JUDUL :
OLEH
Juni 2016
PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA
MELALUI LEMBAGA DIKLAT DALAM RANGKA
MENGHADAPI PERSAINGAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
Oleh : Afika Afriani, S.Sos.
ABSTRAK
Sumber daya manusia aparatur yang handal merupakan investasi berharga bagi
sebuah organisasi. Karena itu perlu ditingkatkan kemampuan dan profesionalisme agar
organisasi bisa bertahan dan berkembang dalam menghadapi perkembangan zaman dan
menandatangani deklarasi blueprint Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) untuk memulai suatu
langkah integrasi dari segi ekonomi. Hal ini membuat Indonesia harus berusaha memperbaiki
kualitas Sumber Daya Manusia serta meningkatkan jiwa saing tenaga kerja Indonesia agar
pendidikan. Orientasi dibedakan menjadi dua, yaitu: Orientasi Formal dan non formal.
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan salah satu cara/ strategi untuk mengembangkan
aparatur yang terencana dan berkesinambungan guna menjadi aparatur yang professional.
MEA di tahun 2015 akan membawa banyak perubahan dalam gerak pembangunan dan
ekonomi di Indonesia. Inisiatif pembentukan integrasi ASEAN sebenarnya telah muncul pada
tahun 1997 pada saat berlangsungnya ASEAN Second Informal Summit di Kuala Lumpur,
komunitas masyarakat ASEAN melalui ASEAN Vision 2020. Inisiatif ini kemudian
diwujudkan dalam bentuk roadmap jangka panjang yang bernama Hanoi Plan of Action yang
Kemudian melalui deklarasi Bali Concord II pada tahun 2003 di Bali, Komunitas
Namun, pada saat ASEAN Summit ke-12 pada 2007, dalam Cebu Declaration,
2015. dimana para pemimpin ASEAN menegaskan komitmen yang kuat untuk mempercepat
pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015. Para pemimpin sepakat untuk
ASEAN menjadi suatu kawasan dimana terdapat aliran bebas barang, jasa, investasi, dan
ditengerai hanya akan membuat Indonesia menjadi pelaku konsumtif yang hebat. Kondisi
tersebut bukan tidak mungkin, mengingat kapasitas SDM aparatur saat ini termasuk di
dalamnya SDM pelayanan publik yang relatif rendah dan tidak memiliki daya saing di
survey peringkat daya saing 144 negara, daya saing Indonesia berada pada peringkat ke-37,
masih berada di bawah negara Asean lainnya, seperti Singapura ke-2, Malaysia ke-18, dan
Thailand ke-31.
MEA adalah pintu gerbang bagi instansi pemerintah untuk berhadapan langsung
dengan negara-negara anggota ASEAN pada dunia yang lebih terbuka, terutama bagi instansi
pemerintah yang bertanggung jawab pada pengembangan dan peningkatan sumber daya
Peran Diklat dalam meningkatkan kualitas SDM sangat penting, mengingat Sumber
Daya Manusia memiliki peran sentral di dalam organisasi, SDM adalah penggerak dari suatu
organisasi dalam melakukan aktivitas untuk mencapai tujuan dari organisasi tersebut. Untuk
itu pelatihan dan pendidikan yang dilakukan Diklat diharapkan mampu membantu
Butuh kerjasama yang baik antara Lemabaga Diklat dan pesertanya agar nanti
kegiatan pelatihan dan pendidikan yang dilakukan menuai hasil yang diharapkan. Jika
lembaga Diklat dan pesertanya melaksanakan tugasnya dengan baik dan sebagaimana
mestinya, maka Sumber daya manusia yang berkompeten akan terwujud, tapi pada
kenyataanya masih banyak masalah yang terjadi dilapangan, para pegawai beranggapan
bahwa penyelenggaraan diklat hanya sekedar formalitas semata karena merupakan sayarat
dan tuntutan organisasi. Nyatanya para pegawai belum mampu mengaplikasikan ilmu yang di
dapat dari pelatihan dan pendidikan yang didapatkan. Nilai yang baik yang diperoleh ketika
mengikuti pelatihan dan pendidikan tidak menjadi acuan bahawa pegawai tersebut memiliki
kompetensi yang baik. Melihat kondisi yang demikian, mampukah SDM kita berkompetisi
yanga ada. Terbentuknya Peraturan Kepala LAN (Lemabaga Administrasi Negara) Nomor
