Anda di halaman 1dari 24

17

2)
Jika debris melebihi sedikit dari batas ⅔ permukaan gigi, maka
diberi nilai 2
3)
Jika debris terd
apat sedikit, tetapi mencapai permukaan incisial
atau oklusa maka diberi nilai 1
f.
Pada penilaian Oral Hygiene Index Simpliflied maka perlu
diperhatikan
Pemeriksaan dilakukan pada permukaan tertentu dari 6 gigi tetap yaitu
: M1 atas kanan dan kiri, gigi insi
sif pertama atas kanan serta gigi
insisif pertama bawah kanan
g.
Bila kasus dimana satu gigi indeks tidak ada, maka penilaian
dilakukan sebagai berikut
1)
Kalau M1 tidak ada, maka penilaian dilakukan pada M2
2)
Kalau M1 dan M2 tidak ada, maka penilaian dilakukan
pada M3
3)
Kalau M1, M2, M3 tidak ada, maka tidak ada penilaian (
-
)
4)
Kalau I1 kanan atas tidak ada, maka penilaian dilakukan pada I1
kiri atas
5)
Kalau I1 kanan dan kiri tidak ada, maka tidak ada penilaian
(
-
)
Kalau I1 kiri bawah tidak ada, maka penilaian d
ilakukan pada I1
kanan bawah
6)
Kalau I1 kanan dan kiri bawah tidak ada, maka tidak ada penilaian
(
-
)
h.
Bila ada diantara gigi ke

6 gigi yang seharusnya diperiksa dinilai
tidak ada, penilaian untuk debris index dan calculus index dan OHIS
masih dapat dilaku
kan, tetapi paling sedikit ada 2 gigi yang dapat
dinilai.
B.
Konsep Gigi
1.
Pengertian Gigi
Gigi merupakan salah satu organ pengunyah yang terdiri dari gigi

gigi pada rahang atas dan rahang bawah, lidah serta saluran

saluran
penghasil air ludah
(Tarigan, 1989)
.
18
Gigi dan mulut adalah bagian penting yang harus dipertahankan
kebersihannya, sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk.
(Hidayat, 2006)
Gigi adalah untuk mengunyah atau mas
tikasi
(Potter, 2005)
.
2.
Bentuk gigi dan bagian

bagiannya secara umum
Menurut Ircham (1993) bentuk gigi dan bagian

bagiannya secara umum
sebagai berikut
a.
Bentuk gigi
Bentuk gigi satu sama lainnya tidak sama. Sebab gigi depan
dan
belakang berbeda bentuk dan gunanya. Misalnya gigi taring untuk
menyayat, sedangkan gigi geraham untuk mengunyah, melembutkan
makanan dan sebagainya
Secara umum gigi di bagi menajadi tiga bagian, yaitu
1)
Mahkota gigi
2)
Leher gigi
3)
Akar gigi
Gigi sendiri tu
mbuh selama hidup kita, dua kali. Pertama di sebut gigi
susu atau gigi sulung. Gigi ini kemudian akan tanggal pada saatnya,
diganti dengan gigi dewasa atau gigi tetap. Dikatakan tetap karena ia
akan tetap sampai tua kalau tidak sakit dan harus di cabut. Ke
lak
akhirnya akan tanggal dan tidak bisa di ganti lagi.
b.
Bagian

bagian dari gigi
Bila gigi di belah, maka gigi pun terdiri dari lapisan

lapisan atau
bagian

bagian yang tidak sama. Lapisan terluar, pada mahkota di
sebut
email
. Di bawah
email
adalah den
tin. Sedangkan didalamnya
lagi, lubang yang berisi sumsum. Sumsum ini dinamakan benak gigi
atau pulpa.
Di bagian akar gigi, tidak terdapat
email
. Akar gigi paling luar
diselimuti
semen
atau
sementum
. Ini juga bagian yang keras.setelah
19
semen ini disebelah d
alam adalah dentin, ini merupakan lanjutan dari
dentin di bawah email tersebut diatas.
Disebelah dalam lagi adalah lubang saluran akar, merupakan lanjutan
dari lubang dalam mahkota tadi. Isi saluran, seperti disebutkan diatas
adalah sumsum gigi atau benak
gigi. Benak gigi ini terdiri dari
pembuluh darah, serat

serat saraf, pembuluh limfe dan bagian

bagian yang berguna untuk mengikat bagian

bagian tersebut di
dalam lubang itu.
Baik pembuluh darah, saraf maupun limfe mempunyai tugas sendiri

sendiri da
n semuanya berlanjut melalui saluran akar, kemudian keluar
melalui lubang di pucuk akar gigi. Selanjutnya menuju pusatnya
masing

