Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan fasilitas umum di bidang kesehatan yang harus dapat
melayani seluruh lapisan masyarakat yang ada di daerahnya. Sebagai fasilitas
umum, rumah sakit harus dilengkapi dengan fasilitas yang memadai, terutama
dalam hal pelayanan kesehatan dengan dukungan baik bangunan maupun
peralatan yang dapat menunjang pelayanan kesehatan. Peran rumah sakit sebagai
institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat memiliki karakteristik tersendiri
yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan
teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang diharapkan mampu
meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar
terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Upaya pelayanan kesehatan dalam mewujudkan derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya juga dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bantaeng. Upaya
tersebut bertujuan agar masyarakat mudah memperoleh pelayanan kesehatan dan
perlindungan keselamatan pasien serta untuk meningkatkan mutu dan
mempertahankan standar pelayanan kesehatan. Dengan demikian, pembangunan
bidang kesehatan di Kabupaten Bantaeng diarahkan agar pelayanan kesehatan
meningkat lebih luas, lebih merata, terjangkau oleh lapisan masyarakat.
Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan berupa rumah sakit dan
puskesmas dan tenaga kesehatan merupakan prioritas utama.
Sebagai kabupaten dengan jumlah penduduk 182.283 jiwa yang difasilitasi 1
unit rumah sakit umum dan 12 unit puskesmas, Pemerintah Daerah Kabupaten
Bantaeng melalui Dinas Kesehatan mengarahkan pengembangan Puskesmas
Banyorang menjadi rumah sakit tipe D. Pengembangan puskesmas menjadi rumah
sakit diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di
Kabupaten Bantaeng sehingga pelayanan kesehatan juga tidak terpusat di RSUD
Prof. Dr. Andi Anwar Makkatutu.
Pengembangan puskesmas menjadi rumah sakit tipe D membutuhkan studi
kelayakan (feasibility study) sebagai penilaian segala aspek baik internal maupun
eksternal yang akan mendasari pendirian atau pengembangan puskesmas
tersebut. Hal tersebut sejalan dengan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit yang menjelaskan bahwa rumah sakit harus memenuhi
persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian, dan
peralatan.
Dengan dilakukannya Feasibility Study dalam melakukan pengembangan
terhadap Peningkatan Kualitas Puskesmas menjadi Rumah Sakit Tipe D,
diharapkan dapat dilakukan upaya-upaya pemberdayaan sumber daya khususnya
puskesmas tersebut sehingga dalam jangka panjang keberadaan puskesmas ini
dapat berubah menjadi rumah sakit tipe D. Hal ini kemudian dapat lebih
memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah dan dapat memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya bagi kepentingan pelayanan umum dan masyarakat secara
luas.

B. Maksud, Tujuan dan Sasaran


1. Maksud
Maksud dari Feasibility study ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan
Pemerintah Daerah Kabupaten dalam melaksanakan pembangunan daerah melalui
pendekatan pengembangan wilayah.
2. Tujuan
Tujuan dari penyusunan Feasibility Study Peningkatan Kualitas Puskesmas
Banyorang Menjadi Rumah Sakit Tipe D ini untuk menilai kelayakan keberadaan
puskesmas tersebut dan optimalisasi sumber daya yang ada.
3. Sasaran
Sasaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan pekerjaan penyusunan
Feasibility Study ini, adalah:
a. Teridentifikasinya berbagai aspek pendukung kinerja puskesmas
b. Terumuskannya berbagai hal spesifik dari setiap kegiatan kinerja puskesmas
sehingga dapat dilakukan pengkajian potensi pengembangan puskesmas
menjadi Rumah Sakit tipe D
c. Terumuskannya berbagai alternatif rekomendasi/usulan mengenai tata cara
pengelolaan dan pengembangan puskesmas menjadi rumah sakit
C. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4247);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285);
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2008 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi dan
Perizinan Rumah Sakit;
9. Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Rumah Sakit (Feasibility Study)
Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M Tahun 2007 Tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara
11. RTRW Kabupaten Bantaeng yang sudah diperdakan.
D. Ruang Lingkup Pekerjaan
Lingkup kegiatan penyusunan Feasibility Study ini meliputi:
1. Lingkup Wilayah
Penyusunan Feasibility Study Peningkatan Kualitas Puskesmas Banyorang
Menjadi Rumah Sakit Tipe D berlokasi di Jalan Pendidikan Nomor 33 Kelurahan
Banyorang, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi
Selatan.

