Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Puji dan syukur marilah senantiasa kita panjatkan atas kehadirat Allah
SWT, karena atas berkah limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyusun makalah ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh
karena itu kami mengharapkan pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................
C. Tujuan Penulisan...............................................................................
D. Manfaat penulisan.............................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian ideologi ……………………………...............................


B. Pengertian Kapitalisme ……………………....................................
C. Pengertian Liberalisme……………………………………………..
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................
B. Saran................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring pergantian zaman, paham-paham yang berkembang di dunia
mengalami berbagai perubahan. Hal ini dipengaruhi oleh pola pikir yang
berkembang pada zaman tertentu. Ada pertentangan-pertentangan yang senantiasa
bertarung dan secara silih berganti mendominasi pola pemikiran masyarakat.
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh
Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan “sains tentang ide“.
Tujuan utama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui
proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya
sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga
membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik
mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir
yang eksplisit.
Banyak macam ideologi di dunia ini. Hampir masing-masing negara
mempunyai ideologi tersendiri yang sesuai dengan negaranya, karena ideologi ini
merupakan dasar atau ide atau cita-cita negara tersebut untuk semakin
berkembang dan maju. Namun, dengan semakin berkembangnya zaman, ideologi
negara tersebut tidak boleh hilang dan tetap menjadi pedoman dan tetap tertanam
pada setiap warganya.
B. Rumusan Masalah
Dalam perumusan masalah ini penulis akan merumuskan tentang:
1. Apa yang dimaksud dengan liberalisme?
2. Apa yang dimaksud dengan kapitalisme?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mejelaskan pengertian liberalisme,
dan kapitalisme.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Ideologi

Secara historis, pengertian ideologi mengalami perubahan dari masa ke


masa. Untuk itu, di sini diuraikan pengertian awal ideologi dan perubahan-
perubahan makna yang terjadi berikutnya.

Ideologi atau ideologie (dalam bahasa Perancis) pertama kali


dikumandangkan oleh Antoine Destutt de Tracy (1754-1836), de Tracy yang
hidup pada masa Revolusi Perancis melihat bahwa ketika revolusi berlangsung,
banyak ide atau pemikiran telah menginspirasi ribuan orang untuk menguji
kekuatan ide-ide tersebut dalam kancah pertarungan politik dan mereka mau
mengorbankan hidup demi ide-ide yang diyakini tersebut. Latar belakang inilah
yang mendorong de Tracy untuk mengkaji ideologi.

Ideologi, secara etimologis berasal dari kata idea (ide, gagasan) dan ology
(logos, ilmu). Dalam rumusan de Tracy, ideologi diharapkan menjadi cabang ilmu
pengetahuan yang bertujuan mengkaji serta menemukan hukum-hukum yang
melandasi pembentukan serta perkembangan ide-ide dalam masyarakat, sehingga
nantinya, ide-ide tersebut dapat dijelaskan secara rasional, bebas dari prasangka
ataupun takhayul-takhayul. Dengan demikian, ideologi dalam pengertian de Tracy
merupakan kritik terhadap ide-ide ataupun keyakinan-keyakinan yang bercorak
dogmatik dan tidak rasional. Upaya kritis de Tracy ini tak lepas dari tujuannya
untuk mencerahkan dan menunjukan ide-ide yang keliru di masyarakat, karena
masyarakat Perancis saat itu masih dilingkupi oleh dogma-dogma agama dan
otoritas politik yang absolut (Eagleton, 1993: 64).