masing. Saraf pusat ada pada otak. Pembuluh darah dari
jantung dan ke jantung. Limfe pada kelenjar

kelenjar limfe.
c.
Bahan
yang menyusun gigi
1)
Email
Email adalah bagian terluar dari gigi, meliputi seluruh corona,
dalam bahasa inggris disebut Crown artinya mahkota. Email ini
merupakan bagian paling keras dari seluruh bagian gigi bahkan
lebih keras dari tulang. Email tersusun d
ari : air 2,3%, bahan
organik 1,7% dan bahan anorganik 96%. Bahan

bahan anorganis
yang menyusun email tersebut adalah bahan

bahan mineral yang
diambil dari makanan yang kita makan. Tentu saja bagi anak

anak bermula dari makanan ibu ketika hamil, bers
ama dengan
penyusunan bagian

bagian lain dari tubuh ikut terbangun pula
susunan email ini.
Email yang terdiri dari bahan

bahan tersebut diatas tersusun
dalam bentuk prismata

prismata. Dasar prismata di bagian luar
yakni di bagian permukaan makin keci
l ke arah lapisan dentin.
Prismata ini bidang

bidangnya banyak sehingga hampir
melingkar seperti silinder dan mirip kerucut.
20
Antara prismata satu dengan yang lainnya dilekatkan satu sama
lain dengan substansia interprismatik. Sedangkan tiap

tiap
prisma
ta itu sendiri diselubungi oleh satu selubung.
Permukaan luar dari prismata itu berbentuk cembung, sedangkan
permukaan dalam yakni yang menempel pada lapisan luar dentin,
cekung. Tentu inilah sebabnya maka permukaan email menjadi
cembung, yakni karena bag
ian luar dari permukaan prismata itu
cembung
2)
Dentin
Dentin terletak di bawah email, merupakan bagian terbesar dari
seluruh gigi. Dentin lebih lunak dari email. Ia melindungi pulpa
atau benak gigi di dalam kamar pulpa atau kamar benak gigi dan
sepanjang kanalis apikalis. Seperti halnya email, dentin juga
men
gandung : air 13,2%, bahan organik 17% dan bahan anorganik
69%. Dentin tidak sekeras email. Pada dentin, mulai dari pulpa
sampai perbatasan dentin email terdapat saluran yang disebut
tubuli dentinalis. Jalannya melingkar berbentuk huruf S. Di dalam
tubuli
tersebut terdapat serat

serat dinamakan serat dari ebner.
Tugas serat

serat ini adalah memberi sensasi terhadap syaraf.
Warna dentin menunjukkan adanya ranting

ranting kapiler darah
yang amat kecil.
3)
Jaringan pulpa atau jaringan benak gigi atau sums
um gigi
Jaringan pulpa adalah jaringan lunak yang terdapat di dalam
kamar pulpa dan seluruh saluran akar. Jaringan ini terdiri dari
pembuluh limfe, pembuluh darah, dan urat syaraf. Ininpentingnya,
guna kelangsungan hidup pulpa dan jaringan sekitarnya yang
memang dipelihara oleh benak gigi ini. Tentu saja disamping
ketiga alat tubuh tersebut masih terdapat juga jaringan ikat
(kolagen dan fibrous) guna mengikat jaringan

jaringan dan
organ

organ tersebut dan sel

sel yang bakal bisa membentuk
dentin baru
(sel odontoblast)
21
Dengan demikian maka tugas benak gigi adalah:
a)
Pengatur makanan
b)
Penerima rangsang
c)
Pembentuk dentin baru bila ada rangsang panas, kimia,
tekanan dan bakteri
3.
Jaringan pendukung gigi
Jaringan pendukung gigi atau jaringan penyangga gigi biasan
ya disebut
jaringan periodonsium atau jaringan periodontal. Ini terdiri dari: gingiva
atau gusi, sementum, periodontal membran atau lembaran periodontal,
tulang alveoal (alveolar bone)
(drg.Ircham, 1993)
a.
Gingiva
Gingiva atau
gusi adalah bagian dari oral mukosa (selaput lendir
mulut) yang menyelimuti prosesus alveolaris (supporting bone) dan
mengelilingi leher gigi. Bagian dari gusi ini sendiri ialah:
1)
Free marginal gingiva (tepi gusi bebas)
Free marginal gingiva ialah gusi uju
ng atau tepi yang mengelilingi
gigi dan tidak melekat pada gigi
2)
Free gingiva groove (lekukan gusi bebas)
Free gingiva groove ialah lekukan pada bagian bukal dan labial
yang di batasi oleh dinding dalam free marginal gingiva, dasar
sulkus dan ini tidak sama
pada setiap orang.
3)
Attached gingiva (gusi melekat)
Attached gingiva ialah bagian ini meluas dari dasar lekuk gusi
bebas (free marginal gingiva sampai pada muco gingival junction
(batas muco gingiva).
4)
Interdental papila adalah bagian dari gingiva yang
mengisi ruang
interproksimal yakni antara dua gigi yang berdekatan
b.
Sementum
Sementum adalah bagian yang menyelimuti seluruh lapisan luar akar
gigi, kecuali pada bagian lubang pucuk atau ujung akar gigi yang
disebut foramen apikalis. Seperti halnya email da
n dentin maka
22
sementum juga terdiri atas bahan

bahan air 32%, bahan organik 12%
dan bahan anorganik 56%.
Fungsi sementum
1)
Melekatkan jaringan penyangga gigi pada gigi
2)
Memungkinkan erupsi (timbulnya) gigi ke atas dan gerakan ke
depan atau tengah dengan ja
lan penambahan yang terus menerus
3)
Memperbaiki akar bila terjadi keretakan mendatar
4)
Mengatur bersama tulang alveolus, lebarnya jaringan pendukung
gigi
5)
Melindungi dentin
6)
Mempengaruhi beberapa keadaan pada pembentukan tulang
alveolus
c.
Periodontal membrane
Peri
odontal membran atau selaput periodonsium atau selaput
periodontal adalah jaringan ikat (jaringan yang bertugas mengikat)
yang mengelilingi akar gigi dengan alveol. Jaringan ini dipenuhi pula
dengan pembuluh darah, pembuluh limfe dan urat syaraf di samping
berbagai sel

sel lain. Dengan demikian selaput ini merupakan
selaput yang hidup.
Bila disimpulkan maka tugas periodontal membran ini adalah
1)
Fungsi supportif
a)
Melanjutkan kekuatan pengunyahan pada tulang
b)
Pengikatan gigi pada tulang
c)
Memelihara hubungan ba
ik jaringan gusi dengan gigi
d)
Sebagai selimut jaringan lunak yang menyelimuti pembuluh

pembuluh dan syaraf untuk mencegah gangguan penyakit,
karena kekuatan mekanis
e)
Shock absorpsi atau mengecilkan atau mengurangi pengaruh
kekuatan dari luar (bantalan
gigi)
.
23
2)
Nutrisional
Pemberian zat makanan pada selaput periodontal dan
membersihkan produk kotoran atau zat

zat yang tak terpakai
pada jaringan periodontium dilakukan melalui pembuluh

pembuluh darah dan limfe.
3)
Formatif
Di dalam selaput ini terdapat se
l

sel yang dapat membangaun
tulang, semen, dan jaringan

jaringan lain dari selaput itu sendiri.
Fungsi ini berlangsung terus menerus
4)
Sensori
Tekanan atau stimuli pada gigi dilanjutkan ke syaraf sehingga kita
bisa mengetahui adanya benda

benda yang ki
ta kunyah atau
terselip diantara gua gigi.
d.
Tulang alveolus
Tulang alveolus terdiri dari 3 bagian
1)
Laminadura yaitu bagian luar dari ceruk alveolus dimana akar gigi
tertanam. Bagian ini yang paling keras karena terbanyak
mengandung kapur
2)
Cortical plate yaitu
bagian luar dari bagian bukal maupun palatinal
atau lingual
3)
Tulang penyokong berbentuk spongiosa, atau seperti bunga karang
berlubang

lubang, ini merupakan bagian tengah atau bagian
dalam dari seluruh tulang rahang baik atas maupun bawah.
4.
Bentuk dan gun
a masing

masing gigi
Sesuai dengan tugas gigi, maka di kenal empat bentuk
a.
Gigi seri
Gigi ini ada empat buah dia atas dan empat di bawah. Seluruhnya
delapan. Terletak di depan. Tugasnya untuk memotong dan
menggunting makanan. Akarnya satu.
24
b.
Gigi taring
Gigi ini ada empat. Di atas dua dan di bawah dua. Terletak di sudut
mulut. Bentuk mahkotanya runcing, guna mencabik makanan. Akar
gigi ini hanya satu.
c.
Geraham kecil
Gigi ini merupakan pengganti gigi geraham sulung. Seperti kita
ketahui pada gigi sulung tid
ak memiliki geraham kecil. Jadi hanya
geraham saja. Letak gigi geraham kecil, di belakang gigi taring. Ada
delapan, atas empat dan bawah empat yaitu dua kanan dan dua kiri.
Tugasnya membantu atau bersama