2. Lingkup Substansi
Secara garis besar lingkup substansi penyusunan Feasibility Study meliputi:
a. Melakukan persiapan, kajian awal, dan pengumpulan data.
b. Analisis data dan hasil observasi lapangan untuk menguraikan aspek-aspek
yang menjadi dasar peningkatan kualitas Puskesmas Banyorang Menjadi
Rumah Sakit Tipe D dilakukan dengan pendekatan:
1) Analisis spasial keruangan untuk analisis situasi yang memberikan
informasi tentang aspek eksternal dan internal Puskesmas Banyorang
2) Analisis SWOT untuk analisis permintaan yang menggambarkan posisi
kelayakan puskesmas menjadi rumah sakit dari berbagai aspek baik
eksternal maupun internal
3) Analisis deskriptif kuantitatif untuk analisis kebutuhan yang
menggambarkan estimasi kebutuhan yang harus disediakan
4) Analisis keuangan
c. Perumusan kesimpulan dan rekomendasi hasil studi kelayakan

E. Hasil dan Manfaat

Kegiatan Penyusunan Feasibility study Peningkatan Kualitas Puskesmas


menjadi Rumah Sakit Tipe D Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng
dimaksudkan untuk menghasilkan hasil uji kelayakan terkait dengan peningkatan
kualitas puskesmas menjadi rumah sakit bertipe D berupa dokumen yang
menunjukkan bahwa pengembangan tersebut layak atau tidak untuk dilakukan
pembangunan ditinjau dari berbagai aspek baik lokasi, sosial, ekonomi, dan
lingkungan.
Manfaat/benefit yang diperoleh atas tersusunnya Feasibilty Study ini adalah
menjadi arahan dalam mewujudkan rencana pembangunan dan pengembangan
Puskesmas Banyorang Menjadi RUmah Sakit Tipe D.

F. Sistematika Laporan
Sebagai hasil dari pengumpulan data serta untuk mempermudah dalam
pembahasan laporan ini, maka penulisan laporan ini dituangkan ke dalam 5 (lima)
bab dan masing-masing bab diuraikan kedalam sub bab dengan sistematika
sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan menguraikan secara umum tentang hal-hal yang
mendasari penyusunan laporan pendahuluan. Susunan sub-bab
terbagi menjadi: latar belakang, rumusan masalah, maksud, tujuan
dan sasaran, dasar hukum, ruang lingkup, hasil dan manfaat serta
sistematika laporan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi kajian teoritis yang melandasi penyusunan Feasibility
Study Peningkatan Kualitas Puskesmas menjadi Rumah Sakit Tipe D.
BAB III GAMBARAN UMUM
Bab ini berisi tentang gambaran umum wilayah dan lokasi studi yang
mencakup kondisi geografis dan administrasi serta karakteristik fisik
wilayah.
BAB IV METODOLOGI PELAKSANAAN
Bab ini berisi tentang kerangka pikir dari penyusunan Feasibility Study
Peningkatan Kualitas Puskesmas menjadi Rumah Sakit Tipe D, metode
analisis yang digunakan serta manajemen pelaksanaan pekerjaan.
BAB V MEKANISME PELAKSANAAN
Bab ini berisi tentang stakeholder yang memiliki peranan dimana
mencakup struktur organisasi, jadwal pelaksanaan, job description tim
ahli serta peralatan yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai