Anda di halaman 1dari 10

Konsistensi  dalam ilmu logika adalah teori konsistensi merupakan sebuah

sematik dengan sematik yang lainnya tidak mengandung kontradiksi. Tidak


adanya kontradiksi dapat diartikan baik dalam hal semantik atau berhubung
dengan sintaksis. Definisi semantik yang menyatakan bahwa sebuah teori yang
konsisten jika ia memiliki model; ini digunakan dalam arti logika
tradisional Aristoteles walaupun dalam logika matematika kontemporer terdapat
istilah satisfiable yang digunakan. Berhubungan dengan pengertian sintaksis yang
menyatakan bahwa sebuah teori yang konsisten jika tidak terdapat rumus P seperti
yang kedua P dan penyangkalan adalah pembuktian dari aksioma dari teori yang
terkait di bawah sistem deduktif.

Ayat Alqur’an Tentang Konsisten

Ketika turun surat Huud ayat 112, Nabi Muhammad saw berkomentar,


“Ayat ini membuat rambutku beruban.” Hal ini menunjukkan bahwa menurut
beliau, memelihara amal agar senantiasa dilaksanakan memanglah berat. Isi ayat
tersebut adalah tentang konsistensi dimana Allah berfirman:

Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan


kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu
melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan. (QS
Huud 11:112)

Gambaran penyesalan dari orang yang tidak dapat memetik hasilnya pada
hari kiamat dilukiskan dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 266:

“Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan
anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; Dia mempunyai dalam kebun
itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu
sedang Dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup
angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya”. (QS Al
Baqarah 2; 266