10, 11, 12, dan 13 tahun 2013 yaitu akselerasi ke arah penerapan program Diklatpim pola
baru. Dalam hal ini kepala Lemabaga Diklat dituntut mampu melahirkan pemimipin yang
membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Pemimpin perubahan memiliki wawasan
kebangsaan, memiliki kepekaan terhadap masalah dan dapat menemukan solusinya, memiliki
profesionalitas yang tinggi dalam bekerja dan menegakkan norma hukum untuk kepentingan
Kondisi tersebut secara tidak langsung menuntut agar Lemabaga Diklat melakukan
peningkatan dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai Lembaga yang dituntut
Kepala LAN Nomor 16, 17, dan 18 Tahun 2013 tentang Pedoman Akreditasi Lembaga Diklat
Diklat yang berkualitas yang akan berdampak pada kualitas SDM aparatur. Diawali dengan
perbaikan dan pembenahan unsur organisasi dan manajemen yang merupakan kerangka dari
lembaga tersebut.
merupakan tanggung jawab pemerintah pusat maupun daerah, yang hingga saat ini menjadi
sorotan publik. Berikut ini beberapa sektor pelayanan yang harus dibenahi oleh pemerintah
antara lain bidang kesehatan, pendidkan, transportasi, industri dan investasi. Sektor-sektor
inilah yang akan berperan kuat dan akan bersentuhan langsung dalam mengahadapi
persaingan antar negara-negara ASEAN. Dibutuhkan SDM yang memeliki kompetensi yang
Beberapa kelemahan utama SDM pelayanan publik menurut Taufik Efendi (2009)
antara lain adalah terkait dengan profesionalisme, kompetensi, empathy dan etika. Kondisi
aparatur pelayanan publik tersebut, pada hakekatnya tidak terlepas dari permasalahan yang
menyangkut:
saling bertentangan satu sama lain antara peraturan yang lebih rendah dengan yang
Ketiga, permasalahan potensial, berupa adanya berbagai konflik antar elit politik
Keempat, permasalahan sejarah yaitu pasang surut yang terjadi dalam sistem
pelayanan publik tersebut, antara lain mencakup: (1) sistem rekrutmen pegawai
yang belum sesuai dengan yang diharapkan; (2) jumlah dan komposisi PNS antara
birokrat dan non birokrat yang masih sangat timpang; (3) banyaknya tenaga honorer
sebagai akibat sistem pengadaan pegawai masa lampau yang tidak tepat; (4)
distribusi PNS yang tidak merata; (5) kompetensi sdm aparatur pelayanan yang
relatif rendah, mengingat rekruitmen pegawai tidak sesuai dengan keahlian yang
pendidikan PNS dari tahun ketahun didominasi oleh tingkat pendidikan SLTA yang
sebesar 1,5 juta pegawai atau 38% dari jumlah PNS yang ada. Kondisi SDM
aparatur yang secara umum demikian tersebut, sudah barang tentu juga akan
LAN (2010) mengidentifikasi beberapa permasalahan SDM pelayanan publik yang dapat
a) etos kerja yang cenderung mempertahankan status quo dan tidak mau
d) belum adanya sistem insentif dan disinsentif bagi petugas pelayanan yang
(UNDP) mendefinisikan pengembangan kapasitas sebagai suatu proses yang dialami oleh
dalam organisasi, di dalam masyarakat, di seluruh wilayah geografis, di dalam sektor nirlaba,
kelompok orang, organisasi, kelompok organisasi di dalam bidang atau sektor yang sama,
dan juga organisasi serta pihak-pihak dari bidang dan sektor yang berbeda. Berkaitan dengan
ASD aparatur pelayanan publik, Erwan Agus (2010) menyatakan bahwa SDM aparatur
pelayanan publik sangat menentukan kualitas pelayanan publik. Sedangkan kualitas SDM
aparatur pelayanan publik yang dibutuhkan antara lain mencakup: leadership and
Lebih lanjut dikatakan bahwa sesuai dengan tugas dan fungsinya, SDM aparautur
pelayanan publik tidak homogen, namun dapat diklasifikasi ke dalam beberapa level, yaitu :
a. Visi tetang pelayanan publik (memahami apa pelayanan publik, hak warga
Ketiga, level Front liner (bertugas untuk memberikan pelayanan langsung kepada
mengerjakan
mungkin jauh diluar ekspektasi pengguna layanan./ tahu filosofi apa yang
dikerjakan.
yang harus dimiliki pada masing-masing level SDM, tersebut, maka strategi pengembangan
berbeda.
Berkaitan dengan kapasitas SDM aparatur pelayanan tersebut, Djajendra (2010)
menyatakan bahwa SDM (pekerja) yang cerdas bekerja dengan menggunakan visi, rencana,
etika, pikiran positif, perasaan positif, dan intelektualitas. Pekerja cerdas akan menyiapkan
dirinya dengan kualitas yang luar biasa, dan siap untuk memberikan hal-hal terbaik kepada
orang lain melalui integritas diri yang tinggi, serta bekerja keras untuk bisa mendapatkan
kontribusi maksimal dari orang lain. Termasuk, selalu siap berhadapan dengan risiko, dan
Selanjutnya dikatakan bahwa ada beberapa ciri pekerja yang cerdas, yaitu:
persoalan
b. Tidak pernah bertindak tanpa rencana, visi, dan sistem yang kuat
c. Tidak takut gagal, sebab dia percaya bahwa kegagalan merupakan awal
baru
Lebih lanjut (Leonard, Jr., 1974) menyatakan bahwa kualitas sumber daya manusia
yang baik pada dasarnya dibutuhkan agar dalam pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi
dapat berjalan secara efektif dan efisien. Tingkat kinerja organisasi yang efektif dan efisien
dapat tercapai bila sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi mempunyai
kompetensi atau kemampuan yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh organisasi.
perbedaan penekanannya. Pengertian kompetensi yang diberikan oleh para pakar didasarkan
pada hasil penelitian atau pengamatan masing-masing. Akan tetapi paling tidak ada tiga kata
kunci atau elemen yang dikandung dalam pengertian kompetensi. Ketiga elemen tersebut
adalah pengetahuan atau knowledge, keterampilan atau skill dan ciri-ciri pribadi atau personal
Boyatzis RE, John Willey dan Boris (1982) dalam bukunya The Competent Manager
menyebutkan pengertian kompetensi adalah : suatu sifat dasar seseorang yang dengan
sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan suatu pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil.
Karena merupakan sifat dasar maka terdapat perbedaan-perbedaan dalam kompetensi yang
dimiliki oleh tiap orang dan perbedaan inilah yang membuat seseorang itu menjadi lebih
unggul atau kurang unggul dari orang lain dalam melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan.
pekerja yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja yang superior (LOMA’s
Lasmahadi, 2002). Aspek-aspek pribadi ini termasuk sifat, motif-motif, sistem nilai, sikap,
dasar) oleh setiap orang untuk dapat bekerja secara efektif tetapi tidak dapat membedakan
pekerja yang bagus dengan pekerja yang rata-rata. Sedangkan differentiating competencies
seseorang dan dapat membedakan antara pekerja yang bagus dengan pekerja yang rata-rata.
Dalam konteks SDM aparatur atau Pegawai Negeri Sipil, menurut Dr. Djamaluddin
Antjok perlu ditambahkan satu kriteria lagi, yaitu Ethical competence, yaitu kemampuan
untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan pertimbangan etika atau norma yang
telah ditetapkan oleh organisasi ataupun lingkungan eksternalnya, baik secara nasional
maupun internasional.
Pegawai Negeri Sipil memerlukan kompetensi etika ini karena sifat pekerjaan dari
Pegawai Negeri Sipil yang berhubungan langsung dengan masyarakat yaitu sebagai pelayan
masyarakat sehingga dalam paya memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat perlu
a. pengetahuan (knowledge)
b. keterampilan (skill)
c. perilaku (attitude)
d. budaya yang harus dimiliki oleh seorang individu dalam melaksanakan tugas
Disamping itu, pemahaman kapasitas SDM dalam hal ini tidak dibedakan dengan
kompetensi. Artinya bahwa, SDM dengan kapasitas yang tinggi hanya dapat diwujudkan jika
Diberlakunya pasar bebas ASEAN adalah membebaskan bea masuk, yang membuat barang,
jasa, investasi, tenaga kerja dan arus modal menjadi lebih bebas. Sebagaimana yang
digariskan dalam Cetak Biru KEA. Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Bayu
Krisnamurthi (2014) mengklaim, bahwa 83 persen (83%) Indonesia telah siap menghadapi
KEA. Sedangkan, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi dan
peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri menyatakan
indonesia masih belum mampu bersaing dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean. Hal
tersebut juga diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Bidang
Tenaga Kerja, Benny Soetrisno beberapa waktu lalu dalam Seminar Kesiapan Tenaga Kerja
dalam Menghadapi Pasar Asean. Melihat kondisi SDM Aparatur pelayanan Publik yang
masih relatif rendah serta adanya pro dan kontra dalam mengahdapi MEA, membuat
pemerintah perlu malakukan upaya untuk meningkatkan kualitas SDM aparatur pelayanan
Meski tercatat sebagai negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah
ruah dengan luas dan populasi terbesar di antara negaranegara lainnya di Asean, Indonesia
diperkirakan masih belum siap menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean pada tahun 2015.
Pernyataan bernada skeptis atas kesiapan Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
juga diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Bidang Tenaga
Kerja, Benny Soetrisno beberapa waktu lalu dalam Seminar Kesiapan Tenaga Kerja dalam
Menghadapi Pasar Asean. Mencermati kondisi SDM aparatur pelayanan publik tersebut di
menghadapi KEA, maka pemerintah sebagai regulator dan fasilitator perlu melakukan upaya-
upaya mendorong peningkatan kapasitas SDM aparatur pelayanan publik baik melalui
SDM pelayanan publik untuk menghadapi pemberlakuan pasar bebas ASEAN pada dasarnya
tidak akan terlepas dari kebijakan dan strategi pengembangan kapasitas sumber daya
manusia aparatur yang telah diamanatkan dalam RPJM 2010-2014 serta grand design dan
road map reformasi birokrasi 2010-2014. Dengan demikian, pengembangan kebijakan dan
strategi peningkatan kapasitas SDM pelayanan baik di pusat maupun daerah dapat secara
nyata berkontribusi terhadap pencapaian target–target yang telah ditetapkan dalam RPJM
2010-2014.
Secara garis besar ada beberapa kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah terkait
yaitu melalui UndangUndang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara (UU
b. sistem rekrutmen yang terbuka, kompetitif, dan berbasis kompetensi yang sesuai
c. sistem promosi dan mutasi yang terbuka dan kompetitif, serta berbasis
kompetensi
d. sistem penilaian kinerja pegawai yang lebih obyektif dan berbasis kinerja
f. sistem diklat berbasis kompetensi yang serasi dengan sistem promosi dan mutasi
yang sehat.
Disamping itu, juga dilakukan penyempurnaan sistem penggajian dan sistem pensiun
yang layak, adil, dan berbasis kinerja untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai dan
kepegawaian yang lengkap, cepat, dan akurat. Di samping itu, juga akan ditingkatkan
pembinaan karier pegawai negeri berbasis kompetensi. Berbagai bentuk pendidikan dan
Strategi yang lain yang harus ditempuh dalam rangka meningkatkan profesionalisme
pusat maupun daerah yang pada akhirnya adalah dalam rangka penyiapan
Menurut Tri Widodo, 2014 (dalam paparan Awang Anwaruddin, 2014) reformasi di
hanya pada Lembaga Diklat juga Instansi asal; peserta menjadi bagian dari
2. Orientasi kediklatan
yang terbaik.
3. Akreditasi
Akreditasi yang sering kita dengar dalam percakapan sehari-hari sebagai suatu
kelayakan yang diterima untuk menjalankan misi organisasi. Dengan demikian akreditasi
menjadi sendi utama bagi suatu lembaga Diklat mendapatkan peran yang optimal serta dapat
2013, akreditasi akan menyentuh dua unsur dan komponen , yaitu organisasi dan manajemen.
Pasal 5 menyatakan :
komponen :
a. Dasar hukum;
b. Tenaga kediklatan;
c. Rencana Strategis;
d. Fasilitas Diklat;
komponen:
b. Penyelenggaraan Diklat.
bersumber dari tugas pokok dan fungsi oraganisasi. Berbeda di setiap unit kerja, bahwa
Badan Diklat memiliki kekhasan di dalam penyusunan substansi program. Program Diklat
selalu dihasilkan dari Analisis Kebutuhan Diklat, baik Diklat Kepemimpinan, Prajabatan,
Teknis dan Fungsional. Program Diklat Teknis dan fungsional disusun dengan
memperhatikan kearifan lokal.Program ini menjadi tugas suatu Badan Diklat untuk
Pembaharuan program Diklat merupakan inti dari penguatan peran Badan Diklat
Aparatur untuk memasuki posisi bersaing di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2015.
Pembaharuan program juga merupakan strategi dalam penguatan peran Badan Diklat sebagai
adalah teori SDM menurut H. Hadari Nawawi (dalam Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah,
mewujudkan eksistensi.
3. SDM adalah potensi yang merupakan asset dan berfungsi sebagai modal (non
menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non-fisik dalam mewujudkan
eksistensi organisasi.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari berbagai potensi non
baru ataupun ide-ide baru dalam tugas yang didapatnya agar lebih
termotivasi.
5. human relation, sdm yang baik adalah sdm yang mampu berorganisai atau
berkomunikasi satu sama lain dan bekerja sama dengan baik terhadap
lingkungan sekitar, karena sdm yang yang professional adalah mereka yang
Istilah profesional itu berlaku untuk semua aparatur mulai tingkat atas sapai tingkat
bawah. Profesionalisme dapat diartikan sebagi suatu kemampuan dan ketrampilan seseorang
tugas, terpenuhi kecocokan anatar kemampuan dengan kebutuhan tugas merupakan syarat
merefleksikan arah dan tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah oragnisasi (Kurniawan,
2005:74) Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) pegawai negeri adalah upaya-upaya yang
kemampuan sesuai dengan tuntutan persyaratan jabatan dan pekerjaannya sebagai pegawai
negeri (SANKRI : 2003-271). Di dalam peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2001 Pasal
1 ayat (1) dikatakan bahwa “pendidikan dan pelatihan jabatan PNS adalah proses
Menurut teori Blumberg & Pringle (dalam Jewell&Siegall, 1990) menyatakan ada
Teori tersebut yang akan digunakan sebagai acuan untuk mengetahui peningkatan
kualitas SDM setelah mereka mengikuti program diklat tersebut. Apakah sudah sesuai
dengan apa yang diharapkan ataukah masih kurang. Itu salah satu cara untuk memudahkan
dalam menilai keberhasilan dari program diklat terhadap peningkatan kualitas SDM yang di
harapkan.
Di dalam hal ini dijelaskan bahwa sumber daya manusia sangat berpengaruh dan
memiliki peran peting suatu organisasi. SDM yang baik mampu membawa organisasi
tersebut ke arah tujuan yang lebih baik. Tujuan diadakan pengembangan tersebut mempunyai
berdimensi individual mengacu kepada sesuatu yang dicapai oleh seorang pegawai sebagai
kepada apa yang didapat dan dicapai oleh organisasi sebagai hasilhasil dari program-program
pengembangan SDM.