Upaya de Tracy mengalami kegagalan karena dalam realitas, ideologi


tidak lagi menjadi keyakinan ilmiah tentang ide-ide melainkan sebaliknya, ide-ide
itu menjadi idealisme revolusioner. Akibatnya, kajian tentang ide-ide yang
seharusnya menjadi kajian rasional telah menjadi ajaran-ajaran ideologis. Sebagai
contoh, ideologi republikanisme dan liberalisme dipertentangkan dengan ideologi
otoritarianisme yang dianut Napoleon. Bahkan Napoleon yang semula
mendukung lembaga bentukan de Tracy, kini berbalik menyerang dengan
menyebut pengertian ideologi sebagai hal yang doktriner – pengertian yang
sampai kini melekat pada ideologi. Pada masa de Tracy telah terlihat bahwa
pengertian ideologi telah merosot dari ilmu tentang ide-ide menjadi ide-ide
doktriner dan melekat dengan kekuasan.

Selanjutnya, perubahan pengertian ideologi dari suatu ilmu tentang ide


menjadi term yang bercorak politis lahir seiring dengan tampilnya tulisan Karl
Marx dan Friedrich Engels dalam The German Ideology (1846). Dalam buku
tersebut, Marx – yang menyorot masyarakat kapitalis – mengemukakan bahwa
ideologi lahir dari sistem masyarakat yang terbagi dalam kelas-kelas. Di mana,
kelas penguasa yang menguasai sarana-sarana produksi (material), juga akan
mengontrol produk-produk mental seperti ide-ide dan keyakinan-keyakinan. Kelas
penguasa pula yang mengatur produksi dan distribusi ideologi, hingga akhirnya,
ide-ide atau ideologi kelas penguasalah yang menguasai jamannya (Ball dan
Dagger (ed), 1995: 6).

Pandangan Marx tentang ideologi tersebut merupakan implikasi dari


pandangannya tentang masyarakat. Marx membagi kehidupan masyarakat ke
dalam dua bidang, yaitu bidang basis dan bangunan atas. Basis merupakan bidang
produksi kehidupan material yang terdiri dari tenaga-tenaga produksi dan
hubungan-hubungan produksi. Kedua unsur tersebut akan membentuk struktur
organisasi sosial produksi yang nantinya menciptakan hubungan-hubungan
produksi yang selalu berupa hubungan-hubungan kelas, seperti hubungan antara
kelas pemilik modal dengan kelas pekerja. Pada akhirnya, hubungan antar kelas
tersebut melahirkan pertentangan kelas, yaitu antara kelas atas (pemilik modal)
dengan kelas bawah (pekerja).

Sedangkan bangunan atas atau suprastruktur terdiri dari a) segala macam


lembaga yang mengatur kehidupan bersama namun di luar bidang produksi
material, seperti : sistem pendidikan, sistem hukum, sistem kesehatan dan negara
serta b) semua sistem keyakinan, norma, nilai, makna, termasuk di dalamnya
adalah pandangan dunia, agama, filsafat, nilai-nilai budaya dan seni (Magnis-
Suseno, 2001: 143-145).

Adapun hubungan antara kedua bidang tersebut adalah sebagai berikut :


bagian basis, yang terdiri dari hubungan-hubungan produksi selalu berupa
struktur-struktur kekuasaan, tepatnya adalah struktur kekuasan ekonomi.
Kekuasaan ekonomi yang dipegang oleh pemilik modal menentukan bagunan
atas, seperti kekuasaan politik dan ideologi. Dari analisis ini jelaslah bahwa
ideologi ditentukan oleh kekuatan ekonomi yang berada di bagian basis. Oleh
sebab itu, ideologi bukanlah sekumpulan ide-ide yang berpijak pada realitas
empiris (atau berangkat dari kenyataan) melainkan merupakan rekayasa mental
karena ia diciptakan oleh kekuatan-kekuatan yang membentuknya di bagian basis,
kekuatan tersebut memerlukan ideologi untuk mempertahankan posisi dan
kekuatannya, dengan demikian ideologi bersifat fungsional.

