Anda di halaman 1dari 12

i

DIVISI CONSULTATION LIAISON PSYCHIATRY


PRODI OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

Oleh :
dr. Endah Warroza Putri
NIM : 1514058203

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I


DEPARTEMEN/KSM ILMU KEDOKTERAN JIWA/
PSIKIATRIFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
RSUP SANGLAH DENPASAR
2018
2

LAPORAN KASUS

Identitas pasien

Nama Pasien : WPA (18038513)

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 17 tahun

Tempat Lahir : Denpasar

Tanggal Lahir : 15 Oktober 2001

Pendidikan : SMK kelas 2 (pariwisata)

Status Perkawinan : Belum Menikah

Pekerjaan : Siswa

Agama : Hindu

Suku bangsa : Bali

Alamat : Denpasar

Tanggal wawancara : 5 Desember 2018

I. ANAMNESIS

Keluhan utama

Autoanamnesa : Sedih

Heteroanamnesa : Murung

Pasien diwawancarai dalam posisi tidur di ruang Cempaka 2, tampak sedikit

murung dan lemah namun dapat tersenyum saat di sapa oleh pemeriksa. Pasien

dapat menyebutkan nama, dapat menyebutkan bahwa dirinya ditemani oleh ibu.

2
3

pasien mengatakan perasaanya sedih dan tidak nyaman karena nyeri di perut

setelah operasi kemarin.

Pasien mengatakan saat ini ketika akan duduk dan berjalan luka bekas

operasinya masih terasa sakit. Pasien baru saja pada tanggal 4 Desember 2018

menjalani operasi karena perutnya yang terus membesar. Pasien menceritakan

sejak kelas 2 SMP (usia 13 tahun) perutnya terus membesar dan bdannya menjadi

kurus. Awalnya ia dan keluarganya menyangka bahw dirinya terkena sakit

cacingan, setelah minum obat cacing perut pasien masih terlihat besar. Keluarga

pasien sempat membawa dirinya berobat ke “balian” menurut “balian” ada

keluarga dari pihak ayahnya yang tidak suka kepada keluarga pasien sehingga

mengirimkan “hal buruk” kepada pasien. Selama 4 tahun pasien hanya berobat ke

“balian”, namun setelah keluarga melihat tidak ada perubahan pasien di bawa ke

“akupuntur”, namun setelah di bawa ke akupuntur pasien di sarankan untuk di

bawa ke Rumah Sakit. Pasien di bawa ke RSAD kota Denpasar pada tanggal 30

November 2018, dan di rujuk ke RSUP Sanglah Denpasar pada tanggal 2

Desember 2018.

Sebelum masuk rumah sakit pasien mengatakan sudah sering merasa sedih

dan putus asa karena penyakitnya yang tidak sembuh-sembuh. Pasien merasa

malu karena sering di ejek oleh teman-teman sekolahnya yang menyangka bahwa

dirinya hamil karena perutnya yang semakin membesar. Pasien dan keluarga

sempat beberapa kali test kehamilan namun hasilnya negatif. Pasien mengatakan

sering mengalami gangguan siklus menstruasi, terkadang siklusnya memanjang.

Pasien menceritakan setiap pulang sekolah dirinya selalu menangis di kamar,

3
4

namun pasien berusaha kuat dan tidak pernah “bolos” untuk ke sekolah. Pasien

yakin suatu saat nanti dirinya pasti akan sembuh, dan ia bercita-cita menjadi

seorang “guide” akan terwujud.

Selama berada di RSUP Sanglah sebelum dan setelah operasi pasien merasa

cemas dan sedih karena ia merasa sakitnya adalah sakit yang parah. Pasien merasa

tidak bersemangat dan tidak bernafsu makan lebih kurang 4 hari, ia juga

mengatakan sudah sekitar 3 bulan merasa kesulitan untuk memulai tidur. Selama

2 hari ini ia hanya tidak bias tidur jika nyri di bekas operasinya muncul.

Pasien menyangkal melihat bayangan atau mendengar suara yang tidak ada

wujudnya. Pasien tidak pernah menjalani pengobatan dan konsultasi sebelumnya

ke psikiater.

Sebelum sakit pasien dikatakan orang yang sangat ingin mengerjakan

pekerjaan dengan baik dan sempurna. Pasien juga memiliki pribadi yang rapi dan

menaruh barang dengan tertata rapi. Apabila ada masalah pasien tidak

menceritakan kepada orang lain, ia lebih banyak nangis di kamarnya.

Riwayat Keluarga

Tidak terdapat sakit yang sama dengan pasien dalam keluarga.

Riwayat Pengobatan

Klien tidak pernah mendapat perawatan psikiater ataupun berkonsultasi

dengan psikiater sebelumnya.

Riwayat Penggunaan NAPZA

Pasien tidak merokok, minum kopi atau alkohol.

4
5

Faktor Premorbid

Pasien merupakan orang yang sangat ingin mengerjakan pekerjaan dengan

baik dan sempurna. Pasien juga memiliki pribadi yang rapi dan menaruh barang

dengan tertata rapi. Pasien adalah seorang yang pendiam.