SDM memiliki posisi sangat strategis dalam organisasi, artinya manusia memegang
peranan penting dalam melakukan aktivitas untuk mencapai tujuan dan kondisi yang lebih
baik maka perlu adanya manajemen terhadap SDM secara memadai, sehingga terciptalah
SDM yang berkualitas, loyal dan berprestasi. MSDM merupakan usaha untuk mengerahkan
dan mengelola sumber daya manusia di dalam organisasi agar mampu berpikir dan bertindak
kualitas SDM, dan peran diklat memberikan manfaat bagi peserta diklat. Peran diklat sama
halnya dengan fungsi ada 6 fungsi, dari ke enam fungsi tersebut ada salah satu hal yang
paling vital untuk dilaksanakan, yaitu mengenai evaluasi. Evaluasi tersebut seharusnya
dilakukan setelah peserta diklat selesai menjalankan diklat. Pemantauan itu bertujuan agar
apa yang telah diajarkan oleh diklat dapat diketahui menfaatnya. Jika apa yang diberikan
tidak memberikan manfaat bagi peserta diklat maka harus ada evaluasi apakah kesalahan
berada pada perserta diklat atau berada pada pemberian materi yang dilakukan oleh diklat.
Hal semcam itu merupakan catatan penting bagi badan diklat untuk lebih peka lagi
terhadap hasil pasca diklat. Pegawai merupakan sumber daya yang paling penting dalam
organisasi publik. Pegawai yang baik dan memenuhi standar kualifkasi hanya akan dapat
diperoleh melalui upaya rekrutmen yang efektif. Supaya dapat melakukan proses rekrutmen
secara efektif, harus tersedia informasi akurat dan berkelanjutan mengenai jumlah dan
kualifikasi individu yang diperlukan untuk melaksanakan berbagai tugas pokok dan fungsi
dalam organisasi.
Diklat merupakan salah satu cara untuk membantu meningkatkan kualitas SDM
menjadi lebih baik. adanya program diklat yang diselenggarakan akan membantu menggali
potensi dalam diri peserta diklat. Diklat yang diadakan juga tidak terpaku dengan satu diklat,
namun bermacam-macam. Diklat yang pernah diikuti oleh pegawai BKD adalah diklat
khusus, diklat pim, dan diklat kursus. Diklat khusus biasanya diikuti oleh mereka yang
menduduki bidang tertentu yang membutuhkan keahlian dibidang tertentu, misalnya saja
untuk teknologi informasi. Adanya diklat khusus ini membantu pegawai tersebut dapat
meningkatkan kemampuannya dalam menjalankan tugas. Kemudian untuk diklat pim, diklat
tersebut diikuti oleh mereka yang berada dijabatan structural atau akan naik pangkat.
1. Profesionalisme
karena didorong dengan banyaknya tanggung jawab tugas pemerintah serta pengabdiannya
kepada masyarakat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki pegawai. Pegawai atau aparatur
pemerintah yang profesional sangat berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap
kemajuan dan peningkatan kualitas organisasi pemerintah. Hal ini disebabkan bahwa pegawai
kurangnya kemauan untuk berpartisipasi dalam perencanaan pembangunan dan adanya rasa
proses pemerintahan. Dari berbagai bidang pekerjaan yang digeluti aparatur pemerintah jelas
1.1 Ketrampilan
Setiap individu memiliki ketrampilan yang berbeda-beda, ketrampilan yang ada
dalam diri seseorang tersebut harus digali. Ketrampilan dalam diri seseorang dapat membantu
mereka untuk meningkatkan kualitas dirinya. Pegawai BKD tidak semua bisa memiliki
ketrampilan yang diharapkan, sehingga dengan adanya diklat diharapkan mampu membantu
pegawai tersebut meningkatkan ketrampilannya dalam dunia kerja. Ketrampilan disini lebih
menyelesaikan tugan. Seorang yang memiliki kreatifitas tinggi maka secra tidak langgung
daya imajinasi untuk mengembangkan kecerdasan sangat baik. oleh sebab itu ketrampilan
1.2 Keahlian
Keahlian itu berasal dari kata ahli yang berarti menguasai bidang tertentu. Keahlian
bisa diartikan bahwa seseorang yang memiliki kemampuan menguasai atau menjalankan
suatu alat teknologi tertentu. Keahlian merupakan salah satu cara untuk menunjang
adanya pelatihan tersebut membuat seseorang menjadi lebih mendalami mengenai apa yang
menjadi tugas pokoknya sehingga dapat meningkatkan kemampuan dirinya untuk menguasai
bidang pekerjaannya.