Analisis Marx tentang ideologi akhirnya sampai pada satu kesimpulan


bahwa ideologi – dalam masyarakat kapitalis yang terpolarisasi antara kelas
kapitalis (pemilik modal) dan kelas pekerja – tidaklah berbicara tentang
keberadaan atau kenyataan empiris tapi berbicara tentang kemanfaatan,
kepentingan dan pamrih. Ideologi merupakan ilusi, pandangan yang menyesatkan
tentang dunia, dan kepalsuan (Engels menyebutnya sebagai kesadaran palsu).
Disebut sebagai ilusi dan kepalsuan karena ideologi merefleksikan kepentingan
kelas penguasa dan kelas ini sendiri tidak pernah mengakui diri sebagai kelas
penindas. Berkat ideologi, maka kaum kapitalis dapat menyembunyikan
kontradiksi dalam masyarakat hingga kaum proletar (pekerja) yang tereksploitasi
tidak menyadarinya, bahkan mendukung sistem kekuasaan yang ada, sebagai
contoh adalah adanya ide-ide tentang hak milik dalam liberalisme. Ide ini diusung
sebagai ide universal namun dalam kenyataannya hanya dinikmati oleh segelintir
orang (Heywood, 1998: 7).
Yang menarik dari pandangan Marx adalah bahwa ia tak pernah menyebut
ide-ide pemikirannya sebagai ideologi melainkan sebagai sosialisme ilmiah, baru
para pengikutnya (kelompok Marxis) menyebut pemikiran-pemikiran Marx
sebagai ideologi.

Para pengikut Marx seperti Lenin dan Antonio Gramsci menunjukan minat
yang lebih besar lagi dalam kajian tentang ideologi dan hasil kajian mereka
tentunya berpengaruh pula terhadap perkembangan pengertian ideologi.

Dalam pandangan Lenin – seorang pemimpin Revolusi Sosialis Rusia –


ideologi merupakan ide-ide yang berasal dari kelas sosial tertentu yang berfungsi
untuk mendukung kepentingan-kepentingan kelas tersebut. Dengan kerangka
berfikir ini maka baik kaum borjuis maupun proletar memiliki ideologi masing-
masing.1 Dalam buku yang ditulis pada tahun 1902, What is to be done?, Lenin
menunjukan bahwa ideologi sosialis merupakan teori revolusioner yang
digunakan untuk mendukung aksi revolusioner. Sebagai suatu teori, ideologi
sosialis merupakan hasil pemikiran teoritis yang merefleksikan kepentingan kelas
yang sesungguhnya. Di sini terlihat Lenin mencampuradukan antara pengertian
ideologi sebagai ilmu pengetahuan dengan ide-ide yang melayani kepentingan
kelas, dan akibatnya, Lenin telah mereduksi pengertian ideologi ke dalam arti
peyoratif atau negatif (pengertian peyoratif sendiri telah dirintis oleh Marx).

Sintesis antara pemahaman dan komitmen pada dasarnya meleburkan


gejala ideologi sebagai fakta dan nilai, atau antara ciri

a. ideologi sebagai pandangan hidup


b. ideologi sebagai cita-cita tentang tatanan masyarakat yang baik.
Adanya peleburan ini menyebabkan batas antara ideologi dengan ilmu
pengetahuan menjadi kabur, akibatnya, ideologi dapat digunakan sebagai
paradigma , yaitu sebagai seperangkat prinsip, doktrin, dan teori yang dapat
mendorong proses penelitian intelektual.
ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan
oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang
ide". Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara
memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat
Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi
politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh
anggota masyarakat. Tujuan untama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan
perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran
abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah
publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap
pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai
sistem berpikir yang eksplisit.

B. Kapitalisme

Kapitalisme merupakan sebuah sistem yang mulai terinstitusi di Eropa


sekitar abad ke-16 sampai abad ke-19an, yaitu pada masa perkembangan
perbankan komersial Eropa. Menurut faham kapitalis, individu maupun kelompok
dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki maupun
melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal seperti tanah
dan tenaga manusia, pada sebuah pasar bebas di mana harga ditentukan oleh
permintaan dan penawaran, demi menghasilkan keuntungan di mana statusnya
dilindungi oleh negara melalui hak pemilikan serta tunduk kepada hukum negara
atau kepada pihak yang sudah terikat kontrak yang telah disusun secara jelas
kewajibannya baik eksplisit maupun implisit serta tidak semata-mata tergantung
pada kewajiban dan perlindungan yang diberikan oleh kepenguasaan feodal.