Faktor Organik

1. Ovarian mucinous adenocarcinoma suspek stadium IA pasca adhesiolisis

salfingoofarektomy sinistra metastasis limfadenoktomi sinistra post

insersi stent dekstra et sinistra hari 2

2. ACKD prerenal on CKD

3. Hidroureter bilateral

4. Suspek CAD iskemik inferior

II. PEMERIKSAAN FISIK

STATUS STATUS GENERAL STATUS OBSETRI

VITAL

T ; 110/70 mmHg Mata : an -/-, ikt -/-, pupil Abd :

isokor Luka op terawat

Pemeriksaan Dalam : tidak

dikerjakan

N :80 x/menit THT : kesan tenang, Vag : perdarahan (-)

R :22 x/menit Cor : Bj I/II reguler, murmur

(+), Gallop(-)

S : 37,0C Pul : ves +/+ , rh -/-, wh -/-

5
6

VAS = 4 Abd : distensi (-), meteorismus

(-), Spleen dan hepar tidak

teraba, Nyeri tekan

epigastrium (+)

Ext : edema -/- hangat +/+

Status Psikiatri

Kesan Umum : penampilan wajar, sesekali murung, tampak lemah,

kontak verbal dan visual cukup

Sensorium dan Kognisi

Kesadaran : Jernih

Orientasi : Baik

Mood/Afek : Sedih/Appropriate

Proses Pikir

Bentuk Pikir : Logis realis

Arus Pikir : koheren

Isi pikir :preokupasi pada masalah penyakitnya, ide bunuh diri

tidak ada

Persepsi : halusinasi, ilusi. depersonalisasi dan derealisasi tidak ada

Dorongan Instingtual : insomnia ada tipe early, hipobulia ada,raptus tidak ada

Psikomotor : tenang saat pemeriksaan

6
7

Pemeriksaan penunjang :

Tanggal 5/12/2018 :

WBC : 15,46

Hb : 10,37

HCt : 35,45

PLT : 370,30

Pemeriksaan BOF 4/12/2018

Meteorismus terpasang DJ stent dengan tip proximal tidak berbentuk

pigtail terproyeksi di cavum pelvis, kesan tip proximal lepas. Terpasang

DJ stent dengan tip proximal tidak berbentuk pigtail terproyeksi setinggi

VL 2 sisi kiri dan tip distal terroyeksi di cavum pelvis.

III. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

 Axis 1 : Gangguan Penyesuaian Dengan Reaksi Campuran Anxietas dan

Depresi (F43.22)

 Axis 2 : sifat yang pendiam dan tertutup

 Axis 3 : 1. Ovarian mucinous adenocarcinoma suspek stadium IA pasca

adhesiolisis salfingoofarektomy sinistra metastasis limfadenoktomi sinistra

post insersi stent dekstra et sinistra hari 2

2. ACKD prerenal on CKD

3. Hidroureter bilateral

4. Suspek CAD iskemik inferior

 Axis 4 : Masalah dengan kesehatan

 Axis 5 : GAF pada saat pemeriksaan 40-21

7
8

IV. PLANNING

Terapi Obgyn :

 IVFD RL 20 tpm

 Cefazolin 1 gram dilanjutkan dengan Cefixime 100 miliram tiap 12 jam

intraoral

 Paracetamol 500 miligram tiap 8 jam

 KIE mobilisasi

Terapi Anastesi :

 Paracetamol 500 miligram tiap 8 jam

 Bupivacaine 0,18 + morfin 1 mg vial 10 ml tiap 10-12 jam

Planning Terapi Psikiatri :

1. Psikoterapi Suportif

2. Psikoedukasi keluarga

3. Teknik relaksasi

Langkah-langkah dalam CLP pada kasus ini yaitu :

 Case finding (pasif),pada kasus ini adalah pasien rawat inap Ovarian

mucinous adenocarcinoma suspek stadium IA pasca adhesiolisis

salfingoofarektomy sinistra metastasis limfadenoktomi sinistra post insersi

stent dekstra et sinistra hari 2. Mengalami gangguan psikiatri berupa

Gangguan Penyesuaian dengan reaksi campuran anxietas dan depresi.

Pasien ditemukan secara pasif dan bukan merupakan konsulan dari bagian

lain.

8
9

Masalah dalam kasus ini :

a. Gangguan Penyesuaian

 Saat ini ditemukan suatu gangguan penyesuaian sebagai akibat suatu

perubahan penting dalam kehidupan yang dialami pasien berupa sakit dan

rasa nyeri yang membuat pasien tidak nyaman setelah di operasi dan di

dapatkan diagnosis Ovarian mucinous adenocarcinoma suspek stadium IA

pasca adhesiolisis salfingoofarektomy sinistra metastasis limfadenoktomi

sinistra post insersi stent dekstra et sinistra hari 2. Perubahan ini

menimbulkan situasi yang tidak nyaman yang berkelanjutan yang

membuat pasien mudah emosi. Gangguan dalam katagori ini selalu

merupakan konsekuensi langsung dari stres akibat penyakit yang saat ini

dialami pasien.

b. Anxietas dan Depresi

Pasien masih muda berusia 17 tahun dan merupakan anak pertama dari 4

bersaudara, ia adalah anak perempuan satu-satunya. Pasien sudah menderita

karena perutnya yang semakin besar sejak 4 tahun yang lalu. Kondisi ini

membuat sedih dan cemas, ia juga merasa putus asa, tidak nafsu makan dan

mengalami gangguan tidur karena penyakitnya yang tidak sembuh-sembuh

d. Komunikasi

Ibu pasien mengeluhkan jika anaknya menjadi sering murung dan sering

menangis sendirian di kamarnya.

1. Diagnosis penyakit ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik,

pemeriksaan status interna,status obsetri, status mental dan pemeriksaan

9
10

penunjang dan berdasarkan PPDGJ III didapatkan diagnosis Aksis I sebagai

Gangguan Penyesuaian dengan Reaksi Campuran Cemas dan Depresi (F43.22).

2. Intervensi :

Intervensi adalah suatu langkah antara diagnosis dan penerimaan pasien

terhadap pengobatan. Pasien membutuhkan beberapa diskusi sebelum

mereka mampu menerima diagnosis dan ikut serta dalam

pengobatan.Intervensi yang diberikan dengan konsep FRAMES

(Syamsulhadi, H. M.,2012) :

a. Feedbackon the patient risk or impairment : Karena beratnya penyakit

yang anda derita ini menyebabkan terjadi gangguan psikologis pada

diri anda.

b. Responsibility fo change belongs to the patient : agar penyakit dapat

tertangani dengan optimal diperlukan kerjasama baik anda maupun

keluarga.

c. Advis to change should be spesific and non ambigous: Saat ini anda

sebaiknya menjalani tindakan dan prosedur yang sudah ditetapkan

dokter yang merawat.

d. Menu of alternative strategies: Untuk mengatasi gangguan psikologis

yang saat ini menyertai sakit yang anda derita saya akan memberikan

psikoterapi dan mengajarkan teknik relaksai agar anda bisa tenang dan

mengurangi nyeri pasca operasi.

e. Empatethic rather than confrontational conseling style : saya senang

bisa membantu anda, semoga kondisi anda segera membaik.

10
11

f. Self Efficacy: saya yakin ada dapat mengikuti semua anjuran

pengobatan yang diberikan.

4). Penatalaksanaan

Penatalaksaan yang dapat diberikan berupa Farmakologis dan non

Farmakologis. Saat ini untuk mejalani prosedur dan tindakan TS terkait

diutamakan penatalaksanaan non Farmakologis berupa Psikoterapi kepada

pasien dengan psikoterapi Suportif dan kepada keluarga pasien dengan

psikoedukasi keluarga.Penatalaksaan ini juga termasuk pemberian intervensi

secara psikososial maupun intervensi Farmakologis. Psikoterapi pada pasien

yang menderita penyakit medis harus menyesuaikan dengan kebutuhan pasien

(suportif, psikoedukasi, ventilasi, relaksasi, hipnosis atau CBT). Pada kasus ini

psikoterapi yang saat ini sesuai untuk pasien adalah psikoterapi suportif dan

bagi keluarga diberikan psikoedukasi tentang dampak psikologis yang mungkin

terjadi akibat penyakit fisik pasien. Pasien juga diajarkan teknik relaksasi yaitu

upaya pengurangan ketegangan sehingga orang yang mengalami stress mampu

beradaptasi dan mengendalikan stress yang dialami. Peran psikiater pada kasus ini:

1) Menjembatani keluhan pasien kepada bidang disiplin lain untuk mendapat

penanganan yang dapat membantu mengurangi penderitaan pasien;2)

Memberikan psikoterapi suportif agar pasien bisa tetap semangat prosedur dan

tindakan yang akan diberikan oleh dokter. Psikoedukasi pada pasien dan

keluarga juga sangat penting dilakukan sehingga keluarga dapat memahami

penyakit yang dialami oleh pasien. Teknik relaksasi juga dilakukan untuk

mengurangi nyeri serta kecemasan dalam mengalami stress saat ini.

11
12

Daftar Pustaka

Maramis WF., 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga


University Press.
Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III., 1993.
Jakarta: Departemen Kesehatan.
Rusdi Maslim, 2003. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas
PPDGJ III, Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya, Jakarta
Sadock, B. J., Sadock, V. A. & Ruiz, P., 2015. Kaplan & Sadock’s Synopsis
of Psychiatry Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry eleventh edition.
New York: Wolters Kluwer.
Syamsulhadi, H. M., 2012. Penatalaksanaan Consultation Liaison Psychiatry
dan Aplikasi Klinis. Surakarta: UNS Press.
Grece Frida, 2017. Pengaruh Teknik Relaksasi Benson Terhadap Skala Nyeri
pada Pasien Post Operasi di RSUP Prof. DR. R.d. Kandou dan RS TK III
R.W. Mongisidi Teling Manado. Manado: Universitas Sam Ratulangi

12

Anda mungkin juga menyukai