1.3 Pengetahuan
Pengetahuan berdampak pada standar kualitas pada diri seseorang. Standar kualitas
mengacu kepada kualitas apa saja yang berhubungan langsung maupun tidak langsung
dengan SDM yang dimiliki organisasi. Seperti apa yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya bahwa standar kualitas terletak pada kemampuan individu sendiri. Kemampuan
individu itu lah yang mempengaruhi perkembangan seseorang. Salah satu upaya untuk
Kemampuan seseorang yang bersal dari diri sendiri menjadi modal awal untuk
mendapatkan tempat tertentu dalam suatu organisasi. Seperti apa yang telah diamati bahwa
untuk bagian pengembangan pegawai khususnya sub bagian diklat dan formasi, dibutuhkan
pegawai yang dapat menyeleksi calon pegawai misalnya mengenai test psikologi. Lulusan
dari jurusan psikologi memiliki nilai lebih untuk masuk dalam bidang tersebut. Di dalam
kemampuannya dalam menangani pekerjaan tersebut. Saat pemberian diklat tersebut tidak
1.5 Kemauan
Kemauan adalah dorongan yang ada di dalam diri seseorang. Kemauan yang dimiliki
sesorang harus digali dengan baik, agar kemauan tersebut dapat memberikan energy positif
sehingga membantu meningkatkan kemampuan seseorang untuk lebih baik. Kemauan juga
merupakan dasar yang dimiliki seseorang, jika seseorang memiliki kemauan keras untuk
berubah secara tidak langsung semua komponen lainnya mengikuti. Dengan demikian adanya
kemauan keras ini lah yang mendorong seseorang untuk bekerja secara profesional.
2. Disiplin
Disiplin adalah sebuah aturan yang harus di taati seseorang atas kesadaran diri.
Disiplin sebanarnya tidak lepas dari kemauan, kemauan seseorang untuk mematuhi aturan
yang ada dalam organisasi. Disiplin diri sangat besar perannya dalam mencapai tujuan
organisasi. Melalui disiplin diri seorang pegawai selain menghargai dirinya sendiri juga
menghargai orang lain. Disiplin kerja selain dipengaruhi oleh faktor lingkungan kerja
(bagaimana budaya dalam organisasi tersebut) juga dipengaruhi oleh faktor kepribadian. Jika
salah satu pegawai melanggar maka perlu dilakukan upaya-upaya tindakan pendisiplinan agar
tidak dapat dipungkiri. Peraturan yang dibuat agar dapat berfungsi secara efisien dan efektif
penghukuman.
3. Kerja sama
Berbicara mengenai Human Relation itu berkaitan erat dengan interaksi seseorang
dalam dunia kerja. Interaksi yang dilakukan tidak hanya pada satu sisi tetapi lebih dari itu.
Interaksi yang baik antara pimpinan dengan bawahan maupun bawahan dengan bawahan.