Teori yang saling bersaing yang berkembang pada abad ke-19 dalam
konteks Revolusi Industri, dan abad ke-20 dalam konteks Perang Dingin, yang
berkeinginan untuk membenarkan kepemilikan modal, untuk menjelaskan
pengoperasian pasar semacam itu, dan untuk membimbing penggunaan atau
penghapusan peraturan pemerintah mengenai hak milik dan pasaran. Dengan
demikian kapitalisme sangat berkeyakinan meraih keuntungan dengan kekuatan
kepemilikan modalnya dan menghegemoni para pekerja atau konsumen untuk
selalu tunduk dan memberikan keuntungan terhadap para kapitalis.

Prinsip-prinsip kapitalisme yaitu :

Mencari keuntungan dengan berbagai cara dan sarana kecuali yang terang-
terangan dilarang Negara karena merusak masyarakat seperti heroin dan
semacamnya.

Mendewakan hak milik pribadi dengan membuka jalan selebar-lebarnya


agar tiap orang mengarahkan kemampuan dan potensi yang ada untuk
meningkatkan kekayaan dan meliharanya serta tidak ada yang menjahatinya.
Karena itu dibuatlah peraturan-peraturan yang cocok untuk meningkatkan dan
melancarkan usaha dan tidak ada campur tangan Negara dlam kehidupan ekonomi
kecuali dalam batas-batas yang sangat diperlukan oleh peraturan umum dalam
rangka mengokohkan keamanan.

Perfect competition.

Price system sesuai dengan tuntutan permintaan dan kebutuhan bersandar


pada peraturan harga yang diturunkan dalam rangka mengendalikan komoditas
dan penjualannya.

Bentuk-bentuk kapitalisme yaitu:

Kapitalisme perdagangan. Muncul pada abad ke-16 setelah dihapusnya


system feodal. Dalam Bentuk-bentuk system ini seorang pengusaha mengangkat
hasil produksinya dari satu tempat ke tempat lain sesuai dengan kebutuhan pasar.
Dengan kemudian ia berfungsi sebagai perantara antara produsen dan konsumen.

Kapitalisme industry. Lahir karena ditopang oleh kemajuan industry dengan


penemuan mesin tenun tahun 1733 dan mesin uap oleh James Watt tahun 1765.
Semua itu telah membangkitkan revolusi industry di Ingris dan Eropa menjelang
abad ke-19. Kapitalisme industry ini tegak di atas dasar pemisahan antara modal
dan buruh, yakni antara manusia dan mesin.

System Kartel yaitu kesepakatan perusahaan-perusahaan besar dalam


membagi pasaran internasional. System ini member kesempatan untuk
memonopoli pasar dan pemasaran seluas-luasnya. Aliran ini tersebar di Jerman
dan Jepang.

System Trust yaitu sebuah system yang membentuk satu perusahaan dari
berbagai perusahaan yang bersaing agar perusahaan tersebut lebih mampu
berproduksi dan lebih kuat untuk mengontrol dan menguasai pasar.

Pemikiran dan keyakinan-keyakinan lainnya Aliran naturalism yang


merupakan dasar kapitalisme ini sebenarnya menyerukan hal-hal sebagai berikut:

Kehidupan ekonomi yang tunduk kepada system natur yang bukan buatan
manusia. Dengan sifat seperti itu akan mampu mewujudkan pengembangan hidup
dan kemajuan secara simultan.

Tidak ada campur tangan Negara dalam kehidupan ekonomi dan membatasi
tugasnya hanya untuk melindungi pribadi-pribadi dan kekayaan serta menjaga
keamanan dan membela Negara.