Melakukan sesuatu secara konsisten adalah sesuatu yang sangat penting


dalam hidup. Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir. Sikap/sifat yang gigih dan rajin ini
akan menjadikan seseorang yang biasa-biasa menjadi luar biasa. Demikian juga
dengan pekerjaan-pekerjaan kecil, namun dilakukan secara konsisten tentu akan
memberikan manfaat yang sangat besar. Konsistensi adalah kunci dalam
kesuksesan dalam hidup ini. Secerdas apapun seseorang, tapi selama tidak
memiliki sifat ini, tidak akan pernah menghasilkan apa-apa dalam kehidupan ini.
Kegagalan kita sering disebabkan ketidakkonsistenan kita dalam melakukan
sesuatu. Kita berhenti atau bahkan berputus asa sebelum mencapai target. Hal itu
karena keragu-raguan, kekhawatiran dan mungkin karena ketakutan akan
kegagalan dalam diri kita. Sikap keraguan dan kekhawatiran terhadap sesuatu
yang belum terjadi adalah penyakit yang harus kita hindarkan. Karena hal ini
sangat merugikan bagi kita sendiri. Keraguan dan kekhawatiran bisa
menghilangkan kesempatan kita meraih sesuatu yang lebih besar dalam hidup
kita. Keraguan dan kekhawatiran ini akan mengurangi energi kekuatan usaha kita,
yang berakibat mengendornya perjuangan. Konsistensi itu penting karena akan
memungkinkan kita meraih sesuatu secara besar. Ironisnya, terkadang
kekhawatiran kita bukan karena ada kendala atau penghalang besar di hadapan
kita. Tetapi lebih lebih banyak disebabkan oleh kemalasan kita. Kita malas
berfikir yang berakibat kita malas melakkan sesuatu. Inilah kesalahan dan
kekalahan telak diri kita dalam hidup. Kita lebih banyak gagal karena kekalahan
terhadap diri sendiri di dalam menjaga semangat dan usaha. Walhasil, hidup kita
tidak mencapai sesuatu yang berarti. Kita hidup penuh dengan kekecewaan.
Kedengkian menghiasi hati kita karena merasa tidak maksimal dalam hidup.
Dalam hidup kita pun sering bersikap kontradiktif menyikapi kekalahan hidup ini.
Kita menyalahkan orang lian. Kita memusuhi orang-orang sukses di sekeliling
kita. Kita anggap mereka telah mengambil hak kita. Padahal apa yang terjadi pada
diri kita tidak pernah lepas dari sifat kemalasan kita. Kita iri dengki, dan sakit hati
dengan orang lain, padahal mereka tidak berbuat apa-apa terhadap diri kita. Jika
memang kenyataannya demikian, kita harus kembali pada kesadaran kita. Kita
harus kembali dengan kesadaran akan apa yang harus kita kerjakan saat ini.
Prinsipnya kerjakan sekarang dan saat ini juga. Jika pekerjaan itu membutuhkan
konsistensi atau usaha terusmenerus maka tetaplah konsisten. Jangan pernah
berfikir sia-sia karena hasil yang kecil saat ini. Jangan hanya berorientasi pada
materi duniawi sebagai tujuan pekerjaan kita. Karena itu hanya akan semakin
memperberat ketidakkonsistenan kita pada perjuangan hidup. Kita harus
menjalani dengan konsisten segala sesuatu yang kita fikir akan memberikan
manfaat bagi kehidupan. Sekecil apapun manfaatnya (menurut kita) kita harus
optimis. Terkadang sesuatu yang kecil bagi kita akan sangat besar bagi orang lain.
Jangan pernah menyepelekan sesuatu sekecil apapun itu. Apalagi yang berkaitan
dengan seseorang. Nilai dan kehormatan seseorang sangat tidak bisa diukur
dengan hal-hal duniawi. Saat kita memberi standar nilai seseorang dengan harta,
kekakyaan, keturunan, dan status sosial tertentu hal itu tentu akan sangat salah.
Karena justru kita akan sangat membutuhkan mereka (orang kecil) dalam
kehidupan ini. Memanusiawikan orang akan sangat mulia. Kita akan semakin
berharga dan memiliki makna dalam kehidupan saat kita bisa memberikan yang
terbaik bagi orang lain. Karena itulah tujuan hakiki dalam kehidupan ini.
Berdoalah kepada Allah agar hati ini diikhlaskan untuk selalu berbagi apapun
yang bisa kita berikan bagi kehidupan ini. Kembali pada konsistensi, kita harus
melihat bagaimana bangunan-bangunan besar dihasilkan. Lihat juga bagaimana
semut bisa membangun kerajaannya yang begitu besar dibanding tubuhnya.
Bangungan-bangunan besar itu hanya akan menjadi sempurna dan gagah berdiri
ketika dibangun dari fondasi yang paling dasar. Semua terlihat gagah, indah dan
menawan hati bukan diciptakan dalam sekali jadi. Proses pembangunannya
dimulai dari nol besar. Perlu fondasi yang tidak berbentuk, kerangka besi yang
telanjang, tetapi seiring dengan proses pembangunan itu, perlahan-lahan akan
mencapai pada bentuk yang indah dan semakin indah. Begitu pulalah dengan apa
yang kita kerjakan dalam mencapai tujuan hidup ini. Mungkin saat ini kita sedang
membangun (membangun kepribadian), sehingga diri kita belum nampak indah.
Masih banyak lobang dalam diri kita. Masih banyak kelemahan dalam diri kita.
Jangan putus asa dengan kondisi ketidaksempurnaan kita saat ini, karena kita
sedang membangung.Percayalah bahwa suatu saat nanti kita akan mencapai
kesempurnaan (keindahan) itu. Saat kita sudah mencapai kesempurnaan bangunan
dalamdirikita
Bagaimana Cara Agar Bisa Konsisten?
1. Tulis tujuan Anda. 
ingin rangking satu di kelas, ingin menguasai bahasa Inggris? Tulis tujuannya
dalam sebuah kertas, kemudian letakkan kertas tersebut di depan anda. Hayati dan
resapi dalam hati. Bulatkan tekad Anda untuk mencapai tujuan tersebut!
2. Mulai dari hal yang kecil. 
Jika anda ingin ranking satu, belajar 1 jam setiap hari akan lebih baik
daripada Anda langsung belajar 5 jam dalam sehari karena begitu ambisius.
Ambisius hanya melelahkan diri Anda dan membuat Anda berharap terlalu tinggi
pada sebuah pencapaian. Don’t push too hard, and don’t hope too high. Santai
saja, tapi tetap konsisten.
3. Lakukan selama 30 Hari tanpa Henti. 
Tetapi, tetap kita rasakan bahwa konsisten melalukan suatu hal dalam waktu
yang lama itu sulit, sungguh sulit. Di dalam bukunya, Uztad Felix Siauw juga
turut menyatakan bahwa konsisten itu sulit di awal waktu. Tetapi ia melanjutkan
bahwa kita bisa mencapainya dengan melakukan suatu hal selama 30 hari
berturut-turut. Dengan begitu, otak akan terprogram untuk mudah menjalankan
aktivitas tersebut nantinya.
  Sang Uztad berkaca pada aktivitas puasa Ramadhan yang dilakukan
selama 30 hari tanpa henti. Dimana pada awalnya, kita merasa lapar, haus, dan
lelah campur menjadi satu, namun ketika 15 hari berjalan, puasa Ramadhan bisa
dirasakan dengan lebih mudah.
4. Mulailah Konsisten Dari Yang Kecil
Konsisten berarti teguh pada pendirian. Dalam hidup, Banyak yang
mengatakan, konsisten adalah sesuatu yang paling berat. Tetapi kita tidak punya
pilihan lain, jika Anda ingin sukses dalam jangka panjang, konsisten harus
menjadi bagian hidup Anda. Tidak bisa tidak.
Konsisten menjadi kata yang paling ditakuti. Banyak orang yang menghindari
kata ini, mereka ingin sukses secara instan tanpa harus melewati kata konsisten.
Sayangnya itu tidak ada.