sama geraham besar
menghaluskan makanan. Akar gigi
geraham kecilini semua satu,
kecuali yang tas depan memiliki dua akar.
d.
Geraham besar
Terletak di belakang gigi geraham kecil jumlahnya dua belas. Atas
enam, bawah enam. Masing

masing sisi tiga buah. Permukaannya
lebar dan bertonjol

tonjol. Gunanya unt
uk menggiling makanan.
Gigi ini yang bawah akarnya dua, yang atas tiga.
5.
Masalah atau gangguan pada gigi
Masalah yang sering terjadi pada gigi karena kebersihan gigi yang kurang,
antara lain
a.
Karies gigi
Karies adalah suatu penyakit jaringan keras gigi (emai
l, dentin dan
sementum) yang bersifat kronik progresif dan disebabkan aktivitas
jasad renik dalam karbohidrat yang dapat diragikan. Ditandai dengan
demineralisasi jaringan keras dan diikuti kerusakan organiknya
(Mansjoer, 1999)
.
Etiologi karies adalah karena bakteri (laktobasilus,
streptokokus,aktinomises) dan karbohidrat makanan
(Mansjoer,
1999)
. Faktor

faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya karies
gigi secara umum
(Tarigan, 1989)
.
25
1)
Umur
Karies gigi sudah dapat terjadi pada anak

anak 3

4 tahun.
Prosentase karies paling tinggi pada masa gigi campuran (mixed
dentition).
2)
Keturunan
Ibu dan ayah dapat menurunkan keadaan giginya kepada anak

anak mereka. Bila
orang tua mempunyai gigi yang kuat serta tidak
pernah berlubang, maka keadaan ini dapat juga dialami oleh anak

anaknya. Kalau gigi orang tuanya rapuh, maka gigi anak pun
cenderung rapuh. Namun keadaan ini tidak selalu terjadi, tetapi
hanya merupakan kece
nderungan saja.
3)
Makanan
Makanan yang mudah melekat pada permukaan gigi seperti
coklat, bon

bon, roti dan lain sebagainya mempercepat
terjadinya karies gigi.
Susu yang diminum sebelum tidur tanpa diikuti dengan
membersihkan gigi dapat menyebabkan kerusaka
n gigi yang di
sebut rampant karies.
4)
Hormonal
Pada masa pubertas dapat terjadi pembengkakan gusi karena
perubahan hormonal. Pembengkakan gusi ini mengakibatkan sisa
makanan sukar dibersihkan sehingga prosentase karies dapat
meninggi pada periode ini.
5)
Geog
rafis
Di daerah tertentu sukar mendapatkan air tawar yang cukup
mengandung unsur flour, sehingga anak yang lahir di daerah ini
mempunyai gigi yang rapuh.
Flour merupakan suatu unsur untuk memperkuat email. Pada
beberapa negara maju , pemerintah menambahka
n unsur flour ke
dalam air ledeng, sehingga semua pendudu
k mendapatkan flour
yang merata.
26
b.
Gingivitis
Gingivitis adalah suatu inflamasi pada jaringan gusi, merupakan
jaringan penyangga gigi yang paling ringan. Dapat terjadi akut atau
kronik, tetapi bentuk
akut lebih serinng ditemukan. Faktor penyebab
terjadinya gingivitis adalah faktor lokal dan sistemik. Faktor pnyebab
lokal adalah plak, kalkulus, impaksi makanan, karies dan tambalan
yang berlebih atau mengemper. Plak yang merupakan deposit berisi
mikroorg
anisme mulut beserta eksudatnya memegang peranan penting
terhadap terjadinya inflamasi tersebut, sedangkan faktor

faktor yang
lain merupakan faktor yang memperberat. Tingkat keparahan dan
kerusakan jaringan yang terjadi tergantung pada daya tahan tubuh d
an
kualitas reparasi jaringan. Adanya penyakit atau kondisi sistemik yang
menyebabkan penurunan daya tahan tubuh penderita, dapat
menambah keparahan penyakit. Tetapi tanpa adanya iritasi lokal
diragukan bahwa penyakit sistemik dapat menyebabkan penyakit
pe
riodontal
(Mansjoer, 1999)
.
c.
Gusi berdarah
Penyebab gusi berdarah adalah karena kebersihan gigi yang kurang
baik, sehingga terbentuk plak pada permukaan gigi dan gusi. Kuman

kuman pada plak menghasilkan racun yang merangsang
gusi, dan gusi
menjadi mudah berdarah.
C.
Konsep Menggosok Gigi
Sikat gigi adalah alat berbentuk sikat yang digunakan untuk
membersihkan secara mandiri di rumah. Ciri