Kebebasan ekonomi bagi tiap individu dimana ia mempunyai hak untuk


menekuni dan memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan. Tentang
kebebasan seperti ini diungkapkan dalam sebuah prinsip yang sangat masyur
dengan semboyan “biarkan ia bekerja dan biarkan ia berlalu.”

Kepercayaan kapitalisme terhadap kebebasan yang tiada batas telah


membawa kekacauan keyakinan dan perilaku. Ini melahirkan berbagai konflik di
Barat yang kemudian melanda dunia sebagai akibat dari kehampaan pemikiran
dan kekosongan rohani.
Rendahnya upah dan tunmtutan yang tinggi mendorong tiap anggota
keluarga bekerja. Akibatnya tali kekeluargaan putus dan sendi-sendi sosial di
kalangan mereka runtuh.

Pendapat Adam Smith yang paling penting ialah tentang ketergantungan


peningkatan perekonomian kemajuan dan kemakmuran kepada kebebasan
ekonomi yang tercermin pada kebebasan individu yang memberikan seseorang
bebas memilih pekerjaannya sesuai dengan kemampuannya yang dapat
mewujukan penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan dirinya. Kebebasan
pedagang dimana produktivitas peredaran produksi dan distribusinya berlangsung
dalam iklim persaingan bebas.

Kaum kapitalis memandang kebebasan adalah suatu kebutuhan bagi


individu untuk menciptakan keserasian antara dirinya dan masyarakat. Sebab
kebebasan itu adalah suatu kekuatan pendorong bagi produksi karena ini benar-
benar menjadi hak manusia yang menggambarkan kehormatan kemanusiaan.

Kapitalisme di Berbagai Bidang

a. Kapitalisme Pendidikan

Kapitalisme kini telah menyentuh wilayah pendidikan nasional. Munculnya


dikotomi Sekolah Berstandar Internasiaonal (SBI) dan sekolah biasa merupakan
pengejawantahan semangat kapitalis dalam dunia pendidikan. Tidak dipungkiri,
akan muncul kelas-kelas sosial sebagai bias ‘penerapan’ ide kapitalis dalam dunia
pendidikan. Kelas sosial karena system pendidikan yang berbasis modal dan
menyampingkan kecerdasan.

b. Kapitalisme Dalam Lembaga Keuangan Perbankan

System kapitalis memposisikan uang sebagai sesuatu yang mempunyai nilai


berdasarkan waktu. Keadaan ini akan memaksan lembaga keuangan khususnya
perbankan memberikan pertolongan financial dengan mengharapkan imbalan
bunga,sehingga bunga dapat didefinisikan sebagai ‘tiada pertolongan tanpa
imbalan’.

Segi Negatif Kapitalisme

a. System buatan manusia

Sekelompok kecil pribadi mendominasi pasar untuk mencapai


kepentingan sendiri tanpa menghargai kebutuhan masyarakat dan
menghormati kepentingan umum.

b. Egoistic

Dalam system kapitalisme individu dan sekelompok kecil pribadi


mendominasi pasar untuk mencapai kepentingan sendiri tanpa
menghargai kebutuhan masyarakat dan menghormati kepentingan umum.

c. Monopolistic

Dalam system kapitalisme seorang kapitalis memonopoli komonditas dan


menimbunnya. Apabila barang tersebut habis di pasar ia
mengeluarkannya untuk di jual dengan harga mahal yang berlipat ganda
mencekik konsumen dan orang-orang lemah.

d. Terlalu berpihak pada hak milik pribadi

Kapitalisme terlalu mengagungkan hak milik pribadi. Sedangkan


komunisme malah menghilangkan hak milik pribadi.

e. Persaingan

System dasar kapitalisme membuat kehidupan menjadi arena perlombaan


harga. Semua orang berlomba mencari kemenangan. Sehingga kehidupan
dan system kapitalisme berubah menjadi riba dimana yang kuat
menerkam yang lemah. Hal ini sering menimbulkan kebangkrutan pabrik
atau perudahaan tertentu.

f. Perampasan tenaga produktif

Kapitalisme membuat para tenaga kerja sebagai barang komoditas yang


harus tumbuh kepada hokum, permintaan dan kebutuhan yang
menjadikan dia sebai barang yang dapat ditawarkan setiap saat. Pekerja
ini bisa jadi sewaktu-waktu diganti dengan orang lain yang upahnya lebih
rendah dan mampu bekerja lebih banyak dan pengabdiannya lebih baik.

g. Pengangguran

Suatu fenomena umum dalam masyarakat kapitalis ialah munculnya


pengangguran yang mendorong milik perusahaan untuk menambah
tenanga yang akan memberatkannya

h. Kehidupan yang penuh gejolak

Ini adalah akibat logis dari persaingan yang berlangsung antara dua kelas.
Yang satu mementingkan pengumpulan uang dengan segala cara.
Sedangkan yang satu lagi tidak diberi kesempatan mencari sendiri
kebutuhannya tanpa kenal belas kasihan.

i. Penjajahan

Karena didorong mencari bahan baku dan mencari pasar baru untuk
memasarkan hasil produksinya kapitalisme memasuki petualangan
pejajahan terhadap semua bangsa. Pada mulanya dalam bentuk
penjajahan ekonomi pola piker politik dan kebudayaan. Kemudian
memperbudak semua bangsa dan mengeksploitasi tenaga-tenaga
produktif demi kepentingan penjajahan.

j. Peperangan dan mala petaka


Umat manusia telah menyaksikan berbagai bentuk pembunuhan dan
pembantaian luar biasa biadabnya. Itu terjadi sebagai akibat logis dari
sebuah penjajahan yang menimpa umat manusia dibumi yang melahirkan
bencana paling keji dan kejam.

k. Didominasi hawa nafsu

Orang kapitalisme berpegang pada prinsip demokrasi politik dan


pemerintahan. Pada umumnya demokrasi yang mereka gebar-gemborkan
diikuti dengan hawa nafsu yang mendominasi dan jauh dari kebenaran
dan keadilan

l. Riba

System kapitalisme tegak diatas landasan riba. Sedangkan riba


merupakan akar penyakit yang membuat seluruh dunia menderita.

m. Tidak bermoral

Kapitalisme memandang manusia sebagai benda materi. Karna itu


manusia dijauhkan dari kecenderungan ruhani dan akhlaknya. Bahkan
dalam system kapitalisme antara ekonomi dan moral dipisahkan jauh-
jauh.

n. Kejam

Kapitalisme serimg memusnahkan begitu saja komoditas yang lebih


dengan cara dibakar atau dibuang kelaut karena khawatir harga akan
jatuh disebabkan banyaknya penawaran. Mereka berani melakukan itu
padahal masih banyak bangsa-bangsa yang menderita kelaparan.

o. Boros
Orang-orang kapitalisme memproduksi barang-barang mewah disertai
iklan besar-besaran tanpa perduli kebutuhan pokok masyarakat. Sebab
yang mereka cari keuntungan belaka.

p. Tidak berperi kemanusiaan

Orang kapitalis sering mengusir begitu saja seorang buruh karena alasan
tenaganya kurang produktif. Tetapi kekejaman ini mulai diringankan
akhir-akhir ini dengan adanya perbaikan dalam tubuh kapitalisme.

q. Sebagai system dalam perusahaan modern

Di dalam system yang berlaku sekarang peningkatan keuntungan


perusahaan hanya dapat dinikmati oleh para pemegang saham dan tidak
mempunyai dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan karyawan
atau buruh.

r. Dalam system nilai tukar

System kapitalis sebagai suatu system yang mayoritas diterapkan


dibebagai Negara termasuk Indonesia, menempatkan uang sebagai
sesuatu nilai yang berbeda karena perbedaan waktu, tempat, kekuatan
daya beli masyarakat, dan sebagainya. Perbedaan ini akan mendorong
spekulan untuk mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa
peduli terhadap nasib orang banyak.