Saya teringat sebuah hadits tentang konsistensi.

Amalan-amalan yang paling disukai Allah ialah yang lestari (langgeng atau
berkesinambungan) meskipun sedikit. (HR. Bukhari)

Jangan disalahartikan, kata sedikit disini bukan berarti menyuruh sedikit.


Kata ustadz saya, hadist ini menekankan pada berkesinambungannya. Artinya
amal yang dilakukan secara lestari itu disukai Allah. Tentu saja, apa lagi jika kita
melakukan amal yang banyak dan berkesinambungan.

Tetapi untuk langsung menjalankan amal yang banyak dan kontinyu akan
sulit sekali. Utamakan dulu keberlangsungannya meski sedikit. Setelah terbiasa
dengan yang sedikit, insya Allah akan lebih mudah untuk melakukan amal yang
lebih banyak.

Begitu juga untuk mencapai keberhasilan. Anda bisa memulai melakukan sesuatu
yang kecil dulu, tetapi lakukanlah dengan konsisten. Jika Anda ingin sukses
ngeblog misalnya, mulailah dengan melakukan komentar pada blog orang lain
sepatah dua patah kata secara konsisten. Suatu saat, Anda akan menjadi seorang
blogger besar.

Jika Anda ingin menjadi pebisnis, mulailah melakukan hal kecil dulu
secara konsisten. Misalnya baca artikel tentang bisnis. Atau bisa juga mulai
menjual produk, meski sedikit tetapi Anda konsisten menjual. Lama kelamaan,
kemampuan dan mental Anda akan terbentuk menjadi pebisnis yang handal.

Jadi, agar Anda bisa konsisten, mulailah dengan yang kecil dulu.
5. Ingatlah Nilai Tindakan Anda Sekecil Apa Pun

Saat Anda membaca Al Quran, setiap huruf akan mendapatkan balasan dari
Allah. Ya, setiap huruf. Artinya sekecil apa pun ibadah itu akan bernilai. Agama
mengajarkan agar kita merasakan dan mengingat nilai amal kita sekecil apa pun.
Manfaatnya, sampai sekarang lantunan ayat suci Al Quran tidak pernah berhenti.
Banyak orang yang secara konsisten membaca Al Quran.

Begitu juga untuk meraih sukses lainnya. Jika Anda melakukan sesuatu yang
akan membawa kepada keberhasilan, maka ingatlah setiap langkah Anda akan
mendekatkan kepada sukses. Jika Anda sedang berkerja, ingatlah setiap ketikan
Anda di komputer akan membawa hasil. Jika Anda menabung untuk menunaikan
ibadah haji, setiap setoran akan mendekatkan Anda ke tanah suci.

Jika Anda seorang penjual, setiap Anda menawarkan produk, artinya Anda
akan semakin dekat ke pembeli. Meski pun Anda mendapatkan penolakan, artinya
Anda akan semakin dekat dengan orang yang membutuhkan produk Anda. Jika
Anda seorang pebisnis, ingatlah setiap usaha pemasaran akan menumbuhkan
bisnis Anda.

Setiap langkah, setiap tindakan, dan setiap ucapan yang benar adalah bernilai dan
akan mengantarkan Anda kepada keberhasilan. Jika Anda mengingat itu, maka
sekecil apa pun manfaatnya, bahkan tidak dirasakan secara langsung, Anda akan
tetap konsisten melakukannya.