ciri sikat gigi yang baik adalah
memiliki bulu sikat yang halus dan berbentuk kepala sik
at yang ramping dan
bulu yang halus. Pembersihan gigi tidak akan merusak email dan mengiritasi
gusi. Kepala sikat yang ramping akan mempermudah pencapaian sikat di
daerah mulut bagian belakang yang biasanya sulit dijangkau. Bulu sikat yang
lembut lebih dia
njurkan pemakaiannya karena fleksibel dan efektif
membersihkan lekukan dan daerah yang sulit terjangkau. Bulu sikat yang
27
keras tidak dapat menghilanngkan karang, noda atau memutihkan gigi.
Kemudian pilih sikat gigi bersudut karena memberikan keuntungan den
gan
adanya kemudahan mencapai daerah gigi paling belakang. Kualitas sikaat
gigi yang tidak baik akan menyebabkan sakit atau goresan pada gusi dan gigi.
Sayangnya keluhan ini tidak langsung terlihat, dan bahkan dirasakan setelah
beberapa bulan berlalu ketik
a kita menemukan darah pada sikat gigi
(Pratiwi,
2007)
. Cara melakukan gosok gigi adalah suatu cara yang umum dianjurkan
untuk membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi
(Sriyono,2005)
. Menyikat gigi aadalah salah
satu prosedur terhadap
terjadinya penyakit gigi, karenaa dengan menyikat akan bisa menghilangkan
plak yang merupakan salah satu faktor penyakit gigi (Palupi, 2004)
Tujuan melakukan gosok gigi adalah sebagai berikut
1.
Menghilangkan mengganggu pembentukan plak
2.
Membersihkan gigi dari makanan, debris dan pewarnaan
3.
Menstimulasi jaringan gingiva
4.
Meniadakan bau

bauan yanng tidak enak yang berasal dari mulut
5.
Mengaplikasikan pasta gigi yang berisi suatu bahan khusus yang
ditujukan terhadap karies, penyakit periodont
al atau sensitivitas
(Sriyono,
2005)
.
Efektivitas menyikat gigi selain bergantung kepada bentuk dan cara menyikat
gigi juga tergantung dari frekuensi dan lamanya menyikat gigi
(Sriyono,
2005)
.
1.
Cara
atau metode menyikat gigi
Berbagai metode menyikat yang dikenal kedokteran gigi dibedakan
berdasarkan gerakan yang dibuat oleh sikat. Pada prinsipnyaa terdapat
enam pola dasar yaitu
a.
Metode Vertikal
Permukaan bukal pada waktu yang sama disikat dengan gerak
an naik
turun dari lipatan mukobukal dengan elemen

elemen depan dalam
posisi end to end. Sikat diletakkan dengan bulunya tegak lurus pada
28
permukaan bukal. Untuk permukaan lingual dan palatinal sikat gigi
dipegang severtikal mungkin. Permukaan

permukaan
ini juga
digosok dengan gerakan vertikal, tetapi tentu saja tersendiri.
Metode ini ditulis oleh Hirschfeld (1945) dan Shick dan Ash (1961).
Pada umumnya metode ini tidak dianjurkan karena hasilnya kurang
baik.
b.
Metode Horizontal
Pada metode ini permukaan o
klusal, bukal, dan lingual digosok
dengan sikat yang digerakkan maju mundur atau ke depan ke
belakang, dengan bulu

bulunya yang tegak lurus pada permukaan
yang dibersihkan. Metode ini dosebut juga metode menggosok. Istilah
terakhir ini guna jelasnya lebi
h baik tidak di pakai karena dapat
menjadi asosiasi yang salah. Metode horizontal dianjurkan untuk anak

anak sampai usia dua belas tahun. Disini jangan digunakan sikat gigi
yang berkas bulu

bulunya sedikit ( space tufted) atau terlalu banyak
(multi tuf
ted) yang terlalu lunak. Untuk orang dewasa cara ini tidak
dianjurkan karena adanya risiko besar keausan yang berlebihan pada
permukaan bukal pada gigi.
c.
Metode berputar
Teknik ini disebut “ADA

roll teknik” dan merupakan cara yang
sering dianjurkan karena
sederhana tetapi efisi
e
n dan dapat digunakan
diseluruh bagian mulut. Bulu

bulu sikat ditempatkan pada gusi
sejauh mungkin dari permukaan oklusal dengan ujung

ujung bulu
sikat mengarah ke apex dan sisi bulu sikat melalui mahkota klinis,
kedudukannya ha
mpir tegak lurus permukaan email. Gerakan ini di
ulang 8