Segi Positif Kapitalisme

Kebaikan system kapitalis bagi Indonesia adalah memungkinkan


Indonesia untuk mendapatkan suntikan dana investasi dari Negara
kapitalis. Investasi ini sangat menguntungkan karena kita secara financial
tidak dirugikan oleh investasi para kapitalis ini, jadi mereka memberikan
uang (investasi) untuk dikelola oleh kita. Kalo ternyata kita bisa
menggunakan uang tersebut dengan baik dan memperoleh laba, kita bagi-
bagi uang labanya dengan si kapitalis tersebut (bagi hasil).

Kalau ternyata kita merugi, artinya uang investasi habis tapi tidak
mendapatkan laba, maka si kapitalis akan menarik uangnya yang tersisa.
Jadi sebenernya dengan adanya kapitalis itu menanamkan investasi di
Indonesia, kita punya kesempatan gratis untuk membangun bisnis tanpa
resiko. Hanya saja biasanya kalau perusahaan bangkrut dan investasi
ditarik lagi, maka para pegawai perusahaan itu akan di PHK dan inilah
yang biasanya di ekspos, seolah-olah ada orang Indonesia yang
menderita karena system ekonomi yang kapitalis.

C. Liberalisme

Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik


yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang
utama. Liberalisme tumbuh dari konteks masyarakat Eropa pada abad
pertengahan. Ketika itu masyarakat ditandai dengan dua karakteristik berikut.
Anggota masyarakat terikat satu sama lain dalam suatu sistem dominasi kompleks
dan kukuh, dan pola hubungan dalam system ini bersifat statis dan sukar beruba

Pemikiran liberal (liberalisme) berkembang sejak masa Reformasi Gereja


dan Renaissans yang menandai berakhirnya Abad Pertengahan (abad V-XV).
Disebut liberal, yang secara harfiah berarti bebas dari batasan (free from restraint),
karena liberalisme menawarkan konsep kehidupan yang bebas dari pengawasan
gereja dan raja. Ini berkebalikan total dengan kehidupan Barat Abad Pertengahan
ketika gereja dan raja mendominasi seluruh segi kehidupan manusia.

Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas,


dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak
adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme
menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang
mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem
pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap
pemilikan individu. Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar
bagi tumbuhnya kapitalisme.

Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem


demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan kebebasan
mayoritas. Bandingkan Oxford Manifesto dari Liberal International: "Hak-hak
dan kondisi ini hanya dapat diperoleh melalui demokrasi yang sejati. Demokrasi
sejati tidak terpisahkan dari kebebasan politik dan didasarkan pada persetujuan
yang dilakukan dengan sadar, bebas, dan yang diketahui benar (enlightened) dari
kelompok mayoritas, yang diungkapkan melalui surat suara yang bebas dan
rahasia, dengan menghargai kebebasan dan pandangan-pandangan kaum
minoritas.

Masyarakat yang terbaik (rezim terbaik), menurut paham liberalisme adalah


yang memungkinkan individu mengembangkan kemampuan-kemampuan individu
sepenuhnya. Dalam masyarakat yang baik semua individu harus dapat
mengembangkan pikiran dan bakat-bakatnya. Hal ini mengharuskan para individu
untuk bertanggung jawab atas tindakannya, dan tidak menyuruh seseorang
melakukan sesuatu untuknya atau seseorang untuk mengatakan apa yang harus
dilakukan.

Ciri-ciri ideologi liberal sebagai berikut


1. Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik
2. Anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk
kebebasan berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.
3. Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas.
Keputusan yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat
belajar membuat keputusan diri sendiri.
4. Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk.
5. Semua masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau
sebagian terbesar individu berbahagia.
6. Hak-hak tertantu yang tidak dapat dipindahkan dan tidak dapat dilanggar
oleh kekuasaan manapun..

