Anda di halaman 1dari 5

KORPS MARINIR Lampiran SK Karumkital Marinir Cilandak

RUMKITAL MARINIR CILANDAK No : SK / / /


Tanggal : 24 -11 - 2014

MEKANISME MONITORING MUTU STERILISASI

1. PENDAHULUAN

Usaha pencegahan dan pengendalian infeksi sangat digiatkan oleh


karena infeksi yang terjadi atau masuk ke rumah sakit berpotensi untuk
membahayakan semua orang yang berada di lingkungan rumah sakit tersebut.
Keberhasilan suatu operasi di rumah sakit bergantung pada bagaimana
kita mengusahakan dan mempertahankan lingkungan yang aseptis. Prinsip
dasar dari teknik aseptis itu sendiri adalah bahwa semua perlengkapan atau
peralatan yang digunakan dan kontak langsung dengan area operasi haruslah
steril. Oleh karenanya, tidak dapat dipungkiri bahwa sehubungan dengan
pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit, sterilitas itu sangatlah penting.
Kontrol proses sterilisasi yang ketat akan memberikan jaminan bahwa
peralatan medis yang kita sediakan adalah benar-benar steril. Caranya adalah
dengan melakukan kultur atau uji sterilitas dari setiap produk yang disterilkan.
Sayangnya cara ini tidak praktis dan juga mahal untuk dilakukan. Oleh karena itu
sebagai jalan keluar kita perlu melakukan apa yang disebut sebagai monitoring
proses sterilisasi, yaitu memonitor proses sterilisasi yang dilakukan untuk
memberikan jaminan bahwa parameter-parameter yang ditentukan dalam proses
sterilisasi sudah dipenuhi dengan baik.

2. MAKSUD DAN TUJUAN

a. Maksud : Mekanisme monitoring mutu sterilisasi disusun dengan


maksud agar dapat digunakan sebagai dasar melakukan penilaian mutu
sterilisasi.

b. Tujuan : Mekanisme monitoring mutu sterilisasi ini disusun


bertujuan untuk mekanisme control yang ketat yang memberikan jaminan
bahwa parameter-parameter yang ditentukan dalam proses sterilisasi
sudah dipenuhi dengan baik.

3. MONITORING MUTU STERILISASI

Hal-hal yang harus diperhatikan untuk control kualitas (mutu) sterilisasi adalah :

A. Pemberian nomor lot pada setiap kemasan. Setiap kemasan yang akan
disterilkan harus mencantumkan identitas berupa nomor lot yang mencakup
nomor mesin sterilisasi, tanggal proses sterilisasi dan keterangan siklus ke
berapa dari mesin sterilisasi.

B. Data mesin sterilisasi. Untuk setiap siklus sterilisasi yang dilakukan harus
didokumentasikan :
 Nomor lot
 Informasi umum kemasan (linen atau instrument)
 Waktu pemaparan dan suhu
 Nama operator
 Data hasil pengujian biologis
 Data respuns terhadap indicator kimia
 Data hasil uji Bowie Dick

C. Waktu kadaluarsa. Setiap kemasan steril yang akan digunakan harus diberi
label yang mengidentifikasikan waktu kadaluarsa untuk memudahkan
melakukan rotasi stok.

JENIS – JENIS INDIKATOR STERILISASI

a. INDIKATOR MEKANIK
 Indikator mekanik adalah bagian dari instrument mesin sterilisasi
seperti gauge, table dan indicator suhu maupun tekanan yang
menunjukkan apakah alat sterilisasi bekerja dengan baik.
 Pengukuran temperature dan tekanan merupakan fungsi penting
dari system monitoring sterilisasi, akan memberikan informasi
segera mengenai temperature, tekanan, waktu dan fungsi mekanik
lainnya dari alat.
 Memberikan indikasi adanya masalah apabila alat rusak dan
memerlukan perbaikan.

b. INDIKATOR KIMIA
 Indikator kimia adalah indicator yang menandai terjadinya paparan
sterilitas pada obyek yang disterilkan dengan adanya perubahan
warna.
 Indikator kimia memberikan informasi tercapainya kondisi steril
pada tiap kemasan.
 Klasifikasi :
- Indikator internal
Indikator berbentuk strip dan pemakaiannya diletakkan
dalam setiap kemasan. Indikator internal memberikan
informasi bahwa benda di dalam kemasan telah melewati
proses sterilisasi. Informasi diketahui dengan adanya
perubahan warna indicator.

- Indikator eksternal
Indikator berbentuk tape dan digunakan di bagian luar
kemasan. Dengan terjadinya perubahan warna, indicator ini
memberikan informasi bahwa bagian luar kemasan benda
yang disterilkan telah melewati proses sterilisasi.

- Indikator untuk tes Bowie-Dick


Imdikator ini digunakan untuk menilai efisiensi pompa vakum
pada alat sterilisasi serta untuk mengetahui adanya
kebocoran udara dalam ruang sterilisasi.

- Indikator single parameter (Tabung temperature)


Iindikator berupa tabung temperature berisi bahan kimia
yang akan meleleh dan berubah warna bila temperature
yang sesuai telah tercapai. (hanya pada sterilisasi uap
panas atau panas kering)
- Indikator multi parameter (Sterlometer Plus)
Terdapat sejenis tinta yang akan berubah warna bila
terpapar pada kombinasi parameter sterilisasi yang tepat.

D. INDIKATOR BIOLOGI
 Indikator biologi adalah sediaan berisi populasi mikroorganisme
spesifik dalam bentuk spora yang bersifat resisten terhadap
parameter terkontrol dan terukur dalam suatu proses sterilisasi.
 Prinsip kerjanya adalah dengan mensterilkan spora hidup
mikroorganisme yang non patogenik dan sanagat resisten dalam
jumlah tertentu.
 Indikator ini menunjukkan bahwa mikroorganisme telah terbunuh.

E. Pemantauan kualitas alat dengan kalibrasi.

F. Uji sterilitas dengan kultur mikrobiologi.


Uji sterilitas dengan kultur mikrobiologi dilakukan berkala setiap 3 bulan
terhadap produk/hasil sterilisasi , sampel diambil random yang mewakili
berbagai jenis peraslatan yang disterilkan.

4. PENUTUP
Monitoring proses sterilisasi adalah tanggung jawab bersama antara
pelaksana dan rumah sakit sebagai institusi. Sterilisasi hendaknya dapat
memberikan jaminan mutu yang menunjukkan bahwa alat yang
disterilkan adalah benar-benar steril atau bebas dari mikroorganisme.
Sehingga diharapkan dapat mencegah dan mengendalikan kejadian
infeksim di rumah sakit.

Jakarta, 24 November 2014


Ketua Komite PPI
Dr. Sundari. spPK
Mayor Laut (k/w) NRP 11858/P

Anda mungkin juga menyukai