode Pelaporan 11 258 295 87,46
Efektiv
Sangat
Penerapan Metode Akuntansi 12 262 295 88,81
Efektiv
Kelengkapan Informasi Laporan Sangat
13 266 295 90,17
Keuangan Efektiv
Sangat
Penyajian wajar laporan keuangan 14 248 295 84,07
Efektiv
Rerata 261 295 88,40

Sumber : Data primer yang diolah

Hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai rata-rata variabel X sebesar 261.

Apabila nilai tersebut dibandingkan dengan kriteria yang telah ditentukan, maka
52

nilai rata-rata variabel X tersebut berada dalam interval nilai 239 – 294 yang berarti

Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan masuk dalam kriteria “efektif”.

F. Deskripsi Data Variabel Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

(Y) per-Indikator

1. Relevan

Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di

dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka

mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan,

serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan

demikian, informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan

maksud penggunaannya.

Berikut ini adalah tanggapan responden berkaitan dengan kualitas laporan

keuangan SKPD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dalam hal kerelevanannya:

4.12. Tanggapan Responden tentang Relevan

No.
Indikator SD SBD KKD SKD SKD TD Total
Prtny
Laporan keuangan 1 18 23 18 - - - 59
memiliki
manfaat umpan balik
Laporan keuangan 2 15 18 26 - - - 59
memiliki
manfaat prediktif
Penyajian tepat waktu 3 45 14 - - - - 59
Penyajian lengkap 4 6 46 7 - - - 59
Total 84 101 51 236
Sumber : Data primer yang diolah, 2016

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa mayoritas responden menyatakan

telah memenuhi sebagian besar karekteristik relevan suatu laporan keuangan. Hal ini

dapat dilihat dari tanggapan responden yang mengatakan laporan keuangan Dinas
53

Pendidikan dan Kebudayaan telah diterapkan sebagian besar keharusan memiliki

manfaat umpan balik sebanyak 20 dari total 70 responden, keharusan memiliki

manfaat prediktif sebanyak 30 dari 70 responden, keharusan menyajikan laporan

keuangan tepat waktu sebanyak 40 dari 70 responden, dan kelengkapan Informasi

yang disajikan oleh laporan keuangan sebanyak 54 dari 70 responden.

2. Andal

Laporan keuangan bisa dikatakan andal jika informasi yang terkandung di

dalamnya bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material,

menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Berikut ini adalah

tanggapan responden berkaitan dengan kualitas laporan keuangan SKPD Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan dalam hal keandalan:

4.13. Tanggapan responden tentang Keandalan laporan Keuangan


No.
Indikator SD SBD KKD SKD SKD TD Total
Prtny
Laporan keuangan 5 41 18 - - - - 59
tidakmengandung
Informasi
yangmenyesatkan dan
kesalahanmaterial
Penyajian jujur 6 32 27 - - - - 59
Dapat diverifikasi 7 28 24 7 - - - 59
Total 101 69 7 177
Sumber : Data primer yang diolah, 2016

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa mayoritas responden menyatakan

telah memenuhi secara keseluruhan karekteristik andal suatu laporan keuangan. Hal

ini dapat dilihat dari tanggapan responden yang mengatakan laporan keuangan

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tidak mengandung Informasi yang menyesatkan

dan kesalahan material sebanyak 42 mengatakan syarat tersebut diterapkan secara

keseluruhan, kemudian penerapan secara keseluruhan untuk penyajian jujur


54

sebanyak 40 dari total 70 responden, dan sebanyak 30 responden mengatakan

menerapkan secara keseluruhan syarat dapat diverifikasi.

3. Dapat Dibandingkan

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat

dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan

entitas pelaporan lain pada umumnya. Berikut ini adalah tanggapan responden

berkaitan dengan kualitas laporan keuangan SKPD Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan dalam hal dapat dibandingkan:

Tabel 4.14 Tanggapan responden tentang dapat dibandingkan


No.
Indikator SD SBD KKD SKD SKD TD Total
Prtny
Laporan keuangan dapat 8 14 34 11 - - - 59
dibandingkan dengan
periode sebelumnya
Sumber : Data primer yang diolah, 2016

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa mayoritas responden menyatakan telah

memenuhi sebagian besar karekteristik dapat dibandingkan. Hal ini dapat dilihat

dari tanggapan responden yang mengenai syarat laporan keuangan Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya sebanyak 44

orang mengatakan diterapkan sebagia besar, sebanyak 14 mengatakan diterapkan

secara keseluruhan, dan sebanyak 12 responden menjawab kadang-kadang

menerapkan.