12 kali setiap daerah dengan sistematis, sehingga tidak ada
yang terlewat. Cara ini terutama sekali menghasilkan pemijatan gusi
dan juga membersihkan sisa makanan dari daerah interproksimal.
d.
Metode
vibrasi atau bergetar
Termasuk disini adalah metode menurut charters (1928), metode
stillman (1932), dan metode bass (1954)
29
1)
Metode charters
Pada permukaan bukal dan labial, sikat di pegang dengan tangkai
dalam kedudukan horizontal. Ujung

ujung bulu
diletakkan pada
permukaan gigi membentuk sudut 45
0
terhadap sumbu panjang
gigi mengarah oklusal, hati

hati jangan sampai menusuk gusi.
Dalam posisi ini sisi dari sisi dari bulu sikat berkontak dengan
gusi. Kemudian sikat ditekan dengan sedemikian rupa
sehingga
ujung

ujungbulu sikat berada bpada permukaan gigi. Kemudian
sikat ditekan sedemikian rupa sehingga ujung

ujung bulu sikat
masuk ke interproksimal dan sisi bulu sikat menekan di tepi
gusi.sikat digetarkan dalam lingkungan

lingkungan kecil
seh
ingga kepala sikat bergerak secara sirkulasi, tetapi ujung

ujung bulu sikat harus tetap berada ditempat semula, setiap kali
dapat dibersihkan dua atau tiga gigi. Setelah tiga atau empat
lingkaran kecil, sikat diangkat, lalu ditempatkan lagi pada posisi
y
ang sama, setiap daerah dilakukan tiga atau empat kali. Jadi pada
teknik itu tidak dilakukan gerakan oklusal maupun keapikal.
Dengan demikian ujung

ujung bulu sikat akan melepas debris
dari permukaan gigi dan sisi bulu sikat memijat tepi gusi dan gusi
in
terdental.
Permukaan oklusal disikat dengan gerakan yang sama, hanya
ujung

ujung bulu sikat ditekan ke dalam pits dan fissures.
Permukaan lingual dan palatinal akan sukar dibersihkan karena
bentuk lengkungan dari barisan gigi. Biasanya kepala sikat tidak
dipegang secara horizontal, jadi hanya bulu

bulu sikat pada
bagian ujung dari kepala sikat yang dapat digunakan. Metode
charters merupakan cara yang baik untuk pemeliharaan jaringan
tetapi ketrampilan yang dibutuhkan harus cukup tinggi, sehingga
jarang
pasien dapat melakukannya dengan sempurna.
30
2)
Metode stillman
Posisi dari bulu sikat berlawanan dengan charter, sikat gigi
ditempatkan dengan sebagian pada gigi mengarah ke apikal.
Kemudian sikat gigi ditekan sehingga gusi memucat dan
dilakukan gerakan rota
si kecil tanpa merubah kedudukan ujung
bulu sikat. Penekanan dilakukan dengan cara sedikit menekuk
bulu

bulu sikat ditekuk ketiga jurusan, tepi ujung

ujung bulu
sikat harus pada tempatnya.
Metode stillman ini telah diubah sedikit oleh beberapa ahli yai
tu
ditambah dengan gerakan ke oklusal dari ujung

ujung bulu sikat
tetap mengarah ke spiral. Dengan demikian setiap gerakan
berakhir dibawah ujung incisal dari mahkota, sedangkan pada
metoda yang asli, penyikatan hanya terbatas pada daerah cervikal
gigi d
an gusi.
3)
Metode bass
Sikat ditempatkan dengan sudut 45
0
terhadap sumbu panjang gigi
mengarah ke apikal dengan ujung

ujung bulu sikat pada tepi
gusi. Dengan demikian saku gigi dapat dibersihkan dan tepi gusi
dapat di pijat. Sikat digerakkan dengan getaran

getaran kecil
kedepan dan kebelakang selama kurang lebih 10

15 detik setiap
daerah yang meliputi dua atau tiga gigi. Menyikat permukaan
bukal dan labial, tangkai dipegang dalam kedudukan horizontal
dan sejajar dengan lengkungan gigi. Untuk permukaan l
ingual dan
pelatinal gigi belakang agak menyudut (agak horizontal) dan pada
gigi depan, sikat dipegang vertikal.
e.
Metode sirkuler
Disini dengan gerakan memutar permukaaan elemen

elemen
dibersihkan. Pada metode Fones (1934) lengkung gigi

geligi dalam
okl
usi dan permukaan bukal dibersihkan dengan meletakkan sikat
tegak lurus pada poros elemen