menjaga interaksi yang baik dapat meningkatkan semangat dalam bekerja. Wujud dari
interaksi paling mudah adalah menjaga komunikasi dan kerjasama yang baik dalam
tempat kerja yang baik dan nyaman akan memberikan semangat bagi seseorang untuk lebih
meningkatkan kualitasnya dalam bekerja. Lingkungan internal merupakan bagian yang tidak
dapat diabaikan dalam upaya peningkatan kualitas SDM. Lingkungan internal adalah segala
sesuatu yang dimiliki oleh organisasi, baik yang melekat pada struktur, maupun pendukung,
tersendiri untuk lebih giat bekerja. Di BKD khususnya bagian Diklat dan Formasi hubungan
antar pegawainya cukup bagus, mereka dapat melaksanakan tugas secara bersama-sama dan
saling membantu satu sama lain namun tidak melepaskan tugas pokok dari maisng-masing
individu. Akan tetapi tidak semua orang atau pegawai itu bisa dikatakan satu jalan atau satu
persepsi. Tak dipungkiri dalam hubungan kerjasama dalam dunia kerja untuk menyatukan
persepsi itu cukup sulit, namun ada cara-cara tertentu di dalam organisasi tersebut
Kesimpulan
merupakan sumber daya yang paling penting dalam organisasi publik. Pegawai yang baik dan
memenuhi standar kualifkasi hanya akan dapat diperoleh melalui upaya rekrutmen yang
efektif. Agar dapat melakukan proses rekrutmen secara efektif, harus tersedia informasi yang
akurat dan berkelanjutan mengenai jumlah dan kualifikasi individu yang diperlukan untuk
melaksanakan berbagai tugas pokok dan fungsi dalam organisasi. Sejalan dengan peranan
lembaga diklat yang semakin penting maka tuntutan kualitas penyelenggaraan diklat juga
semakin meningkat. Keberadaan dan penyelenggaraan diklat yang dilaksanakan oleh lembaga
diklat harus lebih baik dari pada penyelenggaraan diklat yang dilaksanakan oleh lembaga-
lembaga non-diklat. Hal tersebut akan menentukan keberadaan dan juga citra lembaga diklat.
Itulah sebabnya, lembaga diklat dituntut lebih profesional. Profesional dalam mengemban
diklat hanya sebagai syarat yang harus diikuti oleh pegawai karena tuntutan organisasi. Akan
tetapi setelah selesai diselenggarakan diklat banyak hal yang ditinggalkan seperti tidak
menjalankan tugasnya sesuai dengan teori yang diajarkan. Padahal tidak sedikit peserta yang
lulus dengan predikat nilai baik. Kemudian di dalam pemeberian materi ataupun metode-
metode yang diberikan diklat dirasa masih harus diperbaiki, karena banyak keluhan dari
peserta diklat yang mengatakan cara mengajarnya masih dengan cara lama sehingga terkesan
membosankan. Hal semacam itu terjadi karena kurangnya pantauan atau tidak adanya
evaluasi berkala yang memantau perkembangan PNS setelah mengikuti diklat. Oleh sebab
itu, hal semacam ini adalah sorotan penting untuk mengetahui peran diklat dalam
peningkatan kualitas SDM. Di dalam memberikan pendidikan dan pelatihan tidak serta merta
dilakukan asal-asalan semua harus meleluai prosedur yang ada, dan metode yang diajarkan
pun sudah direncanakan. Metode-metode ini yang terkadang menjadi kendala bagi peserta
diklat, karena pegawai merasa bahwa metode yang diajarkan dianggap tidak berkembang dan
cenderung membosankan. Hal semacam ini yang sampai sekarang masih menjadi keluhan
Berdasarkan hasil analisis, maka untuk penguatan peran lembaga Diklat dapat
Ismadi Ananda. 2007. Kebijakan Publik Dalam Rangka Peningkatan Kinerja Kelembagaan,
Paparan Materi pada Diklatpim Tingkat II LAN tanggal 14 Nopember 2007, Jakarta :
Deputi Bidang Kelembagaan Kementerian Negara Pendayagunan Aparatur Negara
Anwar Syarif, (2013) Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia, Artikel Umum,Mei
2013.
Taufik Efendi, (2009), ABC Reformasi Birokrasi, Jakarta, 2009. Agus Purwanto, Erwan.
Bahan Paparan Diskusi Terbatas, UGM, Yogyakarta, 2010.
Effendi, Taufiq. 2008. Permasalahan dan Peningkatan Kinerja SDM Aparatur Negara
Menghadapi Persaingan Global. Semarang.
Sulistyani, Ambar Teguh dan Rosidah. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia (Konsep,
Teori dan Pengembnagan dalam Konteks Organisasi Publik).Yogyakarta : Graha Ilmu.