4. Dapat dipahami

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh

pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas

pemahaman para pengguna. Berikut ini adalah tanggapan responden berkaitan


55

dengan kualitas laporan keuangan SKPD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dalam

hal dapat dipahami:

Tabel 4.15. Tanggapan responden tentang dapat dipahami


No.
Indikator SD SBD KKD SKD SKD TD Total
Prtny
Laporan keuangan 9 9 38 12 - - - 59
mengandung pengetahuan
(informasi) yang
memadai
Sumber : Data primer yang diolah, 2016

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa mayoritas responden menyatakan

telah memenuhi sebagian besar karekteristik dapat dipahami suatu laporan keuangan.

Hal ini dapat dilihat dari tanggapan responden mengenai syarat Laporan keuangan

mengandung pengetahuan (informasi) yang memadai, sebanyak 10 responden

mengatakan menerapkan secara keseluruhan, sebanyak 46 responden mengatakan

menerapkan sebagian besar, dan responden yang mangatakan kadang-kadang

merapkan sebanyak 14 responden.

G. Deskripsi Data Variabel Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

(Y) secara Keseluruhan

Tabel 4.16 Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah


No.
Indikator SD SBD KKD SKD SKD TD Total
Prtny
Laporan keuangan 1 18 23 18 - - - 59
memiliki
manfaat umpan balik
Laporan keuangan 2 15 18 26 - - - 59
memiliki
manfaat prediktif
Penyajian tepat waktu 3 45 14 - - - - 59
Penyajian lengkap 4 6 46 7 - - - 59
Laporan keuangan 5 41 18 - - - - 59
tidakmengandung
56

Informasi
yangmenyesatkan dan
kesalahanmaterial
Penyajian jujur 6 32 27 - - - - 59
Dapat diverifikasi 7 28 24 7 - - - 59
Laporan keuangan dapat 8 14 34 11 - - - 59
dibandingkan dengan
periode sebelumnya
Laporan keuangan 9 9 38 12 - - - 59
mengandung
pengetahuan
(informasi) yang
memadai
208 242 82 531
39% 46% 15%
Sumber : Data primer yang diolah, 2016

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa mayoritas responden

menyatakan menerapkan sebagian besar Standar Akuntansi Pemerintahan

seluruhnya diterapkan. Hal ini dapat dilihat dari persentase tanggapa respoden

tentang penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan sebanyak 46% (252 tanggapan)

mengatakan menerapkan sebagian besar. Penerapan secara keseluruhan mencapai

39% (208 tanggapan), dan sebanyak 15% (82 tanggapan) mengatakan menerapkan

kadang-kadang Standar Akuntansi Pemerintahan yang telah ditentukan. Dari hasil

tabel tersebut dapat juga ditentukan kriteria pengklasifikasian untuk variabel y.

Tabel 4.17. Rekapulasi Skor Jawaban Responden Mengenai Kualitas Laporan


Keuangan Pemerintah Daerah
No. Skor Skor Persen
Indikator Kereteria
Prtny Aktual Ideal (%)
Laporan keuangan memiliki
1 236 295 80,00 Berkualitas
manfaat umpan balik
Laporan keuangan memiliki
2 225 295 76,27 Berkualitas
manfaat prediktif
Sangat
Penyajian tepat waktu 3 281 295 95,25
Berkualitas
57

Penyajian lengkap 4 235 295 79,66 Berkualitas

Laporan keuangan
tidakmengandung Informasi Sangat
5 277 295 93,90
yangmenyesatkan dan Berkualitas
kesalahanmaterial
Sangat
Penyajian jujur 6 267 295 90,51
Berkualitas
Sangat
Dapat diverifikasi 7 257 295 87,12
Berkualitas
Laporan keuangan dapat
dibandingkan dengan periode 8 239 295 81,02 Berkualitas
sebelumnya
Laporan keuangan
mengandung pengetahuan 9 233 295 78,98 Berkualitas
(informasi) yang memadai
Rerata 250 295 84,75

Hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai rata-rata variabel Y sebesar 250. Apabila

nilai tersebut dibandingkan dengan kriteria yang telah ditentukan, maka nilai rata-

rata variabel Y tersebut berada dalam interval nilai 239 – 294 yang berarti Kualitas

Laporan Keuangan masuk dalam kriteria “Berkualitas”

Anda mungkin juga menyukai