elemen dan membuat gerakan
memutur. Gerakannya juga meluas sampai gusi. Permukaan lingual
31
dibersihkan dengan gerakan sirkular kecil dan permukaan oklusal
dengan men
ggosok. Metode ini hampir tidak diterapkan lagi dan tidak
dikenal penelitian tentang evaluasinya.
f.
Metode fisiologis
Untuk metode ini digunakan sikat gigi dengan bulu

bulu lunak.
Tangkai sikat gigi dipegang secara horizontal dengan bulu

bulu sikat
tega
k lurus dengan permukaan gigi. Metoda ini didasarkan atas
anggapan bahwa penyikatan gigi harus menyerupai jalannya makanan
yaitu dari mahkota kearah gusi. Setiap kali dilakukan beberapa
gerakan sebelum berpindah ke daerah selanjutnya. Metode ini sukar
dila
kukan pada permukaan lingual dari premolar dan molar rahang
bawah, sehingga dapat diganti dengan gerakan getaran dalam
lingkaran kecil.
(Houwink, 1993)
2.
Frekuensi menggosok gigi
Frekuensi gosok gigi sebagai bentuk perilaku y
ang akan mempengaruhi
kebersihan gigi dan mulut, dimana akan mempengaruhi juga angka karies
dan penyakit penyangga gigi. Frekuensi melakukan gosok gigi setiap
orang berbeda, menurut beberapa ahli menyebutkan frekuensi menggosok
gigi yang baik adalah empat
kali sehari yaitu setiap sesudah makan dan
waktu hendak mau tidur karena setengah jam setelah selesai makan, maka
sisa makanan akan segera diubah oleh kuman menajdi asam yang dapat
melunakkan email gigi. Sedangkan jika menjelang tidur pada sela waktu
anta
ra makan malam dan mau tidur mungkin saja masih makan makanan
kecil
(Machfoedz, 2005)
3.
Lamanya melakukan gosok gigi
Lamanya melakukan gosok gigi bervariasi, tetapu kebanyakan peneliti
mendapatkan bahwa lamanya melakukan gosok
gigi antara 2

3 menit
sudah efektif untuk membersihkan plak. Waktu 2 menit untuk melakukan
gosok gigi adalah lama melakukan gosok gigi yang efektif untuk
membersihlan plak, karena kalau lebih dari 2 menit maka menyikat gigi
akan tidak efektif lagi. Teta
pi menurut pendapat lain bahwa lamannya
32
melakukan gosok gigi tergantung kebutuhan daan kecakapan seseorang, 3
atau 4 menit adalah waktu yang cukup untuk membersihkan semua
permukaan gigi
(Sriyono, 2005)
.
4.
Prinsip

prinsip yang
harus diikuti dalam menggosok gigi
a.
Pegangan sikat harus dipegang dengan kuat tetapi jangan terlalu kuat
karena akan melelahkan tangan dan pergelangan tangan. Guna
membantu individu dalam menjalankan prinsip

prinsip berikut ini,
dianjurkan untuk menggunak
an sikat gigi yang pegangannyaa berubah
warna. Ini adalah pengenalan baru dalam prinsip ini
b.
Hindari pandangan kebawah bidang
c.
Metode menyikat gigi yang benar harus dianjurkan tergantung
pertumbuhan gigi dan keadaan gusi
d.
Dinjurkan untuk menggunakan jenis sik
at gigi yang lembut,
pertengahan atau keras (sikat gigi yang lembut bulunya berdiameter
0.2 mm, pertengahan 0.3 mm, dan keras 0.4 mm), tergantung keadaan
gusi.
e.
Keefektifan dalam menyikat gigi juga tergantung pada kesemrawutan
bulu sikat. Ketika bulu tidak
effektif untuk membersihkan, sikat harus
diganti. Warna penunjuk bulu sikat gigi dianjurkan seperti lengkah
pertama pada prinsip ini
(Srigupta, 2004)
.
5.
Cara dan saat menggosok gigi
Biasakan menggosok gigi di depan cermin dan jan
gan lupa memakai zat
pewarna flag. Untuk menggosok gigi, lazimnya digunakan sebuah sikat
gigi. Tetapi ini tergantung pada setiap keluarga. Bila akan sikat gigi maka
pilihlah
a.
Sikat gigi dengan tangkai yang lurus dan mudah dipegang
b.
Kepala sikat harus yang ke
cil
Sebagai patokan, panjang kepala sikat gigi harus dengan jumlah
empat gigi keempat gigi depan rahang bawah (lebar keempat gigi seri
bawah). Kalau kepala sikat gigi terlalu panjang maka bulu sikat gigi
bagian tangkai boleh dipotong atau dicabut.
33
c.
Bulu sik
at gigi harus sama panjangnya, sehingga membentuk
permukaan yang datar. Yang baik adalah sikat gigi dengan bulu sikat
yang berderat dua, dan bulu sikat terbuat dari nilon yang tidak begitu
kaku
Cara menggosok gigi
Cara menggosok gigi yang dianjurkan dengan
cara gerakan