Ideologi Liberaisme Terbentuk


1. Ajaran liberalisme ortodoks sangat mewarnai pemikiran para The
Founding
2. Father Amerika seperti George Wythe, Patrick Henry, Benjamin Franklin,
ataupun
3. Thomas Jefferson

Negara yang menganut Ideologi Liberalisme


Beberapa Negara di Benua Amerika yang menganut ideology liberalisme
Amerika Serikat, Argentina, Bolivia, Brazil, Cili, Cuba, Kolombia, Ekuador,
Honduras, Kanada, Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay dan
Venezuela. Sekarang ini, kurang lebih liberalisme juga danut oleh negara Aruba,
Bahamas, Republik Dominika, Greenland, Grenada, Kosta Rika, Puerto Rico dan
Suriname. Masih banyak lagi negara-negara yang menganut Ideologi Liberalisme
di benua lainnya.

Kelebihan ideologi liberalisme sebagai berikut :

1. Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarkat dalam mengatur kegiatan


ekonomi. Masyarakat tidak perlu menunggu komando dari pemerintah.
2. Setiap individu bebas untuk memiliki sumber-sumber daya produksi. Hal ini
mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian.
3. Timbul persaingan untuk maju karena kegiatan ekonomi sepenuhnya
diserahkan kepada masyarakat.
4. Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi, karena barang yang kurang
bermutu tidak akan laku di pasar.
5. Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan
atas motif mencari keuntungan
6. Kontrol sosial dalam sistem pers liberal berlaku secara bebas. Berita-berita
ataupun ulasan yang dibuat dalam media massa dapat mengandung kritik-
kritik tajam, baik ditujukan kepada perseorangan lembaga atau pemerintah.
7. Masyarakat dapat memilih partai politik tanpa ada gangguan dari siapapun.

Kelemahan ideologi liberalisme sebagi berikut :

1. Sulit melakukan pemerataan pendapatan. Karena persaingan bersifat bebas,


pendapatan jatuh kepada pemilik modal atau majikan. Sedangkan golongan
pekerja hanya menerima sebagian kecil dari pendapatan.
2. Pemilik sumber daya produksi mengeksploitasi golongan pekerja, sehingga
yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin.
3. Sering muncul monopoli yang merugikan masyarakat.
4. Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi budaya
oleh individu yang sering terjadi
5. Karena penyelenggaran pers dilakukan oleh pihak swasta, pemerintah sulit
untuk mengadakan dan memberikan kontrol. Sehingga pers sebagai media
komunikasi dan media masa sangat efektif menciptakan image dimasyarakat
sesuai misi kepentingan mereka
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarka uraian-uraian di atas maka dapat kita ketahui bahwa pengertian
ideologi telah mengalami pergesarn begitu rupa sehingga bukan lagi sebagai
science of ideas. Ideologi berkembang menjadi pengertian yang mengandung arti
sebagai gagasan, ide-ide yang semula merupakan sasaran pengkajian dalam
science of ideas tersebut. Lebih lanjut, ideologi mengandung arti bukan hanya
gagasan atau pemikiran, melainkan sebagai keyakinan. Ini berarti bahwa ideologi
merupakan suatu keyakinan dalam diri individu untuk menjalani kehidupan yang
lebih maju dan terarah.
B. Saran

Saat ini banyak sekali orang menyalahgunakan ideologi. Banyak ideologi


yang digunakan untuk menghasut masyarakat luas agar mendukung seseorang
untuk menjadi pemimpin atau penguasa. Maka dari itu janganlah begitu mudah
menerima sebuah ideologi, namun berpikirlah terlebih dahulu apakah ideologi itu
sesuai dengan keadaan masyarakat saat itu atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.wikipedia.org

https://andrilamodji.wordpress.com/makalah/makalah-kapitalisme/

http://id.scribd.com/doc/69740255/Ideologi-di-dunia

https://massofa.wordpress.com/2012/01/17/empat-belas-ideologi-besar-di-dunia/

Anda mungkin juga menyukai