6. Agar Konsisten, Pengawasan Sering Diperlukan

Jika Anda masih sulit untuk konsisten, mungkin Anda perlu bantuan orang
lain untuk mengawasi Anda. Jika Anda seorang pekerja, Anda tentu diawasi oleh
atasan Anda. Jika kurang diawasi, Anda bisa meminta untuk diawasinya. Aneh
memang, banyak orang yang menghindar dari pengawasan atasan, tetapi jika
Anda ingin sukses, mintalah diawasi.
Bisa juga pasangan hidup, istri atau suami Anda. Mintalah pasangan Anda
untuk mengingatkan jika Anda tidak konsisten melakukan sesuatu. Bahkan, anak
pun bisa mengawasi kita. Jika masih punya orang tua, orang tua pun bisa
mengawasi konsistensi Anda.

Jika perlu, milikilah seorang mentor. Anda bisa mendapatkan pengawasan dari
seorang mentor. Bahkan, jika perlu Anda bisa mencari seorang “komandan” yang
mengawasi tindakan Anda dan mampu memberikan hukuman bagi Anda. Kenapa
tidak?

Jadi ada tiga ide agar Anda bisa konsisten, yaitu mulailah dari yang kecil,
mengingat nilai dari setiap tindakan sekecil apa pun, dan jika perlu mintalah
seseorang untuk mengawasi Anda.  

Padahal, sebuah konsistensi merupakan hal yang wajib diperlukan apabila kita
ingin sukses, kita ingin kaya raya, kita ingin pintar, dan kita ingin mendapatkan
sebuah prestasi tertinggi dalam hidup. Tidak ada sebuah keberhasilan tanpa
proses, dan tanpa konsistensi yang berkelanjutan.

Contoh Konsistensi Pada Diri seseorang :

Bagaimana pekerja bangunan mampu membangun gedung pencakar


langit? Datang setiap pagi, bekerja setiap jam 7 pagi hingga jam 4 sore, dan tidak
pernah absen kerja selama beberapa bulan. Itu dia, konsistensi dari seorang
pekerja bangunan.

Konsistensi Adalah Kunci Kesuksesan


Perumpamaan sukses yang paling mudah adalah petani yang berhasil
memanen padinya. Ia menanam, merawat, memberi pupuk, membasmi hama,
membuang rumput yang tumbuh, mengusir burung-burung, sampai akhirnya
berhasil memanen ketika musimnya tiba. Petani yang menanam tanpa merawat
tidak bisa memanen. Petani yang memupuk tanpa membasmi hama akan kecewa.
Petani yang tidak membuang rumput tidak akan memperoleh hasil. Dan petani
yang tidak mengusir burung mungkin hanya akan memanen beberapa bulir padi
sebanyak yang disisakan burung-burung.
Orang yang beramal tanpa konsistensi dapat digambarkan sebagai orang yang
telah menanam tetapi tidak merawat sehingga amalnya layu, kurus kering, hancur
diserang dosa, atau bahkan habis musnah sehingga ketika datang saatnya
menghadap Allah, ia kebingungan karena tidak satu bulir pun pahala bisa
dipetiknya. Na’uudzubillaahi min dzaalik.

Mengapa Tidak Konsisten?


Belajar dari kasus Dani, beberapa hal yang menyebabkannya tidak konsisten
adalah:
1. Kesibukan yang Mengaburkan Prioritas
Banyak pertemuan dengan pihak ketiga yang jadwalnya dimajukan untuk
mengantisipasi alasan jam karet dan ‘ibadah berbaring’ yang sering mereka
ajukan sebagaimana pengalaman tahun-tahun sebelumnya. Sebagai akibatnya,
waktu yang biasanya ditargetkan untuk menuntaskan pelayanan terhadap satu
pihak ‘dimampatkan’ untuk melayani tiga bahkan empat pihak sekaligus.
Kesibukan semacam ini sempat diberitahukannya kepada penanggungjawab
rubrik, dan dengan bijak penanggungjawab rubriknya memberi izin untuk tidak
menulis pada saat-saat tersebut. Saat ituDani lupa bahwa menulis di rubrik
tersebut merupakan aktifitas yang telah dijadikannya salah satu prioritas utama.