gerakan
yang pendek, yakni menggosok gigi berulang
-
ulang pada satu tempat
dahulu, sebelum pindah ke tempat lain. Untuk jelasnya, perhatikan
langkah
-
langkah sebagai berikut:
a.
Cara meletakkan sikat gigi. Tangkai sikat gigi dilektakkan pada
dat
aran pengunyah. Perhatikan, ujung
-
ujung sikat terletak pada
perbatasan gigi dengan gusi.
b.
Sikat gigi kemudian dimiringkan sedikit.
c.
Menggosok permukaan gigi yang menghadap ke pipi/bibir
1)
Sikat gigi digerakkan dengna gerakan memutar. Artinya sikat gigi
digerakkan di tempat
2)
Sesudah itu sikat gigi digerakkan ke tempat berikutnya
3)
Menggosok gigi depan
Gosoklah semua gigi yang menghadap ke pipi/bibir. Pindah sikat
gigi secara teatur, dan gosokl
ah gigi dengan teliti. Sikat gigi
jangan ditekan sewaktu menggosok gigi.
d.
Menggosok datar pengunyah dari gigi di rahang atas maupun di
rahang bawah digosok dengan gerakan maju mundur.
Perhatikan:
Cara menggosok gigi di rahang atas adalah sama dengan cara ya
ng
sudah diajurkan untuk menggosok gigi di rahang bawah
6.
Akibat menyikat gigi yang berlebihan menurut Srigupta (2004) adalah
sebagai berikut
a.
Resesi gusi
34
b.
Abrasi berbentuk irisan pada daerah tengkuk gigi
c.
Luka dan pemborokan pada gusi
D.
Peran Perawat Dalam Usah
a Kesehatan Gigi Sekolah
(Palupi, 2004)
Untuk mencapai tujua dalam usaha kesehatan gigi maka peran perawat adalah
meningkatkan, mencegah dan membina usaha kesehatan gigi anak. Peran
perawat di Peran perawat disini seperti halnya peran tenaga kesehatan lain
nya
yang diadakan oleh program
puskesmas. Peran
-
peran lainnya adalah :
1.
Pembinaan atau pengembangan
a.
penyuluhan tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
b.
pemeriksaan sepintas
c.
pengobatan sederhana
d.
rujukan
2.
Pelayanan asuhan pada kelompok rawan
Dalam hal
ini ditujukan pada anak sekolah. Pada Pelita IV baru mencapai
anak pendidikan dasar
3.
Pelayanan medik dasar
Pelayanan ini meliputi : pengobatan, pemulihan, pencegahan khusus, dan
berbagai kegiatan dasar
a.
Memberikan medik dasar pada penderita yang berobat maup
un yang
rujuk
b.
Merujuk kasus
-
kasus y
a
ng tidak dapat ditanggulangi ke sarana
pelayanan yang lebih mampu
c.
Memberikan penyuluhan
d.
Hygienik klinik
e.
Memelihara merawat peralatan/obat
-
obatan
35
E.
Kerangka Teori
Skema 1 (Kerangka Teori)
Modifikasi
(Machfoedz, 2005)
dan
(Sriyono, 2005)
Faktor yang mempengaruhi
kebersihan gigi
1.
Jenis
makanan
2.
Cara melakukan gosok
gigi
3.
Frekuensi melakukan
gosok gigi
4.
Keteraturan pergi
kedokter gigi
Faktor yang mempengaruhi
gosok gigi
1.
Pembelajaran cara
menggosok gigi yang
benar
2.
Cara menggosok gigi
3.
Frekuensi menggosok gigi
4.
Lamanya menggosok gigi
Kebersihan gigi
36
F.
Kerangka Konsep
G.
Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Arikunto,
2006). Variabel bebas pada penelitian
ini adalah cara melakukan gosok gigi. Sedangkan variabel terikatnya adalah
kebersihan gigi
H.
Hipotesa
Ho
: tidak ada pengaruh antara cara melakukan gosok gigi
terhadap
tingkat kebersihan gigi
Ha
: ada pengaruh antara
cara melakukan gosok gigi
terhadap
tingkat
kebersihan gigi
Variabel independent
Cara melakukan gosok gigi
Variabel dependent
Kebersihan gigi
Pembelajaran cara menggosok
gigi

Anda mungkin juga menyukai