2. Menunda

Meskipun ia sangat sibuk sebagaimana poin 2 diatas, sebenarnya tetap ada


cukup waktu untuk menulis andai saja ia tidak menunda-nunda. Memang
Ramadhan membuat siapa pun merasa dikejar-kejar waktu, tetapi justru karena
itulah pahala pada bulan tersebut dilipatgandakan. Dengan alasan perlu istirahat,
mengerjakan ini-itu dan sebagainya, Dani lebih memilih untuk tidak mengirim
artikel ke rubrik yang menjadi amanahnya
3.  Perfectionist

Penyebab lain Dani tidak menulis adalah sifatnya yang perfectionist, selalu


ingin membuat hasil pekerjaannya sesempurna mungkin. Hal ini membuatnya
men-delete semua tulisan yang sempat tertuang karena merasa bahwa tulisan
tersebut kurang berbobot, terlalu berat, tidak cocok dan sebagainya. Seandainya
saat itu ia mau menyingkirkan sifat perfectionist-nya, ia bisa tetap mengirik
kontribusi lalu memberi kesempatan kepada redaksi untuk mengedit,
menyempurnakan atau memintanya memperbaiki tulisan dan mengirimkannya
kembali dengan beberapa saran perbaikan.
Contoh cara membangun konsistensi menurut agama

1. Ikhlas
Meskipun kita tidak bisa menilai keikhlasan hati Dani, tetapi syarat
mutlak agar kita bisa konsisten adalah ikhlas. Tanpa keikhlasan, kita akan merasa
berat dan selalu mencari-cari alasan untuk meninggalkan suatu amal. Dengan
keikhlasan, kita akan mencintai suatu amal sehingga tetap melaksanakannya
dalam kondisi apa pun. Tanpa bosan, tanpa pernah puas dan tanpa rasa malas atau
enggan.
2. Membuat Skala Prioritas
Selain manajemen waktu, penting sekali untuk membuat skala prioritas.
Orang yang memiliki skala prioritas akan sukses dalam jangka panjang, jangka
menengah maupun jangka pendek. Skala prioritas itu seperti menjadi penuntun
baginya untuk mengiyakan atau menolak sebuah kegiatan. Tanpa skala prioritas,
orang akan terombang-ambing dalam banyak kesibukan yang tidak efektif. Ia
menyanggupi banyak hal, tidak berani menolak banyak hal, atau mengiyakan hal-
hal yang remeh sementara menolak hal-hal yang justru strategis. Hal ini akan
membuatnya gagal dalam jangka panjang, jangka menengah, bahkan mungkin
juga gagal dalam jangka pendeknya.

3. Jangan Suka Menunda


Salah satu candaan yang sering kita dengar adalah, “Jangan lakukan
sekarang apa yang bisa ditunda besok”. Pada kenyataannya, kebiasaan menunda
memberi banyak efek negatif. Menunda membuat kita terbebani dua kali karena
pada saat menunda, pikiran kita tetap dihantui oleh pekerjaan tersebut meskipun
kita sedang melakukan kegiatan yang lain. Tidak jarang juga menunda berarti
menghilangkan kesempatan kita untuk mengerjakannya sama sekali, karena ketika
kita menunda sangat mungkin pekerjaan tersebut akan diselesaikan oleh orang
lain.

4. Realistis Dengan Tetap Memberikan yang Terbaik


Kita harus terbiasa memberikan hasil terbaik secara realistis, sesuai
dengan deadline yang ditetapkan. Memberi makan orang kelaparan tidak boleh
menunggu sampai kita berhasil menyajikan makanan yang lezat, dan
menyebarkan dakwah tidak boleh ditunda sampai orang tidak mempunyai celah
untuk mengkritik ucapan kita. Dalam perumpamaan lain, kita harus
mengumpulkan tugas kesenian meski kita belum sekelas maestro dan kita boleh
bernasyid ria meski kita bukan diva. Ketika mengemban sebuah amanah, kita
harus mengerjakannya sebaik mungkin, lalu menyerahkan hasil terbaik itu tanpa
perlu menjadikan hasil tersebut sebagai yang paling sempurna.
5. Beramal Bersama

Melibatkan teman apalagi banyak orang dalam sebuah aktifitas membuat


kita lebih bersemangat dan lebih konsisten dalam menjaga suatu amal. Setiap
manusia mengalami masa naik turunnya keimanan. Agar tetap terjaga, Islam
menganjurkan kita terikat dalam jamaah sehingga saudara yang imannya sedang
naik bisa mengingatkan saudaranya yang imannya sedang turun, lalu bergantian
pada kesempatan yang lain ketika kondisinya berkebalikan dan seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai